Anda di halaman 1dari 15

MODUL PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

(KMI 101)

MODUL 2
HAKIKAT ILMU KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH
Drs Dani Vardiansyah, M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 15
MODUL 2

Tujuan

Setelah membaca bagian ini, diharapkan Anda mampu untuk:

1. Memahami ilmu komunikasi beserta kedudukan dan hubungannya dengan

ilmu-ilmu sosial lainnya;

2. Mengetahui obyek kajian ilmu komunikasi dan perbedaannya dengan obyek

kajian ilmu-ilmu sosial lainnya;

3. Mengetahui mengapa ilmu komunikasi bersifat interdisipliner dan multi-

disipliner;

4. Mengetahui secara ringkas perkembangan ilmu komunikasi dewasa ini.

HAKIKAT ILMU KOMUNIKASI

Filsafat: Ibu Segala Ilmu

Jika ilmu komunikasi kita ibaratkan sebagai pohon, ia tumbuh dari "biji buah" pohon

filsafat. Pohon filsafat merupakan pohon dari mana semua ilmu berasal, membuat

filsafat disebut "ibu segala ilmu" (Poedjawijatna, 1983; Keraf, 2001). Sebagai pohon

ilmu, filsafat memiliki dua cabang utama yang membentuk rumpunnya masing-

masing, yakni rumpun ilmu-ilmu alam atau eksakta dan rumpun ilmu-ilmu sosial.

Ilmu-ilmu alam mempelajari berbagai zat dan benda alam, sedangkan ilmu-ilmu

sosial mempelajari manusia dalam konteks hubu¬ngannya dengan manusia lain.


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 1 / 15
Ilmu-ilmu Alam

Sebagai ilmu, filsafat mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.

Didorong naluri ingin tahunya - tatkala melihat isi, benda, serta gejala alam -

menimbulkan pertanyaan dalam diri manu¬sia: apakah ini? Mengapa sesuatu ini

ada? Dari mana ia berasal? Bagaimana ia menjadi ada? Dalam upaya memecahkan

masalah dan menjawab ber-bagai pertanyaan itu, lahirlah ilmu fisika (mengkaji

segala fisik yang ada di alam), ilmu kimia (zat atau unsur alam), ilmu biologi

(makhluk pengisi alam: tumbuhan, hewan, termasuk makhluk hayati manusia).

Karena obyek ilmu ini adalah benda alam, maka dikelompokkanlah mereka dalam

ilmu-ilmu alam. Cabang ilmu-ilmu alam tadi kita sebut ilmu-ilmu alam murni.

Ilmu-Ilmu Sosial

Belakangan manusia sadar, terdapat masalah dan sejumlah pertanyaan muncul

dalam berbagai hal menyangkut diri manusia itu sendiri, utamanya dalam konteks

perilaku dan hubungan sosial antarmanusia. Maka, lahirlah ilmu-ilmu sosial.

Ilmu-Ilmu Sosial Murni

Dalam rumpun ilmu-ilmu sosial yang tumbuh belakangan setelah ilmu-ilmu alam,

berkembang beberapa cabang utama, antara lain: (1) antropologi, mempelajari

manusia dalam konteks budaya; (2) psikologi, mempelajari manusia dalam konteks
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2 / 15
kejiwaan dan tingkah laku; (3) ekonomi, mempelajari manusia dalam konteks

pemenuhan kebutuhannya atas barang dan jasa; (4) sosiologi, mempelajari manusia

dalam konteks organisasi sosial kemasyarakatan; (5) politik, mempelajari manusia

dalam konteks kekuasaan serta sistem pemerintahan. Cabang dalam rumpun ilmu-

ilmu sosial ini disebut ilmu-ilmu sosial murni.

Ilmu Sosial Terapan: Ilmu Komunikasi

Dari ilmu-ilmu sosial murni berkembang sejumlah ilmu sosial terapan, sebagai

aplikasi ilmu-ilmu sosial murni pada salah satu bidang telaah tertenru. Misalnya: (1)

ilmu pendidikan, merupakan ilmu sosial terapan yang mengaplikasikan konsep-

konsep dari psikologi, antropologi, dan sosiologi; (2) ilmu manajemen menerapkan

konsep psikologi, ekonomi, antropologi, dan sosiologi; serta (3) ilmu komunikasi yang

dikategorikan sebagai ilmu sosial terapan dengan mengaplikasikan konsep-konsep

sosiologi, psikologi, ekonomi, politik, dan antropologi.

Ilmu Komunikasi: Interdisipliner dan Multidisipliner

Dalam konteks inilah maka ilmu komunikasi dika-takan bersifat interdisipliner, ia

memanfaatkan ilmu-ilmu lain yang berada di dalam rumpun ilmu-ilmu sosial. Selain

itu, dalam perkembangannya, komunikasi juga memanfaatkan ilmu-ilmu yang berada

dalam rumpun ilmu-ilmu alam/eksakta yang bersifat terapan, seperti telekomunikasi

atau komputer, bahkan beberapa teori atau model dikem-bangkan dari sana.

Misalnya, model komunikasi Shannon - Weaver. Karenanya, ilmu komunikasi juga

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 15
dikatakan bersifat multidisipliner: meman¬faatkan ilmu-ilmu lain yang berada di luar

rumpun ilmu-ilmu sosial.

Ilmu Komunikasi: Objek Materia dan Objek Forma

Syarat dari suatu ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan

masalah yang sama sifatnya. Obyek ilmu dapat dibedakan atas obyek materia dan

obyek forma (lihat Poedja-wijatna, 1983; Adian, 2002). Obyek materia adalah obyek

dari mana ilmu itu dalam bidang yang sama diamati. Sedangkan obyek forma adalah

sudut dari mana obyek materia itu dikaji secara lebih spesifik. Contoh: disiplin ilmu

antropologi, sosiologi, dan psikologi sama-sama mengkaji perilaku manusia (obyek

materia), namun masing-masing memiliki sudut pandang (obyek forma) yang

berbeda. Dalam hal ilmu komunikasi, obyek materianya adalah sama dengan ilmu-

ilmu sosial lainnya, yakni ma¬nusia dilihat dari sisi tingkah laku dan perilaku

sosialnya. Sedangkan obyek forma ilmu komunikasi, yakni bagaimana obyek materia

manusia itu diso-roti, mengkaji tentang penyampaian pesan yang dilakukan manusia

dalam kehidupan sosialnya.

Komunikasi: Arti dan Akar Kata

Kata "komunikasi" berasal dari bahasa Latin, cornmunis, yang berarti membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar

katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). Dalam

hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.

Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, communicate, berarti:,
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 4 / 15
(1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan inf ormasi; (2) untuk

membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah

hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), communication,

berarti: (1) pertu-karan simbol, pesan-pesan yang sama, dan inf ormasi; (2) proses

pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol yang sama; (3)

seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang

pengiriman informasi (Stuart, 1983).

Ilmu Komunikasi dan Pertumbuhannya

Ilmu komunikasi, seperti juga antropologi atau sosiologi, adalah disiplin ilmu

deskriptif. Dalam sejarah pertumbuhannya, ilmu komunikasi berawal sejak retorika

terlahir sebagai pengetahuan dan berbicara secara lisan, tatap muka dalam konteks

publik (lihat Effendy, 2000). Ilmu dan seni dalam menyampaikan pesan ini kemudian

berkembang bukan saja dalam tataran tatap muka dengan publik tapi juga melalui

media massa. Di Eropa, ia berkem- bang menjadi publizistikwissenschaft atau

publisitik, sedangkan di Amerika ia lebih dikenal sebagai ilmu komunikasi atau ilmu

komunikasi.

PARA TOKOH PENDIRI ILMU KOMUNIKASI

Baru belakangan ini, terutama setelah paruh berakhimya Perang Dunia II, bidane

studi komunikasi relatif menemukan identitasnya sendiri. Perkembangan sebe

lumnya masih terkait erat pada disiplin ilmu-ilmu murninya, seperti sosiologi

psikologi, atau politik Sebelum itu, dapat dikatakan ilmu komunikasi masih mencan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 15
bentuknya. Karena itu, perintis dan bapak ilmu komunikasi umumnya didasarkan

pada disiplin ilmu-ilmu itu. Berikut ini uraian ringkas para tokoh peletak batu pertama

ilmu komunikasi di Amerika-yang disarikan dari berbagai sumber:

John Dewey (Psikologi dan Filsafat): ia adalah ahli psikologi dan filsafat. Sebagai

pengajar dan peneliti di University of Michigan (1884 1894), Dewey menginginkan

adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Meskipun surat kabar yang

diinginkan Dewey tidak pernah terwujud dalam hidupnya, ia tidak sangsi akan

potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial.

Charles H. Cooley (Sosiologi): lahir pada 1864. Cooley melihat bahwa proses

komunikasi antarpribadi merupakan dasar sosialisasi dari studi sosiologi. la

meninggal pada 1920, dan sepanjang kariernya melakukan observasi atas hal ini.

Robert E. Park (Filsafat dan Sosiologi) sarjana pada 1887, menjadi wartawan

selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku

menyimpang pada masyarakat miskin kota. la melihat bagaimana para jurnalistik

yang memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhatiannya sangat

besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umunm, mendorongnya

mengambi program master di bidang gambar pada Universitas Harvard dan

melanjutkan program doktornya di Universitas Berlin. Kembali ke Amerika, ia

menjadi petuga public reiations untuk Congo Reform Association Pada 1914, ia

menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberikan perhatian mendalam


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 15
pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas publikasi surat kabar, yang

kemudian dikenai sebagai studi Agenda Setting.

George H. Mead (Filsafat dan Psikologi): ia banyak terpengaruh Dewey dan Cooley

dengan menempatkan komunikasi sebagai basis sosialisasi. Melalui pendekatan

ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi

hubungan antarmanusia.

Kurt Lewin (Psikologi): Lewin adalah ilmuwan Jermanketurunan Yahudi, mengajar di

Universitas Berlin. Ketika Nazi berkuasa tahun 1933, ia melarikan diri dan masuk ke

University of Iowa. Wilbur Schramm adalah salah seorang muridnya. Lewin, yang

juga terpengrauh pemikiran Freud, dengan menggunakan studi eksperimen banyak

mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi. la juga

menaruh perhatian terhadap studi gatekeeping tentang pengendalian arus informasi

melalui saluran komunikasi hingga akhir hayatnya 1947.

Robert Weiner (Matematika): lahir pada 1894, meraih doktor pada usia 19 tahun.

Pada 1919, menjadi profesor matematika di MIT. la juga tertarik mempelajari fisika,

jaringan saraf, dan kedokteran jiwa. Ketika PD II pecah, Weiner mengembangkan

teori Cybernetics. Dalam proyek itu ia bekerja sama dengan Warren Weaver serta

John Neuman dari Princeton University, yang kelak mencetuskan komputer pertama

ENIAC. Weiner meninggal pada 1964, mewarisi teori cybernetics yang membahas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 15
tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage,

transmisi, dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya. omit

Harold D. Laswell (Ilmu Politik): lahir pada 1902, di usia 16 tahun menjadi

mahasiswa University of Chicago. la banyak dipengaruhi John Dewey, George

Mead, dan Robert Park. la adalah ahli ilmu sosial Amerika pertama yang tertarik

pada bidang psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kontribusi Lasswell pada ilmu

komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya Propaganda and Communication in

World History, yang memuat formulasi yang kelak banyak digunakan dalam riset

komunikasi massa: who, says what, in with channel, to whom, with what effect.

Paul F. Lazarsfeld (Matematika dan Sosiologi): lahir 1901, meraih gelar doktor ilmu

matematika dari University of Viena, Austria, pada 1920. Ketika Nazi Jerman datang

tahun 1933, ia keluar dari Austria. Pada 1939, Lazarsfeld masuk ke Columbia

University, New York, sebagai profesor sosiologi. Seperti halnya Lewin, Lazarsfeld

terpengaruh pemikiran Freud yang menyebabkannya tertarik melakukan studi

terhadap sumber-sumber perilaku. Ketika itu, radio menjadi kehidupan utama

masyarakat Amerika dan ia aktif melakukan riset di bidang khalayak dan efek

dengan metode survei dan interviu. Kegiatan ini memberi kontribusi terhadap ilmu

komunikasi dan menjadikan riset di bidang komunikasi sebagai usaha yang

melembaga. la memformulasi teori komunikasi dua langkah (two-step-flow), bahwa

pengaruh media sangat kecil terhadap perilaku pemilihan dibanding dengan saluran

antarpribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat (opinion leader).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 15
Carl I. Hovland (Psikologi Eksperimen): apabila pelopor komunikasi sebelumnya

banyak dipengaruhi pemikiran Eropa, Hovland dapat dikatakan murni Amerika.

Ketika PD II meletus, ia dipanggil kantor penerangan AS untuk mempelajari

pengaruh film terhadap moral tentara. Hovland mengkaji pengaruh film dari segi

kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-

side), aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Kelak, eksperimen Hovland

banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif.

Claude E. Shannon (Elektronika): lahir 1916, meraih gelar sarjana muda di Michigan

dan meraih doktor dari MIT. Di sini, ia menjadi murid Norbert Weiner, walau tidak

terlalu banyak berhubungan dengan dosennya itu. Sebagai sarjana elektronika,

Shannon lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium Bell. Kontribusi

Shan¬non terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori

informasi. Bersama Weaver, ia mengembangkan the Mathematical Theory of

Communication, memperkenalkan model komunikasi yang kelak banyak dikutip

sarjana komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang

dilukiskan secara visual.

Wilbur Schramm (Sastra): lahir pada 1908, memperoleh gelar master dari Harvard

University dan doktor bidang kesusastraan Amerika dari University of Iowa. la

mengajar mata kuliah creative writing. Ketika PD II pecah, ia bekerja di kantor

penerangan angkatan perang AS, di mana ia bertemu Lasswell. Empat tahun

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 15
kemudian, ia pindah ke University of Ilionis, mendirikan lembaga pendidikan dan riset

komunikasi. Di sini, Schramm pertama kali menerima mahasiswa program doktor

dalam bidang komunikasi pada 1950. la mengabdi pada bidang komunikasi hingga

akhir hayatnya, 1987. Schramm adalah orang pertama yang menjalinbidang-bidang

ilmu sosial seperti psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, dan ekonomi untuk

pengembangan ilmu komunikasi.

Everett M. Rogers (Sosilogi Pedesaan): meraih gelar master di Iowa University dan

melanjutkan studinya di bidang sosiologi. Meraih doktor pada 1957, saat Scramm

meluluskan doktor angkatan pertama di bidang ilmu komunikasi. Disertasi Rogers

membicarakan difusi inovasi pada masyarakat pedesaan Iowa. Pada 1964, ketika

pindah ke Michigan University, Rogers bersama David K. Berlo - doktor komunikasi

angkatan pertama yang diluluskan Schramm pada 1957 - membina jurusan ilmu

komunikasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
15
Buku-Buku Rujukan Ilmu Komunikasi yang Dianjurkan

1. Pengan Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Konseptual

Nama Penulis: Drs. Dani Vardiansyah, MSi

Penerbit: Ghalia Indonesia

Tahun Terbit: 2004

ISBN: 979-450-499-4

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
15
Nama Penulis: Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D

Penerbit: PT Remaja Rosdakarya

Tahun Terbit: 2000

ISBN: 979-514-993-8

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
15
KONSEP DAN ISTILAH PENTING

• Ilmu-Ilmu Alam

• Interdisipliner

• Ilmu-Ilmu Sosial

• Multidisipliner

• Ilmu Sosial Murni

• Obyek Materia

• Ilmu Sosial Terapan

• Obyek Forma

PERTANYAAN EVALUASI DAN DISKUSI

1. Jelaskan dan uraikan delapan konsep utama di atas!

2. Bagaimanakah kedudukan ilmu komunikasi dalam hubungannya dengan ilmu

pengetahuan lainnya?

3. Apakah persamaan dan perbedaan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu sosial

lainnya?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
15
4. Bagaimanakah sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu komunikasi

dilihat dari para tokoh pendirinya?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
15

Anda mungkin juga menyukai