Nim : 190569201034
Fenomenologi
Sementara, Fenomenologi, yang dikembangkan oleh Edmund Husserl
dan Alfred Schutz menentang pendekatan positivisme, karena hukum
umum seperti itu bersifat ilusi, sehingga terjerat pada determinisme.
Menurut paham fenomenologi, perilaku manusia tidaklah sepenuhnya
diatur oleh hukum-hukum eksternal.
Apa yang ingin diberikan oleh teori kritis sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan teori Marxian lainnya, seperti memberikan kesadaran
pada individu atau kelompok bahwa dirinya berada dalam dominasi
ideologis dan kultural yang menghalanginya untuk mencapai
kebebasan sejati (true freedom). Namun, salah satu kelebihan teori
kritis adalah ketegasannya dalam upaya menjelaskan fenomena sosial
secara keseluruhan dan cita-cita emansipatoris yang hendak dicapai.
Kritik :
Interaksi sosial To Tallas masih jarang dilakukan dengan
kelompok lain. Status sosial yang dilekatkan kepada mereka
berkonsekuensi terhadap komunikasi masyarakat Tallas dengan
kelompok lain menjadi terbatas. Perasaan berada pada kelas
sosial yang lebih rendah cenderung mendorong mereka
memosisikan kelompoknya sebagai masyarakat minoritas
sehingga proses interaksi sosial masyarakat Tallas dengan
kelompok di luar komunitasnya kurang berjalan dengan baik.
Pola komunikasi To Tallas cenderung terbuka ketika mereka
melakukan interaksi dengan sesama kelompoknya. Sebaliknya,
mereka cenderung bersikap tertutup ketika masyarakat Tallas
melakukan komunikasi dengan kelompok di luar
komunitasnya. Lawan bicara dituntut mempunyai inisiatif
memulai pembicaraan terlebih dahulu, hal tesebut
berkonsekuensi terhadap lawan bicara dari mereka yang lebih
dominan ketika proses interaksi sosial.