Anda di halaman 1dari 8

Resume Bagian 1 Bab 1.

Pengenalan Terhadap Buku

TUGAS
Komunikasi Massa
Sigit Surahman, S.Sn., M.Si

Oleh :
Evi Mei Tanti
51118043
A1

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL, ILMU POLITIK DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2020
BAGIAN 1 PENDAHULUAN

1. Pengenalan terhadap buku

Objek Studi

Istilah komunikasi massa (mass commubication) dicetuskan sebagaimana juga media


massa (mass media) pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan apa yang kemudia
merupakan fenomena sosial baru dan cirri utama dari dunia baru yang muncul yang dibangun
pada fondasi industrialism dan demokrasi popular. Media massa (dalam bentuk jamak)
merujuk kepada alat untuk berkomunikasi secara terbuka yang terorganisir dalam jarak jauh,
dan kepada banyak orang dalam waktu singkat.

Media massa awal (surat kabar, majalah,fonogram,film, dan radio) berkembang dengan
pesat hingga menjadi seperti yang kita kenali bentuknya pada saat ini dengan perubahan
utama pada skala dan diverifikasi, ditambah dengan munculnya televise pada pertengahan
abad ke-20. Secara serupa, apa yang kita anggap sebagai cirri utama dari kmunikasi massa
pada tujuh puluh tahun yang lalu atau lebih, masih sama sebagaimana yang kita anggap saat
ini. Tentu saja terdapat banyak perubahan yang terjadi dalam spekrum ketersediaan media
dan dalam banyak aspek yang mencangkup bentuk dan isinya. Salah satu tujua buku ini
adalah untuk mencatat dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi.

Teknologi baru telah berkembang yang terdiri atas jaringan potensial cadangan
komunikasi. Komunikasi massa dalam artian skala besar, merupakan konten public yang
mengalir satu arah yang terus berkuasa, tiidak lagi hanya dimiliki oleh media massa
tradisional. Perbedaannya yang utama adalah pada karakternya yang lebih luas
jangkauannya, kurang terstruktur, dan sering kali bersifat interaktif, seperti privat dan
individualis.

Bagaimanapun perubahan yang terjadi, signifikasi media massa dalam masyarakat


konteporer ttidak di ragukan lagi, baik dalam ranah politik, budaya, kehidupan sosial sehari-
hari, maupun ekonomi.

Tidak ada batasan yang jelas antara apa yang bersifat pribadi dan public, tetapi perbedaan
secara kasar dapat dibuat. Buku ini di rancang untuk berkontribusi kepada studi public dan
memahami komunikasi massa dalam semua bentuknya dan untuk menyediakan ikhtisar ide
dan penelitian yang di pandu oleh tema dan isu yang dirangkum dibawah ini.

Struktur Buku

Isi buku dibagi ke dalam duapuluh bab, dikelompokkan menjadi delapan subkelompok.
Bagian penting yang pertama adalah “teori” (theory) (II), memberikan gambaran atas ide
yang paling mendasar dan juga paling umum mmengenai komunikasi massa dengan referensi
tertentu kepada banyak hubungan yang ada diantara media dan kehidupan sosial budaya.
Bagian yang kedua membahas kosekuensi perubahan media terhadap teori, terutama
karena munculnya media baru yang interaktif, misalnya internet yang merupakan bentuk
‘media massa’ jika dilihat dari ketersediaannya, tetapi tidak terlalu berkaitan dengan
‘komunikasi massa’, seperti yang sebelumnya telah dijelaskan.

Bagian ‘struktur’ (structure) (bagian III) berhubungan dengan tiga topic utama. Pertama,
bagian ini membahas keseluruhan system media dan bagaimana system ini umumnya
dijalankan di tingkat nasional. Topic kedua berkaitan dengan pengamatan terperinci atas
pengharapan normatif dari media sebagai bagian dari public, pemerintah, dan khalayang
dengan rujukan tertentu terhadap prinsip dan standar kinerja mereka. Bagian ketiga melihat
pada fenomena media global yang semakin tumbuh, serta ‘sistem dunia’ dari media yang
berasal baik dari teknologi produksi dan penyiaran baru yang berbasis computer, maupun
dari tren masyarakat global yang lebih besar.

‘Organisasi’ (organization) (bagian IV) (yang akan dibahas pada buku 2) berfokus pada
inti dari produksi media, baik berupa sebuah firma maupun departemen di dalam sebuah
firma yang lebih besar dan yang berkaitan degan beragam pengaruh yang membentuk
produksi.

‘konten’ (content) (bagian V) (yang akan dibahas pada buku 2) di bagi kedalam dua bab;
bab yang pertama terutama membahas mengenai pendekatan dan metode untuk melakukan
analisis konten. Bab yang ke dua, teori serta bukti dikumpulkan untuk menjelaskan beberapa
konsistensi yang dapat diamati pada konten itu sendiri dengan rujukan tertentu dari genre
berita.

`‘khalayak’ (audience) (bagian VI) (yang akan dibahas pada buku 2), ‘khalayak’ merujuk
pada seluruh dari banyak lapisan pembaca, pendengar, dan penonton yang menerima konten
media atau merupakan target dari penyiaran media.

Pertanyaan dari ‘efek’ (effect) media (bagian VII) (yang akan dibahas pada buku 2)
berada pada bagian awal dan kesimpulan buku dan merupakan pusat dari kekhawatiran sosial
dan budaya terhadap media massa.

Tema dan Isu dalam Komunikasi Massa

Pada titik ini kita dapat mengidentifikasi tema-tema utama sebagai berikut :

 Waktu. Komunikasi dapat berlangsung pada waktu dan tempat dan sangatlah
penting kapan dan seberapa lama komunikassi itu terjadi.
 Tempat. Komunikasi dibuat di tempat tertentu dan mencerminkan cirri-ciri
konteks di mana komunikasi terjadi.
 Kekuatan. Hubungan sosial dibangun dan didorong oleh kekuatan, yaitu ketika
keingginan sebuah partai dilawan oleh partai yang lain, baik itu secara sah
maupun tidak, atau oleh pengaruh di mana kemauan dari pihak lain diikuti.
 Realitas sosial. Asumsi di balik sebagian besar teori komunikasi massa adalah
bahwa kita menempati dunia ‘nyata’ dari kondisi dan peristiwa yang diketahui.
 Makna. Sebuah tema tertentu yang secara terus menerus muncul berkaitan dengan
penafsiran ‘pesan’ atau konten media massa.
 Hubungan sebab-akibat dan determinisme. Secara alamiah, teori mencoba
menjawab pertanyaan sebab-akibat,baik dengan memberikan proposisi yang
menghubungkan dengan beberapa pengamatan atau dengan secara langsung
memberikan pertanyaan untuk menentukan apakah satu fator menyebabkan faktor
lainnya.
 Mediasi. Sebagai alternative terhadap ide sebab-akibat, kita dapat menganggap
bahwa media menyediakan peristiwa, hubungan, saluran, tempat, dan panggung
untuk sirkulasi informasi dan ide.
 Identitas. Hal ini merujuk pada makna bersama yang berassal dari kebudayaan,
masyarakat, tempat, atau kelompok sosial dan melibatkan banyak factor termasuk
kebangsaan, bahasa, pekerjaan, etnis, agamam kepercayaan, gaya hidup, dan lain-
lain.
 Perbedaan budaya. Dihampir setiap kesempatan, studi tentang isu berkaitan
dengan media mengingatkan kita bagaimana kinerja komunikasi massa dan
lembaga media meskipun adanya kesamaan-kesamaan di seluruh dunia
dipengaruhi oleh perbedaan budaya di tingkat individu, subkelompok, bangsa,,
dan seterusnya.
 Pemerintahan. Istilah ini merujuk pada semua alat di mana media-media diatur
dan dikontrol oleh peraturan, hukum, undang-undanng, dan kode, seperti yang
diatur oleh manajemen pasar.

Tidak ada daftara masalah yang sangat lengkap, tetapi yang ada di bawah ini terdiri atas
isu utama yang muncul sebagian besar telah akrab bagi pembaca.

Hubungan dengan politik dan negara

 Kampanye dan propaganda politik


 Partisipasi warga negara dan demokrasi.
 Peranan media dalam kaitannya dengan perang dan terorisme.
 Pengaruhnya dalam pembuatan kebijakan luar negeri.
 Mendukung atau melawan sumber kekuasaan.

Isu kebudayaan

 Globalisassi konten dan pergerakannya.


 Mempromosikan kualitas kehidupan berbudaya dan produksi budaya
 Efek terhadap identitas sosial dan budaya.

Permasalahan sosial

 Definisi realitas dan mediasi atas pengalaman sosial.


 Terkait dengan kejahatan, kekerasan, pornografi dan penyimpangan.
 Hubungannya dengan tatanan maupun kekacauan sosial.
 Promosi atas informasi masyarakat.
 Penggunaan dan kualitas waktu luang.
 Ketidaksetaraan sosial dan budaya.

Pertanyaan normatif

 Kebebasan berbicara dan berekspresi.


 Ketidak setaraan sosial budaya: kelas, etnis, gender, dan seksuaitas.
 Norma, etika, dan profesionalisme media.
 Akuntabilitas media dan tanggung jawab media.

Permasalahan ekonomi

 Derajat pemusatan.
 Komersialisassi konten.
 Penjajahan global dan ketergantungan.

Cara Menggunakan Buku

Setiap bab dimulai dengan pengenalan ringkas dari topik utama yang akan dibahas. Di
dalam bab, isi buku dibagi kedalam subbagian tertentu. Topic tidak dijelaskan menurut tema
dan isu secara ringkas itu, teta[I mencerminkan beragam fokus teori dan penelitaian yang
telah dilakukan untuk menguji teori. Secara umum, pembaca akan menemukan definisi dari
konsep-konsep yang relevan, sebuah penjelasan atas topic, penilaian singkat atas bukti yang
relevan dari penelitian dan penilaian secara keseluruhan terhadap permasalahan yang ada.
Setiap bab diakhii dengan ikhtisar singkat dari kesimpulan yang ada. Istilah kunci dirangkum
ke dalam teks di dalam ‘kotak’ yang memberkan fokus dan untuk membantu mengingat.

Batasan Cangkupan dan Perspetif

Walaupun buku ini memiliki cangkupan bahasan yang sanagt luas dan dimaksudkan
untuk dapat diterapkan kepada fenomena komunikasi massa secara umum, alih-alih hanya
pada satu negara tertentu, maka penerapan dari tujuan yang dimaksud menjadi terbatas dalam
berbagai cara.

Keempat tipe perspektif ini dapat dirangkum sebagai berikut:


1. Persperktif media kulturalis. Pendekatan ini mengambil perspektif anggota khalayak
dalam hubungannya dengan genre atau contoh budaya media tertentu (misalnya acara
reality-show atau jaringan sosial) dan mendalami makna subjektif dari pengalaman
dalam konteks tertentu.
2. Pendekatan media materialis. Penelitian dalam tradisi ini menekankan pada
pembentukan konten media dan karenanya juga menekankan pada efek potensial dari
karakteristik media yang berkaitan dengan teknologi dan hubungan sosial dari
penerimaan dan produksi yang dihubungkan dengan hal tersebut.
3. Perspektif sosial kulturalis. Pada intinya pandangan ini menaruh media dan
pengalaman media di bawah kekuatan yang lebih besar dan dalam yang
mempengaruhi masyarakat dan individu.
4. Perspektif sosial materialis. Pendekatan ini biasanya dihubungkan dengan pandangan
kritis terhadap kepemilikan dan control media yang pada akhirnya membentuk
ideology dominan yang disiarkan atau didukung oleh media.

Berbagai Jenis Teori

Teori-teori tersebut, yaitu: teori sosial ilmiah, budaya, normative, oprasional, dan dehari-
hari.

Teori sosial ilmiah (social scientific theory) menawarkan pernyataan umum mengenai
ciri-ciri kinerja, dan efek dari komunikasi massa berdasarkan pengamatan terhadap media
dan sumber lain secara sistematis dan objektif yang dapat diuji dan dibuktikan atau ditolak
mrlalui metode serupa.

Teori budaya (culture theory) memiliki karakter yang lebih beragam. Dalam beberapa
hal, teori ini bersifat evaluative yang mencba membedakan artefak kebudayaan berdasarkan
standar nilai tertentu.

Jenis teori ketiga dapat digambarkan sebagai teori normatif (normative theory) karena
berkaitan dengan meneliti atau menyarankan bagaimana media seharusnya beroperasi jika
nilai sosial tertentu diamati atau di lakukan.

Jenis teori yang keempat digambarkan sebagai teori operasional (operational theory)
karena merajuk pada ide oraktis yang dikumpulkan dan diterapkan oleh praktisi media dalam
prilaku kerja media mereka sendiri.

Akhirnya, terdapat pula teori penggunaan media yang berdasarkan logika sehari-hari,
merajuk pada pengetahuan yang kita miliki berdasarkan pengalaman kita dengan media.
Pengalaman ini memungkinkan kita untuk memaknai apa yang terjadi, kita dapat
mencocokkan apa yang ada di media dengan kehidupan sehari-hari, untuk memahami
bagaimana konten tersebut dimaksudkan untuk ‘dibaca’ sebagaimana kita ingin
membacanya, untuk mengetahui perbedaan antara jenis-jenis dan genre media, dan masih
banyak lagi.

Ilmu Komunikasi dan Studi Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan satu topic dianatara banyak ilmu sosial dan hanya satu
bagian dari lingkup penelitian dari komunikasi manusia di bawah ini isilah’ilmu komuniaksi’
(communication science), wilayah ini menurutBerger dan Chaffee (1987:17) adalah ilmu
yang mencoba memahami produksi, pengolahan, dan efek dari system symbol dan sinyak
dengam membangun teori yang dapat diuji, mengandung generalisasi yang sah yang
menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, pengolahan, dan efek.

Sebagai tambahan, tidak adak ‘ilmu komunikasi’ yang bebas nilai dan dapat berdiri
sendiri karena asal mula studi komunikasi berawal dari banyak disiplin ilmu dan berbagai isu
yang muncul, termasuk permasalahan ekonomi, hukum, politik, etika, serta budaya. Studi
komunikasi merupakan studi interdisipliner dan mengadopsi berbagai pendekatan dan
metode (lihat McQuail,2003b).

Tradisi Analisis Alternatif: Struktural, Behavioral, dan Kultural

Pendekatan structural (structural) sebagian besar diambil dari sosiologi, tetapi juga
mengambil dari perspektif sejarah, politik, hukum, dan ekonomi. Titik awalnya adalah lebih
kepada’masyarakat sentris’ daripada ‘media sentris’, dan objek utama penelitiannya adalah
system media dan organisasi media serta hubungannya kepada masyarakat yang lebih luas.

Pendekatan behavioral (behavioral) berakar pada psikologi dan psikologi sosial,, tetapi
juga memiliki pengaruh dari sosiologi. Secara umum, objek penelitiannya adalah perilaku
individu, terutama yang berkaitan dengan perilaku memiliki, mengolah, dan merespons pesan
komunikasi.

Pendekatan cultural (cultural) berasal dari studi-studi humanistic dari ilmu antropologi
dan bahasa. Memiliki potensi yang sangat besar, pendekatan ini umumnya diterapkan untuk
mempertanyakan makna dan bahasa, sampai pada dtail terkecil dari konteks sosial dan
pengalaman budaya tertentu.

Kesimpulan

Bab ini dimaksudkan untukmemberikan gambaran singkat dari keseluruhan wilayah


penelitian yang di dalamnya termasuk studi humanistic dan ilmu komunikasi massa. Jelas bahwa
batasan di antara berbagai topik ini tidak secara jelas ada, tetapi tergabtung pada perubahan
teknologi dan masyarakat. Meskipun demikian, terdapat komunitas ilmuwan yang berbagi
seperangkat pemahaman, konsep dan alat analisis yang akan dipelajari lebih dalam pada bab-bab
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai