Anda di halaman 1dari 6

ILMU KOMUNIKASI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

Oleh: Dedy Riyadin Saputro

A. Pendahuluan
Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Peristiwa komunikasi
dapat berlangsung tidak saja dalam kehidupan manusia, tetapi juga dalam kehidupan
binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Namun demikian, objek
pengamatan dalam ilmu komunikasi yang dimaksud dalam pembahasan ini difokuskan
pada peristiwa-peristiwa komunikasi dalam konteks hubungan antarmanusia atau
komunikasi antarmanusia.
Komunikasi dapat juga dikatakan sebagai prasyarat kehidupan. Kehidupan akan
terasa hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi
antarmanusia, baik perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin dapat
terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan
aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi ini dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan
komunikasi.
Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke
dunia. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya.
Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia.
Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya
dan/atau perasaan hatinya kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan sesuatu yang tidak
diketahui orang lain. Melalui komunikasi seseorang dapat mengenali dirinya. Bahkan
dengan komunikasi pula seseorang dapat mengenali Tuhannya.
Peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, juga sangat luas dan
kompleks karena menyangkut berbagai aspek social, budaya, ekonomi, dan politik dari
kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang termasuk dalam rumpun ilmu-ilmu sosial. Lebih lanjut, ilmu
komunikasi juga merupakan bidang kajian yang sangat multidisipliner (lintas

1
keilmuan). Artinya, banyak pendekatan-pendekatan yang diguanakan dalam ilmu
komunikasi berasal dari berbagai macam ilmu, seperti linguistic, politik, sosiologi,
psikologi, dan antropologi.

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi


Sebagaimana telah dijelaskan di atas, komunikasi meruapakan salah satu disiplin
ilmu yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Secara umum
perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu:

a. Periode Tradisi Retorika (Klasik)


b. Periode Tahun 1900-PD II (Pertumbuhan)
c. Periode PD II sd. 1960-an (Konsolidasi)
d. Periode Teknologi Komunikasi (Kontemporer)

Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu


komunikasi untuk setiap periode.

1. Periode Tradisi Retorika (Klasik)


Lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno
beberapa ratus tahun sebelum Masehi. Sebutan “Komunikasi” belum dikenal saat
itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah “Retorika”.
Para ahli berpendapat bahwa kajian retorika sebenarnya telah ada sebeul zaman
Yunani. Disebutkan bahwa pada zaman Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika
seperti Kagemni dan Ptah Hotep. Namun demikian, tradisi retorika sebagai bahan
kajian yang sistematis dan terorganisasi baru dilakukan pada zaman Yunani Kuno
dengan perintisnya bernama Aristoteles.
Pengertian retorika menurut Aristoteles merupakan segala upaya yang
bertujuan untuk persuasi atau bujukan. Aristotles menyebutkan baha retorika
memiliki tiga unsur, yakni:

2
a. Ethos (kredibilitas sumber)
b. Pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan)
c. Logos (hal yang menyangkut fakta)
Dengan demikian, upaya persuasi mensyaratkan tigal hal, yakni kredibilitas
pelaku komunikasi, kemampuan merangsang aspek emosi pendengar, dan
kemampuan mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung logika berpikir.
Pikiran-pikiran Aristoteles ini kemudain dikembangkan lagi oleh Cicero dan
Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang mencakup lima hal:
a. Invento (urutan argumentasi)
b. Disposition (pengaturan ide)
c. Eloquito (gaya Bahasa)
d. Memoria (ingatan)
e. Pronunciation (cara penyampaian pesan)
Lima unsur ini merupakan factor-faktor penentu keberhasilan usaha persuasi
yang dilakukan seseorang.
Pada abad pertengahan, kajian retorika secara institusional semakin mapan,
khususnya di negara-negara Eropa seperti, Inggris, Perancis, dan Jerman.
Menjelang akhir abad ke-18, prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh
Aristoteles, Cicero dan Quantilian ini kemudian menjadi dasar bagi kajian speech
communication (komunikasi ujaran) dan retorika. Istilah retorika semakin
berkembang menjadi “kemampuan manusia untuk menggunakan lambing-lambang
untuk berkomunikasi satu sama lainnya”.

2. Periode 1900-Perang Dunia II (Pertumbuhan)


Pertumbuhan komunikasi sebagai disiplin ilmu dapat dikatakan dimulai pada
awal abad ke-19. Setidaknya ada tiag perkembangan penting yang terjadi pada
masa ini. Pertama, adalah proses penemuan teknologi komunikasi seperti telepon,
telegrap, radio dan TV. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang terjadi
di negara-negara Eropa dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

3
Secara umum, bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode
ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi, peranan komunikasi dalam
kehidupan social, analisis psikologi social komunikasi, propaganda, dan penelitian
komunikasi komersial.
Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan bidang kehidupan social mulai
berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa
komunikasi mempunyai peran dan kontribusi nyata terhadap perubahan social.
Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam
mengamati proses dan pengaruh komunikasi.
Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi langsung ataupun tidak langsung
dipengaruhi oleh ahli ilmu social Eropa. Ilmuwan seperti Marx Weber, August
Comte, Emile Durkheim, dan Herbert Spencer dianggap memiliki pengaruh
terhadap teori-teori komunikasi.

3. Periode PD II sd 1960-an (Konsolidasi)


Pada masa ini konsolidasi ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu penegtahuan
social yang bersifat multidisiplin mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi
ditandai oleh tigal hal, yaitu:
Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara
seragam. Kedua, munculnya buku-buku yang membahas tentang penegrtian dan
proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar
proses komunikasi.
Beberapa tokoh yang punya andil besar dalam periode ini antara Claude E
Shannon, Norbert Wiener, Harold Lasswell, Paul F. Lazarsfeld, Wilbur Schramm,
Kurt Lewin dan Carl I. Hovland.
Claude Shannon dan Norbert Wiener sering juga disebut sebagai “insinyur-
insinyur komunikasi”. Harold Lasswell yang seorang ahli politik memberikan
sumbangsih dalam hal metode penelitian komunikasi.
Wilbur Schramm dipandang sebagai perintis kelembagaan pendidikan
komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Ia mendirikan Institute of

4
Communication Research di Illinois pada tahun 1947, yang merupakan lembaga
pendidikan tinggi ilmu komunikasi pertama di Amerika.
Adapun Kurt Lewin dan Carl I. Hovland disebut sebagai ‘The Founding
fathers” ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka
dipandang sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, Komunikasi Massa (Mass Communication)
dan Penelitian Komunikasi (Communication Research) mulai banyak digunakan. Di
Amerika Serikat muncul istilah Communication Science atau juga Communicology
yang merujuk pada pembagian bidang studi komunikasi dalam beberapa wilayah,
yaitu komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan
organisasi, komunikasi antarbudaya serta komunikasi massa.

4. Periode Teknologi Komunikasi (Kontemporer)


Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan
mengarah pada spesialisasi. Secara institusional dan disiplin kelimuan, kepesatan
ilmu komunikasi tercermin pada beberapa indikator:
a. Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan
komunikasi semakin banyak dan tidak terbatas pada negara-negara Eropa
dan Amerika, tetapi juga negara-negara lain di wilayah Asia dan Afrika.
b. Asosiasi-asosiasi profesional di bidang komunikasi semakin meningkat
c. Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi
d. Buku-buku dan jurnal ilmiah dalam disiplin ilmu komunikasi semakin
banyak dan mudah diakses
e. Semakin beragamnya spesialisasi di bidang komunikasi
f. Semakin banyaknya teori-teori dan model-model komunikasi. Sebagai
gambaran, hingga saat ini terdapat lebih dari 126 definisi, 50 teori, dan 28
model komunikasi.
Periode saat ini juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan
informasi yang ditandai oleh beberapa faktor:

5
a. Munculnya computer, TV, parabola, satelit komunikasi, telepon, dan
internet
b. Tumbuh pesatnya industri media di berbagai belahan dunia
c. Semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh dunia
d. Semakin meluasnya proses demokrasi/liberalisasi ekonomi dan politik
Oleh karenanya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan –utamanya
negara-negara maju– cenderung fokus pada proses dan dampak sosial penggunaan
teknologi media komunikasi, kompetisi antarmedia, komunikasi manusia, dampak
internet terhadap perilaku dan budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut
manajemen informasi.

Referensi
- S. Djuarsa Sendjaja, dkk. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
- Suryanto. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.
- Nina W. Syam. 2013. Filsafat sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
- Hafied Cangara. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai