Anda di halaman 1dari 13

ISLAM SEBAGAI AGAMA TERAPI, PSIKOTERAPI, TEKNIK DAN KAITANNYA

DENGAN ILMU KESEHATAN LAIN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikoterapi Islam

Dosen Pengampu Agus Hermawan, MA.

Disusun oleh:

1. Nafi’atul Umami (43040180024)


2. Raihan Muhammad (43040180034)
3. Anisa Budiyanti (43040180035)

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada penulis sehingga Makalah Psikoterapi Islam ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari
akhir nanti.

Dengan selesainya Makalah yang berjudul “Islam Sebagai Agama Terapi, Psikoterapi,
Teknik Dan Kaitannya Dengan Ilmu Kesehatan Lain” ini diharapkan dapat menambah wawasan
mahasiswa serta lebih paham mengenai mata kuliah psikoterapi Islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dan tanpa bantuan dari
berbagai pihak makalah ini tidak akan terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu :

1. Bapak Agus Hermawan, MA.


2. Keluarga besar dari penulis.
3. Teman-teman yang saya cintai.
4. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-persatu.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Penelitian yang selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi para mahasiswa pada umumnya.

Salatiga, 24 Oktober 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat agung, bahkan dianut oleh sebagian besar
orang di dunia. Agama Islam memberi dan mengajarkan kepaada manusia berbagai hal
terutama pengetahuan baik tentang alam semesta, manusia serta kehidupan. Islam bahkan
dianggap sebagai ajaran yang bisa membantu mengatasi problematika kehidupan
manusia. Bahkan dalam Al-Qu’an maupun As-Sunnah juga terdapat berbagai hal yang
bisa membantu menjawab berbagai probematika yang ada saat ini. Bukan hanya sekedar
aspek agama saja yang ada dalam agama Islam, tetapi juga ilmu pengetahuan ilmiah
sekalipun.
Begitupun dalam psikologi, tentunya Islam juga berkontribusi untuk menjawab
problematika yang ada. Karena hubungan agama atau keyakinan bisa diintegrasikan
dengan konsep psikologi. Sebagai makhluk yang berakal, manusia bisa mengembangkan
pemikirannya untuk menyikapi dan menghadapi problematika yang ada. Dari aspek
psikologi, agama bisa diintegrasikan menjadi psikoterapi melalui pendekatan spiritual.
Agama pun juga bisa diintegrasikan dengan terapi, artinya agama bisa dijadikan sebagai
terapi atas suatu penyakit. Bahkan ada penelitian yang menyatakan bahwa agama bisa
membantu mengatasi gangguan kesehatan baik melalui terapi maupun psikoterapi.
Selain itu, perlu adanya teknik khusus untuk dapat mengombinasikan agama
dengan terapi maupun agama dengan psikoterapi. Maka dari itu, akan dibahas juga
mengenai hubungan agama dengan ilmu kesehatan lain. Dalam makalah ini, akan
dibahas secara lebih terperinci mengenai hal-hal tersebut atau peran agama dalam
psikoterapi maupun terapi. Sehingga bisa menambah wawasan kita, khususnya tentang
psikoterapi islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari terapi?
2. Apa pengertian dari psikoterapi?
3. Bagaimana Islam bisa menjadi agama terapi?
4. Bagaimana Islam bisa menjadi agama psikoterapi?
5. Bagaimana hubungan agama Islam dengan ilmu kesehatan lainnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi
2. Untuk mengetahui pengertian psikoterapi
3
3. Untuk mengetahui islam sebagai agama terapi
4. Untuk mengetahui islam sebagai agama psikoterapi
5. Untuk mengetahui hubungan agama islam dengan ilmu kesehatan lainnya

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Terapi
Terapi berasal dari kata “therapeutic” yaitu kata sifat yang memiliki unsur-unsur
pengobatan. Sedangkan jika “therapeutics” akan menjadi kata benda yang artinya ilmu
pemeriksaan dan pengobatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris, merujuk pada kata
therapy yang artinya pengobatan atau penyembuhan yang bersifat jasmani. Menurut
Chris dan Herti, terpai merupakan suatu usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang
sedang sakit baik pengobatan ataupun perawatan. Sehingga apa yang menimbulkan
kesenangan dan m embantu memulihkan orang yang sakit baik fisik ataupun mental bisa
dianggap terapi. (Bakar 2016)
Kata terapi sepadan dengan kata bahasa arab “al-istisyfa’, yaitu berasal dari
syafa’-yasyfi-syifa’ yang artinya menyembuhkan. Menurut Andi Mappiare, terapi
(Lahmuddin 2012) merupakan suatu proses kuratif atau penyembuhan yang seringkali
digunakan di bidang kedokteran atau medis. Selain itu, istilah terapi juga digunakan
dalam konseling dan psikoterapi. Jadi, terapi merupakan proses pengobatan untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit baik fisik ataupun mental.

Macam-macam Terapi

Wolberg membagi tiga macam tipe terapi :

1. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy) yang bertujuan memperkuat

kepribadian dan memperluas cara pengarah dan pengendalian emosi atau kepribadian.

2. Penyembuhan Reduktif (Reduktive Therapy) yang bertujuan pengusahaan secara sengaja


adanya : penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi tujuan hidup dan menghidupkan
fungsi kreatif.

3. Penyembuhan Reduktif (Rekonstruktive Therapy), yang bertujuan memunculkan insight atau


pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter
dan memperluas pertumbuhan kepribadian dengan mengembangkan kepribadian. (Abdul Aziz
Ahyadi : 2001 ; 161-162).

5
2. Agama Islam sebagai Terapi
Sebagai manusia yang beriman, berakal, dan makhluk spiritual, agama
merupakan hal yang penting bagi keyakinan spiritual kita. Sebagaimana kita yang harus
meyakini dan menyembah Allah dan membawa diri kita agar bisa berperan sebagai
khalifah di muka bumi. Maka dari itu dari segi agama, psikologi mengintegrasikannya
dengan terapi. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa terapi spiritual dan religius
terbukti efektif dalam mengatasi persoalan-persoalan gangguan mental seperti
kecemasan dan depresi. Terapi spiritual (keagamaan) dalam jurnal milik Adeeb dan
Bahari (2017) menyebutkan bahwa elemen spiritual terkadang diabaikan oleh praktisi
kesehatan yang mengelola pasien. Dalam hal ini, agama dan spiritualitas berperan
penting dalam membantu pasien mengatasi tekanan hidup termasuk tekanan atas
penyakit yang diderita. (Islam 2019, 57).

Agama mampu memberikan makna, arti dan tujuan hidup. Tanpa agama kehidupan
manusia akan terasa hampa, tidak bermakna dan bersifat mekanis. Tanpa agama menurut Zakiah
, jiwa manusia tidak bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Maka agama dan
kepercayaan kepada Tuhan adalah pokok manusia yang menolong orang dalam memenuhi
kekosongan jiwanya. (Zakiah Daradjat : 1995 ; 52)

Fungsi agama menurut Zakiah Daradjat ada empat, yaitu : 1) Agama memberikan
Bimbingan dan petunjuk dalam hidup, 2) agama adalah penolong dalam kesukaran, 3) Agama
menentramkan batin, 4) Agama mengendalikan moral.

Agama berfungsi sebagai terapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu, berperan sebagai

alat pencegah terhadap kemungkinan gangguan kejiwaan dan merupakan faktor pembinaan bagi

kesehatan mental pada umumnya (Daradjat, 1975: 80).

6
3. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi berasal dari kata “psyche” yang artinya jiwa dan “therapy” yang
artinya merawat atau mengasuh. Dengan kata lain, psikoterapi merupakan perawatan
pada aspek kejiwaan seseorang. Menurut Atkinson, psikoterapi adalah suatu pengobatan
alam pikiran atau perawatan gangguan psikis dengan menggunakan metode psikologis.
Secara khusus psikoterapi diartikan sebagai upaya penyembuhan penyakit mental yang
mengganggu penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari. (Bakar 2016)
Psikoterapi juga diartikan sebagai suatu pengobatan jiwa dengan cara kebatinan
atau penggunaan teknik khusus misal konseling pada penyembhan gangguan mental atau
hal-hal lain yang menyebabkan kesulitan dalam hidup sehari-hari, penyembuhan dengan
keyakinan agama, ataupun diskusi dengan para profesional. Psikoterapi juga bisa
membantu klien untuk lebih memhami dirinya, memahami sumber masalah, dan
kesulitan yang dihadapi. Tujuannya adalah untuk bisa membantu klien menyelesaikan
masalah yang dihadapi. (Lahmuddin 2012, 390-391)

Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologik terhadap


permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja
menciptakan hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan :

(1) Menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada.

(2) memperantarai perbaikan pola tingkah laku yang terganggu, dan

(3) meningkatkan pertumbuhan serta mengembangkan kepribadian yang positif. ( Lewis


R.Wolberg 1977) .

Psikoterapi diartikan dengan pengobatan alam fikiran, atau pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosional dengan memodivikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga
individu tersebut mampu mengem-bangkan diri dalam mengatasi masalah psikisnya. (Abdul
Mujib dan Yusuf Mudzakir 2000: 207).

Lebih spesifik Ibnu Qayyim al-Jauziyah, membagi psikoterapi dalam dua katagori,
yaitu : pertama, psikoterapi Tabi’iyah yaitu pengobatan secara psikologis terhadap penyakit yang

7
gejalanya dapat diamati dan dirasakan oleh penderita dalam kondisi tertentu. Kedua, Psikoterapi
Syar’iyah yaitu pengobatan dengan cara penanaman syari’ah yang datangnya dari Tuhan. (Abdul
Mujib : 2001 ; 211).

5. Agama Islam sebagai Psikoterapi


Seperti yang kita ketahui bahwa ada psikoterapi Islam, artinya agama Islam
tentunya berperan dalam psikoterapi ini atau dengan kata lain menjadi salah satu acuan
dalam psikoterapi. Karena bukan hal yang mudah dalam memadukan psikologi dengan
agama sehingga menimbulkan polemik. Psikoterapi Islam ditinjau dari perspektif
psikologi Islam diartikan sebagai suatu teknik pengobatan dan pencegahan gangguan
kejiwaan yang disebabkan oleh permasalahan hidup manusia dengan menggunakan
kombinasi pendekatan keagamaan dan psikologi dari psikologi Islam yang bisa
diterapkan sendiri maupun diterapkan oleh psikoterapis ke klien. (Islam 2019)
Agama islam bisa dijadikan sebagai agama psikoterapi didasarkan atas hal-hal
berikut:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an menjadi salah satu sumber primer referensi perkembangan
psikologi Islam. Jadi, ketika nengkaji suatu tena psikologi dalam
perspektif psikologi Islam perlu dirujukkan ke Al-Qur’an sebagauidasar
penerapan pertama psikologi Islam. Seperti padda Q.S Yunus ayat 10
yang menyatakan bahwa Allah telah memberi pelajaran dan penyembuh
agi penyakit-penyakit yang ada dalam dada.
2. Hadis
Hadis menjadi salah satu sumber penerapan psikoterapi islam. Hal ini
karena ada beberapa hadis yang mendasari penerapan psikoterapi menjadi
metode psikoterapi Islam. Dari perspektif Islam, setiap penyajit itu ada
obatnya, begitupun dengan gangguan mental yang bisa diobati dengan
psikoterapi islam.
3. Pengalaman manusia
Penerapan psikoterapi islam juga didasari oleh pengalaman manusia yang
berupa dzikir ataupun amalan-amalan praktik psikoterapi yang dilakukan
oleh orang saleh atau ulama. Pengalaman manusia saleh dan ulama

8
merupakan upaya untuk menafsirkan apa yangada dalam Al-Qur’an dan
Hadis sehingga bisa dipraktikkan dalam psikoterapi.

Agama islam sebagai agama psikoterapi juga bisa dilihat dari bentuk metode
psikoterapi yang diterapkan yaitu psikoterapi islam yang mana berlandaskan ajaran
agama Islam seperti Al-Qur’an, Sunnah dan pengalaman manusia. Jadi, metode
psikoterapi ini bersinergi dengan psikoterapi konvensional tetapi tidak bertentangan
dengan norma dan nilai islam, yaitu: (Islam 2019)

a. Psikoterapi melalui Iman


Psikoterapi ini merupakan salah satu metode psikoterapi Islam dengan meyakini
bahwa apapun yang menimpa dirinya akan mendapatkan pertolongan dari Allah
SWT. Asumsi ini didasarkan pada Q.S Al-Baqarah:286 bahwa apa yang dialami
individu sudah disesuaikan oleh Allah sesuai kemampuan masing-masing
individu. Ketika individu mengalami gangguan mental yang berasal dari
permasalahan kehidupan, maka keimanan dalam hati akan bisa membantu
memberi petunjuk pada individu atas apa yang dialami. Psikoterapi melalui iman
juga baik untuk kesehatan jiwa, seperti pada Q.S Al-Ra’d:28 bahwa dengan
mengingat Allah, hati akan menjadi tenteram. Jadi intinya dari psikoterapi
melalui iman ini adalah percaya dan yakin terhadap apapun kehendak Allah
SWT.
b. Psikoterapi melalui Ibadah
Psikoterapi ini merupakan metode psikoterapi Islam dengan cara melaksanakan
ibadah yang terdapat dalam agama Islam. Ibadaah ini kaitannya dengan
hubungan kepada Allah SWT seperti salat, dzikir, puasa atau ibadah lainnya.
Begitupun ibadah yang hubungannya dengan sesama manusia seperti sabar.
Dalam psikoterapi melalui ibadah, ada empat domain penting. Pertama,
keyakinan. Keyakinan ini artinya individu harus yakin bahwa permasalahan
psikologis yang dialami akan mendapatkan penyembuhan dari Allah. Kedua,
pemahaman. Pemahaman ini maksudnya individu yang menerapkan psikoterapi
ibadah ini harus memiliki pemahaman mengenai ibadah yang dilaksanakan
sebagai bentuk psikoterapi Islam. Ketiga, penghayata. Individu yang menerapkan
psikoterapi melalui ibadah harus bisa menghayati secara mendalam mengenai
kehadiran pikiran, hati, dan perilaku atas ibadah yang dilaksanakan. Terakhir,
pengamalan. Individu artinya harus mengamalkan serangkaian ritual ibadah

9
dalam Islam dengan ketiga domain tadi. Jadi, keempat hal tersebut sebaiknya
dilakukan agar hasil psikoterapi melalui ibadah ini dapat maksimal.
c. Psikoterapi melalui Ruqyah
Psikoterapi dilakukan dengan menggunakan bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur’an
serta beberapa sebtuhan tangan ataupun tiupan yang bisa diterapkan diri sendiri
atau psikoterapis yang tujuannya untuk mengatasi masalah gangguan kejiwaan
manusia ataupun penyakit hati. Dasarnya adalah dari Q. S al-Isra’: 82, bahwa Al-
Qur’an sebagai penawar penyakit. Selain itu, sahabat Nabi juga melakukan
ruqyah dengan ayat Al-Qur’an ataupun doa yang diajarkan Nabi Muhammad,
contohnya dengan Al-Fatihah.
Ketiga bentuk metode psikoterapi Islam, yaitu melalui iman, ibadah dan
ruqyah dapat saling melengkapi. Kaena Psikoterapi melalui iman mengubah pola
pikir dan keyakinan orang yang mengalami gangguan, sedangkan ibadah dan
ruqyah lebih pada penerapan langsungnya yang mana mengombinasikan pikiran,
perasaan dan perbuatan.
Dalam hal ini, pengimplementasian psikoterapi islamnya adalah dengan
intervensI psikoterapi dalam perspektif psikologi Islam. Contohnya adalah
Islamic Self Psychoteraphy atau psikoterapi yang diterapkan sendiri seperti
psikoterapi melalui iman, ibadah dan ruqyah. Penerapan psikoterapi Islam ini
sifatnya preventif atau pencegahan, kuratif atau penerapan, dan evaluatif atau
pengawasan. Tentunya bukan hanya dari segi psikologisnya saja tetapi juga
agama.
4. Hubungan agama Islam dengan ilmu kesehatan lainnya
a. Hubungan islam dengan kesehatan mental

Untuk membina kesehatan mental, baik pembinaan yang berjalan teratur sejak kecil, ataupun

pembinaan yang dilakukan setelah dewasa agama sangat penting. Seharusnya agama masuk

menjadi unsur-unsur yang menentukan dalam konstruksi pribadi sejak kecil. Akan tetapi, apabila

seseorang menjadi remaja atau dewasa tanpa mengenal agama, maka kegoncangan jiwa remaja

akan mendorongnya ke arah kelakuan-kelakuan yang kurang baik (Daradjat, 1975:78).

Jalaluddin mengemukakan bahwa hubungan antara kejiwaan dan agama dalam

kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada

sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah

10
akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti

bahagia, rasa senang, sukses, puas, merasa dicintai atau rasa aman. Sikap yang demikian itu

merupakan bagian dari kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka

dalam kondisi yang serupa itu, manusia berada dalam keadaan tenang dan normal. Dengan

kata lain, kondisi yang demikian menjadikan manusia pada kondisi kodratinya sesuai dengan

fitrah kejadiannya, yaitu sehat jasmani dan rohani (Jalaluddin, 2000: 142-143).

Menurut Moh.Sholeh dan Imam Muskibin (2005: 43) dalam buku Agama sebagai Terapi Telaah
menuju Ilmu Kedokteran Holistik, ada beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan
mental dan cara untuk meminimalisirnya, beberapa cara ini melalui konsep-konsep dalam agama
Islam, yaitu :

1. Menciptakan kehidupan islami dan perilaku religius, yaitu dengan cara megisi kegiatan
sehari-hari dengan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai aqidah,syari’ah
dan akhlak, aturan-aturan negara, norma-norma masyarakat serta menjauhkan diri dari
hal-hal yang dilarang oleh agama.
2. Mengintensifkan dan meningkatkan kualitas ibadah, yaitu dengan beribadah, berdoa dan
memohon ampun kepada Allah supaya ketenangan dan ketentraman jiwa bagi orang
yang
melaksanakannya akan kembali seperti semula. Semakin dekat dengan Allah maka akan
semakin tentram jiwanya. Dan sebaliknya, semakin jauh dengan Allah maka seseorang
akan sulit dalam menemukan ketentraman batin.
3. Meningkatkan kualitas dzikir, yaitu yang semula ritme dzikirnya terkesan terburu-buru
berusaha untuk dihayati pelan-pelan dan direnungkan maknanya, agar dzikir tersebut
tidak hanya masuk ke dalam lisan saja akan tetapi dapat masuk ke dalam hati sehingga
memunculkan ketenangan di dalam hati.
4. Melaksanakan rukun Islam, rukun Iman dan Ihsan dengan baik.
5. Menjauhi sifat-sifat tercela (al-akhlaq al mazmumah), karena sifat tercela akan langsung
memunculkan penyakit hati yang bahkan sampai kepada gangguan kejiwaan.
6. Mengembangkan sifat-sifat terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), karena sifat terpuji akan
mencegah timbulnya penyakit hati sehingga tidak sampai kepada munculnya gangguan
kejiwaan.

11
References
Ainurrafiq. 2002. Pemikiran Dzkiyah Drajat tentang Pendidikan Islam : Hermenia

Bakar, Usman Abu. 2016. "ANALISIS HUBUNGAN SUFISME, PSIKOTERAPI,DAN KESEHATAN SPIRITUAL."
MADANIA 20 (II): 164.

Drajat, Zakiah.1995 Peranan Agama dalam Kesehatan. Jakarta: Gunung Agung

Islam, Tim Asosiasi Psikologi. 2019. PSIKOLOGI ISLAM:Kajian Teoritik dan Penelitian Empirik. Yogyakarta:
CV. ISTANA AGENCY.

Lahmuddin. 2012. "PSIKOTERAPI DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAMI." MIQOT 36 (II):
389-390.

Mujib, Abdul & Mudzakir. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Grafindo Persada

12

Anda mungkin juga menyukai