PENDAHULUAN
1
maupun muda bahkan anak-anak sekalipun dapat dengan mudahnya
melihat tayanga-tayangn tersebut, tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dan
bacalah rubrik seksologi dimajalah Popular, Kosmopolitan, ataupun koran
Lampu Merah, yang oleh beberapa kalangan dinilai ulasan Soft
Pornograhhy yang vulgar tapi terbungkus konsultasi. Apa sebenarnya
dibalik semua ini?.
Dari sini mudah betul bagi kita untuk mengatakan bahwa berita dan
informasi sesksualitas sedang naik daun dan mendapat porsi besar dalam
media massa akhir-akhir ini. Mengapa demikian, banyak jawaban bisa
diberikan berhubungan dengan pertanyaan ini. Yang paling mudah
menurut saya asalah karena seks itu menyangkut hajat hidup seluruh
hidup manusia. Bukankah dalam ilmu Budaya Dasar juga disebutkan
bahwa salah satu kebutuhan pokok manusia itu adalah melakukan
hubungan seks.
Sungguhpun seks merupakan hal yang sangat universal sifatnya, di
hampir semua peradaban dan budaya, sekssualitas itu sangat privasy,
tertutup dan diatur serta dilambangkan dalam aturan agama dan negara
yang ketat. Hampir semua agama memberikan memberikan batasan pada
kegiatan yang berhubungan dengan seks. Lalu mengapa tiba-tiba terasa
sekali –di era yang disebut orang era informasi--berita, ulasan, dan kajian
seks seolah diumbar dengan murahnya, dan mengapa pula informasi
sesksual seolah berjalan seiring dengan berita sadistik. Kita akan
membahas lebih jauh lagi pada pembahasan identifikasi masalah.
B. Identifikasi Masalah
2
“makna kehidupan” sebagai akibat menjelmanya dunia “realitas semu”.
Sadarkah, misalnya seorang gadis di desa yang tengah asik menonton
tayangan sinetron di televisi yang diselingi oleh serangkaian iklan-iklan,
Jika kita menyitir syair lagu Surti Tejo-nya Jamrud mungkin tergambar
jelas betapa kehidupan Permisif sudah menjalar hingga kedesa-desa.atau
seorang Mahasiswa yang penuh gairah mengikuti mengalirnya model-
model pakaian di calt walk, dimana untuk memnuhi keinginan tersebut
dapat dengan mudahnya hanya dengan menjual diri, bahwa mereka
tengah memasuki pintu gerbang dunia realitas semu ini.
Berdasarkan latar belakang diatas dan hubungannya dengan
masyarakat, maka kita lihat permasalahan-permasalahan apa saja yang
ada . diantara pertanyaan-pertanyaan yang timbul, maka maka identifikasi
masalah penelitian ini adalah:
1. Seberapa besarkah dampak tayangn terhadap perilaku
kehidupan masyarakat teruatam kaum muda dan anak-anak remaja
(ABG)
2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap tayangan yang
mengundang syahwat, rubrik seksploitasi yang terbungkus konsultasi
seks.
3. Bagaiman peran serta masyarakat, terutama orang tua dalam
menanggulangi permasalahan ini
C. Batasan Masalah
3
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaaan Penelitian
4
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEP
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau bahasa inggris Communication berasal
dari bahasa latin bersumber pada kata Communis yang berarti sama,
sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang
terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka
komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai apa
yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan
kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi
dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya, selain bahasa yang
digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dibicarakan.
Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya
dasariyah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif,
yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu
agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
melalukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Pentingnya
komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik
sudah didasari oleh para cendikiawan sejak Aristotes hanya berkisar
pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada abad ke-20 ketika
5
dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi indrustri dan revolusi
teknologi elektronik, setelah ditemukan pesawat terbang, kapal api,
listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televisi dan sebagainya maka
para cendikiawan pada abad sekarang menyadiri pentingnya
komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowleage) menjadi ilmu
(Sciance).
Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada
orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain
seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu,
didasari atau tidak didasari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika
sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.
6
barang kali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut
bukunya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita
(Efendy, 1984 : 26).
7
langsung maka budaya yang tertranformasi dari budaya negara maju
secara perlahan akan mempengruhi budaya dinegara berkembang.
B. KERANGKA KONSEP
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitan ini dimaksudkan untuk mendefkripsikan sujumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti, maka
penulis akan menggunakan metode desktiptif yaitu metode yang
melukiskan secara sistematis fakta atau karekteristik populasi dan
situasi tertentu (memaparkan situasi dan peristiwa) dan tidak mencari
hubungan, tidak menguji hipotesis atau tidak membuat prediksi. Dalam
penelitian ini penulis mengembangkan konsep yang menghimpun fakta.
Tipe pendekatan yang digunakan adalah wawancara yaitu metode
penelitian yang di dalam melakukan pengumpulan datanya Quesioner
atau daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada kelompok orang
atau sampel dan sebagain orang yang diuji mewakili populasi,
kesimpulan hasil analisis. Dengan metode penelitian survei
digambarkan karakteristik tertentu dari sesuatu populasi, apakah
berkenaan dengan sikap, tingkah laku ataukah aspek sosial lainnya.
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah sebagian masyarakat diwilayah
Rw. 06, Kelurahan Sudimara Barat Ciledug Tangerang yang berjumlah
seratus orang.
2. Sampel
9
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling
purposive. Sampling Pusposive adalah pemilihan kelompok subjek
didasarkan atas subjek yang dipandang mempunyai sangkut paut
dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 35 orang,
terdiri dari 20 orang bersetatus pemuda dan mahasiswa 10 orang
pelajar dan 5 orang dewasa (orang tua).
D. OPERATIONALISASI
10
Masyarakat, sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan
terikat dalam suatu kebudayaan yang mereka anggap sama
DAFTAR PUSTAKA
11