Anda di halaman 1dari 21

MODUL PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

(KMI 101)

MODUL 3
MENDEFINISIKAN KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH
Drs Dani Vardiansyah, M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 21
MODUL 3

TUJUAN

Setelah mempelajari bagian ini, diharapkan Anda dapat:

1. Mendefinisikan komunikasi dan berargumentasi tentang apa yang

merupakan kajian dan bukan kajian ilmu komunikasi;

2. Memahami perspektif dari teori komunikasi dan hakikat komunikasi yang

dianut buku ini;

3. Menguraikan obyek materia dan obyek forma ilmu komunikasi.

MENDEFINISIKAN KOMUNIKASI DAN ILMU KOMUNIKASI

Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada da-sarnya sulit didefinisikan.

Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya

untuk mendefinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal

terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide

yang dibawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung

kegunaannya, dalam hal apa definisi itu kita perlukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 21
Dalam tahap awal pembahasan ini, cobalah Anda kaji, manakah di antara

peristiwa dibawah ini yang merupakan obyek kajian ilmu komunikasi?

1. Suatu petang Anda berdiri takjub di tepi padang ilalang dan berkata,

"Wahai rumput yang bergoyang/sungguh indah pemandangan yang kau

berikan padaku di petang ini..."

2. Suatu hari Anda berkunjung ke makam kakek Anda. Sambil menabur

bunga, lirih Anda berkata, "Kakek, jika selama hidup cucumu ini selalu

membuatmu kesal, maafkanlah..."

3. Suatu malam Anda berdoa, "Ya Allah, maaf¬kanlah segala kesalahan Ibu

dan Bapakku..."

4. Anda berkata pada kucing kesayangan, "Pus, mari sini, biar aku elus".

Kucing itu, sambil mengibas ekor, datang menghampiri.

5. Anda berkata kepada seorang teman, "Wah, maaf, kemarin saya lupa

menelepon".

6. Teman Anda tertawa-tawa. Kepada teman Anda yang menjadi pasien RS

Jiwa itu, Anda bertanya, "Apa kabar, bagaimana kesehatanmu?"

Manakah di antara peristiwa di atas yang menjadi obyek kajian ilmu

komunikasi? Untuk dapat meng-identifikasi hal ini, kita perlu memiliki satu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 21
definisi komunikasi yang dapat kita pegang bersama. Definisi ini kita perlukan

guna memberi pengertian dan pembatasan tentang komunikasi dan ilmu

komunikasi yang kita maksud.

KOMUNIKASI: DEFINISI DAN OBJEK KAJIAN

Untuk tujuan buku ini, mari kita definisikan komunikasi sebagai usaha

penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya, kita nyatakan ilmu

komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan

antarmanusia. Syarat suatu ilmu, sebagaimana disimpulkan pada bagian ter-

dahulu, harus memiliki obyek kajian; di mana obyek kajian itu harus terdiri dari

satu golongan masalah yang sama sifatnya (Poedjawijatna, 1983; Hatta, 1987).

Obyek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha

penyampaian pesan antarmanusia.

Kembali pada enam peristiwa di atas, berdasarkan definisi yang kita gunakan,

dapat kita nyatakan bahwa ilmu komunikasi hanya mengkaji peristiwa nomor

lima. Karena, hanya peristiwa nomor lima yang mengkaji perilaku manusia

(obyek materia), yakni dalam hal penyampaian pesan antarmanusia (obyek

forma). Ilmu komunikasi tidak mengkaji penyampaian pesan kepada makhluk

yang bukan manusia, walau tidak dipungkiri bahwa manusia juga

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 21
menyampaikan "pesan" kepada makhluk yang bukan manusia - seperti kepada

hewan atau tumbuhan dan bahkan Tuhan - biarlah hal itu menjadi obyek kajian

ilmu yang lain.

Jika halnya demikian, bagaimanakah dengan peristiwa nomor 6? Bukankah

penerirna pesan, kawan yang sedang dirawat di rumah sakit jiwa itu adalah

manusia juga?

TIGA KATEGORI DEFINISI KOMUNIKASI

Tahun 1976, Dance dan Larson mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang

berlainan. Saat ini, jumlah itu telah meningkat lebih banyak lagi. Namun, Dance

dan Larson mengidentifikasi tiga dimensi konseptual penting yang mendasari

perbedaan dari ke-126 definisi temuannya itu.

(1) Tingkat observasi atau derajat keabstarakannya: yang bersifat umum,

misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang

menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Yang

bersifat terlalu khusus, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi

adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah, dan sebagainya melalui

telepon, telegraf, radio, kurir, dan sebagainya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 21
(2) Tingkat kesengajaan: yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi

yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan

suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan

disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan definisi yang

mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Code (1959), yang menyatakan

komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki

oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih.

(3) Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan: yang menekankan

keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa

komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling

pengertian. Sedangkan yang tidak menekankan keberhasilan, misalnya definisi

yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses transmisi informasi (lihat

Littlejohn, 2002).

Lantas jika demikian, bagaimanakah menurut Anda definisi komunikasi yang

kita gunakan dalam buku pengantar ini – yaitu usaha penyampaian pesan

antarmanusia – jika dilihat dari:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 21
(a) tingkat observasi atau derajat keabstrakannya,

(b) tingkat kesengajaannya, dan

(c) tingkat keberhasilannya?

KOMUNIKASI: USAHA PENYAMPAIAN PESAN ANTAR MANUSIA

Dari definisi kita -yang menyatakan bahwa komunikasi adalah usaha

penyampaian pesan antar-manusia - terdapat tiga unsur utama yang dapat kita

bahas guna mengidentifikasi apakah suatu peristiwa merupakan bagian dari

komunikasi yang kita kaji atau bukan. Ketiga unsur itu adalah: (1) usaha, (2)

penyampaian pesan, (3) antar manusia.

1. Usaha

Kata "usaha" dalam definisi kita menggambarkan unsur kesengajaan, adanya

motif komunikasi yang menyebabkan seseorang dengan sengaja menyam-

paikan pesannya kepada manusia lain. Pertanyaan-nya adalah: benarkah

komunikasi yang menjadi obyek kajian ilmu komunikasi harus mengandung

unsur kesengajaan? Perhatikan peristiwa berikut ini, idenya diambil dari

Littlejohn (2000), diinventarisir ulang serta dikembangkan dan diadaptasi sesuai

kebutuhan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 21
1. Anda menguap secara tidak sengaja dan tidak seorang pun melihat hal

itu.

2. Anda menguap secara tidak sengaja. Kemudian, teman Anda berkata,

"Sebaiknya diskusi ini kita cukupkan sampai di sini dan kita lanjutkan

besok".

3. Anda menguap dengan sengaja. Kemudian, teman Anda berkata,

"Sebaiknya diskusi ini kita cukup¬kan sampai di sini dan kita lanjutkan

besok".

4. Anda menguap dengan sengaja. Namun, teman Anda tidak melihat dan

terus melanjutkan diskusinya. Anda menguap dengan sengaja. Namun,

5. teman Anda pura-pura tidak melihat dan melanjutkan diskusinya.

Termasuk komunikasi dan kajian ilmu komunika-sikah ini?

Coba Anda analisis! Contoh lainnya seperti berikut.

6. Anda melambaikan tangan pada teman Anda, namun teman Anda tidak

melihatnya.

7. Anda melambaikan tangan pada teman Anda. Tidak ada balasan dari

teman Anda itu. Baru keesokanharinya, kawan Anda berkata, "Maaf,


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 7 / 21
kemarin saya tidak membalas lambaian tangan-mu. Saya sedang

memikirkan hal lain, dan tidak menyadari bahwa kamu melambai kepada

saya, sampai saya berbelok di tikungan itu".

8. Anda melambai pada teman Anda dan ia mem¬balas lambaian tangan

Anda.

Komunikasikah ini? Telaah juga kasus berikutnya.

9. Anda mengirim surat kepada seorang kawan. Namun, surat itu hilang

dalam perjalanan.

10.Anda menyampaikan pidato kepada sekelom-pok orang yang senang

mendengar apa yang Anda katakan.

Jadi, manakah dari peristiwa di atas yang merupakan komunikasi, kajian ilmu

komunikasi; dan manakah yang bukan? Berdasarkan definisi yang kita gunakan,

bahwa komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antarmanusia, maka kata

usaha dalam definisi ini mencerminkan unsur kesengajaan. Setiap pesan,

menurut buku ini, pasti memiliki motif. Karenanya, setiap pesan pasti

disampaikan dengan sengaja. Namun, derajat kesengajaan sulit ditentukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 21
Kesadaran manusia, demikian menurut ahli psikoanalisis Freud, terdiri atas

alam sadar dan alam bawah sadar. Karenanya, terdapat motif-motif yang

disadari (manifest) dan motif-motif yang tidak disadari (latent), terpendam dan

muncul dari alam bawah sadar, mendorong kita menyampaikan pesan kepada

manusia lain.

DEBAT PARA PAKAR KOMUNIKASI

Tahun 1990-an, para teoretisi komunikasi berdebat dan mempertanyakan:

apakah komunikasi harus disengaja? Apakah komunikasi harus diterima

(received)? Setelah beradu argumentasi, para ahli sepakat untuk tidak sepakat,

dan menyatakan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga pendapat yang

dapat diakomodir. Pertama, para ahli yang berpendapat bahwa komunikasi

harus terbatas pada pesan yang sengaja diarahkan seseorang dan diterima oleh

orang lainnya. Kedua, kelompok ahli yang berpendapat bahwa komunikasi

harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah

disengaja atau pun tidak. Ketiga, para ahli yang berpendapat bahwa komunikasi

harus mencakup pesan-pesan yang disampaikan dengan sengaja, namun

derajat kesengajaan itu sulit ditentukan (lihat Litlejohn, 2002).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 21
Mengacu pada kutipan di atas, buku yang Anda baca ini menganut perspektif

ketiga: bahwa komu¬nikasi mencakup pesan yang disampaikan dengan

sengaja, ada motif komunikasi yang mendorong manusia melakukan tindak

komunikasi, menyam¬paikan pesan kepada manusia lain. Namun, derajat

kesengajaan sulit ditentukan, karena manusia terdiri dari alam sadar dan alam

bawah sadar, sehingga ada motif-motif yang disadari dan ada pula motif-motif

yang tidak disadari muncul dari alam bawah sadar kita.

Jika demikian halnya dengan unsur kesengajaan, lantas apakah pesan

komunikasi harus diterima? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita kem-

bali pada sepuluh peristiwa terkutip di atas. Dari kesepuluh peristiwa itu, dapat

kita ulas hal-hal sebagai berikut.

1. Anda menguap secara tidak sengaja dan tidak seorang pun melihat hal

itu. Kasus pertama ini bukan obyek kajian ilmu komunikasi, karena Anda

tidak sengaja menguap dan tidak ada yang melihat Anda menguap. Tidak

terjadi proses komunikasi antarmanusia di sini, karena Anda memang

tidak berkomu-nikasi.

2. Anda menguap secara tidak sengaja. Kemudian teman Anda berkata,

"Sebaiknya diskusi ini kita cukupkan sampai di sini dan kita lanjutkan

besok". Dalam kasus kedua ini, Anda tidak sengaja menguap. Teman

Anda melihatnya dan kemudi-an berkata, "Sebaiknya diskusi ini kita

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
21
cukupkan sampai di sini dan dilanjutkan besok". Ini adalah komunikasi.

Namun, Anda bukan pihak yang mengambil inisiatif dalam

berkomunikasi. Teman Andalah yang mengambil inisiatif, sebagai pihak

yang menyampaikan pesan kepada ma-nusia lain, yakni Anda selaku

penerima. Motif komunikasi ada pada teman Anda itu. Anda tidak

berkomunikasi kepada kawan Anda, kawan Anda itulah yang

berkomunikasi dengan Anda.

3. Anda menguap dengan sengaja. Kemudian, teman Anda berkata,

"Sebaiknya diskusi ini kita cukupkan sampai di sini dan kita lanjutkan

besok". Kasus ketiga ini adalah jelas komunikasi. Anda adalah pihak yang

dengan sengaja menguap, mengambil inisiatif dalam berkomunikasi, ada

pesan yang sengaja Anda sampaikan kepada teman Anda bahwa Anda

sudah lelah. Motif komunikasi ada pada diri Anda.

4. Anda menguap dengan sengaja. Namun, teman Anda tidak melihat dan

terus melanjutkan diskusinya. Dalam kasus keempat, Anda sengaja

menguap tapi pesan Anda tidak diterima (receive) oleh teman Anda,

teman Anda tidak melihatnya; apakah ini komunikasi? Pertanyaan ini,

yakni apakah komunikasi harus mencakup pesan yang diterima (receive)?

Akan kita bahas kemudian.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
21
5. Anda menguap dengan sengaja. Namun, teman Anda pura-pura tidak

melihat dan melanjutkan diskusinya. Dalam kasus ini, Anda sengaja

menguap tapi teman Anda pura-pura tidak melihat. Motif komunikasi

Anda belum terwujud. Terdapat dua kemungkinan: pertama, Anda

kembali menyampaikan pesan dengan berkali-kali sengaja menguap atau

dengan verbal Anda berkata, "Sebaiknya diskusi kita cukupkan sampai di

sini". Anda melakukan tindakkomu¬nikasi - perbuatan yang dilakukan

komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi - dengan

menyampaikan pesan verbal, atau kedua, Anda "mengalah" membiarkan

diskusi terus berlanjut hingga selesai. Anda melupakan motif

komuni¬kasi Anda untuk menghentikan diskusi sampai di situ.

6. Anda melambaikan tangan pada teman Anda, namun teman Anda tidak

melihatnya. Kasus keenam sama dengan kasus keempat: ada pesan yang

dikirimkan, namun tidak diterima (receive). Pesan komunikator tidak

sampai ke tujuan, tidak diterima pada sisi tujuan.

7. Anda melambaikan tangan pada teman Anda. Tidak ada balasan dari

teman Anda itu. Baru keesokan harinya kawan Anda berkata, "Maaf,

kemarin saya tidak membalas lambaian tangan-mu. Saya sedang

memikirkan hal lain, dan tidak menyadari bahwa kamu melambai

kepada saya, sampai saya berbelok di tikungan itu". Dalam kasus ini yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
21
terjadi adalah umpan balik yang tertunda. Umpan balik adalah jawa-ban

atau respons yang diberikan atas pesan yang disampaikan. Dalam kasus

ini, pesan telah sampai, telah diterima. Namun, karena satu dan lain hal,

responsnya terlambat atau tertunda.

8. Anda melambai pada teman Anda dan ia membalas lambaian tangan

Anda. Untuk kasus delapan, jelas adalah komunikasi. Anda sebagai

pengirim pesan, teman Anda sebagai penerima pesan.

9. Anda mengirim surat kepada seorang kawan. Namun, surat itu hilang

dalam perjalanan. Maka kita kembali pada pertanyaan: haruskah pesan

komunikasi itu diterima (receive) pada titik tujuan? Buku ini meyakini,

bahwa untuk dapat menjadi obyek kajian ilmu komunikasi, pesan tidak

harus sampai (receive) ke tujuan. Saat Anda menyampaikan pesan, Anda

telah berkomunkasi, Anda telah melakukan tindak komunikasi, dan

setiap tindak komunikasi pasti memiliki motifnya: Anda memiliki motif

komunikasi - entah itu Anda sadari atau pun tidak - latent, terpendam di

bawah sadar Anda. Maka ketika Anda menyampaikan pesan, Anda telah

melalui proses yang kita sebut komunikasi intrapribadi, ada motif

komunikasi yang melata-rinya. Ketika Anda menyampaikan pesan, Anda

telah melakukan tindak komunikasi. Ketika pesan Anda yang dilatari

motif itu ternyata tidak sampai ke tujuannya, ini adalah obyek kajian ilmu

komunikasi: mencoba mengkaji mengapa pesan yang sudah dikirimkan


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
21
itu tidak sampai. Kita akan bahas masalah ini lebih dalam pada bagian-

bagian berikutnya.

2. Penyampaian Pesan

Meskipun komunikasi menyangkut perilaku manusia, namun tidak semua

perilaku manusia adalah komunikasi, dalam arti ia berkomunikasi. Komunikasi

adalah perilaku manusia dalam hal penyampaian pesan. Dengan kata lain, ilmu

komunikasi hanya mempelajari tentang penyampaian pesan dan hanya tentang

pesan, bukan perilaku lainnya selain penyampaian pesan. Jika yang

disampaikan bukan pesan, maka bukan kajian ilmu komunikasi. Jika terdapat

dua manusia, misalkan dua orang duduk berdampingan di bus, namun

keduanya berdiam diri, tidak ada pesan yang disampaikan, maka di antara

keduanya tidak ada dan tidak terjadi komunikasi. Kedua orang itu, yang satu

pria tampan dan satunya gadis cantik. Barangkali, si pria ingin sekali berkenalan

dengan si gadis. Namun, ia tidak berusaha menyampaikan pesan pada si gadis

tentang ketertarikannya itu. Maka di antara keduanya tidak terjadi komunikasi

antarpribadi. Yang ada, sekurang-kurangnya adalah komunikasi intrapribadi,

komunikasi yang terjadi di dalam diri si pria. Ah, cantiknya

gadis ini,’ pikir si pria dalam hati, ‘Tapi bagaimana jika saya mengulurkan

tangan, memperkenalkan diri, dan ia menolaknya? Tentu saya akan malu!’. Si


Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
21
pria urung memulai percakapan untuk berkenalan dengan si gadis. Maka yang

terjadi hanya komunikasi intrapribadi, berbicara dengan diri sendiri,

menyampaikan pesan untuk diri sendiri. Si pria ber"dialog" dengan dirinya

sendiri, bertindak sebagai pengirim pesan sekaligus penerima pesan. Komu¬

nikasi intrapribadi menjadi bagian ilmu'komunikasi karena merupakan landasan

komunikasi antarpribadi.

Jadi, ilmu komunikasi hanya mempelajari tentang perilaku manusia dalam hal

penyampaian pesan. Akan tetapi - terkait dengan unsur definisi komu¬nikasi

sebelumnya - pesan itu harus disampaikan dengan sengaja: ada motif yang

melatarinya. Setiap perilaku manusia punya potensi komunikasi, namun tidak

semua perilaku manusia adalah kajianilmu komunikasi. Jika ada perilaku

manusia yang berpotensi komunikasi, ilmu komunikasi akan melihat siapa yang

berkomunikasi, melakukan tindak komunikasi: menyampaikan pesan dengan

sengaja kepada manusia lain karena ada motif yang melatarinya, dan peristiwa

ini terjadi dalam komunikasi intrapribadi. Komunikasi intrapribadi dikaji dalam

ilmu komunikasi karena menjadi latar komunikasi antarpribadi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
21
3. Antarmanusia

Pada awal bagian ini diajukan enam kasus, mulai dari berbicara pada rumput

yang bergoyang hingga kawan di RS Jiwa. Kita telah membahas bahwa ilmu

komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antarmanusia. Antarmanusia

pada definisi kita mengandung pengertian: adanya manusia sebagai pengirim

pesan dan manusia lain yang bertindak sebagai penerima pesan. Ilmu

komunikasi tidak mempelajari penyampaian pesan kepada yang bukan

manusia. Ilmu komunikasi yang kita pelajari hanya mengkaji masalah

komunikasi antar¬ manusia. Manusia sebagai pengirim dan manusia sebagai

penerima pesan. Lebih tegasnya, ilmu komunikasi tidak mempelajari

komunikasi dengan yang bukan manusia. Maka biarlah "berbicara" dengan

Tuhan, misalnya, dipelajari oleh ilmu agama.

Kata manusia dalam definisi kita mengacu kepada makhluk ciptaan Tuhan yang

sehat akal budinya. Orang yang sedang sakit akal budinya, menurut Islam, lepas

dari kewajibannya selaku manusia, tidak lagi wajib melaksanakan shalat lima

waktu, misalnya. Seseorang yang tidak normal akal budinya, menurut hukum,

lepas pula dari tuntutan hukum, bahkan jika melakukan pembunuhan sekali

pun. Maka berbicara pada orang yang sedang sakit jiwa - akal budinya tidak
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 16 /
21
bekerja sebagaimana seharusnya - bukan merupakan kajian ilmu komunikasi.

Artinya, ketika teman Anda tertawa-tawa dan Anda bertanya kepada kawan

yang sedang menjadi pasien di RS Jiwa, bukan merupakan obyek kajian ilmu

kita. Biarlah itu menjadi kajian ilmu psikologi. Demikian pula halnya jika Anda

ingin belajar berdialog dengan arwah - makhluk mantan manusia ~ silahkan

belajar pada paranormal. Berbicara dengan hewan? Para pemain sirkus hewan

adalah ahli dalam bidang ini, menyuruh singa melompati api atau burung kakak

tua menyanyi misalnya; silahkan Anda mempelajari hal itu pada mereka. Obyek

forma ilmu komunikasi adalah usaha pe-nyampaian pesan antarmanusia, yakni

manusia yang sehat akal budinya. Obyek materia ilmu komu¬nikasi adalah

perilaku manusia, sama seperti obyek materia ilmu-ilmu sosial lainnya.

Karenanya, ilmu komunikasi hanya mengkaji komunikasi antar¬manusia dan

tidak kepada yang bukan manusia.

KONSEP DAN ISTILAH PENTING


Komunikasi Antar Manusia
Ilmu Komunikasi Obyek Materia Ilmu Komunikasi
Usaha Obyek Forma Ilmu Komunikasi
Penyampaian Pesan

PERTANYAAN EVALUASIN DAN DISKUSI

1. Jelaskan dan uraikan tujuh konsep utama di atas!

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /
21
2. Apakah komunikasi yang menjadi kajian ilmu kita harus disengaja?

Apakah pesan harus diterima (receive)? Jelaskan argumentasi Anda

berdasarkan perspektif yang dianut buku ini!

3. Terdapat tiga unsur utama yang menjadi landasan definisi kita tentang

komunikasi, yaitu usaha, penyampaian pesan, antarmanusia. Mengapa

definisi kita menekankan pentingnya ketiga unsur itu? Jelaskan dan

uraikan!

4. Definisi kita tentang ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari

penyampaian pesan antarmanusia. Tapi, mengapa komunikasi

intrapribadi juga menjadi obyek kajian ilmu komunikasi? Jelaskan!

5. Coba Anda urai rangkaian peristiwa di bawah ini: apakah merupakan

kajian atau kajian ilmu komunikasi?

a. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tidak

menyadari adik Anda ada di kamar sebelah, tapi ia diam, tidak

menanggapi omelan Anda.

b. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tidak

menyadari adi Anda ada di kamar sebelah. Tiba-tiba ia bereaksi,

menanggapi omelan Anda.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 /
21
c. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tahu adik

Anda berada di kamar sebelah dan Anda tahu ia pasti mendengar

omelan Anda, tapi ia tidak bereaksi.

d. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tahu adik

Anda berada di kamar sebelah dan Anda tahu ia pasti mendengar

omelan Anda, dan ia bereaksi, menanggapi omelan Anda.

e. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tahu adik

Anda berada di kamar sebelah dan Anda tahu ia pasti mendengar

omelan Anda, tapi ia tidak bereaksi, dan Anda terus mengomel,

sampai ia bereaksi.

f. Anda mengomel karena kamar Anda berantakan. Anda tahu adik

Anda berada di kamar sebelah dan Anda tahu ia pasti

mendengar omelan Anda, tapi ia tidak bereaksi, maka Anda

langsung memangggil dan menegurnya..

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 /
21
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 20 /
21

Anda mungkin juga menyukai