Anda di halaman 1dari 6

Naskah soal ujian tengah semester

Nama : Endang Simanjuntak

Nim : 190569201034

Mata kuliah : Sosiologi Media

Kode Mata Kuliah : SSS12004

Dosen Pengampu :Taufiqqurrachman.S.Sos.,Mm.Soc..Sc

1. Komunikasi dan Media


a. Sebutkan salah satu teori/model yang menjelaskan keterkaitan antara
komunikasi dan media !
Penyelesaian :
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk dan melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada giliranya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam (Cangara, 2009). Komunikasi memerlukan media sebagai
penyampaian pesan, gagasan, pikiran agar dapat dimengerti apa yang
telah disampaikan komunikator sehingga memperoleh respon,
tanggapan, maupun reaksi komunikan. Komunikasi memberikan
bimbingan kepada peserta

Terdapat sejumlah tujuan organisasi media dalam proses


penyelenggaraan komunikasi massa tadi. Dalam kaitan media massa
cetak misalnya, maka tujuan itu, berdasarkan identifikasi Cooley
(1909) terhadap media massa pada bentuk-bentuk awal seperti
suratkabar, majalah dan buku (dalam, De Fleur & Rokeach 1982, 9),
secara umum yaitu berupa usaha pengikisan hambatan isolasi di antara
penduduk di dunia dan menghasilkan perubahan penting dalam
organisasi dan fungsi masyarakat. Jadi, ini mengindikasikan bahwa ada
dua tujuan organisasi media dalam berkomunikasi dengan
khalayaknya, pertama dalam rangka membuka isolasi komunikasi antar
penduduk dunia dan kedua untuk perubahan penting dalam organisasi
dan fungsi masyarakat. Perubahan dimaksud, sebagaimana dikatakan
Cooley (dalam De Fleur & Rokeach 1982, 9) terkait dengan kehidupan
dalam bidang,“...commerce, in politics, in education, even in mere
sociability and gossip ..”

b. Bagaimanakah hubungan (keterkaitan) diantara keduanya (komunikasi


dan media) menurut teori/model yang anda pilih ?
Penyelesaian :
Terkait khusus dengan komunikasi massa melalui media cetak
suratkabar, terutama dalam hubungannya dengan tujuan seperti terlihat
dari implikasi yang digambarkan Cooley sebelumnya, berdasarkan
aplikasinya, maka tujuan komunikasi massa itu berindikasi lebih
banyak difokuskan pada soal-soal implikasi komersial, politik,
pendidikan dan termasuk menyangkut gosip. Namun demikian, dalam
operasionalisasinya, bagaimana kualifikasi organisasi media
berkomunikasi dengan khalayak dalam konteks penciptaan sejumlah
implikasi tadi, maka menurut teori normatif (lihat, Mc Quail, 1994) itu
berkaitan dengan iklim politik di mana pers itu beroperasi. Jika
beroperasi dalam sistem pers libertarian maka penciptaan implikasi-
implikasi tadi secara relatif cenderung sepenuhnya tergantung pada
masing-masing organisasi media. Sementara, bila beroperasi dalam
sistem pers autoritarian maka implikasi-implikasi tersebut cenderung
tergantung pada penguasa.

2. Media dalam Sistem Sosiokultural


a. Sebutkan beberapa elemen sistem sosiokultural !
Penyelesaian :
Unsur pokok subsistem sosial budaya :
a. Kepercayaan
b. Perasaan dan pikiran
c. Tujuan
d. Kaidah
e. Kedudukan dan peranan
f. Pengawasan
g. Sanksi
h. Fasilitas
i. Kelestarian dan kelangsungan hidup
j. Keserasian kualitas kehidupan dengan lingkungan

b. Bagaimana peran media didalam sebuah sistem sosiokultural?


Penyelesaian :
Peranan media sebagai instrumen komunikasi memberikan sumbangan
besar terhadap mobilitas personal bahkan sosial kemasyarakatan.
Mustahil dinafikkan bahwa pertumbuhan media masa kini telah
membentuk pola pikir masyarakat. Lebih jauh lagi, media telah
memberikan warna signifikan terhadap pola-pola keagaman dan
keberagamaan dalam kehidupan. Ketergantungan masyarakat kepada
media semakin menguat seiring dengan pertumbuhan globalisasi yang
tidak mungkin dibendung laju pertumbuhannya.

Pertumbuhan pola-pola kehidupan keagamaan dan keberagamaan


masyarakat akan menjadi sangat bervariasi beriringan dengan
frekuensi pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Kesadaran masyarakat
akan kehidupannya menjadi sangat bersentuhan dengan dinamika
kehidupan yang mengitarinya. Tak pelak lagi, peranan media dalam
membentuk sosio-kultur dan agama dalam masyarakat menjadi
keniscayaan. Media memberikan input wawasan sosio-kultur dan nilai-
nilai keagamaan kepada segenap masyarakat. Eksistensinya seringkali
memberikan potret hakiki akan pertumbuhan dinamika kehidupan di
antara semua unsur sosial di masyarakat.

Beriring dengan pesatnya media, maka tidak dapat dipungkiri bahwa


pertumbuhan kehidupan masyarakat juga akan semakin kompleks.
Kompleksitas ini terjadi bersamaan dengan daya terima masyarakat
terhadap eksistensi media dalam kehidupan mereka. Pertumbuhan
media dari kenyataannya yang sederhana kepada kondisi yang semakin
mengglobal menunjuk kepada respon luas masyarakat terhadap realitas
sekitar dari pertumbuhan dinamika kehidupannya.
3. Perspektif Teori dalam Sosiologi Media
a. Sebutkan 2(dua) perspektif teori didalam sosiologi media !
Penyelesaian :
Perspektif Sosiologi Terhadap Media
Dalam ilmu sosiologi terdapat dua perspektif besar yang memandang
masyarakat dari sisi yang berlawanan yaitu positivisme dan
fenomenologi. Kedua perspektif ini merupakan cikala bakal ataupun
ataupun akar dari berbagai perspektif sosiologi lainnya.

b. Uraikan kelebihan dan kekurangan kedua teori tersebut !


Penyelesaian :
Positivisme
Positivisme dipelopori oleh Auguste Comte, yang memandang bahwa
semua pengetahuan harus berbasiskan kepada science/atau pemikiran
ilmiah, untuk menemukan hukum-hukum umum. Perilaku masyarakat
dianalisis dengan mengikuti hukum-hukum umum.

Teori-teori yang paling dominan dalam perspektif makro adalah teori


yang menekankan integrasi dan harmoni (Consensus Theories) dan
teori yang menekankan pada konflik (Conflict Theories).

Fenomenologi
Sementara, Fenomenologi, yang dikembangkan oleh Edmund Husserl
dan Alfred Schutz menentang pendekatan positivisme, karena hukum
umum seperti itu bersifat ilusi, sehingga terjerat pada determinisme.
Menurut paham fenomenologi, perilaku manusia tidaklah sepenuhnya
diatur oleh hukum-hukum eksternal.

Sosiolog dapat melakukan pemahaman tentang bagaimana manusia,


baik secara pribadi maupun kelompok, menginterpretasikan,
memahami, dan menempatkan makna dalam realitas sosial.

4. Media dan Teori Kritis


a. Jelaskan makna ideologi dalam teori kritis !
Penyelesaian :
Teori kritis merupakan teori sosial yang menekankan pada analisis
kehidupan sosial secara menyeluruh dengan orientasi terciptanya
transformasi sosial. Implementasi teori ini tidak diarahkan kemana-
mana melainkan untuk mendorong adanya perubahan sosial di
masyarakat. Perubahan sosial yang dimaksud adalah terciptanya
masyarakat yang terbebaskan, adil, dan mandiri dari dominasi kultural
serta ideologis.

Apa yang ingin diberikan oleh teori kritis sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan teori Marxian lainnya, seperti memberikan kesadaran
pada individu atau kelompok bahwa dirinya berada dalam dominasi
ideologis dan kultural yang menghalanginya untuk mencapai
kebebasan sejati (true freedom). Namun, salah satu kelebihan teori
kritis adalah ketegasannya dalam upaya menjelaskan fenomena sosial
secara keseluruhan dan cita-cita emansipatoris yang hendak dicapai.

b. Pilih 1 (satu) artikel ilmiah yang memokuskan kajiannya pada proses


produksi ideologi dengan tujuan untuk mengabadikan hubungan kuasa
yang tidak seimbang di dalam sebuah masyarakat, kemudian
kemukakan kritik anda terhadap kajian artikel tersebut !
Penyelesaian :
Judul artikel :
DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL PADA KOMUNITAS
MARGINAL DI PEDESAAN
(Studi Etnografi Komunikasi Masyarakat Tallas di Desa Samasundu
Sulawesi Barat)

Kritik :
 Interaksi sosial To Tallas masih jarang dilakukan dengan
kelompok lain. Status sosial yang dilekatkan kepada mereka
berkonsekuensi terhadap komunikasi masyarakat Tallas dengan
kelompok lain menjadi terbatas. Perasaan berada pada kelas
sosial yang lebih rendah cenderung mendorong mereka
memosisikan kelompoknya sebagai masyarakat minoritas
sehingga proses interaksi sosial masyarakat Tallas dengan
kelompok di luar komunitasnya kurang berjalan dengan baik.
 Pola komunikasi To Tallas cenderung terbuka ketika mereka
melakukan interaksi dengan sesama kelompoknya. Sebaliknya,
mereka cenderung bersikap tertutup ketika masyarakat Tallas
melakukan komunikasi dengan kelompok di luar
komunitasnya. Lawan bicara dituntut mempunyai inisiatif
memulai pembicaraan terlebih dahulu, hal tesebut
berkonsekuensi terhadap lawan bicara dari mereka yang lebih
dominan ketika proses interaksi sosial.

Anda mungkin juga menyukai