BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Komunikasi
1
Adam dan Hawa di muka bumi ini. walaupun hingga saat ini tidak
dengan orang lain. Dimana interaksi tersebut ada yang dua orang
atau lebih, karena berinteraksi dengan orang lain adalah salah satu
2
pertukaran informasi di antara individu melalui system
3
arah maka tidak bisa dikatakan tawashul. Adapun kata ittishal
4
oleh M Burgoon, (2012) disebut sebagai “definisi
5
arah. Harold Dwight Lasswell lahir pada tanggal 13
6
pemikirannya dalam bentuk buku yang berjudul“Propaganda
7
nilai baik atau buruk, dan penilaiannya sangat bergantung pada
8
nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah
Islam Nusantara
9
mengekspresikan gairah tradisional, baik secara akar
doktrin ajaran tradisional dari masa lalu, pola ritual ibadah ini
hingga 20), terus eksis hingga kini. Fenomena sama tidak jauh
Paderi abad ke18, baik dipimpin oleh tiga haji (Haji Miskin,
10
Indonesia hingga abad ke-20. Alihalih mengalami kemunduran,
11
tentang bagaimana cara komunikasi dan bentuk media tidak
kemungkinan agama.
12
sumber daya konkret untuk pembangunan cara pandang yang
Indonesia sering menjumpai hal ini sejak usia muda. Dan mereka
diam.
13
normatif tentang tatanan masyarakat dan demokrasi yang telah
Livingstone, 2005).
Indonesia afirmasi literal dari model itu. Dengan kata lain, muslim
14
mengkomunikasikan pendapat dan penilaian kepada Muslim yang
memodernisasi narasi.
15
masyarakat Indonesia di dalam konsep kenegaraan. Terlepas dari
yang mendengarkan yang akan jika tidak muncul sebagai tidak sah
16
boleh dicirikan hanya sebagai kebalikan dari emansipasi dan
Diberdayakan
Metodelogi
yang berkemajuan.
17
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pola Komunikasi
selalu dipengaruhi oleh etos dan sikap bangsa tersebut, serta oleh
dan politik.
18
pemerintahan liberal semuanya menggunakan model ini. Menurut
komunikasinya.
negara kita sebagai hasil dari reformasi, Anda akan melihat bahwa
19
akhirnya mengarah pada suatu komitmen, yaitu bagaimana
20
lelah menghadirkan pandangan hidup bangsa dalam alinea
21
Makna pernyataan yang terdapat pada alinea keempat
3. Persatuan Indonesia.
Permusyawaratan/ Perwakilan.
22
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang sudah mendarah daging
kebenarannya.
23
peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini memang telah
diupayakan.
24
relasional atau konvergensi. Akhirnya, Statuta Kelima
maupun mendalam.
25
merestrukturisasi struktur dan budaya kehidupan politik di
26
4) Sistem Komunlkasi dalam Budaya Politik Pancasila.
27
sangat mungkin terjadi karena karakteristik pihak-pihak yang
b) Problem Kultural
28
dalam masyarakat Indonesia, perbedaan suku, kepercayaan, ras,
sosial di Indonesia.
sistem dan tata nilai yang jelas. Hal ini hanya akan terjadi jika
29
memberikan karakteristik padanya. Akibatnya, anggota komunitas
30
Sementara itu, cara pandang negara terhadap kehidupan
31
pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, sudah ada
Informasi dapat ditemukan dalam pola suara dan ucapan tinggi dan
Lagipula, selain apa yang dirasakan oleh telinga kiri dan kanan,
32
seperti itu berjalan dengan baik maka akan tercipta semacam
b) Komunikasi di Indonesia
33
pesan. Komunikator diharuskan menggunakan pesan yang tidak
nasional dengan pendekatan ini. Jika tidak ada yang berubah, akan
34
(suku, agama, ras, dan antargolongan). Sedangkan aspek
tidak diketahui oleh orang lain tidak akan diangkat. Tentu hal ini
dari hal-hal yang bisa salah sebanyak mungkin dan gunakan empati
Anda sepenuhnya.
garis yang tidak bergumul dengan prinsip atau aturan yang telah
35
ditetapkan sebelumnya. Baik kebijakan yang diterapkan oleh
36
Karena itu, ia menegaskan bahwa Islam Nusantara dapat dipahami
abjad “fi” dalam frase Islam Nusantara, inilah arti dari frase
tersebut.
37
Corak Islam yang muncul di bangsa ini dibentuk oleh prinsip sufi
Bahasa yang digunakan dalam lampiran ini dikaji dari asal usul
38
mengemukakan pendapat tersebut. Ahmad Baso mengklaim ketika
39
kompleks di antara tema-tema tersebut. berubah, surut, dan
40
pendapat ketiga, Islam masuk ke Nusantara pada awal abad ke-7.
dari Arab. hotspot untuk varian ini dilacak dalam tulisan Cina.
41
Teori kedua, yang menyatakan bahwa para pedagang Arab
42
Pertama-tama, Syiah memperingati kesyahidan Husain
dapat memperolehnya.
adalah abjad Sin, yang berasal dari Persia tetapi tidak memiliki
43
Gujarat. Kelima, umat Islam di Indonesia mengakui mazhab Syafi'i
using the Sakti Raft, 1436 by Fei Hsin merupakan sumber utama
44
Nusantara sepakat bahwa Islam datang ke Nusantara melalui jalur-
Para sufi ini adalah para wali yang tergabung dalam Wali
45
Surabaya, Gresik, dan Lamongan di Jawa Timur menjadi wilayah
bahkan pemerintahan..
2) Islamisasi di Nusantara
46
mengajarkan dan mengembangkan Islam di daerah asalnya dan
47
politik, filsuf, dan pejabat negara harus menerima perbedaan antara
Timur dan Barat ini dan sering menggunakannya sebagai titik awal
lebih tinggi, itu akan memakan waktu lama. Winstedt, di sisi lain,
48
percaya bahwa Islam memiliki pengaruh yang sangat kecil, dan
Penilaian ini diuji dengan tegas oleh beberapa peneliti seperti Najib
49
menciptakan persepsi sejarah Islam yang dangkal dan ambigu di
Asia Tenggara.
50
BAB III
PEMBAHASAN
51
kepengurusan internal PWNU Jabar adalah sebagai berikut:
52
Ada Dua bagian dalam proses komunikasi organisasi yaitu
53
komunikasi horizontal mengacu pada setiap prosedur komunikasi
komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan dari atas ke bawah,
organisasi tidak akan berjalan mulus jika hanya ada satu jalur dari
54
atau sebaliknya, yang posisinya berada di bawah manajer yang
Direksi yang posisinya berada pada level dan struktur yang lebih
55
PWNU Jabar di bidang tertentu. Deskripsi desain, mekanisme, dan
instruksi ini.
56
Dewan yang lebih rendah kepada anggota Dewan yang lebih tinggi
Jabar adalah contoh nyata dari fungsi ini. Mirip dengan apa yang
57
komunikasi ke atas ini. PWNU dan PBNU, serta PCNU dan
PWNU, terlibat dalam diskusi terkait isu organisasi ini. Selain itu,
ini.
58
penyelesaian masalah dan saran untuk kemajuan organisasi,
59
yang dibutuhkan. Karena adanya hubungan timbal balik antara
penyelesaian perselisihan.
60
tersebut. Task coordinating adalah istilah lain untuk fungsi
asosiasi segera.
Jawa Barat yaitu relasi informatif adalah sharing isu ini. Biasanya,
61
fungsi komunikasi horizontal ini juga disebut sebagai berbagi
informasi.
62
pribadi: korespondensi mata ke mata dan korespondensi media.
secara tepat.
Jawa Barat dapat terjadi di dalam bagian hierarki dalam atau antar
Jawa Barat terdiri dari lebih dari satu individu. Alhasil, komunikasi
63
Korespondensi perseorangan di PWNU Jawa Barat pada
64
rombongan pengurus lainnya. PWNU Jabar menerapkan ketiga
65
Ketiga, menjunjung tinggi hubungan baik antar
pertama ini.
66
perkumpulan massa ini merupakan unsur awal dari proses
yang dimaksud.
67
gerakan reformis Indonesia. Berlandaskan semangat Surah Al
negara menjadi pribadi yang lebih maju atau modern. Dia tidak
rumah sakit, panti asuhan, bank kredit komunitas, dan hal lainnya.
68
kemajuan dan kesejahteraan bangsa (Persyarikatan
melalui perbuatan.
suku kata bahasa Arab; khususnya dakwah dan segala sesuatu Kata
69
tindakan (contoh yang baik) lebih efektif daripada bahasa ucapan,”
2017).
2002).
70
khusus. Pulau Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas
71
dakwah bil hal dengan mengarahkan korespondensi relasional.
oleh Muhammadiyah.
72
Program dakwah Muhammadiyah juga dilakukan secara
2014).
73
halnya kemajuan teknologi. Teknologi juga bertanggung jawab
2015), ketika media cetak seperti lembar fakta dan televisi dan
74
BAB IV
HASIL ANALIS
prinsip teologi Islam dan lokal berbeda, mereka juga tidak terlibat
dalam sinkretisme. Pada titik ini, ini sekali lagi dipandang sebagai
75
memperlakukan sesama dan lingkungan sehari-hari. Bagaimana
76
kita, melainkan kesadaran kultural dalam berdakwah. Kedua,
nilai-nilai Islam dan nusantara yang luhur dan universal. Islam dan
buktinya.
77
Analisis Islam Berkemajuan
dan komunikasi, saat ini kita hidup di masa ketika waktu terasa
78
khususnya globalisasi budaya baik dalam bentuk Arabisasi
masyarakat.
79
ke dalam budaya masyarakat tanpa bertentangan dengan ajaran
Islam itu sendiri. Nilai-nilai positif ajaran Islam diserap baik oleh
80
Referensi
10(4): 684–696
University Press.
Terbuka, 2016)
81
cet V, h. 3, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT.
Rosdakarya, 1999), h. 18
No. 3, 2016
Hlm.3
Hall, (1977) Culture, the media and the ‘ideological effect’. In:
22, 151–169.
82
Millie et al., (2014), Greg Barton, Linda Hindasah and Mikihiro
83