Anda di halaman 1dari 32

MENGENAL LEBIH DALAM

PSIKOTERAPI ISLAM

Disusun Oleh :
Dyna Refiany (2010305001)

Mata Kuliah :
Metodologi Psikoterapi Islam

Tasawuf dan Psikoterapi


Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Raden Palembang
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah memberikan dan melimpahkan
nikmat serta hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mata
kuliah Metodologi Psikoterapi Islam.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu


tugas mata kuliah Metdologi Psikoterapi Islam
yang mana merupakan tugas dari salah satu
komponen yang harus dipenuhi pada perkuliahan
semester V di Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang. Selain daripada melaksanakan
tugas laporan, pada hakikatnya saya belajar serta
menambah wawasan akan pengetahuan
Psikoterapi Islam.

Saya berharap laporan resensi buku ini bisa


memberikan manfaat dan turut memperkaya

I
wawasan materi para pembaca. Akhir kata, saya
menyadari masih terdapat kekurangan sehingga
saya mengharapkan saran serta masukan dari
para pembaca sehingga pada penulisan
selanjutnya bisa lebih sempurna.

Palembang, 25 Oktober 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………I
DAFTAR ISI…………………………….……..II
BAB I PENDAHULUAN………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikoterapi Islam………………3
B. Objek Psikoterapi Islam……………………9
C. Metodologi Psikoterapi Islam……………13
D. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam……18
E. Paradigma Psikoterapi Islam………………23
BAB III PENUTUP…………………………26
DAFTAR PUSTAKA…………………………28

III
BAB I
PENDAHULUAN

Keberadaan psikoterapi Islam dengan


berbagai aspeknya masih dalam diskusi yang
panjang. Tidak hanya dari segi namanya,
keberadaannya, fungsinya, objeknya, metode dan
pendekatannya, ruang lingkupnya, dan lainnya
masih dalam kajian yang terus berkembang
menuju kesempurnaan disiplin ilmu.

Dari segi namanya ada yang menamakan


psikoterapi Islam. Yakni psikoterapi yang lahir
dari kandungan rahim ajaran Islam dengan
sumber utamanya Al-Qur’an dan Hadist, dan
adapula yang menamainya psikoterapi yang
Islami. Yakni psikoterapi barat yang di Islamkan.
Dengan namanya yang terakhir ini , maka
psikoterapi Islam merupakan buah dari sebuah
proses Islamisasi ilmu yang terjadi bukan hanya
dalam bidang psikoterapi, tetapi juga dalam
bidang ilmu pengetahuan lainnya.

1
Namun demikian, ditengah-tengah diskusi
panjang dan kajian ilmiah yang mendalam,
psikoterapi Islam semakin populer dan diakui
keberadaannya, diterima sebagai salah satu mata
kuliah di perguruan tinggi dan digunakan dalam
praktik pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoterapi Islam


Psikoterapi (psychotherapy) berasal dari dua
suku kata yaitu psycho dan therapy. Psycho
berarti jiwa, dan therapy berarti penyembuhan.
Dengan demikian, psikoterapi (psychotheapy)
adalah penyembuhan jiwa.1 Selain itu menurut
istilah dalam kamus ilmiah populer, psikoterapi
ialah usaha penyembuhan secara psikologis
dengan jalan memberikan nasehat.2 Psikoterapi
juga dapat diartikan sebagai pengobatan, yaitu
pengobatan dan perawatan gangguan psikis
melalui metode psikologis.3 Jadi Psikoterapi itu
adalah pengobatan terhadap masalah-masalah

1
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling
Islam (Jakarta: Amzah, 2010), 186.
2
Pius A partanto, Kamus Ilmiah Populer
(Surabaya: Arkola, 1994), 638.
3
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan
Psikoterapi Kontemporer (Malang: UIN Malang
Press, 2009), 191.

3
yang berhubungan dengan kejiwaan atau hati
manusia.

Chaplin dalam buku Ahmad Saifuddin,


menuliskan pendapatnya tentang definisi
psikoterapi adalah memodifikasi atau mengubah
perilaku individu sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan kemampuan penyesuaian diri yang
lebih efektif terhadap lingkungannya.4 Sedangkan
Ramayulis mengemukakan bahwa pengertian
psikoterapi ialah suatu usaha psikologi untuk
menanggulangi gangguan jiwa dengan jalan
menyesuaikan dan membiasakan diri dengan
norma-norma yang baik. Atau bisa juga melalui
orang lain dengan memeberikan sugesti kepada
penderita agar mematuhi norma-norma yang
baik.5

4
Ahmad Saifuddin, Psikologi Agama:
Implementasi Psikologi untuk Memahami
Perilaku Beragama (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2019), 207.
5
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam
Mulia, 2007), 170

4
Lalu bagaimana dengan pengertian Islam?
Secara harfiah, Islam berasal dari kata salima
yang berarti selamat, damai dan sentosa. Dari
kosakata salima itu dibentuk menjadi aslama
yang berarti berserah diri, patuh, tunduk setia,
sehingga keselamatan, kedamaian dan
kesentosaan dapat dicapai. Pengertian Islam dari
segi kebahasaan ini tampak sejalan dengan fitrah
dan jiwa manusia yang mendambakan sebuah
kehidupan yang selamat, damai, dan sentosa.
6
Namun pengertian ini bisa saja memunculkan
kesombongan umat muslim yang berpikir mereka
akan selamat dan memberikan keselamatan
kepada orang lain tanpa bantuan apapun, padahal
Allah lah yang berkehendak atas semua yang ada
di dunia ini dan manusia haruslah tunduk dan
berserah diri kepada-Nya. Sifat tunduk/pasrah
diri itu ditunjukkan dengan selalu beribadah
karena Allah dengan tulus hanya untuk merasa

6
Abuddin Nata, Psikologi Pendidikan Islam
(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), 41.

5
lebih dekat dengannya tanpa paksaan atau aturan
yang membuat diri merasa tertekan.

Islam adalah agama sempurna yang menjadi


panduan dalam menjalani kehidupan, untuk
senantiasa berkemampuan dalam
kebaikankebaikan, dan jauh dari perkara-perkara
buruk yang dapat mendatangkan dosa dan
maksiat. Kandungan Islam yang sistematik telah
pula membuatnya mudah di pahami, sehingga
umat dapat menjalankannya sebaik mungkin.
Ajaran Islam bermuatan berbagai dimensi
kehidupan, baik di dunia mapun di akhirat. Islam
bukan saja bertauhid, beribadah, dan berahlak.
Islam bahkan adalah agama yang
mensejahterakan manusia secara zhahir dan
batin. Islam juga agama spiritual yang
mensinergikan aspek fisikal dan psikologikal.7

7
Khairunnas Rajab, Rekonstruksi psikoterapi
islam (Pekan Baru: Cahaya Firdaus, 2007), 1.

6
Ajaran Islam yang yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Ini mengemban misi suci
kemanusiaan yang sangat luhur. Islam ingin
mempersatukan jiwa manusia dengan iman dan
takwa kepada Allah, mengeluarkan manusia dari
kesesatan kepada jalan yang terang benderang,
mendamaikan manusia yang bertikai,
menunjukkan manusia dari kehidupan yang sesat
kepada kehidupan yang lurus, serta
menyelamatkan manusia dari tepi jurang
kehancuran. Misi ini sejalan pula dengan jiwa
manusia yang menginginkan sebuah tatanan
kehidupan yang terang benderang, selamat dari
berbagai hal yang merugikan, serta terbebas dari
berbagai penderitaan.

Dari beberapa pengertian yang telah


diuraikan mengenai arti penting sebuah kata dan
istilah tentang psikoterapi dan Islam, maka perlu
diketahui pengertian Psikoterapi Islam secara
komprehensif. Dalam hal ini seperti Hamdani
Bakran Adz-Dzaky, ia mengemukakan bahwa

7
psikoterapi Islam adalah pengobatan penyakit
dengan cara kebatinan, atau penerapan dengan
cara khusus pada penyembuhan penyakit mental
atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri
setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan
agama, dan diskusi personal dengan para guru
dan teman.8
Fuad Anshori juga mengemukakan dalam
bukunya yang berjudul aplikasi psikologi Islam,
bahwa psikoterapi Islam adalah upaya
penyembuhan jiwa (nafs) manusia secara
rohaniyah yang didasarkan pada tuntunan Al-
Qur’an dan Hadist, dengan metode analisis
esensial empiris serta ma’rifat terhadap segala
yang tampak pada manusia.9

Dengan beberapa pernyataan diatas dapat


disimpulkan bahwa, Psikoterapi Islam adalah

8
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan
Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Al-Manar, 2008),
228.
9
Fuad Anshori, Aplikasi Psikologi Islam
(Yogyakarta: 2000), 242.

8
penyembuhan, pengobatan, atau perawatan jiwa
melalui ajaran agama islam yakni yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Untuk
merawat jiwa ataupun membersihkan hati diri
sendiri maupun orang lain maka perlu
mendekatkan diri kepada Sang Penyembuh
karena hanya Allah yang dapat memberikan
kekuatan untuk memperbaiki problem kejiwaan.
Psikoterapi Islam tidak hanya untuk mengobati
jiwa orang lain namun juga untuk memperbaiki
diri sendiri. Psikoterapi Islam ini tidak hanya
membebaskan kita dari penyakit jasmani dan
rohani melainkan juga menyelamatkan kualitas
jiwa untuk meraih kehidupan yang sejahtera.

B. Objek Psikoterapi Islam


Menurut KBBI, objek adalah benda, hal, dan
sebagainya yang dijadikan sasaran untuk diteliti,
diperhatikan, dan sebagainya.10 Sedangkan
psikoterapi islam sendiri adalah pengobatan jiwa
berdasarkan ajaran agama islam. Jadi Objek
10
https://kbbi.web.id/objek

9
Psikoterapi Islam ini adalah suatu hal yang
dijadikan sasaran untuk melakukan pengobatan
terhadap jiwa melalui ajaran agama islam.

Hamdani Bakran Adz-Dzaky dalam bukunya


yang berjudul “Konseling dan Psikoteapi Islam”
mengemukakan bahwa yang menjadi objek
sikoterapi islam ada 3, yaitu :
1. Mental, adalah bagian dalam diri manusia
yang berhubungan dengan akal dan pikian. Akal
adalah daya pikir untuk memahami sesuatu. Akal
adalah kemampuan seseorang untuk memilih
mana yang benar dan salah. Sedangkan pikiran
adalah Kemampuan manusia dalam memandang
sebuah masalah, mengumpulkan informasi,
mengolah data dan mengambil keputusan untuk
menyelesaikan masalah. Seperti ketika kita
melihat suatu benda maka kita akan memahami
benda apa itu lalu setelah kita paham kita akan
menciptakan suatu hal baru seperti memikirkan
bagaimana cara kerja dari benda itu berdasarkan
apa yang telah kita pahami. Dengan

10
meningkatkan atau mengembangkan akal dan
pikiran kita akan dapat menghasilkan kecerdasan
atau intelektualitas. Intelektualitas adalah
kecerdesan, berpikir jernih berdasarkan ilmu
pegetahuan.

2. Spiritual, merupakan sesuatu yang


berhubungan dengan jiwa, ruh, agama, keimanan,
dan hal-hal yang bersifat transendental.
Tingginya keimanan manusia akan
mengantarkannya pada sifat-sifat ketuhanan
sehingga yang diperlihatkan adalah akhlak yang
mulia berdasarkan pengajaran dari Allah karena
ketulusannya dalam menjalankan ibadah dan
tidak menjalankan ibadah hanya sebagai
formalitas saja. Karena apa yang terjadi di zaman
sekarang kebanyakan menjalankan ibadah karena
kewajiban atau formalitas saja tanpa ada rasa
tulus kepada Allah, takut akan akibat dari tidak
menjalankan kewajiban tersebut dan
mengharapkan imbalan dari kewajiban yang
dikerjakan. Maka ketika kita beribadah dengan

11
tulus kita akan merasakan bahwa Allah sangat
dekat dengan kita sehingga kita bisa meraih sift-
sifat Allah yang dianggap begitu jauh dan
mustahil untuk diraih.

3. Moral (Akhlak), adalah watak yang


terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara,
bertingkah laku tanpa melalui proses pemikiran
atu pertimbangan. Ia muncul secara spontan dan
tidak dibuat-dibuat. Moral merupakan ekspresi
dari kondisi mental atau spiritual. Jika mental
dikembangkan dengan baik dan memiliki potensi
spiritualitas yang tinggi akan tercipta akhlak yang
baik. Begitu juga sebaliknya, jika tercipta akhlak
buruk maka akan membahayakan diri sendiri dan
orang lain seperti pemarah, dengki, dendam, suka
mengambil hak milik orang lain, pemalas,
berprasangka buruk, mudah putus asa dan
sebagainya. oleh karena itu Allah mengutus nabi
Muhammad untuk memberikan solusi dari

12
penyakit atau perbuatan-perbuatan tercela
tersebut.11

C. Metodologi Psikoterapi Islam


Sebelum mengetahui apa saja metode dalam
psikoterapi islam, kita harus mengetahui
pengertian dari metodologi psikoterapi islam itu.
Menurut Hasan Bakti Nasution metodologi
adalah dari kata metode, dan metode berasal dari
bahasa Greek ( Yunani ) yang terdiri dari kata
“meta” yang berarti melalui, dan kata “hodos”
yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang
di lalui.12 Sedangkan kata logos berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti sabda atau buah
pikiran yang diungkapkan dengan pertimbangan

11
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Koseling dan
Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Al Manar,
2008), h. 237.

Hasan Bakti Nasution, Metodologi Studi


12

Pemikiran Islam, Kalam Filsafat Islam, Tasawuf,


Tareqat, Perdana Publishing, Medan, 2016, hal. 1

13
nalar, atau yang lebih populer disebut dengan
istilah ilmu pengetahuan.13
Hamdani Bakran Adz-Dzaky
mengemukakan tentang metode psikoterapi Islam
dengan pendekatan Tasawuf. Metode tasawuf
adalah suatu metode peleburan diri dari siaft-
sifat, karakter-karakter dan perbuatan-perbuatan
yang menyimpang dari kehendak dan tuntunan
keTuhan-an. Metode tersebut dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Takhalli, adalah pengosongan diri dari akhlak-
akhlak tercela dengan jalan melakukan
pertobatan yang sesungguhnya. Pada fase ini
adalah fase pensucian jiwa, mental, akal fikiran,
kalbu dan moral (akhlak) dengan sifat-sifat yang
mulia dan terpuji.
2. Tahalli, adalah pengisian diri dengan
melakukan perbuatan-perbuatan baik
3. Tajalli, adalah tersingkapnya hijab antara
Allah dan manusia bahkan tidak adalagi jarak

Adolf Heuken, Ensiklopedia Gereja, (Jakarta:


13

Yayasan Cipta Loka Caraka, 2005), h. 149.

14
antar keduanya.14 Menurut Imam Junaid seorang
hamba sudah mencapai pada kondisi ini,
dinamakannya sebagai “manusia yang sudah
masuk dan menetap di dalam Allah” (Dakhil
Qa’im), dimana sifat kemanusiaanya lenyap
dalam keabadian Tuhan.15

Ketiga metode ini akan berjalan dengan baik


apabila seseorang sudah bermakrifat kepada-Nya,
sedangkan cara untuk bermakrifat dengan-Nya
ialah melalui ta’rif (Allah memperlihatkan tanda-
tanda keagungan dan kehebatan-Nya pada alam
semesta dan di dalam jiwa-jiwa manusia,
kemudian Allah menumbuhkan luthf yang
membuat mereka menyadari bahwa segala
sesuatu pasti ada penciptanya) dan ta’aruf (Allah

14
M. Hamdani Bakran adz-Dzaky, Konseling
dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode
Sufistik, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002),
hal. 259.
15
Sholahuddin Ashani, dkk, Trilogi Pemikiran
Tasawuf Imam Junaid al-Baghdadi (Mitsaq,
Fana, dan Tauhid), (Syifa al-Qulub, Vol. 5, No.
2, 2021), h. 109.

15
langsung memperkenalkan diri-Nya kepada
hamba-hamba-Nya).16 Syarat untuk menyadari
segala keagungan Allah dan lebih mengenal
Allah adalah mencintai Allah dan Rasulnya.
Ibnul Qoyim Al-Jauziyah berpendapat
bahwa cinta berasal dari kata alhabbab artinya
busa air yang meluap setelah turunnya hujan.
Kata mahabbah di pergunakan untuk
menyebutkan istilah cinta karena
menggambarkan luapan hati dan bergejolaknya
ketika ia ingin bertemu dengan kekasihnya.
Begitulah jika kita mencintai Allah maka kita
akan merasakan luapan hati yang bergejolak dan
sangat ingin melihat atau merasakan Allah berada
di dekatnya.17
Dalam memahami cinta, Prof Afif dalam
tulisannya, menjelaskan bahwa Imam Ahmad bin
Hambal membagi cinta menjadi tiga bagian,

16
Muhammad Nursamad Kamba, Mencintai
Allah Secara Merdeka, (Tanggerang:
Iman,2020).
17
Ibnul Qoyim Al Jauziyah, Taman Orang Jatuh
Cinta, Bandung: Jabal, 2010. hal. 19

16
pertama, cinta yang didasari oleh pemberian.
Cinta bagian ini sementara, dirasakan oleh hamba
yang hanya mengharapkan imbalan dari Allah,
dia akan mencintai Allah ketika diberi
kenikmatan dan dia akan murka jika kenikmatan
itu dicabut. Kedua, cinta yang didasari oleh rasa
kekaguman, cinta ini terjadi karena tampak di
depan mata seperti hal nya ketika menyukai
seseorang karena dia terlihat rupawan dari
fisiknya dan kaya dari material nya. Jika
mencintai hanya karena melihat dari fisiknya lalu
bagaimana dengan Allah yang tidak nampak
fisiknya. Jika hanya menjawab karena Allah
maha kuasa, maha penyayang maka cinta ini
adalah cinta karena materialistik bukan
ketulusan. Ketiga, cinta yang didasari oleh
ketulusan, cinta ini lah yang kekal. Cinta yang
tidak mengharapkan imbalan apapun, cinta yang
tidak didasari dengan sebab-akibat, dan cinta
yang didasari dengan kesetiaan.18 Ketika cinta

Sukardi edt, Kuliah-Kuliah Tasawuf,


18

(Bandung: Pustaka Hidayah, 2000) cet ke-2, h.

17
sudah didasari dengan ketulusan maka Allah
akan menampakkan keagungan-Nya dan
memperkenalkan diri-Nya, mengambil alih sifat
kemanusiaan dan diganti dengan sifat ketuhanan.

D. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam


Hamdani Bakran Adz-Dzaky mengemukakan ada
lima fungsi psikoterapi Islam, yaitu:

a. Fungsi pemahaman, yaitu memberikan


pengertian tentang manusia dari problematika itu
secara baik, benar dan mulia, khususnya terhadap
gangguan mental kejiwaan, spiritual, dan moral
serta problematikanya.

b. Fungsi pengendalian, yaitu mengarahkan


potensi yang dapat membangkitkan aktivitas
setiap hamba Allah agar tetap terjaga dalam
pengendalian dan pengawasan Allah SWT
sehingga tidak akan keluar dari hal kebenaran,

237-238.

18
kebaikan dan kemanfaatannya. potensi dan
pengendalian diri itu dapat dipahami secara
tersirat dari pesan-pesan ayat Allah: Artinya:
“dan adalah Allah Maha mengawasi segala
sesuatu.” (Q.S. Al-Ahzab : 52)

c. Fungsi peramalan atau analisis ke depan. Ilmu


ini akan memungkinkan seseorang untuk
memiliki dasar untuk melakukan analisis ke
depan tentang segala peristiwa, kejadian, dan
perkembangan. Jika mengetahui sesuatu akan
terjadi, seseorang akan dapat mempersiapkan diri
untuk melakukan tindakan antisipasi, baik
peristiwa itu membawa manfaat atau tidak,
kebaikan atau tidak.

d. Fungsi pengembangan, yaitu mengembangkan


ilmu ke-Islam-an, khususnya tentang manusia
dan seluk-beluknya, baik yang berhubungan
dengan problematika ke-Tuhan-an menuju
keinsanan, baik yang bersifat teoritis, aplikatif,
maupun empiris. bahkan bagi yang mempelajari

19
dan mengaplikasikan ilmu ini, ia pun berarti
melakukan proses pengembangan aksistensi
keinsanannya menuju esensi yang sempurna.

e. Fungsi pendidikan, yaitu hakikat pendidikan


yang merupakan peningkatan kualitas sumber
daya manusia. misalnya, dari keadaan tidak tahu
menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, atau yang
sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Adapun yang lebih spesifik, fungsi-fungsi utama


itu adalah:

a. Fungsi pencegahan (prevention). mempelajari,


memahami, dan mengaplikasikan ilmu ini,
seseorang akan dapat terhindar dari hal- hal,
keadaan atau peristiwa yang membahayakan diri,
jiwa, mental, spiritual atau moralnya. sebab ilmu
akan menimbulkan potensi preventif
sebagaimana yang telah diberikan Allah Ta’ala
kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.

20
b. fungsi penyembuhan atau perawatan
psikoterapi Islam akan membantu seseorang
melakukan pengobatan penyembuhan dan
perawatan terhadap gangguan atau penyakit
khususnya terhadap gangguan mental spiritual
dan kejiwaan, seperti dengan berdzikir, hati dan
jiwa menjadi terang dan damai.

c. Fungsi penyucian dan pembersihan (sterilisasi


dan atau prefication). psikoterapi Islam
melakukan upaya penyucian diri dari dosa dan
kedurhakaan dengan penyucian najis (istinja),
penyucian yang kotor (mandi), dan penyucian
yang bersih (wudlu), penyucian yang suci atau
fitri (shalat tobat) dan penyucian Yang Maha
Suci (dzikrullah).19

19
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Al-Manar. Yogyakarta. 2008. hlm. 271

21
Berdasarkan fungsi-fungsi psikoterapi di atas
maka tujuan dari psikoterapi Islam adalah:20

a. Memberikan pertolongan kepada setiap


individu agar sehat jasmai dan rohaniah, sehat
mental, spiritual dan moral, atau sehat jiwa dan
raganya.
b. Menggali dan mengembangkan potensi
esensial sumber daya insani.
c. Mengantarkan individu pada perubahan
kontruksi dalam kepribadian dan etos kerja.
d. Meningkatkan kualitas keimanan, ke-Islam-an,
keikhlasan, dan ketauhidan dalam kehidupan
sehari-hari dan nyata.
e. Mengantarkan individu untuk mengenal,
mencintai, dan berjumpa dengan esensi diri atau
jati diri serta Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah
SWT.

E. Paradigma Psikoterapi Islam


20
Gusti Abdurrahman. Terapi Sufistik Untuk Penyembuhan
Gangguan Kejiwaan. Antasari Press. Yogyakarta. 2012. hlm. 54

22
Secara sederhana paradigma dapat diartikan
sebagai cara pandang atau cara berpikir.21 Jadi
paradigma psikoterapi islam adalah cara kita
memandang psikoterapi islam. Psikoterapi islam
sendiri telah kita ketahui merupakan pengobatan
atau perawatan jiwa melalui ajaran-ajaran agama
islam.
Islam itu tidak bisa hanya dipahami secara
definisi saja karena Allah tidak bisa digambarkan
bagaimana bentuknya. Sehingga islam benar-
benar harus dipahami dan dipelajari secara tulus
dari hati dengan mengamalkan ajaran-ajaran
Allah. Dan dengan ketulusan itu islam bisa
menjadi sarana kita untuk memperbaiki mental,
spiritual, dan moral.
Beribadah dengan tulus adalah hal terpenting
bagi Allah karena sejatinya seluruh ibadah kita
tidak akan bermanfaat untuk Allah. Namun,
dengan beribadah inilah yang membuat
kepribadian kita menjadi lebih baik dan menjadi
21
Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya:
Apollo Lestari, t.t), h. 466.

23
berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Sayangnya, pada zaman sekarang ibadah tidak
dilakukan dengan tulus dari hati tetapi
kebanyakan sekarang seseorang hanya
melakukan ibadah secara formal, mengharapkan
imbalan dan takut akan dosa karena
meninggalkan kewajiban. Padahal cara beribadah
seperti itu akan membuatnya jauh dari Allah.
Nursamad kamba dalam bukunya yang berjudul
"Kids Zaman Now Menemukan Kembali Islam"
berpendapat bahwa bertasawuf adalah berislam
itu sendiri.22 Maksudnya adalah untuk memahami
islam yang sebenarnya dari hati maka kita harus
mempelajari tasawuf terlebih dahulu. Hal
tersebut disebabkan karena tasawuf merupakan
jalan yang ditempuh oleh seorang hamba melalui
pengalaman spiritual dengan tujuan mendekatkan
diri kepada Allah SWT.23 Pengalaman spiritual
adalah penghayatan esoterik terhadap ajaran-

22
Nursamad Kamba, Kids Zaman Now Menemukan Kembali
Islam, (Tanggerang: Imani, 2018).
23
Simuh, Sufisme Jawa Transformasi Tasawuf ke Sufistik Jawa,
(Yogyakarta: Bentang Budaya, 1999), h. 26

24
ajaran agama.24 Hanya dapat dipahami oleh
orang-orang tertentu. Tasawuf dapat diartikan
sebagai perjalanan spiritual yang dilakukan
seseorang dengan penghayatan yang dalam
secara tulus terhadap ajaran agama islam untuk
meraih kedekatan atau pengenalan terhadap
Allah. Sebagaimana dijelaskan oleh Dadang
Kahmad bahwa tasawuf adalah jalan atau cara
untuk mencapai tingkatan-tingkatan (maqamat)
dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan.
Melalui cara ini, seorang sufi dapat mencapai
tujuan peleburan diri dengan nyata (fana fil al-
haqq).25

BAB III
PENUTUP

24
Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h. 2.
25
Dadang Kahmad, Tarekat dalam Islam: Spiritual Masyarakat
Modern, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 74.

25
Psikoterapi Islam adalah penyembuhan,
pengobatan, atau perawatan jiwa melalui ajaran
agama islam yakni yang bersumber dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Hamdani Bakran Adz-
Dzaky dalam bukunya yang berjudul “Konseling
dan Psikoteapi Islam” mengemukakan bahwa
yang menjadi objek sikoterapi islam ada 3, yaitu :
mental, spiritual, dan moral. Menurutnya metode
psikoterapi islam dibagi menjadi 3 yaitu takhalli,
tahalli, dan tajalli. Adapun fungsi dari psikoterapi
islam yaitu : fungsi pemahaman, fungsi
pengendalian, fungsi peramalan, fungsi
pengembangan, dan fungsi pendidikan.
Berdasarkan fungsi-fungsi psikoterapi di atas
maka tujuan dari psikoterapi Islam adalah:
Memberikan pertolongan kepada setiap individu
agar sehat jasmai dan rohaniah, sehat mental,
spiritual dan moral, atau sehat jiwa dan raganya,
Menggali dan mengembangkan potensi esensial
sumber daya insani, Mengantarkan individu pada
perubahan kontruksi dalam kepribadian dan etos
kerja, Meningkatkan kualitas keimanan, ke-

26
Islam-an, keikhlasan, dan ketauhidan dalam
kehidupan sehari-hari dan nyata, Mengantarkan
individu untuk mengenal, mencintai, dan
berjumpa dengan esensi diri atau jati diri serta
Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah SWT.
paradigma psikoterapi islam adalah cara kita
memandang psikoterapi islam. Psikoterapi islam
sendiri telah kita ketahui merupakan pengobatan
atau perawatan jiwa melalui ajaran-ajaran agama
islam.

27
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin. Bimbingan dan Konseling


Islam. Jakarta: Amzah, 2010

Pius A partanto. Kamus Ilmiah Populer.


Surabaya: Arkola, 1994

Iin Tri Rahayu. Psikoterapi Perspektif Islam dan


Psikoterapi Kontemporer.Malang: UIN Malang
Press, 2009

Ahmad Saifuddin. Psikologi Agama:


Implementasi Psikologi untuk Memahami
Perilaku Beragama. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2019

Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam


Mulia, 2007

28

Anda mungkin juga menyukai