Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI ( 3 SKS) PROGRAM KHUSUS KELAS KARYAWAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCUBUANA NAMA DOSEN : A. SULHARDI, M.Si

POKOK PEMBAHASAN MINGGU KE 1


SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ILMU KOMUNIKASI
SEJARAH PERKEMBANGAN Pada perang dunia ke II komunikasi belum dianggap sebagai sebuah ilmu dan hanya dianggap sebagai sebuah proses sosial. Dimasa ini baru di mulai penelitian penelitian mengenai komunikasi dan efek dari komunikasi. Julia Wood mengamati perkembangan kajian komunikasi dalam perkembangan trend Bahwa terdapat relasi antara perkembangan dalam kehidupan sosial dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada dekade 40-an, perhatian ilmuwan banyak mengenai upaya memahami obedience, conformity, dan prejudice. Tema-tema ini yang berkembang setelah PD II. Pada masa itu belum ada masalah seperti HIV sebagaimana sekarang. Demikian pula, pada decade 90-an terdapat perhatian terhadap soal komunikasi berkaitan dengan soal seksualitas (Bowen & Michal Johnson, 1995, 1996) Dulu perhatian juga lebih banyak mengenai hubungan antar pribadi seputar hubungan romantis dikalangan remaja sekolah, kalangan menengah Eropa Amerika, able bodied heterosexuals bagi yang tinggal berdekatan. Belakangan ini berkembang kesadaran mengenai pluralisme budaya yang memotivasi ilmuwan meneliti dan mengembangkan teori mengenai kalangan gay dan lesbian ((Huston &Schwartz, 1996), relasi antar individu dikalangan orang dewasa (Dickson, 1995), relasi dikalangan anggota budaya minoritas(Gaines, 1995), pernikahan permanen diantara individu dewasa, relasionsip dilakukan melewati sistim komunikasi elektronik (Lea & Spears, 1995), dan relasionsip jarak jauh (Rohlfing, 1995) Contoh lain mengenai pengaruh budaya pada pengembangan ilmu pengetahuan adalah penekanan pada individu pada sebagian besar teori komunikasi Barat (Western). Pada masyarakat lain seperti Asia, nilai-nilai kolektif atau komunal lebih dihargai. Jadi teori-teori dari Timur (Oriental) melihat bagian terkecil pada kolektifitas. Dan tidak pada individu. (Wenzhong & Grove, 1991). Perhatian mengenai hubungan yang saling bergantung (interdependent) lebih penting daripada independent (Chang & Holt, 1991). Selanjutnya, ideologi dominan dalam budaya kolektif menekankan harmoni, konformity pada kelompok,

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

kerendahhatian (humility), dan perbedaan yang kontras pada budaya individualis yang menekankan pada pernyataan (assertion), kepercayaan diri, otonomi, dan konflik (Berg&Jaya, 1993; Klopf, 1991). Bertentangan dengan teori-teori komunikasi Barat yang menekankan pada perhatian utama pada pemunculan diri (self disclosure), ahli teori Timur telah menunjukkan sedikit minat pada penunjukkan (revelations) pribadi dan menunjukkan emosi, yang menunjukkan kemarahan (frowned upon) pada banyak masyarakat Timur (Ishii&Bruneau, 1991; Johnson & Nakanishi, 1993; TingToomey, 1991). Hal ini menunjukkan dimana perhatian dan ideologi budaya membentuk sifat teori pada momen yang telah ada dalam kehidupan suatu masyarakat. (Wood, 359-360). Bagaimana dengan perkembangan kajian komunikasi di Indonesia ? Mengamati beberapa penelitian penting : Rusdi Muhtar tentang dampak menonton televisi di Sulawesi Selatan, Wilbur Schramm, Gon Cu, Alfian tentang dampak satelit palapa di Indonesia, Marwah Daud Ibrahim tentang satelit palapa, Harsono Suwardi tentang peran suratkabar dalam komunikasi politik, Ibnu Hamad tentang wacana politik, Ishadi tentang televisi, Prof achmad tentang pers Indonesia, Bahtiar Aly tentang pers Indonesia, M. Alwi Dahlan tentang komunikasi politik, Efendi Ghazali meneliti tentang komunikasi politik di Indonesia periode pasca orde baru dan sebagainya. Disini juga menjadi penting untuk diperhatikan, bagaimana akar tradisi Eropa sudah lama di Indonesia dalam kaitannya dengan kajian komunikasi. Selain itu terdapat pula sejumlah kajian yang tidak dihasilkan ahli komunikasi, tapi sangat penting bagi kajian komunikasi. Smith tentang sejarah pembreidelan pers di Indonesia, Ahmad Adam dari Malaysia tentang pers pergerakan di Indonesia, Tickell tentang pers di Indonesia, David T. Hill tentang Mohtar Lubis dan Pers Indonesia. Philip Kitley tentang fenomena dunia televisi swasta yang muncul di Indonesia diakhir 1990-an. Krisna Sen tentang film Indonesia. Bila diawal, kajian komunikasi di Indonesia ditandai tentang kajian jurnalistik. Kini dalam perkembangan, bidang komunikasi meluas. Jurnalistik hanyalah salah satu bidang kajian. Terdapat bidang humas, periklanan, kajian tentang televisi, radio, kehadiran media-media baru seperti internet, dan sebagainya. Pada sisi lain tampak misalkan belum ada penelitian humas yang sampai menjadi pembicaraan di Indonesia. Juga kita kekurangn ahli kajian periklanan, radio, dan sebagainya. Inilah lahan yang perlu untuk dipertimbangkan para sarjana komunikasi.

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Mengamati kecenderungan, kajian lulusan komunikasi umumnya dominant dalam bidang komunikasi massa. Demikian pula pakar komunikasi dapat dilihat umumnya sebagai pakar komunikasi massa. Masih sedikit yang muncul atau mendalami bidang lain seperti komunikasi organisasi, kajian public relations, komunikasi antar budaya, dan sebagainya. Maka hal inilah yang penting menjadi agenda pengelola pendidikan tinggi komunikasi agar juga mengembangkan aspek kajian diluar komunikasi massa (media studies). Sedikit pakar seperti Dedy Mulyana yang mendalami kajian komunikasi antar budaya tersebut atau Budyatna yang mendalami komunikasi antar pribadi. PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah "suatu Proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok Organisasi, dan Masyarakat menciptakan, dan menggunakan Informasi agar terhubung dengan Lingkungan dan orang lain".. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal. yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal. Kata "komunikasi" berasal daribahasa Latin, communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, communicate, berarti: (1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983). Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada da-sarnya sulit didefinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendefinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya, dalam hal apa definisi itu kita perlukan.

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Dalam tahap awal pembahasan ini, cobalah Anda kaji, manakah di antara peristiwa di bawah ini yang merupakan obyek kajian ilmu komunikasi? 1. Suatu petang Anda berdiri takjub di tepi padang ilalang dan berkata," Wahai rumput yang bergoyang, sungguh indah pemandangan yang kau berikan padaku di petang ini..." 2. Suatu hari Anda berkunjung ke makam kakek Anda. Sambil menabur bunga, lirih Anda berkata, "Kakek, jika selama hidup cucumu ini selalu membuatmu kesal, maafkanlah..." 3. Suatu malam Anda berdoa, "Ya Allah, maafkanlah segala kesalahan Ibu dan Bapakku..." 4. Anda berkata pada kucing kesayangan, "Pus, mari sini, biar aku elus". Kucing itu, sambil Mengibas ekor, datang menghampiri. 5. Anda berkata kepada seorang teman, "Wah, maaf, kemarin saya lupa menelepon". bertanya, "Apa kabar, bagaimana kesehatanmu?" Manakah di antara peristiwa di atas yang menjadi obyek kajian ilmu komunikasi? Untuk dapat mengidentifikasi hal ini, kita perlu memiliki satu definisi komunikasi yang dapat kita pegang bersama. Definisi ini kita perlukan guna memberi pengertian dan pembatasan tentang komunikasi dan ilmu komunikasi yang kita maksud. Untuk tujuan modul ini, mari kita definisikan komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya, kita nyatakan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia. Syarat suatu ilmu, sebagaimana disimpulkan pada bagian terdahulu, harus memiliki obyek kajian; di mana obyek kajian itu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifatnya (Poedjawijatna, 1983; Hatta, 1987). Obyek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha penyampaian pesan antarmanusia. Kembali pada enam peristiwa di atas, berdasarkan definisi yang kita gunakan, dapat kita nyatakan bahwa ilmu komunikasi hanya mengkaji peristiwa nomor lima. Karena, hanya peristiwa nomor lima yang mengkaji perilaku manusia (obyek materia), yakni dalam hal penyampaian pesan antarmanusia (obyek forma). Ilmu komunikasi tidak mengkaji penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan manusia, walau tidak dipungkiri bahwa manusia juga menyampaikan "pesan" kepada makhluk yang bukan manusia - seperti kepada hewan atau tumbuhan dan bahkan Tuhan - biarlah hal itu menjadi obyek kajian ilmu yang lain. 6. Teman Anda tertawa-tawa. Kepada teman Anda yang menjadi pasien RS Jiwa itu, Anda

MAZHAB Dalam ILMU KOMUNIKASI

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

mazhab Ilmu Komunikasi perlu untuk dikenali. Dalam ilmu sosial, kita mengenal mazhab seperti Chicago, Frankurt, Annal, dan sebagainya. Secara sederhana, mazhab berkaitan dengan suatu aliran ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh dan memiliki pendukung. Dengan memahami mazhab menjadi penting untuk mengenali pengelompokkan teori. Dalam studi komunikasi, kita mengenal beberapa mazhab seperti Chicago School, Administrative Research, Teknologi Deterministik, Palo Alto, Birmingham Cultural Studies, dan sebagainya. Melalui beberapa kelompok ini kita akan mengenal sejumlah tokoh dan teori komunikasi. John Fiske secara umum membagi pembagian mazhab studi komunikasi kedalam empirisme dan semiotic. Berikut penjelasannya dari pemaparan dibawah ini. Empirisme Mazhab empiris dapat dikenali seperti pada penelitian content analysist, uses&gratification, agenda setting, cultivation analysist, survay, eksperimen. Penelitianpenelitian yang tergolong penelitian nomothetic, yaitu penelitian empiris yang akan mengukur realitas dan akan menghasilkan suatu generalisasi. Secara paradigmatic, mazhab empiris berada dalam positivistik. Mazhab empiris dapat dikenali ketika dalam kajian komunikasi di Amerika menguat tradisi behavioral dari psikologi sosial dan sosiologi struktural fungsional. Maka pandangan yang menggunakan asumsi berfikir positivistik kemudian menjadi dominan dalam studi komunikasi. Beberapa teori komunikasi yang dapat dimasukan dalam kelompok ini adalah ragam teori yang disebut sebagai covering law theory dan sistim teori. Yakni teori yang dipercaya berlaku universal, berdasar penelitian empiris, bersifat objektif, dan sebagainya. Contoh teorinya adalah temuan penelitian Carl Hovland, Paul F. Lazarfeld, Wilbur Schramm, dan sebagainya. Misalkan teori two steps flow of communication, teori persuasive Hovland, teori Uncertainty Reduction Theory, dan sebagainya. Mengenai Teori Sistem yang teori ini misalkan nanti berkaitan dengan kajian organisasi atau kajian makro mengenai sistim sosial. Pemikiran mengenai cybernetic dapat dimasukan dalam kelompok ini. Demikian pula pendekatan kognitif dalam proses pembuatan keputusan. Keberadaan kalangan administrative riset berada dalam mazhab empiris. Pandangan kalangan ini juga dapat kita pahami memandang komunikasi sebagai transmisi. Hal ini menjadi dapat dimengerti karena kemunculan kelompok ini berkaitan dengan era propaganda di Amerika.

apat juga

dimasukan disini berkaitan dengan tradisi kajian komunikasi dari Amerika pasca Chicago School. Sekalipun kita juga perlu kemukakan bahwa tradisi ini kemudian juga akan mempengaruhi kajian komunikasi di Eropa, yang ditandai dengan diadopsinya penelitian kuantitatif dalam kajian komunikasi di Eropa

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

SEMIOTIKA nti dari mazhab ini mencoba untuk menekankan pada text atau yang disebut juga sebagai works of communication action. Perhatian berkaitan dengan lambang dalam artian luas (text). Dengan demikian tidak lagi memperhatikan soal unsur-unsur komunikasi sebagaimana yang terdapat pada mazhab empiris yang memahami komunikasi sebagai transmisi. Karenanya juga tidak memikirkan tentang efek komunikasi. Cara berpikirnya adalah empati, memahami (verstehen), berfikir holistik, dan sebagainya. Mazhab ini kemudian menjadi penting bila kita kaitkan dengan pendekatan humanistik. Bila dikembalikan pada paradigma ilmu sosial akan berada dalam paradigma interpretatif. Penelitiannya kemudian disebut sebagai penelitian ideografik, yang bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam mengenai tindakan sosial yang bermakna (meaningfull social action). Contoh teori yang berada dalam mazhab ini adalah kajian tentang audience aktif (active audience) sebagaimana dilakukan James Lull. Demikian pula penelitian lapangan (field research) yang banyak dilakukan Robert E. Park dari Universitas Chicago diawal abad 20. Teori lain misalkan teori Interaksi Simbolik yang dikembangkan George H. Mead. Dalam kajian komunikasi, bila mengacu pada pembagian Fiske diatas, mazhab semiotic ini dapat didekatkan dengan pandangan komunikasi sebagai ritual, atau meaning. Atau bila mengacu pada James W. Carey kita mengenali pengertian komunikasi sebagai budaya (communication as culture). Berkaitan dengan pembahasan mengenai mazhab ini juga penting untuk membahas tentang keberadaan paradigma ilmu sosial kritis (critical social science) dan postmodernisme. Paradigma kritis posisi paradigma berada diantara positivistik (empiris) dan interpretatif (semiotics). Memang dalam ilmu komunikasi dewasa ini kita dapat jumpai kehadiran figur dari paradigma kritis seperti Stanley Deetz, Noam Chomsky. Herbert Schiller, dan sebagainya. Demikian pula, sebelum dilanjutkan, perlu untuk memahami mengenai critical social science. Bahwa paradigma ini disatu sisi tergolong positivistik karena bersifat empiris mengenai realitas yang tersusun atas kelompok berkuasa dan kelompok yang dikuasai. Pada sisi lain, paradigma kritis tidak bersifat objektif sebagaimana prasyarat dalam paradigma positivistik. Paradigma kritis sedari awal melakukan keberpihakan terhadap kalangan yang dikuasai. Ini yang disebut ilmuwan tidak hanya menjadi pengamat tetapi juga terlibat dalam melakukan emansipasi terhadap kalangan yang lemah itu.

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Maka nantinya, dalam tradisi kritis, pada satu sisi kita dapat memakai analisis semiotik untuk menunjukkan terjadinya proses dominasi. Pada sisi yang lain, kita juga mempercaya adanya struktur sosial yang ditandai dengan proses dominasi itu. Bahwa dalam perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer kemudian dikenal apa yang disebut postmodernisme atau post strukturalis, bahkan ada juga yang disebut sebagai post colonial. Perkembangan ini juga melanda kajian komunikasi. Hal ini tentu saja mengingat karakter ilmu komunikasi yang interdisipliner. Dengan begitu perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang tentunya juga akan diikuti ilmu komunikasi. Bahwa pandangan modernisdan kita tahu ilmu komunikasi lahir sebagai bagian dari produk modernisdinilai mereduksi kompleksitas realitas, etnosentrik, dan mekanis. Sebaliknya posmodernisme menjelaskan fenomena masyarakat kontemporer, masyarakat informasi, masyarakat yang dibesarkan oleh budaya televisi dan terbentuknya global village, budaya kapitalisme lanjut, dan sebagainya. Beberapa figur dari paradigma ini adalah seperti Michael Foucault, Roland Barthes, Jean Boudrillard, dan sebagainya. Posmodernisme merupakan pendekatan pasca modern. Pendekatan ini dikenal juga sebagai poststrukturalis. Pandangan disini lebih melihat realitas sebagai sesuatu yang lebih komplek dan senantiasa berproses. Pentingnya peran bahasa sebagai pembentuk realitas. Pandangan semacam ini tergolong pandangan kontemporer yang tentu juga berlaku bagi studi komunikasi. Dalam mazhab ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah semiotic dan etnografi. Disini tampak pendekatan dari tradisi semiotik digunakan. Demikian juga dari tradisi interpretatif lain seperti etnografi. Sampai disini pembahasan mengenai mazhab sudah menunjukkan keseluruhan yang ada. Dengan memahami mengenai mazhab ini kita dapat mengenali secara utuh mengenai kajian komunikasi.

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

PARA TOKOH PENDIRI ILMU KOMUNIKASI Berikut ini uraian ringkas para tokoh peletak batu pertama ilmu komunikasi di Amerika yang disarikan dari berbagai sumber. John Dewey (Psikologi dan Filsafat): ia adalah ahli psikologi dan filsafat. Sebagai pengajar dan peneliti di University of Michigan (1884 -1894), Dewey menginginkan adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Meskipun surat kabar yang diinginkan Dewey tidak pernah terwujud dalam hidupnya, ia tidak sangsi akan potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial. Charles H. Cooley (Sosiologi): lahir pada 1864. Cooley melihat bahwa proses komunikasi antarpribadi merupakan basis sosialisasi dari studi sosiologi. la meninggal pada 1920, dan sepanjang kariernya melakukan observasi atas hal ini. Robert E. Park (Filsafat dan Sosiologi): sarjana pada 1887, menjadi wartawan selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku menyimpang pada masyarakat miskin kota. la melihat bagaimana tipe jurnalistik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhatiannya sangat besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umum, mendorongnya mengambil program master di bidang filsafat pada Harvard University dan melanjutkan program doktornya di University of Berlin. Kembali ke Amerika, ia menjadi petugas public relations untuk Congo Reform Association. Pada 1914, ia menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberi perhatian mendalam pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan surat kabar, yang kemudian dikenal sebagai studi Agenda Setting. George H. Mead (Filsafat dan Psikologi): ia banyak terpengaruh Dewey dan Cooley

dengan menempatkan komunikasi sebagai basis sosialisasi. Melalui pendekatan ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi hubungan antarmanusia. Kurt Lewin (Psikologi): Lewin adalah ilmu wan Jerman keturunan Yahudi, mengajar di Universitas Berlin. Ketika Nazi berkuasa tahun 1933, ia melarikan diri dan masuk ke University of Iowa. Wilbur Schramm adalah salah seorang muridnya. Lewin, yang juga terpengrauh pemikiran Freud, dengan menggunakan studi eksperimen banyak mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi. la juga menaruh perhatian

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

terhadap studi gatekeeping tentang pengendalian arus informasi melalui saluran komunikasi hingga akhir hayatnya 1947.

Nobert Weiner (Matematika): lahir pada 1894, meraih doktor pada usia 19 tahun. Pada 1919, menjadi profesor matematika di MIT. la juga tertarik mempelajari fisika, jaringan saraf, dan kedokteran jiwa. Ketika PD II pecah, Weiner mengembangkan teori Cybernetics. Dalam proyek itu ia bekerja sama dengan Warren Weaver serta John Neuman dari Princeton University, yang kelak mencetuskan komputer pertama ENIAC. Weiner meninggal pada 1964, mewarisi teori cybernetics yang membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage, transmisi, dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Harold D. Laswell (Ilmu Politik): lahir pada 1902, di usia 16 tahun menjadi mahasiswa University of Chicago. la banyak dipengaruhi John Dewey, George Mead, dan Robert Park. la adalah ahli ilmu sosial Amerika pertama yang tertarik pada bidang psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kontribusi Lasswell pada ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya Propaganda and Communication in World History, yang memuat formulasi yang kelak banyak digunakan dalam riset komunikasi massa: who, says what, in with channel, to whom, with what effect. Paul F. Lazarsfeld (Matematika dan Sosiologi): lahir 1901, meraih gelar doktor ilmu matematika dari University of Viena, Austria, pada 1920. Ketika Nazi Jerman datang tahun 1933, ia keluar dari Austria.Pada 1939, Lazarsfeld masuk ke Columbia University, New York, sebagai profesor sosiologi. Seperti halnya Lewin, Lazarsfeld terpengaruh pemikiran Freud yang menyebabkannya tertarik melakukan studi terhadap sumber-sumber perilaku. Ketika itu, radio menjadi kehidupan utama masyarakat Amerika dan ia aktif melakukan riset di bidang khalayak dan efek dengan metode survei dan interviu. Kegiatan ini memberi kontribusi terhadap ilmu komunikasi dan menjadikan riset di bidang komunikasi sebagai usaha yang melembaga. la memformulasi teori komunikasi dua langkah (two-step-flow), bahwa pengaruh media sangat kecil terhadap perilaku pemilihan dibanding dengan saluran antarpribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat (opinion leader). Carl I. Hovland (Psikologi Eksperimen): apabila pelopor komunikasi sebelumnya banyak dipengaruhi pemikiran Eropa, Hovland dapat dikatakan murni Amerika. Ketika PD II meletus, ia dipanggil kantor penerangan AS untuk mempelajari pengaruh film terhadap moral tentara.

12

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Hovland mengkaji pengaruh film dari segi kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-side), aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Kelak, eksperimen Hovland banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif. Claude E. Shannon (Elektronika): lahir 1916, meraih gelar sarjana muda di Michigan dan meraih doktor dari MIT. Di sini, ia menjadi murid Norbert Weiner, walau tidak terlalu banyak berhubungan dengan dosennya itu. Sebagai sarjana elektronika, Shannon lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium Bell. Kontribusi Shannon terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori informasi. Bersama Weaver, ia mengembangkan the Mathematical Theory of Communication, memperkenalkan model

komunikasi yang kelak banyak dikutip sarjana komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang dilukiskan secara visual. Wilbur Schramm (Kesusastraan): lahir pada 1908, memperoleh gelar master dari Harvard University dan doktor bidang kesusastraan Amerika dari University of Iowa. la mengajar mata kuliah creative writing. Ketika PD II pecah, ia bekerja di kantor penerangan angkatan perang AS, di mana ia bertemu Lasswell. Empat tahun kemudian, ia pindah ke University of Ilionis, mendirikan lembaga pendidikan dan riset komunikasi. Di sini, Schramm pertama kali menerima mahasiswa program doktor dalam bidang komunikasi pada 1950. la mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir hayatnya, 1987. Schramm adalah orang pertama yang menjalin bidang-bidang ilmu sosial seperti psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, dan ekonomi untuk pengembangan ilmu komunikasi. Everett M. Rogers (Sosilogi Pedesaan): meraih gelar master di Iowa University dan

melanjutkan studinya di bidang sosiologi. Meraih doktor pada 1957, saat Scramm meluluskan doktor angkatan pertama di bidang ilmu komunikasi. Disertasi Rogers membicarakan difusi inovasi pada masyarakat pedesaan Iowa. Pada 1964, ketika pindah ke Michigan University, Rogers bersama David K. Berlo - doktor komunikasi angkatan pertama yang diluluskan Schramm pada 1957 - membina jurusan ilmu komunikasi.

12

10

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

DAFTAR PUSTAKA 1. Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2. Effendy, Onong Ochjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 3. Effendy, Onong Ochjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. 4. Fisher, B. Aubrey, Jalaluddin Rakhmat (penyunting). 1986. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 5. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 6. Purba, Amir, et. al. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Perss. 7. Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Medi Pressindo. 8. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Sumber internet http://inherent.ub.ac.id/vlm/mod/resource/view.php?id=139

12

11

Pengantar Ilmu Komunikasi A Sulhardi H S.Sos.M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai