Anda di halaman 1dari 98

RANCANGAN MODUL PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Ilmu Komunikasi Semester :I

Kode MK : Nama Dosen : Nisa Zakiati Umami, Amd.


RO, S.I.P

I. PENGANTAR MATA KULIAH


Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Komunikasi adalah
hal terbesar yang dilakukan manusia dalam kehidupannya. Baik komunikasi dengan diri
sendiri hingga komunikasi melalui media. Terlebih di zaman sekarang, dimana teknologi
komunikasi berkembang dengan pesatnya.
Komunikasi menjadi tanpa batas, tanpa sekat, dan semua orang bisa terlibat di
dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi memang sangat penting dalam
kehidupan manusia dalam rangka menumbuhkembangkan kepribadian manusia itu sendiri.
Lalu, apakah komunikasi itu? Komunikasi merujuk pada terjadinya suatu proses
yang dilakukan oleh manusia dalam rangka memberikan respon terhadap perilaku ataupun
perlambang yang dilakukan oleh manusia lainnya. Komunikasi yang dilakukan bertujuan
agar terjadi pengertian bersama.
Oleh sebab itu, dalam kurikulum tahun 2019-2020 perlu dihadirkan Ilmu
Komunikasi sebagai mata kuliah yang dapat diajarkan kepada mahasiswa guna membekali
diri dalam berkomunikasi dengan baik dan mendukung profesinya sebagai Refraksionis
Optisien.

II. OBYEKTIF PERKULIAHAN


Setelah mengikuti perkuliahan ini::
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Sejarah Komunikasi, Latar Belakang
Komunikasi sebagai Ilmu dan Sejarah Komunikasi Manusia
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi Komunikasi secara umum dan
Definisi Komunikasi menurut Para Ahli
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Model-model Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Etika Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Proses dan Elemen Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Konseptual dan Tingkatan Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Jenis-jenis Teori Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Fungsi Komunikasi dan Manfaat
memahami Ilmu Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Prinsip-prinsip Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Gangguan dan Hambatan Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi Komunikasi Kesehatan dan
Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi Kesehatan bagi perubahan
perilaku, tenaga kesehatan dan pembangunan kesehatan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi, sasaran, tujuan Advokasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi dan kegiatan dalam
Advokasi

III. RINCIAN PERTEMUAN


1. Pertemuan 1
a) Topik/Sub Topik
- Sejarah Komunikasi
- Latar Belakang Komunikasi sebagai Ilmu
- Sejarah Komunikasi Manusia

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 1 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan Sejarah Komunikasi diantaranya adalah sejarah komunikasi itu sendiri,
latar belakang komunikasi sebagai ilmu dan sejarah komunikasi manusia.

c) Obyektif Perkuliahan
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Sejarah Komunikasi
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Latar Belakang Komunikasi sebagai Ilmu
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Sejarah Komunikasi Manusia
d) Isi/Konten
SEJARAH KOMUNIKASI

1. Sejarah Komunikasi

Sejarah komunikasi pada mulanya hanya merupakan upaya atau cara manusia
menyampaikan ide, gagasan, kemauan, hasrat dan lain sebagainya, upaya tersebut hanya
supaya manusia bisa saling berhubungan. Pada waktu itu, Komunikasi tidak dianggap
sebagai sesuatu yang harus diberi perhatian, dikaji atau distrukturkan. Namun, pada
abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses
pernyataan antar manusia yang diberi nama retorika yang berarti seni berpidato dan
beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara
lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Retorika mendapat pembahasan khusus
bahkan beberapa pemikir itu menempatkan retorika sebagai hal penting dalam
masyarakat dan pemerintahan.

Pada perkembangan awal, batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah
percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baik
berupa pidato maupun diskusi, dengan tujuan mendidik, membangkitkan kepercayaan,
dan menggerakkan perasaan orang lain. Komunikasi terus berkembang, tidak hanya
menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran romawi, Julius Caesar
membuat papan pengumuman yang dinamakan Acta Diurna. Penyampaian gagasan
mengenai apa yang penting bagi masyarakat telah bertambah, dari sekadar lisan menjadi
bentuk tulisan. Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin
cetak, dan terbitnya surat kabar pertama. Setelah surat kabar peradaban manusia juga
berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain.

2. Latar Belakang Komunikasi Sebagai Ilmu


Asal Usul ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani
kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia menyebutkan bahwa
di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan dan penerima. Kesimpulan dari
gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasn atau pesan, kemudian diarahkan
pada khalayak pilihannya, melalui saluran atau media yang dimilikinya atau dikuasainya
maka akan keluar hasil yang diinginkan. Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu
terus dikembangkan kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing
berkembang di benua yang berbeda. Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu
komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk ini lah yang meneteskan
ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini. Perpaduan ini tidak lepas dari upaya-
upaya Stappers melalui karya Gabner. Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya
ilmu komunikasi.

3. Sejarah Komunikasi Manusia


Everet M.Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology: The New
Media In Society, antara lain menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan
dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi 9SM). Pada zaman ini yang disebut
sebagai zaman Cro-magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah
dikenal.Tiga belas ribu tahun kemudian, atau sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-
sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya
komunikasi manusia pada zaman tersebut. Sejarah perkembangan komunikasi yang lebih
jelas diperkirakan dapat ditelusuri sejak sekitar 4000 tahun SM. Sejak zaman itu hingga
sekarang, menurut Rogers, sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi dalam 4 era
perubahan: era komunikasi tulisan, era komunikasi catatan, era telekomunikasi, dan era
komunikasi interaktif.
Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika Bangsa Sumeri mulai
mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah Nat sekitar 4000 tahun SM. Era
komunikasi cetakan dimulai sejak penemuan mesin cetak hand-press oleh Gutenberg
pada tahun 1456. Era telekomunikasi diawali dengan ditemukannya alat telegrap oleh
Samuel Morse pada tahun 1844.Era keempat, era komunikasi interaktif, mulai terjadi
pada pertengahn abad ke-19. Pada saat itu, tepatnya tahun 1946, ditemukannya
Mainframe Computer ENIAC dengan 18.000 vacum tubes oleh para ahli dari Universitas
Pennsylvania, Amerika Serikat. Gambaran kronologis mengenai perkembangan dari
keempat era tersebut disertai dengan bentuk-bentuk penemuan komunikasi yang
menandai masing-masing era adalah sebagai berikut :
 Era Prasejarah
Pada zaman ini, teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh manusia
berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang manusia kenal.
Untuk menggambarkan informasi yang diperoleh, mereka menggambarkannya
pada dinding-dinding gua tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini,
manusia mulai mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitar lingkungan
tempat tinggal mereka, kemudian melukiskannya pada dinding gua tempat
tinggalnya. Awal komunikasi mereka pada zaman ini hanya berkisar pada bentuk
suara dengusan dan menggunakan isyarat tangan. Pada zaman prasejarah mulai
diciptakan dan digunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti
gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai
alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
• 3000 SM
Untuk yang pertama kali, tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari piktografi sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi (penyebutan) yang
berbeda sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.
• 2900 SM
Pada 2900 SM, bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf hieroglif. Hieroglif
merupakan bahasa simbol, dimana setiap ungkapan diwakili oleh simbol yang
berbeda. Jika simbol-simbol tersebut digabungkan menjadi satu rangkaian,
maka akan menghasilkan sebuah arti yang berbeda. Bentuk tulisan dan bahasa
hieroglif ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
• 500 SM
Manusia sudah mengenal cara membuat serat dari pohon papyrus yang
tumbuh di sekitar sungai Nil. Serat papyrus dapat digunakan sebagai kertas.
Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus menjadi media untuk menulis
atau media untuk menyampaikan informasi yang lebih kuat dan fleksibel
dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya juga digunakan
sebagai media informasi.
• 105 M
Pada masa ini, bangsa Cina berhasil menemukan kertas. Kertas yang
ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal
sekarang. Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,
dicuci, kemudian diratakan dan dikeringkan. Penemuan ini juga
memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok
kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang
dengan sistem cap.
 Era Komunikasi Cetakan
 Tahun 1456 Gutenberg menemukan alat mesin cetak (metal) hand-press.
 Tahun 1833 Penerbitan surat kabar Penny Press yang pertama, The New York
Sun.
 Tahun 1839 Daguerre menemukan metode fotografi yang praktis untuk surat
kabar.
 Era Telekomunikasi
 Tahun 1844 Samuel Morse mengirimkan pesan melalui alat telegraph yang
pertama.
 Tahun 1876 Alexander Graham Bel mengirimkan pesan melalui pesawat telepon
yang pertama
 Tahun 1894 Penemuan film bioskop.
 Tahun 1895 Guglielmo Marcomi mengirimkan pesan melalui radio.
 Tahun 1912 Lee de Forest menemukan vacuum tube.
 Tahun 1920 Siaran radio pertama oleh kDKA di Pittsburgh, Amerika Serikat.
 Tahun 1933 RCA di Amerika Serikat mendemostrasikan TV.
 Tahun 1941 Siaran TV komersial pertama.
 Era Modern
 Tahun 1973 – 1990
Pada masa ini, istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper tentang TCP/IP.
Secara harfiah, internet (interconnected networking) diartikan sebagai rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Rangkaian pusat yang
membentuk internet diawali pada 1969 sebagai ARPANET yang dibangun oleh
ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects
Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET di
antaranya adalah kaidah rangkaian tanpa pusat (decentralised network), teori
queueing, dan kaidah pertukaran paket (packet switching).
 Pada 1981, National Science Foundation mengembangkan backbone yang disebut
CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan.
 Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP
ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal sekarang. Kemudian
pada 1986, IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat
koordinasi di antara DARPA, ARPANET, DDN, dan Internet Gateway. Pada
1990-an, internet telah berkembang dan menyambungkan banyak pengguna
jaringan-jaringan komputer yang ada.
 Tahun 1991 – Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN memungut
bayaran dari para anggotanya untuk menanggulangi biaya operasionalnya. Pada
1992, mulai terbentuk komunitas internet dan diperkenalkannya istilah World
Wide Web (www) oleh CERN. Pada 1993, NSF membentuk InterNIC untuk
menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut direktori dan penyimpanan data
serta database (oleh AT&T), jasa registrasi (oleh Network Solution Inc), dan jasa
informasi (oleh General Atomics/CERFnet). Pada 1994, pertumbuhan internet
melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke dalam berbagai segi
kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia.
Pada 1995, perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan
membeli jaringan di backbone. Langkah ini memulai pengembangan teknologi
informasi, khususnya internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan
sistem dan alat yang lebih canggih.

e) Kesimpulan
Perkembangan mengenai Ilmu Komunikasi sudah melalui banyak proses. Komunikasi
berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi dan sumber daya manusia. Ilmu
komunikasi akan terus berkembang secara kompleks dan akan mengarah pada
spesialisasi di banyak bidang seperti bisnis, ekonomi, politik, dan lainnya.
f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar
manusia yang diberi nama?
A. Retorika
B. Retrika
C. Retro
D. Reformasi
E. Revolusi
2. Seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah dengan
menggunakan bahasa secara lancar bertujuan untuk?
A. Mempengaruhi dan mengajak
B. Menghibur
C. Mendidik
D. Menginformasikan
E. Melarang
3. Penyampaian gagasan mengenai apa yang penting bagi masyarakat telah
bertambah, dari sekadar lisan menjadi bentuk
A. Tulisan
B. Gambar
C. Photo
D. Lukisan
E. Video
b) Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. A

2. Pertemuan 2
a) Topik/Sub Topik
- Definisi Komunikasi secara umum
- Definisi Komunikasi menurut Para Ahli

b) Pengantar Topik
Pada pertemuan 2 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan definisi komunikasi secara umum dan menurut Para Ahli.

c) Obyektif Perkuliahan
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi Komunikasi secara umum
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi Komunikasi menurut Para Ahli

d) Isi/Konten
DEFINISI KOMUNIKASI SECARA UMUM

Secara Bahasa, Komunikasi berasal dari bahasa Latin, “comunicare”, artinya “to
make common’ yang berarti membuat kesamaan pengertian, kesamaan persepsi.
Komunikasi juga berasal dari kata “common” dalam bahasa Inggris yang berarti “sama”.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu


pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the
process through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another, Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu
dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi adalah pengiriman dan


penerimaan pesan atau berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi adalah proses kegiatan pemindahan atau
penyampaian berita atau informasi yang mengandung arti dan makna dari satu pihak ke
pihak lainnya dalam usaha untuk saling pengertian.

DEFINISI KOMUNIKASI MENURUT PARA AHLI


Berikut adalah definisi Komunikasi menurut para Ahli:
1. Everett M. Rogers
Menurut Everett M. Rogers, pengertian komunikasi adalah proses pengalihan ide dari
satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.
2. James A. F. Stoner
Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang
yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan
pesan kepada orang lain.
3. Prof. Drs. H. A. W. Widjaya
Menurut Prof. Drs. H. A. W. Widjaya, arti Komunikasi adalah hubungan kontak antar
dan antara individu maupun kelompok.
4. Anderson
Menurut Anderson, pengertian Komunikasi adalah rangkaian langkah serah terima
maksud yang terjadi dengan dinamis serta konstan berubah sesuai dengan kondisi yang
berlaku.
5. Lexicographer
Menurut Lexicographer, definisi komunikasi adalah upaya yang bertujuan untuk
memberi dan meraih kebersamaan. Tujuan yang ingin diinginkan kedua beluah pihak
akan tercapai bila mereka berkomunikasi dan memiliki pemahaman yang selaras tentang
informasi yang saling ditransfer.
6. Aristoteles
Menurut Aristoteles, definisi komunikasi adalah usaha yang berfungsi sebagai alat
warga masyarakat dalam berperan serta dalam demokrasi.
7. Hoben
Menurut Hoben, definisi komunikasi adalah suatu proses transfer pemikiran maupun ide
dan gagasan yang diutarakan secara lisan.
8. Redi Panuju
Menurut Redi Panuju, pengertian Komunikasi adalah arus sistem yang melekat serta
kinerja antar bagian-bagian organisasi yang mengeluarkan suatu keharmonisan.
9. Murphy & Mendelson
Menurut Murphy & Mendelson, pengertian komunikasi adalah sebuah upaya yang
dilakukan untuk mempertahankan dan menjalin hubungan interpersonal.
10. Rogers dan D. Lawrence Kincaid
Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid, definisi komunikasi adalah sebuah tahapan
dimana dua orang atau lebih saling bertukar informasi satu sama lain, yang pada
pokoknya akan muncul saling pengertian yang bersifat mendalam.
11. Shannon dan Weaver
Menurut Shannon dan Weaver, pengertian Komunikasi adalah wujud interaksi manusia
yang keduanya ada ikatan dan saling mempengaruhi satu sama lain, baik sengaja atau
tidak sengaja.Komunikasi tidak hanya dalam bentuk verbal saja, namun termasuk
ekspresi muka, teknologi dan lukisan seni.
12. Raymond S. Ross
Menurut Raymond S. Ross, pengertian Komunikasi adalah sebuah proses menyaring,
memilah, dan memberikan berbagai simbol dalam bentuk sedemikian rupa yang mana
dapat memudahkan penyimak membangkitkan arti maupun respom dari fikiran yang
sama dengan yang dikehendaki komunikator.
13. William Albig
Menurut William Albig, pengertian komunikasi adalah rangkaian tahapan transfer kata
yang memiliki makna yang dilakukan oleh antar individu ataupun lebih.
14. William I. Gordon
Menurut William I. Gordon, pengertian komunikasi adalah sebuah pertukaran dinamis
yang meliputi perasaan serta gagasan.
15. Djenamar SH
Menurut Djenamar SH, pengertian komunikasi adalah seni dalam menyampaikan
gagasan, informasi, yang dilakukan seseorang terhadap orang lain.
16. Onong Unchjana Effendy
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
17. Achmad S. Ruky
Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran
pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi
dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang
yang menerima pesan tersebut.
18. Anwar Arifin
Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam
makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan
manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.
19. Atep Aditya Barata
Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan, berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih.
Proses ini dilakukan secara efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh
penerimanya.
20. Barnlund
menyatakan bahwa komunikasi timbul oleh karena adanya dorongan kebutuhan
seseorang untuk mengurangi rasa ketidakpastian, untuk bertindak secara efektif, dan
untuk mempertahankan atau memperkuat ego.
21. Bernard Berelson & Gary A. Steiner
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard
Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah
tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan
semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-simbol, kata-kata,
gambar, figur, grafik dan semacamnya.
22. Skinner
Menurut BF. Skinner komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal atau
simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari
penerima.
23. Carl I. Hovland
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ dikatakan bahwa Carl I. Hovland
mendefinikan komunikasi sebagai sebuah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) untuk dapat menyampaikan rangsangan, dengan tujuan untuk dapat
mengubah prilaku orang lain (komunikan).
24. David K. Berlo
Dalam buku Pengantar Ilmu komunikasi karangan Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc
dikatakan bahwa David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai instrumen dari
interaksi sosial, yang berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain,
serta mengetahui keberadaan diri sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
keseimbangan dalam masyarakat.
25. Agus M. Hardjana, M.Sc., ED
Menurut Agus M. Hardjana, komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan
disampaikannya suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain melalui media tertentu.
Setelah pesan tersebut diterima dan dipahami sejauh kemampuannya, penerima pesan
kemudian menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kebada penyampai
pesan.
26. Forsdale
Menurut Frosdale, komunikasi merupakan suatu proses dimana sebuah sistem dibentuk,
dipelihara, dan diubah dengan sutu tujuan, yaitu agar sinyal-sinyal yang dikirim dapat
diterima dan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
27. Frank E.X. Dance
Menurut Frank E.X. Dance komunikasi adalah proses dimana melalui proses ini
seseorang (komunikator) dapat menyampaikan stimulus dengan tujuan untuk merubah
atau membentuk prilaku orang lain (komunikan).
28. Gode
Komunikasi merupakan suatu proses yang membuat sesuatu yang awalnya dimiliki oleh
satu orang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Seperti yang tertulis dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Komunikasi’,
Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante mendefinikan komunikasi sebagai proses
transmisi informasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak.

e) Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses kegiatan pemindahan atau
penyampaian berita atau informasi yang mengandung arti dan makna dari satu pihak ke
pihak lainnya dalam usaha untuk saling pengertian.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima
atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku. Definisi komunikasi
tersebut adalah menurut
A. Aritoteles
B. Everett M. Rogers
C. James A. F. Stoner
D. Anderson
E. Hoben
2. Komunikasi adalah usaha yang berfungsi sebagai alat warga masyarakat dalam
berperan serta dalam demokrasi. Definisi komunikasi tersebut adalah menurut
A. Aritoteles
B. Everett M. Rogers
C. James A. F. Stoner
D. Anderson
E. Hoben
3. Komunikasi adalah suatu proses transfer pemikiran maupun ide dan gagasan
yang diutarakan secara lisan. Definisi komunikasi tersebut adalah menurut
A. Aristoteles
B. Everett M. Rogers
C. James A. F. Stoner
D. Anderson
E. Hoben
b) Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. E
3. Pertemuan 3
a) Topik/Sub Topik
- Model-model komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 3 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan model-model komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
- Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Model-model Komunikasi

d) Isi/Konten
MODEL KOMUNIKASI
Adapun model komunikasi tersebut menurut Wiryanto (Pengantar Ilmu
Komunikasi, Grasindo : 2004) adalah sebagai berikut :
1. Model Komunikasi Intrapribadi
Merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui sistem syaraf dalam
otak yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh panca indera. Dalam hal ini,
semua isyarat dan informasi setelah di-decode, akan membentuk (encode) mengenai
isyarat perilaku nonverbal baik positif, netral atau negatif.

2. Model Komunikasi Antarpribadi


Model komunikasi ini dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua
orang, tiga atau bahkan empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak terstruktur.

3. Model Stimulus-Respons

Merupakan model komunikasi yang berasal dari aksi sehingga menimbulkan reaksi.
Model ini menggambarkan hubungan antara stimulus dan respon. Model S-R merupakan
model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh psikologi, khususnya
yang beraliran behavioristik dan juga menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi
reaksi yang sangat sederhana. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-
tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.

Proses memiliki sifat timbal-balik(Fead back) dan mempunyai sangat banyak


serta bermacam efek. Setiap efek yang dihasilkan dapat mengubah tindakan komunikasi
(communication act) pada setiap langkah selanjutnya. Namun pola S-R ini juga dapat
berlangsung negatif. Model S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses,
khususnya yang berkenaan dengan faktor mansusia. Terdapat asumsi bahwa perilaku
(respons) manusia dapat diramalkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi dianggap
statis, manusia dianggap berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan
berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.

4. Model Shannon dan Weaver

Model ini menjelaskan bahwa komunikasi merupakan informasi sebagai pesan


ditransmisikan dalam bentuk pesan kepada penerima (receiver) untuk mencapai tujuan
komunikasi tertentu yang dalam prosesnya memiliki kemungkinan terjadinya noise atau
gangguan. Model ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun
1949 dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model ini juga sering
disebut model matematis yang memiliki pengaruh paling kuat atas model dan teori
komunikasi lainnya. Model ini terdiri dari lima elemen :
• Information Source adalah yang memproduksi pesan.
• Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal.
• Channel adalah saluran pesan.
• Receiver adalah pihak yang menguraikan pesan dari sinyal.
• Destination adalah dimana pesan sampai.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan
tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Model ini diaplikasikan dari konteks-konteks komunikasi yang lain seperti
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik atau komunikasi
massa.

5. Model Komunikasi Lasswell


Model Komunikasi ini merupakan ungkapan verbal sebagai berikut:
• Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang
individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
• Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada
penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
• In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/ alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada
komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak
langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
• To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
sumber.Disebut tujuan (destination) atau pendengar (listener) atau khalayak
(audience) atau komunikan atau penafsir.
• With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan
dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut menjelaskan
bahwa terdapat lebih dari satu saluran yang dapat membawa pesan. namun, model ini
dikritik karena dianggap terlalu menyederhanakan masalah akan, akan tetapi model
Lasswell memfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek penting komunikasi. Banyak
yang mengatakan bahwa model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan
Weaver. Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yaitu mengungkapkan isu
“efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tidak langsung menunjukkan adanya
perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima.

6. Model Sirkuler
Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis dimana pesan
ditransmisikan melalui proses decoding dan encoding. Hubungan antara encoding dan
decoding layaknya sumber (encoder) -– penerima (decoder) yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Dalam hal ini, Interpreter berfungsi ganda sebagai pengirim dan penerima
pesan.

7. Model Melvin Defleur


Model Komunikasi ini merupakan perluasan dari komunikasi antarpribadi dari model
Shannon dan Weaver dengan memasukkan piranti media massa (mass medium device)
dan piranti umpan balik (feedback device). Komunikasi digambarkan behwa sumber
(source), pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan sasaran (destination)
merupakan tahapan-tahapan yang terpisah dalam proses komunikasi massa.
DeFleur mengatakan bahwa model ini merupakan perluasan dari model-model
komunikasi lainnya khususnya model Shannon dan Weaver. Model tersebut
menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi.
Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli lain,
dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia
menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase terpisab
dalam proses komunikasi massa. Model Teori Melvin De Fleur :

Penjelasan model teori De Fleur :


“Intinya dalam teori ini terdapat elemen yang bernama feedback, yaitu dimana penerima
dapat memberikan feedback kepada pemancar. Salah satu contoh yang bisa kita ambil
yakni dari tayangan berita “Top Nine News” di siarkan pada statsiun televise Metro TV,
dimana penerima dapat memilih berita yang diinginkannya sehingga bisa memberikan
feedback tentang berita yang dipilih.”
Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :
Menurut De Fleur, hubungan sosial secara informal berperan penting dalam merubah
perilaku seseorang ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan disampaikan melalui
perantara (tidak langsung) atau opinion leader. Opinion leader adalah orang-orang dalam
pandangan atau system informal mampu mempengaruhi tindakan atau sikap orang yang
lain, baik bagi mereka yang memang sedang mencari informasi (opinion seeker) atau
hanya sekedar menerima informasi (opinion recipient) yang ada. Dalam kenyataanya
pesan-pesan komunikasi massa jauh lebih berpengaruh sehingga diterima individu lewat
hubungan personal dibanding langsung dari media massanya.
Kelemahan Teori De Fleur :
• Penyampaian komunikasi ini mau tidak mau wajib melalui opinion leader.
• Media massa tidak begitu mempunyai pengaruh, karena masyarakat lebih
mendahulukan dan menerima opini dari opinion leader.

8. Model John W. Rilley dan Mathilda W. Rilley


Proses komunikasi menggunakan pendekatan sosiologi untuk mengkaji perilaku
komunikasi antar manusia. Secara sosiologis, penerima (receiver) pesan yang
disampaikan oleh sumber (communicator) tidak secara langsung akan ditanggapi.

9. Model Maletzke
Model komunikasi ini, di dalam pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa
ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style).
Menurut pandangannya, khalayak tidak dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan
kosong. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai dan lingkungan
sosialnya.

10. Model Aristoteles


Model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini
sering disebut sebagai seni berpidato. Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa
komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Aristoteles adalah filosof Yunani,
tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa
dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama, maka dari itu model ini adalah
model yang paling klasik atau disebutbjuga model retoris. Oleh karena itu. Proses
komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau
khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka.
Dalam hal ini Aristoteles setidaknya mengemukakan tiga buah unsur yang harus berada
di dalam proses suatu komunikasi :
• Pembicara (speaker)
• Pesan (message)
• Pendengar (listener)
Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris atau public
speaking/pidato, Aristoteles tertarik menelaah sarana persuasi yang paling efektif dalam
pidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh :
• Siapa Anda (etos-kepercayaan anda)
• Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda)
• Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak).
Seperti model S-R, model komunikasi Aristoteles juga sangat sederhana, karena bahwa
komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan
balik, efek, dan kendala-kendala. Disanping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi
yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap
orang lain).

11. Model Schramm


Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model
komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yaitu
memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke
model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Menurut Ahli
Komunikasi,Schram komunikasi selalu membutuhkan minimal tiga unsur yang
terhubung :
Sumber, bisa berupa :
• Seorang individual berbicara, menulis, menggambar, bergerak.
• Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).
Pesan, dapat berupa goresan tinta dalam kertas, sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
gelombang suara yang terkandung didalam udara yang tersalurkan, lambaian tangan atau
kode fisik lainnya.
Sasaran, meliputi suatu individu yang membaca, mendengarkan, melihat, anggota dari
sebuah kelompok, pembaca surat kabar, siswa dalam dunia pendidikannya, mahasiswa
dalam perkuliahan, penonton televisi, pendengar radio dll.
Dalam hal ini Schramm melihat komunikasi menjadi usaha yang bertujuan untuk
menciptakan suatu commonness antara komunikator dan komunikannya. Hal ini
disebabkan karena kata komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya
sama. Schramm mencoba memperkenalkan konsep field of experience, yang menurut
Schramm mempunyai peran yang sangat penting penentuan apakah komunikasi ini
nantinya diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Beliau sangat
menekankan bahwa tanpa hadirnya field of experience yang sama, akan menyebakan
sedikit kesempatan bahwa suatu pesan nantinya dapat diinterpretasikan dengan tepat.
Model Schramm merupakan hasil dari pengembangan antara model Shannon dan Weaver.
Schramm juga menjelaskan mengenai feedback yang menjadi suatu cara untuk mengatasi
masalah noise. Pada model ini, Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan
umpan balik maka ia akan berada pada posisi komunikator.

12. Model Newcomb


Theodore Newcomb (1953) melihat komunikasi dari kacamata psikologi sosial. Model
tersebut hampir sama dengan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog
sosial dan merupakan formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Model komunikasi
tersebut sering juga disebut model ABX atau model Simetri-Newcomb yang
menggambbarkan bahwa seorang A menyampaikan informasi kepada B, mengenai
sesuatu X. Dimana A = Source, B= Receiver, dan X = Object/konsep. Dalam model ini
lebih mengedepankan bahwa suatu orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling
berhubung dan bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat
orientasi, yaitu:
• Orientasi A terhadap X, yang menjelaskan bahwa sikap terhadap X sebagai objek
yang harus didekati maupun dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan
kognitif)
• Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama
• Orientasi B terhadap X
• Orientasi B terhadap A
Dalam model Newcomb, komunikasi adalah cara lazim dan efektif yang memungkinkan
orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Model ini juga dikenal
sebagai teori keseimbangan. “AutoBrex situation” nantinya akan memunculkan 6 (Enam)
konteks yang terjadi, sebagai berikut:
a. Hal ini timbul dalam situasi dimana A dan B saling berhubungan tertarik/suka dan
mereka memiliki sikap yang sama terhadap X (Balance)
b. Hal ini timbul dalam situasi komunikasi dimana A dan B saling berhubungan
tertarik/suka sama lain namun mereka tidak sependapat tentang X (Imbalance)
c. Hal ini timbul dalam situasi komunikasi dimana A dan saling berhubungan
tertarik/suka sama lain dan mereka sama-sama tidak suka terhadap X (Balance)
d. Hal ini timbul dalam situasi komunikasi dimana A dan B tidak memiliki positive
attitude (tidak saling suka dianataranya) namun dalam hal lain mereka sama-sama
menyukai X (Imbalance).
e. Hal ini timbul dalam situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama memiliki
negative attitude sekaligus dalam hal ini mereka memiliki pandangan yang
berbeda terhadap X (Balance).
f. Hal ini timbul dalam situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama tidak suka
satu sama lain namun dalam hal ini mereka juga sama-sama tidak ada rasa suka
terhadap X (Imbalance).

13. Model Wesley dan MacLean


Pada tahun 1957, Bruce Westley dan Malcolm MacLean yang merupakan teoretikus
komunikasi merumsukan suatu model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan
komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses
komunikasi. Model ini memiliki banyak pengaruh dari model yang ada pada
modelNewcomb, selain dari model Laswell dan model Shannon dan Weaver. Mereka
menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, objek, dan orang yang tidak terbatas, yang
kesemuanya merupakan “objek orientasi”, menempatkan suatu pesan C diantara A dan B,
dan menyediakan umpan balik. Menurut kedua pakar ini, perbedaan dalam umpan balik
inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Dalam
KAP umpan balik dari penerima bersifat segera, sedangkan dalam komunikasi massa
tertunda
Terdapat lima unsur yang berada dalam kandungan model ini, diantaranya sebagai
berikut : objek orientasi, penerima, sumber, pesan, serta umpan balik. Model ini juga
mencakup beberapa konsep penting: umpan balik, perbedaan dan kemiripan komunikasi
antar-pribadi dengan komunikasi massa, dan pemimpin pendapat yang penting sebagai
unsur tambahan dalam komunikasi massa. Dalam tingkatan individu model yang
dikemukakan Westley dan MacLean tidak pernah membatasinya. Bahkan, mereka
menekankan bahwa penerima mungkin suatu kelompok atau suatu lembaga sosial.
Menurut mereka, setiap individu, kelompok atau sistem mempunyai kebutuhan untuk
mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.

14. Model Gerbner


Model Gerbner (1956) merupakan perluasan dari model Lasswell. Model ini terdiri dari
model verbal dan model diagramati. Model verbal Gerbner terdiri adalah sebagai berikut:
• Seeorang (sumber, komunikator)
• Mempersepsi suatu kejadian
• Dan bereaksi
• Dalam suatu situasi
• Melalui suatu alat
• Untuk menyediakan materi
• Dalam suatu bentuk
• Dan konteks
• Yang mengandung isi
• Yang mempunyai suatu konsekuensi
Dalam Model Gerbner memperlihatkan bahwa seseorang itu mampu mempersepsi suatu
kejadian serta mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang gilirannya mengirimkan
sinyal kepada penerima tersebut.

15. Model Berlo


Model ini dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan
model SMCR yang hanya memperlihatkan komunikasi satu arah dan terdiri dari empat
komponen utama, yaitu sumber, pesan, saluran, dan penerima. Akan tetapi pada masing-
masing komponen tersebut ada sejumlah faktor kontrol. Menurut model ini, sumber dan
penerima pesan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keterampilan komunikasi,
sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

16. Model Interaksional


Model ini berlawanan dengan model stimulus-respons (S-R) dan beberapa model linier
lainnya. Selain itu model-model tersebut mengasumsikan bahwa manusia sebagai pasif,
serta model interaksional ini lebih menganggap manusia jauh lebih aktif. Pada Model
interaksional akan merujuk ke model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan
sosial dimana dalam hal ini menggunakan perspektif interaksi simbolik, dari tokoh
utamanya George Herbert Mead.
Menurut model ini, orang-orang yang melakukan komunikasi adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain (role talking). Diri (self) berkembang melalui interaksi
dengan orang lain, yang di awali dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga
(significant others) dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) serta
berlanjut menuju ke lingkungan yang lebih luas (generalized others) dalam suatu tahap
yang kita sebut tahap pertandingan (game stage). Dalam interaksi itu, individu selalu
melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain. maka konsep diri pun tumbuh
berdasarkan bagaimana orang lain memandang diri individu tersebut.

17. Model Tubbs


Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu komunikasi dua-orang
(diadik). Meski dalam model ini komunikator 1 dan komunikator 2 juga mempunyai
unsur-unsur yang sama termasuk dalam definisinya : pesan, masukan, gangguan,
penyaring, saluran, unsur-unsur tersebut tetap berada dalam muatannya.

18. Model Gudykunst dan Kim


Model komunikasi ini dikembangkan oleh Stewart L. Tubbs. Model ini merupakan model
komunikasi antarbudaya.Pada dasarnya model yang ini sangat sesuai untuk komunikasi
tatap muka, khususnya antara dua orang atau lebih. Model komunikasi ini mampu
merepresentasikan komunikasi yang terjadi pada setiap orang, karena pada dasarnya kita
mengetahui bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai budaya, sosial budaya dan
psikobudaya yang sama persis diantara mereka.
Yang menjadi unsur dalam melengkapi model ini salah satunya yaitu lingkungan.
Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi-balik pesan. pesan
tersebut dapat berupa pesan verbal, juga nonverbal, bisa disegaja ataupun tidak disengaja.
Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penghlihatan, dan perabaan.
Gangguan dalam model Tubbs terbagi menjadi dua, yaitu gangguan teknis dan gangguan
semantik. Model komunikasi Gudykunst dan Kim membuat kita mampu memahami serta
mengenal budaya lain secara lebih mendalam. Dengan adanya komunikasi Gudykunst
and Kim kita juga akan lebih dalam mempelajari serta mengetahui latar belakang suatu
suku, lingkungan, budaya, agama, pendidikan, dan lain sebagainya .Namun dalam model
komunikasi ini seringkali malah memunculkan kesalahpahaman dan konflik akibat
perbedaan latar belakang budaya yang ada.

e) Kesimpulan
Model komunikasi yang paling sederhana adalah Model Aristoteles dan model
komunikasi yang paling sederhana namun mencakup secara keseluruhan adalah Model
Harold Lasswell. Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model komunikasi.
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap model diukur
berdasarkan kemanfaatannya saat kita hadapkan dengan dunia yang nyata, khususnya
ketika digunakan untuk menyaring suatu data dalam sebuah penelitian.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
2) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Model komunikasi ini dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung di
antara dua orang, tiga atau bahkan empat orang yang terjadi secara spontan dan
tidak terstruktur.
A. Model Intrapribadi
B. Model Antarpribadi
C. Model Laswell
D. Model Stimulus-Respon
E Model Newcomb
2. Model komunikasi yang berasal dari aksi sehingga menimbulkan reaksi.
A. Model Intrapribadi
B. Model Antarpribadi
C. Model Laswell
D. Model Stimulus-Respon
E Model Newcomb
3. Model Komunikasi ini merupakan ungkapan verbal mengenai Who, Says What,
In Which Channel, To Whom, dan With What Effect.
A. Model Intrapribadi
B. Model Antarpribadi
C. Model Laswell
D. Model Stimulus-Respon
E Model Newcomb
b) Kunci Jawaban
1. B
2. D
3. C

4. Pertemuan 4
a) Topik/ Sub Topik
• Etika Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 4 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan Etika Komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Etika Komunikasi

d) Isi/Konten
ETIKA KOMUNIKASI
Pengertian Etika Komunikasi

Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti
kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk
tingkah laku manusia. Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah
laku baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat. Adapun arti etika dari segi
istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan
sudut pandangnya, yaitu:
 Menurut Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
 Menurut Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu
studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk,
harus, benar, salah, dan sebagainya.
 Pendapat Drs. D.P. Simorangkir
Etika atau etik adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan
nilai yang baik.
 Pendapat Drs. Sidi Cjajalba
Etika ialah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik
dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
 Pendapat Dr. A. Voemans
Etika dan etik terdapat hubungan yang erat dengan masalah pendidikan.

Hakikat dan peranan etika dalam komunikasi yaitu : proses dalam menyampaikan pesan
dari komunikator kepada komunikan dengan mempunyai maksud dan makna. Artinya
dalam menyampaikan pesan perlu adanya etika atau aturan. Bayangkan jika kita
berkomunikasi tanpa etika atau aturan, maka pesan yang kita sampaikan tidak akan
memiliki kesamaan makna. Oleh karena itu, peran etika dalam komunikasi sangat
diperlukan mengingat manusia adalah makhluk yang beretika dan berkomunikasi. Etika
adalah sebuah aturan yang mengatur manusia agar hidup sesuai dengan norma-norma
dan adat kebiasaan
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu
di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St. John of
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
Pentingnya etika dalam komunikasi dapat dilihat jika seseorang berkomunikasi, kita
tentu lebih menghargai orang yang berbicara dengan sopan ketimbang orang yang
berbicara dengan kasar atau tidak sopan, seorang komunikan akan ragu untuk terbuka
dengan orang yang memiliki kredibilitas yang rendah, penyampaian pesan yang tidak
valid juga akan menyulitkan seorang komunikan dalam menangkap pesan maka dari itu
kita perlu mengetahui etika apasaja yang perlu kita penuhi sebelum berkomunikasi. Hal
Yang Perlu diperhatikan dalam berkomunikasi, antara lain :
• Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan
komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cinderung tidak
memperhatikan lawan bicaranya biasanya kehilangan beberapa potong informasi yang
disampaikan dan terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak, biasanya pihak yang
menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan akan tersinggung dengan kita
dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang salah) yang masuk dapat
berdampak langsung dengan pengplikasian kita.
• Fokus pada masalah
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok permasalah
yang ingin dibicarakan hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan
terlalu melenceng dari yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep
sebelum berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan
komunikasi yang tidak efisien karena informasi yang dimiliki tidak sesuai dengan apa
yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya focus masalah, yaitu tidak
mencampur adukkan masalah lain yang tidak memilik kaitan dengan informasi tersebut.
• Jangan menimpali pembicaraan
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana
perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali
atau menyela perkataannya sebelum selesai.
• Saling menghargai
Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu saling
memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep field
experience yaitu konsep kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin
lebih tinggi jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, sebagai contoh seorang
collecor barang antik tentu akan lebih cenggung berkomunikasi dengan seorang pecinta
ayam hias dari pada seorang collector lainnya. Namun meski demikian jika kita dan
orang lain tidak memiliki faktpr kesamaan, kita harus tetap menjaga etika dengan
menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa yang
dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan timbul pula pada orang yang
kita hargai tersebut.
• Selingi Dengan Humor
Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi yang
disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian
informasi tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu
menyelinginya dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak
merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan.

Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Berkomunikasi


• Penggunaan kalimat informal (tidak baku)
Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada orang yang tidak
dikenal atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu menggunakan kalimat
baku atau formal agar orang lain merasa dihargai.
• Berbicara sambil melakukan hal lain
Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan merasa tersinggung
saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan berbicara dengan lawan
bicara kita.
• Terlalu banyak basa-basi
Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cinderung lebih menyukai
penyampaian langsung (to the point) sebuah informasi, meski sebagian juga menyukai
basa-basi, namun dalam komunikasi formal kita tidak memerlukan basa-basi kita hanya
perlu memaparkan garis besarnya.
• Berbicara dengan nada kasar
Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut, orang tentu tidak akan
suka jika dibentak dan dimaki.
• Nada memerintah
Dalam hal ini orang cinderung tidak sadar menggunakan kalimat-kalimat memerintah
yan seharusnya kita hindari karena bisa menyinggung lawan bicara sebagai contoah
“bapak harus lebih kompeten dalam mengajar” kalimat tersebut jelas berisi kalimat
perintah.
• Tidak boleh menghakimi
Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimat yang menghakimi seprti “bapak
pasti korupsi.!” atau “tentu bapak telah melakukan hal yang keji” dan sebagainya.
• Manage intonasi
Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu tinggi (akan terkesan
membentak) dan tidak boleh terlalu rendah (terkaesan berbisik). Perlu nada yang sesuai
dan nyaman didengar.

e) Kesimpulan
Jadi, etika berkomunikasi yaitu penilaian baik-buruk atau bagaimana seharusnya
bertindak dalam usahanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia lain.
Manfaat etika :
• Agar disenangi, disegani, dan dihormati orang lain.
• Memudahkan hubungan dengan orang lain, sehingga melancarkan kegiatan hidup
dan kerja.
• Memelihara suasana menyenangkan dilingkungan keluarga, tempat kerja, dan
handai tolan.
• Memberi keyakinan pada diri sendiri saat menghadap orang lain serta
meningkatkan citra pribadi seseorang dimata masyarakat.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon
g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai
sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan
sebagainya.
A. Encyclopedia Britanica
B. Drs. D.P. Simorangkir
C. Drs. Sidi Cjajalba
D. Dr. A. Voemans
2. Etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik.
A. Encyclopedia Britanica
B. Drs. D.P. Simorangkir
C. Drs. Sidi Cjajalba
D. Dr. A. Voemans
3. Etika ialah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
A. Encyclopedia Britanica
B. Drs. D.P. Simorangkir
C. Drs. Sidi Cjajalba
D. Dr. A. Voemans

b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C

5. Pertemuan 5
a) Topik/Sub Topik
• Proses Komunikasi
• Elemen Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 5 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan proses komunikasi dan elemen komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Proses Komunikasi
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Elemen Komunikasi

d) Isi/Konten

PROSES KOMUNIKASI

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses


komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya)
yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi
adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya
sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang
yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian.
Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi
dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan
berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan.
Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting
juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang
pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan
timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang
diungkapkan oleh Sendjaja yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang
mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal
tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A
tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD
tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang
diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut
tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan
baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya
apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu
mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata
lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari
komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder


Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb
adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi
secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media
massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon,
dsb.).

ELEMEN KOMUNIKASI
Elemen dasar komunikasi menjadikan objek studi tentang teori komunikasi,
adapun elemen dasar komunikasi tersebut adalah;
1. Source (sumber)
Source atau sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk
berkomunikasi. Sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder),
komunikator, pembicara (speaker).
2. The message (pesan)
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap
dan nilai komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu 1) makna, 2)
simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan 3) bentuk atau
organisasi pesan.
3. The channel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima
4. The receiver (penerima)
The receiver atau penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima sering
juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicatee), penyandi-
balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), atau penafsir
(interpreter).
5. Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan
pemaknaan pesan yang komunikator sampaikan kepada penerima. Hambatan ini
bisa berasal dari pesan, saluran, dan pendengar. Beberapa buku menggunakan
istilah noise untuk menyebut elemen pengganggu, yang diartikan sebagai
gangguan (disturbance/ interference) dalam proses komunikasi. External noise
meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan, dan teknis saluran. Sedangkan
internal noise meliputi aspek psikologi peserta komunikasi maupun aspek
semantik. Misalnya sebuah kata yang mengandung arti ambiguitas. Berikut adalah
beberapa hambatan komunikasi:
• Perbedaan Persepsi
• Permasalahan Bahasa
• Kurang mendengarkan
• Perbedaan Emosional
• Perbedaan latar belakang
6. Feedback
Feedback adalah reaksi dan respons pendengar atas komunikasi yang komunikator
lakukan. Feedback bisa dalam bentuk komentar langsung atau tertulis, surat, atau
public opinin polling. Feedback juga berperan sebagai pengatur (regulator).
Feedback mengontrol atau mengatur aksi komunikasi kita. Feedback negatif
misalnya berupa kritikan, atau penolakan. Contohnya, ”Bisakah Anda diam?”.
Feedback positif misalnya berupa pujian.
7. The situation (situasi)
Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi pidato
(speech communication). Situasi atau keadaan selama komunikasi berlangsung
berpengaruh terhadap mood pembicara maupun pendengar, saluran/ media yang
dipakai, dan feedback audience.
Di antara model awal yang telah dibentuk untuk menerangkan maksud
komunikasi. Laswell menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses input /
linear yaitu Siapa, Berkata apa, Dalam saluran apa, Kepada siapa, Dengan kesan
apa. Di dalam model ini unsur-unsur komunikasi yang ditekankan adalah sumber,
pesan, saluran, penerima, kesan dan bagaimana proses maklumat disampaikan
antara satu sama lain. Selain itu Model Matematik atau Model Shannon dan
Weaver pula melihat komunikasi sebagai proses pemancaran pesan. Model ini
juga menjadi asas teori komunikasi.

e) Kesimpulan
Proses komunikasi bisa berjalan dengan 2 cara. Komunikasi secara langsung disebut
sebagai proses primer dan komunikasi melalui media disebut sebagai proses sekunder.
Di dalam proses komunikasi terdapat elemen-elemen dasar komunikasi yaitu, sumber,
pesan, saluran, penerima, hambatan, tanggapan dan situasi.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
A. Proses komunikasi secara primer
B. Proses komunikasi secara sekunder
C. Proses komunikasi secara langsung
D. Proses komunikasi secara tidak langsung
2. Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
A. Proses komunikasi secara primer
B. Proses komunikasi secara sekunder
C. Proses komunikasi secara langsung
D. Proses komunikasi secara tidak langsung
3. Yang bukan termasuk elemen dasar komunikasi adalah
A. Sumber
B. Pesan
C. Saluran
D. Sarana
b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. D

6. Pertemuan 6
a) Topik/Sub Topik
• Konseptual Komunikasi
• Tingkatan Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 6 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan konseptual dan tingkatan komunikasi

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Konseptual Komunikasi
• Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Tingkatan Komunikasi

d) Isi/Konten
KOSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi
dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau
lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap
muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau
televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila
diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada
komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi
dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini
mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang
untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam
konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan
pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu
kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. Beberapa definisi
komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu
pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber
kepada penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi


Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-
reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau
nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari
orang kedua, dan begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini,
Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak
terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni , dan teknologi.

3. Komunikasi sebagai transaksi.


Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara
sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini,
maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau
pesan nonverbal. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan
makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami
danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi
antara dua orang atau lebih.

TINGKATAN KOMUNIKASI
Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
• Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang
terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui
panca indera dan sistem syaraf manusia.
• Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik.
Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari
dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
• Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri
atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
• Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
• Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan
sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian
Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian
komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar
komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group
communication) untuk komunikasi ini.

e) Kesimpulan
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain,
sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik
secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media
A. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
B. Komunikasi sebagai interaksi
C. Komunikasi sebagai transaksi.
D. Komunikasi sebagai ilmu
2. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat
atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
A. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
B. Komunikasi sebagai interaksi
C. Komunikasi sebagai transaksi.
D. Komunikasi sebagai ilmu
3. Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis
yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi
A. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
B. Komunikasi sebagai interaksi
C. Komunikasi sebagai transaksi.
D. Komunikasi sebagai ilmu

b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C

7. Pertemuan 7
a) Topik/Sub Topik
• Jenis-jenis Teori Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 7 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan jenis-jenis komunikasi

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Jenis-jenis Komunikasi

d) Isi/Konten
JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI
Secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
• Teori-teori fungsional dan struktural.
Ciri dan pokok pikiran dari teori ini adalah: Individu dipengaruhi oleh struktur sosial
atau sistem sosial dan individu bagian dari struktur. Sehingga cara pandangnya
dipengaruhi struktur yang berada di luar dirinya. Pendekatan ini menekankan tentang
sistem sebagai struktur yang berfungsi. Karakteristik dari pendekatan ini adalah :
a. Mementingkan sinkroni (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada
diacrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu). Misalnya dalam mengamati
suatu fenomena menggunakan dalil-dalil yang jelas dari suatu kaidah. Perubahan
terjadi melalui tahapan metodologis yang telah baku.
b. Cenderung memusatkan perhatiannya pada akibat-akibat yang tidak diinginkan
(unintended consequences) daripada hasil yang sesuai tujuan. Pendekatan ini
tidak mempercayai konsep subjektivitas dan kesadaran. Fokus mereka pada
faktor-faktor yang berada di luar kontrol kesadaran manusia.
c. Memandang realitas sebagai sesuatu yang objektif dan independent. Oleh karena
itu, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode empiris yang cermat.
d. Memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran dan objek yanng disimbolkan
dalam komunikasi. Bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang
telah ada.
e. Menganut prinsip the correspondence theory of truth. Menurut teori ini bahasa
harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan ssuatu
secara akurat.
• Teori-teori behavioral dan kognitif.
Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada diri
manusia secara individual. Beberapa pokok pikirannya :
a. Model stimulus-respon (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara
stimulus dan respon.
b. Mengutamakan analisa variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya
mengidentifikasi variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari
hubungan antar variabel.
c. Menurut pandangan ini komunikasi dipandang sebagai manifestasi dari proses
berfikir, tingkah laku dan sikap seseorang. Oleh karenanya variabel-variabel
penentu memegang peranan penting terhadap kognisi seseorang (termasuk
bahasa) biasanya berada di luar kontrol individu.

• Teori-teori konvesional dan interaksional.


Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung, individu-individu
yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang.
Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri tetapi juga harus sepakat dalam
giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus
menyapa dan sebagainya. Teori ini berkembang dari aliran interactionisme simbolik
yang menunjukan arti penting dari interaksi dan makna. Pokok pikiran teori ini adalah :
a. Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun,
memelihara, serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal
ini bahasa dan simbol. Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat
(the glue of society).
b. Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapat terjadi
melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi pembentuk struktur sosial.
Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
c. Struktur sosial merupakan produk interaksi, karena bahasa dan simbol
direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Sehingga focus
pengamatannya adalah pada bagaimana bahasa membentuk struktur social, serta
bagaimana bahasa direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya.
d. Makna dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dari konteks ke konteks. Sifat
objektif bahasa menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu makna
dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok
social ke kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna
adalah relative dan temporer.

• Teori kritis dan interpretif.


Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretift, yang dikembangkan oleh
Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. sementara teori kritis berkembang dari pemikiran Max
Weber, Marxisme dan Frankfurt School. Interpretif berarti pemahaman (verstechen)
berusaha menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki
banyak arti, maka makna idak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi
secara harfiah merupakan proses aktif dan inventif. Teori interpretif umumnya
menyadari bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi
interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-
kemungkinan makna. Implikasi social kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi
dan politik, tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasi dan tatanan
komunikasi dalam masyarakat.
Meskipun demikian teoritisi kritis biasanya enggan memisahkan komunikasi dan
elemen lainnya dari keseluruhan system. Jadi, suatu teori kritis mengenai komunikasi
perlu melibatkan kritik mengenai masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan kelompok
ini terutama sekali popular di Negara-negara Eropa.Karakteristik umum yang
mencirikan teori ini adalah :
a. Penekanan terhadap peran subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman
individual.
b. Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang
sebagai meaning centered.
c. Bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Di samping karakteristik di atas yang menunjukan kesamaan, terdapat juga
perbedaan mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam
pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghndarkan sifat-sifat
preskriptif dan keputusan-keputusan absolute tentang fenomena yang diamati.
Pengamatan menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentative
dan relative. Sementara teori-teori kritis lazimnya cenderung menggunakan
keputusan-keputusan absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami pengalaman
hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori
kritis berkaitan dengan cara-cara di mana kondisi manusia mengalami kendala dan
berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia.

• Teori Kontekstual Komunikasi


Berdasarkan konteks dan tingkatan analisisnya, teori komunikasi dapat dibagi menjadi
lima :
a. Intra personal communication, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri
seseorang. Fokusnya adalah pada bagaimana jalannya proses pengolahan
informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.
Umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi
terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancainderanya.
b. Interpersonal communication, yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat
pribadi baik yang terjadi secara langsung (non-media) atau tidak langsung
(media). Fokus teori ini adalah pada bentukbentuk dan sifat hubungan,
percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.
c. Komunikasi kelompok. Fokus pada interaksi diantara orang-orang dalam
kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar
pribadi, namun pembahasannya berkaitan dengan dinamika kelompok, efisiensi
dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk
interaksi serta pembuatan keputusan.
d. Komunikasi Organisasi. Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang
terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi
melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal. Pembahasan teori
ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia,
komunikasi dan proses pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
e. Komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi
melibatkan keempat teori sebelumnya. Teori ini secara umum memfokuskan
perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media
dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari
komunikasi massa, serta dampak komunikasi massa terhadap individu.
e) Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori komunikasi ditujukan untuk memahami pengalaman
hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori
kritis berkaitan dengan cara-cara di mana kondisi manusia mengalami kendala dan
berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon
g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Ciri dan pokok pikiran dari teori ini adalah: Individu dipengaruhi oleh
struktur sosial atau sistem sosial dan individu bagian dari struktur.
A. Teori-teori fungsional dan struktural.
B. Teori-teori behavioral dan kognitif.
C. Teori-teori konvesional dan interaksional
D. Teori kritis dan interpretif
2. Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya
pada diri manusia secara individual.
A. Teori-teori fungsional dan struktural.
B. Teori-teori behavioral dan kognitif.
C. Teori-teori konvesional dan interaksional
D. Teori kritis dan interpretif
3. Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung, individu-
individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan
lambang-lambang.
A. Teori-teori fungsional dan struktural.
B. Teori-teori behavioral dan kognitif.
C. Teori-teori konvesional dan interaksional
D. Teori kritis dan interpretif
b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C

8. Pertemuan 8
a) Topik/Sub Topik
• Fungsi Komunikasi
• Manfaat Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 8 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan fungsi komunikasi secara umum dan menurut ahli serta manfaat
memplajari ilmu Komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Fungsi Komunikasi secara umum dan
menurut Ahli
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang manfaat memplajari ilmu Komunikasi

d) Isi/Konten
FUNGSI KOMUNIKASI
Fungsi Komunikasi secara umum adalah sebagai berikut :
• Menyampaikan pikiran atau perasaan
• Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
• Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu
• Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan
• Mengenal diri sendiri
• Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
• Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
• Mengisi waktu luang
• Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan
• Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku
sebagaimana diharapkan.

Fungsi lain dari komunikasi adalah sebagai berikut :


• Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi
merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar
masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa
bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan.
• Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan
demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan
pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak
melalui kegiatan mass communication.
• Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan
berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih
berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah
memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan
tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti
sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan
melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-
kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif
adalah melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota
masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara
orang tua dengan anak- anaknya.
• Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada
masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke
arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi
masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui
komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran,
spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan
mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi
Interpersonal.
• Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk
memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa
sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengkategorikan fungsi


komunikasi menjadi 4, yaitu:
1. Sebagai komunikasi Sosial
Fungis komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara
secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita,
dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada
kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai
siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri
Anda bila anda telah dicintai; Anda berpikir Anda cerdas bila orang-orang sekitar
Anda menanggap Anda cerdas, Anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang
sekitar Anda juga mengatakan demikian. GeorgeHerbert Mead (dalam Jalaluddin
Rakhmat, 1994) mengistiatkan significant others (orang lain yang sangat penting)
untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam
membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orangtua kita,
saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W. J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang
dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara
perlahan-lahan kita membentuk konsep di- ri kita. Selain itu, terdapat apa yang
disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara
emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita.
Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau Anda memilih kelompok rujukan Anda
Ikatan Dokter Indonesia, Anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai
ukuran perilaku Anda. Anda juga merasa diri sebagai bagian dari kelompok ini,
lengkap dengan sifat-sifat dokter menurut persepsi Anda.
Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis.
Inilah yang disebut sebagai aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan
eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya
pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan
moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau
komentatorita itu sering berbicara panjang lebar menguliahi hadirin, dan argumen-
argumen yang terkadang tidak relevan.
Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan
biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita
seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita
sebagai manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah adalah
kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan
membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Maslow menyebutkan
bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamananan,
kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih
dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebutuhan fisiologis dan keamanan
untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan
diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi
keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan,
rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif
atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta
hiburan.

2. Sebagai komunikasi Ekpresif


Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,
marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan
secara lebih ekspresif lewat perilaku non verbal. Seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan
kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan
matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa
kampus dengan melakukan demonstrasi

3. Sebagai komunikasi Ritual


Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai
dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan,
dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-
perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,
sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk
menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau
Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi
keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi Instrumental


Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita
gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut.
Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai
tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian,
menimbulkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan materiel,
ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan
(impression management), yakni teknik verbal dan nonverbal, seperti berbicara
sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya yang pada
dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita
inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi,
misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian
menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan
dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk
mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya
untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para
ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy
(1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi,
mendidik, menghibur, dan memengaruhi. Adapun Harold D. Lasswell (dalam
Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994: 27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai
berikut:
a. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information)
yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang memengaruhi nilai
masyarakat.
b. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya.
c. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai berikut :


• The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk
mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu
lingkungan (kalau dalam media massa hal ini sebagai penggarapan berita).
• The correlation of correlation of the parts of society in responding to the
environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap
informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana
atau propaganda).
• The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal
ini transmission of culture difocuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan
informasi, nilai- nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.

Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai


pendapat bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :
• Public Information
• Public Education
• Public Persuasion

MANFAAT KOMUNIKASI
Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi? (Ruben & Steward 2005: h. 1-8)
menyatakan bahwa Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita. Dalam
kehidupan kita sehari-hari komunikasi peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa
tidak berkomunikasi jika tidak ada aktivitas yang dilakukan tanpa komunikasi,
dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan
berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Cara
kita berhubungan satu dengan lainnya, bagaimana suatu hubungan kita bentuk,
bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok,
komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.
Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam
kehidupan kita.
Mempelajari teori komunikasi akan membantu untuk melihat hal-hal yang belum pernah
dilihat sebelumnya, melihat hal-hal yang tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Pelebaran presepsi ini akan memungkinkan untuk keluar dari cara berpikir yang biasa
serta dapat menyesuaikan diri, fleksibel, dan canggih terhadap pendekatan komunikasi.
Sehingga teori komunikasi memberikan seperangkat alat bantu yang berguna untuk
melihat proses dan pengalaman melalui cara pandang yang baru.
Belajar teori bukan hanya sekedar membaca tapi dengan belajar teori kita dapat
mengetahui sesuatu hal yang belum pernah kita lihat dan ketahui sebelumnya. Seperti
yang telah disebutkan oleh W. Littlejohn, dalam bukunya Theories of Human
Communication, Wadsworth (2005:2)
“studying communication theory will help you see things you never saw before.One
writer put it this way.”The paradigma observer is not the man who sees and reports
what all normal observers see and report,but the man who sees in familiar objects what
no one else has seen before.”
Dengan mempelajari teori komunikasi akan membantu melihat segala sesuatu yang
tidak kita lihat/sadari sebelumnya”dengan pernyataan yang berbeda.”Pengamat yang
mendasarkan diri pada suatu paradigma tertentu bukanlah orang yang melihat dan
memberitahu seperti apa yang orang awam lihat dan laporkan,melainkan dia akan
melihat sesuatu pada hal-hal yang lumrah yang tidak bisa dilihat orang sebelumnya.
Melihat analogi dari Thomas Kuhn (Littlejohn,2005:3):
“Looking at a contour map,the student sees lines on paper,the cartographer a picture of
a terrain.looking at a bubblechamber photograph,the student sees confused and broken
lines,the physycist a record of familiar subnuclear events.”
“Jika melihat sebuah peta kartografi maka seorang siswa hanya akan melihat garis-garis
biasa, seorang ahli peta akan menggambarkan sebuah tanah lapang. Melihat pada foto
ruangan gelembung, seorang siswa hanya melihat gari-garis yang membingungkan,
seorang ahli fisika mencatat kejadian-kejadian subnuklir.” Artinya, seseorang hanya
bisa melihat sebuah fenomena dengan sudut yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa
kalau dia mempunyai bekal teori untuk membedah fenomena tersebut.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mempelajari teori
komunikasi kita akan mendapatkan bekal agar dapat mengetahui segala sesuatu dengan
cara baru dengan pandangan yang menarik dan bisa mendapatkan manfaat dari sesuatu
tersebut.

e) Kesimpulan
Teori-teori berfungsi sebagai alat bantu yang berguna untuk melihat proses dan
pengalaman sehari-hari. Kita memerlukan teori komunikasi untuk mengetahui makna-
makna tersembunyi dalam peristiwa komunikasi, seperti pesan-pesan non-verbal,
simbol-simbol, dsb. Dengan belajar teori komunikasi dapat membantu kita untuk
menyusun pesan atau menyampaikan sesuatu dengan baik.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon
g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Fungis komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan
A. Sebagai komunikasi Sosial
B. Sebagai komunikasi Ekpresif
C. Sebagai komunikasi Ritual
D. Sebagai komunikasi Instrumental
2. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal.
A. Sebagai komunikasi Sosial
B. Sebagai komunikasi Ekpresif
C. Sebagai komunikasi Ritual
D. Sebagai komunikasi Instrumental
3. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup yang disebut para antropolog sebagai rites of passage,
mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman,
pernikahan, dan lain-lain.
A. Sebagai komunikasi Sosial
B. Sebagai komunikasi Ekpresif
C. Sebagai komunikasi Ritual
D. Sebagai komunikasi Instrumental
b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C
9. Pertemuan 9
a) Topik/Sub Topik
• Prinsip-prinsip Komunikasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 9 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip Komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Prinsip-prinsip Komunikasi

d) Isi/Konten
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip-prinsip komunikasi diuraikan dengan berbagai cara oleh pakar komunikasi. Para
pakar komunikasi berbeda-beda dalam menggunakan istilah untuk menyebutkan tentang
prinsip-prinsip komunikasi, sebagai contoh Willliam B. Gudykunst dan Young Yun
Kim mengistilahkan sebagai asumsi-asumsi komunikasi, sedangkan Cassandra L. Book,
Bert E Bradley Larry A. Samovar, dan Richard E. Porter, Sarah Trenholm dan Arthur
Jensen menyebutnya sebagai karakteristik-karakteristik komunikasi.
Dengan bersumber dari berbagai pakar komunikasi Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.,
mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip komunikasi. Berikut ini adalah prinsip-
prinsip komunikasi yang di jabarkan oleh "Deddy Mulyana" berdasarkan pengalaman
dan pengamatan pribadi serta rujukan lain yang relevan. Prinsip-prinsip komunikasi
tersebut pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat
komunikasi.
PRINSIP 1: KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK
Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan) adalah ia diberi kemampuan
untuk berpikir, Seorang file mengistilahkan sebagai al hayawanu nathiq manusia adalah
hewan yang berpikir. Dengan pikiran itulah manusia mempunyai kemampuan untuk
menggunakan lambang. Ernst Cassier menyebutkan bahwa yang membedakan manusia
dengan makhluk lain adalah kemampuannya dalam menggunakan simbol (animal
symbolicum).
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya,
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal),
perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari
lambang atau simbol ini adalah adanya kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya
kesepakatan tersebut maka simbol tersebut tidak akan dapat dijadikan se-
bagai komunikasi.
Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dan objek dapat
direpresentasikan oleh ikon dan indeks, akan tetapi ikon (1) dan indeks [2] tidak
memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah kemiripan sebagaimana ketika
anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan, maka foto yang tertempel pada kartu
tersebut adalah ikon anda. Akhir-akhir ini lambang itu sering dipertukarkan dalam peng
gunaannya, sebagai contoh Romeo dan Juliet/Rama dan Shineta merupakan lambang
"cinta yang abadi". Adapun indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan
akibat yang punya kedekatan eksistensi, sebagai contoh ketika matahari terbenam maka
merupakan indeks bahwa waktu shalat magrib telah masuk, akan tetapi bagi sebagian
masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang mistik maka ketika matahari
terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin dan setan lainnya sehingga para orang
tua melarang anak-anak kecil untuk keluar rumah maka waktu terbenamnya matahari
merupakan lambang karena sudah disepakati oleh masyarakat tersebut.

Lambang mempunyai karakteristik sebagai berikut:


1. Lambang bersifat sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang
Sebagaimana dalam muqaddimah bahwa hal yang paling utama dalam lambang adalah
adanya kesepakatan, maka apa pun bentuknya dapat dijadikan sebagai lambang, baik
berupa kata-kata, isyarat anggota tubuh, hewan, tumbuhan, dan sebagainya. Sebagai
contoh bahwa kenapa buah yang berduri itu disebut durian, atau hewan yang berkokok
itu disebut ayam, penyebutan tersebut tentunya karena orang bersepakat.
2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna
Yang memberikan makna pada sebuah lambang itu adalah pikiran kita, bahkan kata-
kata itu pun merupakan pemakanan dari pikiran kita. Tentu akan menjadi hal yang sulit
apabila suatu perkataan tidak dimaknai dengan makna yang sama, maka hal ini akan
menjadikan miss communication.
3. Lambang itu bervariasi
Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan berubah dari konteks
waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat lain dan dari satu budaya
ke budaya lain.
Lambang kekayaan pada masyarakat jawa tahun tujuh puluhan adalah dengan rumah
gedhong (tembok) karena pada waktu itu rumah biasa dibuat dari bambu atau papan,
lambang tersebut tentunya tidak berlaku lagi pada zaman sekarang karena kebanyakan
masyarakat sudah mampu untuk hanya membuat rumah gedong.

PRINSIP 2: SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI


Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah
terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi
nonverbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Kita tidak dapat berkomunikasi (we cannot not communicate). Tidak berarti bahwa
semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang
memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

PRINSIP 3: KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN


Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana
hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Dimensi isi disandi secara verbal, sedangkan dimensi hubungan disandi secara
nonverbal. Sebagai contoh kalimat "Makan.. tuh" dengan nada lembut bermakna
perintah untuk makan sedangkan apabila menggunakan intonasi tinggi maka bermakna
larangan memakannya. Ketika seseorang tahu bahwa temannya sedang makan ia pun
tetap menyapa dengan kalimat "makan...?" hal itu bermakna menyapa agar tidak
dikatakan sebagai orang yang judes atau cuek.

PRINSIP 4: KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT


KESENGAJAAN
Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan sadar
serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika
berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita bercakap-cakap
dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan berbeda cara berkomunikasi kita
dibanding ketika kita bercakap-cakap dengan teman yang sudah biasa bergaul sehari-
hari. Akan tetapi, kita juga akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang lebih tinggi
dengan teman sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan berita yang sangat
menarik bagi kita.
Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsi-asumsi
orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagai contoh ketika
seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya dengan sering menggaruk-garuk
kepalanya maka kita akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut kurang siap, walaupun
mahasiswa tersebut tidak demikian. Untuk membuktikan bahwa niat atau kesengajaan
bukan syarat mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari contoh kasus sebagai berikut;
Ketika anak muda yang belum tahu tata krama Yogya-Solo berjalan di depan orang
yang lebih tua pada masyarakat Yogyakarta dan Solo klasik dan ia tidak
membungkukkan badan maka dia akan dicap sebagai anak yang tidak punya tata krama
walaupun anak itu tidak sengaja.

PRINSIP 5: KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU


Pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
nonverbal disesuaikan dengan tempat, di mana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan dikirim dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Seseorang yang berkomunikasi akan menimbulkan makna-makna tertentu, sedangkan
makna tersebut berhubungan dengan konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.
Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan dengan ruang adalah akan dianggap
"kurang sopan" apabila menghadiri acara protokoler dengan memakai kaos oblong.
Adapun waktu dapat memengaruhi makna komunikasi dapat digambarkan sebagai
berikut orang yang berlangganan koran Republika dan koran itu selalu datang jam 05.30
kemudian dengan tiba tiba datang jam 09.00 tentunya pelanggan tersebut akan mem-
punyai persepsi-persepsi tertentu.

PRINSIP 6: KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI


Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi
mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tata krama. Artinya,
orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima
pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering belangsung cepat.
Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya,
misalnya Anda mengetahui bagaimana tata krama dalam berbahasa ketika Anda
berhadapan dengan orangtua Anda atau orang yang lebih tua. Misalnya tidak dapat
menyapa orangtua Anda dengan "kamu" atau "elu".

PRINSIP 7: KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK


Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (A Living System). Organ-organ dalam
tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan mata dapat membuat kepala kita pusing.
Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsur kita yang
bersifat rohani.
Komunikasi juga menyangkut suatu sistem dari unsur- unsurnya setidaknya dua sistem
dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu sistem internal dan eksternal. Sistem
internal adalah seluruh sistem nilai yang di bawah oleh seseorang individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selalu sosialisasinya dalam berbagai
lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama,
lembaga pendidikan, dan lain-lain). Sistem internal ini mengandung semua unsur yang
membentuk individu yang unik. Kita hanya dapat menduganya lewat kata-kata yang ia
ucapkan dan perilaku yang ia tunjukkan. Jumlah sistem internal ini adalah sebanyak
individu yang ada.
Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk
kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik, kegaduhan disekitarnya, penataan
ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Lingkungan dan objek mengaruhi komunikasi
kita namun persepsi kita atas lingkungan kita juga memengaruhi kita berperilaku.

PRINSIP 8: SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN


EFEKTIFLAH KOMUNIKASI
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak
pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka kembar. Namun adanya
kesamaan sekali lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada
gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

PRINSIP 9: KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL


Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.

PRINSIP 10: KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS, DAN


TRANSAKSIONAL
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi
itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi
diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

PRINSIP 11: KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE


Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian
rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak
dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek
sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

PRINSIP 12: KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN


BERBAGAI MASALAH
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan
oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut
mungkin berkaitan dengan masalah struktural.

e) Kesimpulan
Prinsip-prinsip komunikasi diuraikan dengan berbagai cara oleh pakar komunikasi. Para
pakar komunikasi berbeda-beda dalam menggunakan istilah untuk menyebutkan tentang
prinsip-prinsip komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya
merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan) adalah ia diberi
kemampuan untuk berpikir. Dengan pikiran itulah manusia mempunyai
kemampuan untuk menggunakan lambang
A. komunikasi adalah suatu proses simbolik
B. setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
C. komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
D. komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
2. Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi.
A. komunikasi adalah suatu proses simbolik
B. setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
C. komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
D. komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
3. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi
hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan,
bagaimana hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya
pesan itu ditafsirkan.
A. komunikasi adalah suatu proses simbolik
B. setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
C. komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
D. komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
b) Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C

10. Pertemuan 10
a) Topik/Sub Topik
• Gangguan Komunikasi
• Hambatan Komunikasi
b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 10 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan gangguan dan hambatan Komunikasi.

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Gangguan dan Hambatan Komunikasi

d) Isi/Konten
GANGGUAN KOMUNIKASI
Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan
bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena:
1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
2. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan
oleh penerima.
3. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
membingungkan penerima.
4. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-
simbol bahasa yang digunakan.

HAMBATAN KOMUNIKASI
Hambatan atau gangguan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur
yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di mana komunikasi itu terjadi.
Menurut Shannon dan Weaver (Cangara, 2007), gangguan komunikasi terjadi jika
terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga
komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif dan tidak sesuai dengan harapan
komunikator dan komunikan.
Sejumlah hambatan dapat memperlampat atau mengacaukan komunikasi yang efektif
(Deddy Mulyana, 2005), hambatan tersebut, antara lain:
1. Penyaringan (filtering)
Penyaringan mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja oleh
pengirim berita sehingga informasi tersebut akan tampak lebih
menyenangkan bagi penerima informasi.
2. Perspektif selektif
Permasalahan ini dapat muncul karena si penerima informasi, dalam proses
komunikasi, melihat dan mendengar sesuatu dengan selektif berdasarkan
pada kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik
kepribadian lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi oleh kepentingan
dan harapan-harapannya dalam proses komunikasi ketika ia menerjemahkan
informasi.
3. Gaya Gender
Laki-laki maupun perempuan menggunakan komunikasi lisan untuk alasan
yang berbeda. Sehingga konsekuensinya, jenis kelamin menjadi hambatan
bagi komunikasi yang efektif antara kedua jenis kelamin tersebut.
4. Emosi
Perasaan penerima informasi pada saat penerimaan pesan komunikasi akan
sangat memengaruhi cara seseorang, menafsirkannya. Pesan yang sama
tatkala diterima pada saat kondisi sedang marah atau bingung akan
ditafsirkan berbeda pada saat seseorang tersebut dalam keadaan senang.
Emosi-emosi yang ekstrem pada saat senang atau saat tertekan akan
berkecenderungan menghambat komunikasi yang efektif.
5. Bahasa
Kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia,
pendidikan, dan latar belakang budaya adalah tiga dari sekian banyak
variabel yang jelas sangat memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya pada kata-kata. Para pengirim
informasi cenderung berasumsi bahwa kata kata dan istilah lah-istilah yang
mereka gunakan memiliki arti yang sama dengan yang dipahami oleh si
penerima informasi. Asumsi ini sering tidak tepat.
6. Petunjuk nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah cara yang penting bagi seseorang dalam
menyampaikan pesan. Namun, komunikasi nonverbal selalu diiringi oleh
komunikasi lisan. Selama bersesuaian, keduanya akan saling menguatkan.
Ketika kata-kata pimpinan menunjukkan bahwa dia marah, nada suara, dan
gerakan tubuhnya menunjukkan kemarahan, jadi dapat disimpulkan secara
tepat bahwa dia sedang marah. Namun demikian, ketika petunjuk nonverbal
tidak bersesuaian dengan pesan lisan, maka penerima informasi akan
bingung dan pesan akan menjadi tidak jelas.

e) Kesimpulan
Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan
Bahasa. Sedangkan Hambatan atau gangguan komunikasi dapat terjadi pada semua
elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di mana
komunikasi itu terjadi.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Essay
a) Pertanyaan
1. Sebutkan yang menjadi gangguan komunikasi ?
2. Sebutkan yang menjadi hambatan komunikasi ?
b) Kunci Jawaban
1. - Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
- Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan
oleh penerima.
- Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
membingungkan penerima.
- Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-
simbol bahasa yang digunakan.
2. Penyaringan, Perspektif selektif, Gaya Gender, Emosi, Bahasa, Petunjuk
nonverbal

11. Pertemuan 11
h) Topik/Sub Topik
• Definisi Komunikasi Kesehatan
• Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan

i) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 11 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan definisi dan ruang lingkup komunikasi kesehatan.

j) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Definisi Komunikasi Kesehatan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan

k) Isi/Konten
DEFINISI KOMUNIKASI KESEHATAN
Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis
untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan
verbal prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal,
maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang
pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang
sejauh mungkin mengubah dan membarui kualitas individu dalam suatu komunitas atau
masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika. (Health
Communication Partnership MMC Health Communication Materials Database, 2004)

RUANG LINGKUP KOMUNIKASI KESEHATAN


Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
serta kebijakan kesehatan.
1. Pencegahan Penyakit (Preventif)
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam empat
golongan, yaitu:
a. Usaha pencegahan (usaha preventif).
b. Usaha pengobatan (usaha kuratif).
c. Usaha promotif.
d. Usaha rehabilitatif.
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat
yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih
baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha
pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar kaki
tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang
lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun
merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya "Preventive Medicine for the Doctor in
his Community", membagi usaha pencegahan penyakit dalam lima tingkatan
yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-
usaha pencegahan itu, yaitu:
a. Masa sebelum sakit.
b. Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion).
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada
umumnya. Beberapa usaha di antaranya:
a. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti: penyediaan air
rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran
dan air limbah, dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang
baik.
e. Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (spesific
protection).
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit penyakit-
penyakit tertentu. Beberapa usaha di antaranya, yaitu:
a. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
b. Isolasi penderita penyakit menular.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun
di tempat kerja.
d. Pada masa sakit.
e. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and
prompt treatment).
Tujuan utama dari usaha ini, yaitu:
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari setiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit.
Beberapa usaha di antaranya:
a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan
misalnya pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru, dan sebagainya serta
memberikan pengobatan.
b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita
penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya
timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang
lain misalnya isolasi, desinfeksi, dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta
keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan
menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin
tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang
terlambat. Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si
sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan, dan perawatan
menjadi lebih besar.
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disability
limitation).
e. Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan
pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh
kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah
agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari
alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

2. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas:
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya,
misalnya seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu
mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu dengan
menggunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang
sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskan sering kali bersamaan dengan
terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan
mental untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
c. Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/ jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidakmampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis.
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.
Usaha pengembalian berkas penderita ini ke dalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses
penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat ada- lah sesuai dengan
falsafah Pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan dan keadailan
sosial. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap
warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata,
melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

3. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika
para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prevention) dari H. R. Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat limat tingkat
pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
1. Promotion of health;
2. Specific protection;
3. Early diagnosis and prompt treatment,
4. Limitation of disability, dan
5. Rehabilitation
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of health oleh para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan, bukan promosi kesehatan. Mengapa demikian? Tidak lain karena
makna yang terkandung dalam istilah promotion of health di sini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang,
olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak
terserang penyakit.
Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam
penjelasannya tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui
peningktan gizi, dan lain-lain. Peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education) kepada individu
dan masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk
definisi mengenai promosi kesehatan: "Health promotion is the process of
enabling people to increase control over and improve, their health. To reach a
state of complete physical mental, and social, well-being, an individual or
group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with the environment." (Ottawa Charter, 1986)

l) Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan di atas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini, health
promotion di maknai sebagai perluasan dari health education atau pendidikan kesehatan.

m) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

n) Latihan
1) Pilihan Ganda
a) Pertanyaan
1. Sebutkan definisi dari komunikasi kesehatan?
2. Sebutkan Ruang lingkup komunikasi kesehatan?

b) Kunci Jawaban
1. komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk memengaruhi secara
positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan verbal prinsip dan
metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun
komunikasi massa.
2. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, serta kebijakan kesehatan.

12. Pertemuan 12
a) Topik/Sub Topik
• Komunikasi Kesehatan bagi perubahan perilaku
• Komunikasi Kesehatan bagi tenaga kesehatan
• Komunikasi Kesehatan bagi pembangunan kesehatan

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 12 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan komunikasi kesehatan bagi perubahan perilaku, tenaga kesehatan dan
pembangunan kesehatan

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi Kesehatan bagi perubahan
perilaku
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi Kesehatan bagi tenaga
kesehatan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi Kesehatan bagi
pembangunan kesehatan

d) Isi/Konten
KOMUNIKASI KESEHATAN BAGI PERUBAHAN PERILAKU
Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengaruhi
praktik-praktik kesehatan populasi-populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan
adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktik dan pada
gilirannya, status kegiatan. Meskipun banyak profesional yang bekerja di bidang ini
menarik suatu perbedaan dalam hal istilah-istilah pendidikan kesehatan; kokomunikasi
kesehatan; promosi kesehatan; serta informasi, pendidikan, dan komunikasi (IEC,
Information, Education, and Communication), namun pada kenyataannya, dalam praktik
terdapat banyak tumpang-tindih, dan dalam buku ini kami tidak akan membeda-bedakan
istilah-istilah tersebut. Kami menggunakan kata komunikator tidak hanya merujuk
kepada mereka-mereka yang telah dilatih secara khusus dalam bidang-bidang ini,
melainkan juga bagi profesional kesehatan tertentu yang terlibat dalam pengubahan
perilaku kesehatan melalui program-program komunikasi.
Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu.
Setidak-tidaknya, salah satu dari kunci-kunci keberhasilan adalah penerapan metodologi
komunikasi kesehatan yang ilmiah serta sistematis bagi masalah-masalah kesehatan
masyarakat. Meskipun pada kenyataannya strategi komunikasi HealthCom pada satu
negara berbeda secara mencolok dengan strategi di-negara-negara lain, namun,
metodologi yang digunakan adalah sama saja dan sama-sama penting bagi penyusunan
program program komunikasi yang benar-benar mencerminkan kebutuhan dan konteks
kultural di tiap-tiap negara.
Komunikator kesehatan sepakat bahwa proses komunikasi harus merupakan kegiatan
mendengar dan bekerja secara bergantian penelitian dan tindakan. Komunikator masuk
ke dalam sebuah dialog bersama komunitas melalui penggunaan penelitian sistematis
bersama wakil-wakil audiens sasaran secara terus-menerus. Mula-mula kami mengamati
komunitas selama fase penilaian dengan tujuan merencanakan strategi dan aktivitas
komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan, konteks kultural dan praktik komunitas.
Kemudian kami menguji strategi dan materi sampel pada tingkat massa. Setelah sains
periode waktu, kami melakukan penelitian terarah untuk mengamati komunitas dan
berdasarkan tanggapan-tanggapan anggota komunitas, di mana perlu maka kami
mengubah dan menyelaraskan strategi dan aktivitas tersebut. Kombinasi antara
penelitian dan tindakan ini "menjadikan klien sebagai pengemudi", sehingga strategi
komunikasi mampu memberikan respons spesifik terhadap kebutuhan klien. Dalam
buku ini, metodologi komunikasi meliputi lima langkah: penilaian, perencanaan, proses,
penyampaian, dan pemantauan. (Rasmuson, Seidel, Smith & Booth, 1988)
Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari berbagai disiplin ilmu, meliputi
pemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi, pendidikan
serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Berbagai disiplin ilmu tersebut saling melengkapi,
saling tukar-menukar prinsip dan teknik umum satu sama lain, sehingga masing-masing
memberikan sumbangan yang unik bagi metodologi komunikasi kesehatan.
Di antara disiplin-disiplin ilmu tersebut, antropologi, pemasaran sosial dan analisis
perilaku merupakan metodologi komunikasi kesehatan yang dominan. Antropologi
membantu seorang penyusun rencana (baik di lingkungan Kementerian Kesehatan,
perusahaan swasta maupun kelompok komunitas) memahami ciri-ciri kultural
menyangkut kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik masyarakat, dengan tujuan
menawarkan program-program yang memiliki konsistensi dengan nilai-nilai dan bahasa
audiens sasaran. Pemasaran sosial menyediakan suatu proses pengembangan strategi-
strategi yang kreatif untuk mempromosikan penggunaan produk-produk serta praktik-
praktik kesehatan. Buku ini memusatkan pada sumbangan yang telah diberikan analisis
perilaku terapan bagi komunikasi kesehatan.

KOMUNIKASI KESEHATAN BAGI TENAGA KESEHATAN


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan
selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengkontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People
2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat memengaruhi sikap,
persepsi, kesadaran, pengetahuan, dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai
precursor dalam perubahan perilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam
memengaruhi perilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan,
komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi
kesehatan dan pesan pencegahan-pencegahan. Karya awal yang memengaruhi
perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National Cancer Institute (NCT) dan
diberi judul Making Health Communication Programs Work: A Planner's Guide.
Panduan ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan kesehatan, pemasaran
sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikasi kesehatan.
Bukan hal luar biasa apabila mendengar perkenyataan bahwa komunikasi kesehatan
bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan karena segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan
melibatkan komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasi kesehatan telah di
definisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi,
sebagai segala jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan
diterima oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan
sebagai seni dan teknik menyampaikan informasi, memengaruhi, dan memotivasi
individu, institusi, dan publik tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of
Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai
suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi
dan memengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan
kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang membicarakan konsep tersebut dengan
menekankan berbagai bentuk aplikasinya, termasuk advokasi media, komunikasi risiko,
pendidikan, hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi
kesehatan dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang
komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi
promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau
aktivitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi. Antar persoal yang
mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu
menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran yang luas dan
kesalahpahaman.
Komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam
kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan taraf atau tingkat kesehatan
masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya
dunia teknologi komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan
penyuluhan yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan
media audio/radio sekarang lebih populer dengan penyampaian pesan atau informasi
kesehatan melalui media internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya
bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih menarik.
Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi
kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih karenakan
penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah dimengerti.
KOMUNIKASI KESEHATAN BAGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan, yaitu:
1. Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang-bidang seperti program-
program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana
kesehatan publik sehingga secara tidak langsung komunikasi kesehatan ini
berperan dalam proses pembangunan kesehatan.
2. Komunikasi kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari
segala bidang kehidupannya sehingga hal ini dapat memperlancar proses
pembangunan kesehatan.
3. Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi
interpersonal, kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga
proses pembangunan kesehatan dapat dijalankan secara merata.
4. Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan
misalnya komunikasi dengan pasien di klinik, self help groups, mallings,
hotlines, dan kampanye media massa, di mana hal ini akan lebih mudah
dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan yang lebih baik sesuai
dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh suatu masyarakat.
5. Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menentukan usaha
mengubah perilaku audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu
dalam satuan waktu tertentu yang nantinya hal ini dapat berpengaruh pada
proses pembangunan kesehatan.
6. Komunikasi kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi
kesehatan sehingga dapat memudahkan rencana pembangunan kesehatan.

e) Kesimpulan
Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya
komunikasi dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye
media massa, di mana hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan
kesehatan yang lebih baik sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh
suatu masyarakat.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Essay
a) Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian komunikasi kesehatan bagi perubahan perilaku?
2. Jelaskan pengertian komunikasi kesehatan bagi tenaga kesehatan?
3. Jelaskan pengertian komunikasi kesehatan bagi pembangunan kesehatan?
b) Kunci Jawaban
1. Komunikasi kesehatan bagi perubahan perilaku merupakan upaya sistematis
yang secara positif mempengaruhi praktik-praktik kesehatan populasi-populasi
besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan adalah melakukan perbaikan
kesehatan yang berkaitan dengan praktik dan pada gilirannya, status kegiatan.
2. Komunikasi Kesehatan bagi tenaga kesehatan menjadi semakin populer dalam
upaya promosi kesehatan selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi
kesehatan memegang peranan utama atau pengkontribusi dalam pemenuhan
219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010.
3. Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang-bidang seperti program-program
kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan
publik sehingga secara tidak langsung komunikasi kesehatan ini berperan
dalam proses pembangunan kesehatan.

13. Pertemuan 13
a) Topik/Sub Topik
• Definisi Advokasi
• Sasaran Advokasi
• Tujuan Advokasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 13 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan definisi, sasaran, tujuan dan kegiatan advokasi

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang definisi, sasaran, tujuan dan kegiatan
Advokasi

d) Isi/Konten
DEFINISI ADVOKASI
Istilah advokasi (advocacy) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat
pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi
kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan secara efektif, menggunakan tiga strategi pokok, yakni: a) advokasi
(advocacy); b) dukungan sosial (social support); dan c) pemberdayaan masyarakat
empowerment. Strategi global ini dimaksudkan dalam pelaksanaan suatu program
kesehatan dalam masyarakat, langkah yang diambil, sebagai berikut:
1. Melakukan pendekatan atau lobbying dengan para pembuat keputusan
setempat, agar mereka ini menerima dan commited, dan akhirnya mereka
bersedia mengeluarkan kebijakan, atau keputusan-keputusan untuk
membantu atau mendukung program tersebut. Kegiatan inilah yang disebut
advokasi. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan baik
ditingkat pusat maupun daerah, disebut sasaran tersier.
2. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan dan pelatihan kepada
para tokoh masyarakat setempat, baik tokoh masyarakat formal maupun
informal. Tujuan kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat setempat
mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan program, dan selanjutnya
dapat membantu menyebarkan informasi program atau melakukan
penyuluhan kepada masyarakat. Satu hal yang lebih penting lagi adalah agar
para toma (tokoh masyarakat) berperilaku positif, yang dapat dicontoh oleh
masyarakat, Kegiatan inilah yang disebut dukungan sosial (social support).
Para tokoh masyarakat ini, baik ditingkat pusat maupun daerah, baik formal
maupun informal, merupakan sasaran sekunder pendidikan kesehatan.
3. Selanjutnya petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling, dan sebagainya, melalui berbagai
kesempatan dan media. Tujuan kegiatan ini antara lain meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Dengan kata
lain, memampukan atau memberdayakan masyarakat dalam kesehatan. Oleh
sebab itu, kegiatan ini disebut pemberdayaan atau empowerment.
Masyarakat umum yang menjadi sasaran utama dalam setiap program
kesehatan ini disebut sasaran primer.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran atau target advocacy adalah para
pemimpin suatu organisasi atau institusi kerja, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, serta organisasi kemasyarakatan. Dari segi komunikasi advo cacti adalah salah
satu komunikasi personal, interpersonal, maupun massa yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan (policy makers) atau para pembuat keputusan (decision makers) pada
semua tingkat dan tatanan sosial. Di Sektor kesehaatan, dalam konteks pembangunan
nasional, sasaran advocacy adalah pimpinan eksekutif, termasuk presiden dan para
pemimpin sektor lain yang terkait dan kesehatan dan lembaga legislatif. Secara
operasional "advocacy is a combination of individual and social action designed to gain
political commitment, policy support, social acceptance and systems support for parti-
ocular health goal or programmer." Such action my be taken by and or on behalf of
individual and groups to create living condition which are conducive to health and the
achievement of healthy lifestyle. (WHO, 1989).
Di negara-negara berkembang khususnya, strategi advokasi sangat diperlukan karena
masalah kesehatan di negara-negara ini belum memperoleh perhatian secara
proporsional dari sektor-sektor lain di luar kesehatan, baik pemerintah maupun swasta.
Padahal masalah kesehatan ditimbulkan oleh dampak pembangunan sektor lain. Untuk
meningkatkan perhatian dan komitmen pembuat keputusan dari sektor-sektor ini maka
diperlukan advokasi. Demikian pula strategi empowerment juga sangat diperlukan di
negara-negara berkembang, mengingat masyarakat di negara-negara berkembang pada
umumnya masih jauh dari kemauan dan kemampuannya dalam mencapai derajat
kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dari segala aspek kehidupan masyarakat pada
prinsipnya bertujuan agar masyarakat mau dan mampu mencapai derajat kesehatan
seoptimal mungkin. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, komunikasi sangat
diperlukan dalam advocacy maupun empowerment.

SASARAN ADVOKASI
Sasaran utama advokasi adalah para pembuat atau penentu kebijakan (police nakers)
dan para pembuat keputusan (decision makers) pada masing-masing tingkat
administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka menyadari bahwa kesehatan
merupakan aset sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dengan
memprioritaskan kesehatan, akan mempunyai dampak peningkatan produktivitas
masyarakat secara sosial dan ekonomi. Selanjutnya dengan meningkatnya ekonomi
dalam suatu masyarakat, baik secara makro maupun mikro, akan memudahkan para
pejabat atau para penentu kebijakan tersebut memperoleh pengaruh atau dukungan
politik dari masyarakat.
Ditingkat pemerintah daerah (local government), baik provinsi maupun distrik, advokasi
kesehatan dapat dilakukan terhadap para pejabat pemerintahan daerah. Seperti di tingkat
pusat, advokasi di tingkat daerah ini dilakukan oleh para pejabat sektor kesehatan
provinsi atau distrik.
Advokasi bukan hanya ditujukan kepada para pembuat keputusan, baik ditingkat pusat
maupun daerah dalam arti pemerintahan saja, namun juga dilakukan kepada pemimpin
sektor swasta atau pengusaha, dan para pemimpin Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Dengan kata lain advokasi juga digunakan untuk menjalin kemitraan
(partnership) dengan para pengusaha (bisnis) dan LSM.

TUJUAN ADVOKASI
Secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi, yakni: political commitment, policy
support, social acceptance, and system support.
1. Komitmen Politik (Political Commitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan ditingkat dan di
sektor mana pun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya
pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional tidak terlepas dari
pengaruh kekuasaan politik yang berjalan. Oleh sebab itu, pembangunan di
sektor kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini.
Baik kekuasaan eksekutif maupun legislatif di negara mana pun ditentukan
oleh proses politik, terutama hasil pemeliharaan umum pada waktu yang
lampau. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif dan legislatif terhadap
masalah kesehatan masyarakat, ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap
masalah-masalah kesehatan.
Demikin pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggaran pembangunan
nasional para pembangunan sektor kesehatan, juga tergantung pada cara
pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap kesehatan dalam konteks
pembangunan nasional. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan komitmen para
eksekutif dan legislatif terhadap kesehatan perlu advokasi kepada mereka.
Komitmen politik ini dapat diwujudkan antara lain dengan pernyataan-
pernyataan, baik secara lisan maupun tulisan, dari para pejabat eksekutif
maupun legislatif, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu
kesehatan.
Misalnya pembahasan tentang naiknya anggaran untuk sektor kesehatan,
pembahasan rencana undang-undang lingkungan oleh parlemen dan sebagainya.
Contoh konkret di Indonesia antara lain: Pencanagan Pekan Imunisasi Nasional
oleh Presiden, pencanagan atau penandatanganan deklarasi "Indonesia Sehat
2010" oleh Presiden. Hal ini semua merupakan keputusan politik yang harus
didukung oleh semua pejabat lintas sektoral disemua administrasi
pemerintahan.
2. Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Dukungan konkret yang diberikan oleh para pimpinan institusi disemua tingkat
dan di semua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan di
sektor kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa dikeluarkannya
kebijakan yang dari para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu, setelah
adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindaklanjuti dengan
advocacy lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang
telah memperoleh komitmen politik tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat
berpa undang-undang. peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat
keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta, instruksi surat
edaran dari para pemimpin lembaga/institusi dan sebagainya. Misalnya kasus
di Indonesia, dengan adanya komitmen politik tentang Indonesia Sehat 2010,
maka jajaran Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial harus
menindaklanjutinya dengan upaya memperoleh dukungan kebijakan alokasi
anggaran kesehatan yang memadai dan sebagainya.
3. Dukungan Masyarakat (Social Acceptance)
Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh masyarakat.
Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh dukungan dari
sasaran utama program tersebut yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat.
Oleh sebab itu, apabila suatu program kesehatan telah memperoleh komitmen
dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan
program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi
program ini para petugas tingkat operasional atau lokal, misalnya petugas dinas
kesehatan Kabupaten dan puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting.
Oleh sebab itu, para petugas tersebut juga memerlukan kemampuan advokasi.
Untuk petugas kesehatan tingkat distrik, sasaran advokasi adalah kepala distrik
atau bupati, parlemen distrik, pejabat lintas sektoral di tingkat distrik, dan
sebagainya, sedang sasaran advokasi petugas puskesmas adalah kepala wilayah
kecamatan, pejabat lintas sektoral tingkat, subdistrik atau kecamatan, para
tokoh masyarakat setempat dan sebagainya.
4. Dukungan Sistem (System Support)
Agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya sistem,
mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukung. Oleh sebab itu,
sistem kerja atau organnisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu
dikembangkan. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari
berbagai sektor, maka program untuk pemecahannya atau penanggulangannya
pun harus bersama-sama dengan sektor lain.
Dengan kata lain, semua sektor pembangunan yang mempunyai dampak
terhadap kesehatan, harus memasukkan atau mempunyai unit atau sistem yang
menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara
internal menangani masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh
karyawannya, dan secara eksternal mengatasi dampak institutsi harus
mempunyai poliklinik atau K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan
mempunyai unit Amdal (Analisi Dampak Lingkungan). Dalam
mengembangkan organisasi atau sistem kerja, suatu institusi terutama yang
mempunyai dampak terhadap kesehatan perlu mempertimbangkan adanya unit
kesehatan tersebut. Terwujudnya unit kesehatan di dalam suatu organisasi kerja
di industri-industri atau institusi kerja tersebut memerlukan pendekatan
advokasi oleh sektor kesehatan semua tingkat.

e) Kesimpulan
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran atau target advocacy adalah para
pemimpin suatu organisasi atau institusi kerja, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, serta organisasi kemasyarakatan.

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon
g) Latihan
1) Essay
a) Pertanyaan
1. Sebutkan definisi dari advokasi?
2. Sebutkan sasaran dari advokasi?
3. Sebutkan tujuan-tujuan dari advokasi?

b) Kunci Jawaban
1. Istilah advokasi (advocacy) mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu
strategi global promosi kesehatan.
2. sasaran utama advokasi? adalah para pembuat atau penentu kebijakan (police
nakers) dan para pembuat keputusan (decision makers) pada masing-masing
tingkat administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka menyadari bahwa
kesehatan merupakan aset sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya.
3. Tujuan-tujuan dari advokasi yakni: political commitment, policy support,
social acceptance, and system support.
14. Pertemuan 14
a) Topik/Sub Topik
• Komunikasi dalam Advokasi
• Kegiatan Advokasi

b) Pengantar Pertemuan
Pada pertemuan 14 ini, mahasiswa dapat mengerti dan memahami semua aspek yang
berkaitan dengan komunikasi dalam advokasi

c) Obyektif Perkuliahan
• Mahasiswa mengerti dan memahami tentang Komunikasi dalam Advokasi

d) Isi/Konten
KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI
Uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa advokasi adalah berkomunikasi dengan para
pengambil keputusan atau penentu kebijakan. Oleh sebab itu, advokasi sektor kesehatan
alat komunikasi antara para pejabat atau petugas kesehatan di semua tingkat dan tatanan
dengan para penentu kebijakan di tingkat atau tatanan tersebut. Dengan demikian, maka
sasaran komunikasi atau komunikasinya secara struktural lebih tinggi daripada
komunikator, atau paling tidak yang setingkat. Dengan perkataan lain arah
komunikasinya adalah vertikal adalah berat pada komunikasi interpersonal
(interpersonal communication).
Keberhasilan komunikasi interpersonal dalam advokasi sangat ditentukan oleh
efektivitas komunikasi para petugas kesehatan dengan para pembuat atau penentu
kebijakan tersebut. Selanjutnya untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan
prakondisi antara lain:
1. Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah daya tarik seseorang atau sikap positif pada
seseorang yang memudahkan orang lain untuk berhubungan atau
berkomunikasi dengannya. Para petugas kesehatan di semua tingkat dan
tatanan, terutama para pejabatnya sebagai seorang komunikator dituntut
mempunyai daya atraksi interpersonal ini. Atraksi interpersonal ini ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Daya tarik
Tiap orang memang mempunyai daya tarik yang berbeda satu sama lain.
Daya tarik ini sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku orang terhadap
orang lain. Oleh sebab itu, daya tarik pun dapat dipelajari misalnya
dengan membiasakan senyum kepada setiap orang, berpikir positif
terhadap orang lain, dan menempatkan diri lebih rendah dari orang lain,
meskipun mempunyai kedudukan yang sama, bahkan lebih tinggi.
b. Percaya diri bukan berarti sombong, melainkan suatu perasaan bahwa
ia mempunyai kemampuan atau menguasai ilmu pengalaman di
bidangnya. Oleh sebab itu, agar percaya diri ia harus mendalami
pengetahuan teoretis dan memperoleh pengalaman lapangan tentang
bidangnya terutama program yang akan dikomunikasikan tersebut.
c. Kemampuan
Hal ini berkaitan dengan percaya diri. Orang yang mampu melakukan
tugas-tugasnya, ia akan lebih percaya diri. Seorang kepala dinas
kesehatan Kabupaten akan efektif berkomunikasi dengan bupati atau
pejabat yang lain apabila telah menunjukkan prestasinya dalam
menanggulangi masalah-masalah kesehatan di wilayahnya.
d. Familiar
Petugas kesehatan yang sering muncul atau hadir dalam event tertentu,
misalnya rapat, pertemuan informal, seminar dan sebagainya, akan lebih
familiar, termasuk dikalangan pemda setempat dan bupati. Oleh sebab
itu, apabila akan melakukan lobbying, atau sowan dalam rangka advokasi
akan mudah diterima, daripada pejabat yang jarang muncul di pertemuan-
pertemuan tersebut.
e. Kedekatan (proximility)
Menjalin hubungan baik atau kekeluargaan dengan para pejabat atau
kekeluargaan dengan para pejabat atau keluarga pejabat setempat adalah
faktor yang penting untuk melakukan advokasi. Komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila dilakukan dengan orang-orang yang
dekat dengan kita.
2. Perhatian
Sasaran komunikasi (komunikan) dalam advokasi adalah para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan. Para pembuat atau penentu kebijakan di
semua tingkat dan tatanan, secara struktural lebih tinggi atau yang sederajat
dengan petugas/pejabat kesehatan pada lingkup atau tatanan yang sama. Seperti
telah disebutkan di atas tujuan utama advokasi adalah memperoleh komitmen
atau dukungan kebijakan dari para pembuat keputusan. Untuk memberikan
komitmen dan dukungan terhadap sesuatu pertama kali ia harus mempunyai
perhatian terhadap sesuatu tersebut.
Berdasarkan teori psikologis ada dua faktor yang memengaruhi perhatian
seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal terdiri dari
faktor biologis (biologis, seks). Dan faktor sosio-psikologis (pengetahuan,
sikap, motivasi, kebiasaan, kemauan, kebutuhan, dan sebagainya). Oleh sebab
itu, apabila kita akan melakukan advokasi atau berkomunikasi dengan para
pejabat tersebut kita harus melaluinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan
minat, kebiasaan, atau kebutuhan mereka. Kebutuhan seorang pejabat pada
umumnya telah sampai pada taraf kebutuhan yang paling tinggi, yakni
aktualisasi diri (Abraham Maslow). Maka dengan memberikan dukungan
terhadap sektor kesehatan, yang akan berdampak terhadap prestasi atau
keberhasilan pembangunan di wilayahnya, dan akhirnya memperoleh
penghargaan adalah merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri.
3. Intensitas Komunikasi
Pesan atau informasi yang akan disampaikan melalui proses komunikasi
advokasi adalah program-program kesehatan yang akan dimintakan komitmen
atau dukungannya dari para pembuat keputusan tersebut. Dalam komunikasi,
pesan adalah faktor eksternal yang menarik perhatian komunikan (penerima
pesan). Hal-hal yang menarik biasanya adalah sesuatu yang mempunyai sifat
menonjol atau lain daripada yang lain. Pesan akan bersifat menonjol atau lain
daripada yang lain bila intensitasnya tinggi, dan diulang-ulang. Oleh sebab itu,
agar komunikasi advokasi efektif, maka program yang ingin didukung oleh
pejabat, harus sering dikomunikasikan melalui berbagai kesempatan atau
pertemuan, baik pertemuan formal maupun informal, melalui seminar, dan
sebagainya.
4. Visualisasi
Seperti telah disebutkan di atas, untuk memperoleh perhatian dari para pembuat
atau penentu kebijakan, maka pesan-pesan atau program-program kesehatan
yang kita tawarkan harus mempunyai intensitas tinggi. Di samping itu
informasi atau pesan yang menarik perlu divisualisasikan dalam media,
khususnya media interpersonal. Media interpersonal yang paling efektif dalam
rangka komunikasi advokasi adalah flip chart, booklet, slide atau video cassate.
Pesan tersebut didasari fakta-fakta yang di ilustrasikan melalui grafik, tabel,
gambar atau foto.

KEGIATAN ADVOKASI
Telah diuraikan di atas bahwa tujuan utama advokasi di sektor kesehatan adalah
memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan para penentu kebijakan atau pembuat
keputusan di segala tingkat. Komitmen dan dukungan kebijakan tersebut dapat terwujud
di dalam dua hal pokok, yakni dalam bentuk software (perangkat lunak) dan hardware
(perangkat keras). Komitmen dan dukungan kebijakan dalam bentuk software misalnya:
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah (perda), keputusan presiden,
surat keputusan dari pimpinan institusi, dan sebagainya yang mendukung terhadap
program kesehatan. Adapun komitmen dalam bentuk hardware antara lain
meningkatnya anggaran untuk kesehatan atau dana, dilengkapinya sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan.
Cara atau bentuk-bentuk advokasi untuk mencapai tujuan itu bermacam-macam, antara
lain:
a. Lobi Politik (political lobbying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah yang akan dilaksanakan. Tahap
pertama lobi ini adalah: petugas kesehatan menyampaikan keseriusan masalah
kesehatan yang dihadapi diwilayah kerjanya, dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif terbaik untuk
memecahkan masalah atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini
perlu dibawa atau ditunjukkan data yang akurat (evidence based) tentang
masalah kesehatan tersebut kepada pejabat yang bersangkutan.
b. Seminar dan/atau presentasi
Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program atau
lintas sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan diwilayah
kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana
program pemecahannya. Kemudian masalah tersebut di bahas bersama-sama
yang akhirnya diharapkan akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap
program yang akan dilaksanakan tersebut.
c. Media
Advokasi media (media advocacy) adalah melakukan kegiatan advokasi
dengan menggunakan media, khususnya media massa. Melalui media cetak
maupun media elektronik, permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk
lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat dan sebagainya. Seperti
kita ketahui bersama media massa mempunyai kemampuan yang kuat untuk
membentuk opini publik (public opinion), yang dapat memengaruhi bahkan
merupakan tekanan (pressure) terhadap penentu kebijakan dan para pengambil
keputusan. Contoh pada waktu diberlakukan undang-undang lalu lintas di
Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan penggunaan sabuk pengaman
pada mobil, muncul berbagai tanggapan masyarakat yang pro maupun kontra.
Pro dan kontra dalam bentuk demokrasi, seminar, diskusi dan sebagainya
terhadap masalah ini diungkapkan melalui media massa, baik melalui koran,
televisi maupun radio. Akhirnya pembuat keputusan, dalam hal ini departemen
perhubungan menunda terlebih dahulu ketentuan penggunaan sabuk pengaman
tersebut
d. Perkumpulan (asosiasi) peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau
keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi juga
merupakan bentuk advokasi. Contoh kelompok masyarakat peduli AIDS adalah
kumpulan orang-orang yang peduli terhadap masalah HIV/AIDS yang melanda
masyarakat. Kemudian kelompok ini melakukan kegiatan-kegiatan untuk
menanggulangi HIV/AIDS. Kegiatan-kegiatan ini, di samping ikut
berpartisipasi dalam penanggulangan masalah tersebut, juga memberikan
dampak terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil para birokrat di bidang
kesehatan dan para pejabat lain untuk peduli terhadap HIV/AIDS.

e) Kesimpulan
Di dalam praktik kesehatan masyarakat, semua petugas kesehatan seharusnya
mempunyai tanggung jawab kegiatan advokasi ini. Artinya baik para pengelola maupun
pelaksana program kesehatan baik tingkat pusat, provinsi, distrik, maupun kecamatan
harus melakukan advokasi terhadap para pejabat lintas sektoral, utamanya kepada
pejabat Pemda setempat (local government).

f) Daftar Pustaka
• Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
• Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
• Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
• Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
• Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,
USA: Alyn and Bacon

g) Latihan
1) Essay
a) Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi advokasi?
2. Cara atau bentuk-bentuk advokasi untuk mencapai tujuan?
b) Kunci Jawaban
1. Komunikasi advokasi adalah berkomunikasi dengan para pengambil keputusan
atau penentu kebijakan. Oleh sebab itu, advokasi sektor kesehatan alat
komunikasi antara para pejabat atau petugas kesehatan di semua tingkat dan
tatanan dengan para penentu kebijakan di tingkat atau tatanan tersebut.
2. Cara atau bentuk-bentuk advokasi untuk mencapai tujuan itu bermacam-
macam, antara lain:
a. Lobi Politik (political lobbying)
b. Seminar dan/atau presentasi
c. Media
d. Perkumpulan (asosiasi) peminat

Anda mungkin juga menyukai