MODUL PERKULIAHAN
W522100005
SOSIOLOGI
MEDIA DAN
KOMUNIKASI
Organisasi Media, Sistem
Sosial & Komunikasi Massa
Abstrak Sub-CPMK 5
05
Dr. Achmad Jamil, M.Si
Ilmu Komunikasi Magister Ilmu Komunikasi
Organisasi Media, Sistem Sosial &
Komunikasi Massa
KOMUNIKASI MASSA
Kita sudah mempelajari dan memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi massa.
Untuk memberikan konteks perbincangan, dapat dinyatakan bahwa komunikasi massa
yaitu sebagai proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai
tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin,
2017). Pihak komunikator dalam komunikasi massa adalah (i) pihak yang mengandalkan
media massa dengan teknologi telematika modern agar pesan yang disampaikan cepat
dapat ditangkap oleh publik, (ii) komunikator dalam penyebaran informasi mencoba
berbagi informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan assa yang
tersebar, dan (iii) komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut
(Bungin, 2017: 72). Sementara itu, media massa dalam konteks komunikasi massa
adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara
massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Dengan begitu, informasi
yang disebarkan dapat disebut sebagai informasi massa yang mana diperuntukkan
kepada masyarakat secara massal.
Berbicara mengenai media dan pesan, tentu tidak terlepas dari pentingnya
pemahaman terkait audiens atau khalayak massa dalam konteks komunikasi ini.
Khalayak massa memiliki sifat-sifat seperti (i) berjumlah besar, (ii) jumlah massa yang
besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan lainnya, (iii) sebagian besar
anggota massa memiliki negative image terhadap pemberitaan media massa, (iv) massa
sukar diorganisir, (5) massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas.
Kompetitor Kontrol
Agen
hukum/
Manajemen Teknis
berita/ politik
informasi,
Tekanan pengiklan Kelompok
Tekanan
ekonomi penekan sosial dan
pemilik politik
serikat
Lembaga
buruh
sosial
lainnya
Profesional
media
Sementara itu, terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dari teori sistem, sebagai
berikut:
(1) sistem sebagai suatu teori dapat digunakan untuk semua ilmu sosial
(2) sistem mengandung banyak tingkatan dan dapat diaplikasikan pada aspek dunia
sosial berskala besar maupun kecil, ke aspek ruang paling subjektif dan objektif
(3) teori sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial
(4) pendekatan sistem cenderung menganggap melihat semua aspek sosiokultural
dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi
(5) teori sistem bersifat inheren dan integratif (Ritzer dan Goodman, 2003: 238, dikutip
dalam Bungin, 2017).
Komunikasi massa sebagai sistem sosial tidak terlepas dari adanya hubungan
antara isi media massa dengan selera khalayak atau publik. Terdapat beberapa
komponen yang menjadikan komunikasi massa sebagai suatu sistem, yaitu (i) sumber
informasi bagi media massa, (ii) publik yang mengkonsumsi isi media massa, (iii) media
massa sebagai suatu saluran, (iv) aturan hukum dan perundangan, (v) organisasi yang
tumbuh karena kegiatan komunikasi massa, dan (vi) pihak-pihak yang mengendalikan
komunikasi massa berlangsung.
Sumber informasi adalah sumber berita bagi media massa yang terdiri dari nara
sumber berupa pakar pada suatu bidang, tokoh masyarakat, politisi, pemerintah atau
birokrat, perwakilan LSM, dan sebagainya. Sumber informasi lainnya bagi media massa
dapat berupa peristiwa atau kejadian yang menarik minat media massa untuk
pemberitaan seperti bencana alam, antrian penerima vaksinasi, dan banyak lagi.
Sementara khalayak massa adalah individu atau kelompok masyarakat yang
mengkonsumsi media massa; membaca surat kabar, majalah atau media cetak lainnya,
mendengar radio, pemirsa televisi, maupun mereka yang mengakses internet.
Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa, ditambah lagi dengan
keberadaan internet sebagai media yang kerap digunakan pada masa sekarang. Media
massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat, dan memiliki banyak
fungsi, bergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi di media mana itu berfungsi,
tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu (Severin
& Tankart, 2005). Kita akan coba mengeksplorasi beberapa pandangan tentang makna
dan kewajiban media dalam berbagai ragam masyarakat dan mengamati bagaimana
sebenarnya media berfungsi.
Teori komunikasi yang utuh memerlukan pemahaman peran komunikasi dalam
masyarakat. Salah satu tujuan teori komunikasi adalah untuk secara akurat
memperkirakan pengaruh media massa. Kekuatan politik, sosial, dan ekonomi
berpengaruh langsung terhadap isi media. Kepemilikan dan pengendalian media
memengaruhi isi media, dan isi media menentukan pengaruh media terhadap
masyarakat.
Salah satu pengelompokan sistem pers yang terkenal disajikan dalam buku Four
Theories of the Press yang ditulis oleh Siebert, Peterson dan Schramm pada tahun 1956.
Dalam buku tersebut, teori pers dibagi menjadi kategori yaitu otoriter, liberal, tanggung
jawab sosial, dan totaliter-Soviet yang kesemuanya merupakan Normative Theory. Berikut
penjelasannya:
Libertarian Theory. Teori pers liberal ini berkembang sebagai dampak dari masa
pencerahan dan teori umum tentang rasionalisai serta hak-hak alamiah dan berusaha
melawan pandangan yang otoriter. Dari tulisan Milton, Locke, dan Mill dapat dimunculkan
pemahaman bahwa pers harus mendukung fungsi membantu menemukan kebenaran
dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi,
menghibur, dan mencari keuntungan. Di bawah teori liberal, pers bersifat swasta, dan
siapa pun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan berita.
Teori pers liberal dengan paham kebenarannya yang diterima secara luas,
berguna dan terus berkembang sampai akhirnya revolusi industri juga memengaruhi
dunia penerbitan dan penyiaran. Ketika teknologi memungkinkan distribusi koran dengan
cepat dan luas, nilai ekonomi produksi massal menjadi sangat penting. Perusahaan
penerbit koran yang besar mulai membeli atau bergabugn dengan yang kecil sampai
akhirnya kini tak banyak kota yang memiliki lebih dari satu surat kabar yang bersaing satu
sama lain. Hal ini menyebabkan banyak orang, baik di dalam dan luar media, mulai
mempertanyakan manfaat teori liberal dalam masyarakat yang demokratis. Pada saat itu
pandangan yang tidak populer, walaupun penting, sulit diterima. Triyono (2017) mengutip
dari Baran & Davis (2012: 120) terkait rangkuman sederhana mengenai kelebihan dan
kekurangan teori pers tanggung jawab sosial:
Kelebihan Kekurangan
Media memiliki kebebasan Sangat optimis bahwa media dengan sadar
Menghindari kontrol pemerintah terhadap memiliki tanggung jawab
media Sangat optimis bahwa tiap individu memiliki
rasionalitas dan etikanya sendiri
Mengabaikan konflik yang muncul dari
kebebasan mencari kebenaran; misal
kebegbasan pers vs. ruang privat
Social Responsibility Theory. Pada abad ke-20 di Amerika Serikat ada gagasan yang
berkembang menyatakan bahwa media, satu-satunya industri yang dilindungi Piagam
Hak Asasi Manusia, harus memenuhi tanggung jawab sosial. Teori pers tanggung jawab
Kelebihan Kekurangan
Menjungjung tanggung jawab media Terlalu optimis terhadap kesadaran media
Menjunjung tanggung jawab khalayak terhadap tanggung jawabnya
Membatasi ikut campur pemerintah dalam Terlalu optimis terhadap tanggung jawab
media individu
Memberi ruang pemerintah mengawasi Meremehkan kekuatan motivasi ekonomi,
media profit dan kompetisi
Menjunjung perbedaan dan pluralisme Melegitimasi status quo
Memberikan ruang kaum “powerless”
Menarik “insting” kreatif praktis media dan
audiens
Soviet-Totalitarian Theory. Teori otoriter pers di banyak negara berubah menjadi teori
Totaliter-Soviet. Soviet berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu
keberhasilan dan kelangsungan sistem Soviet. Media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan
politik dari pemerintah dan badan pengawas, dan hanya anggota partai yang loyal dan
anggota partai yang ortodoks saja yang bisa menggunakan emdia secara reguler. Media
dalam sistem Soviet dimiliki dan dikontrol oleh negara dan ada hanya sebagai
perpanjangan tangan negara. Secara singkat, teori ini dapat dipahami sebagai berikut:
a. Media seyogyanya melayani kepentingan dari dan berada di bawah pengendalian,
kelas pekerja
b. Media seyogyanya tidak dimiliki secara pribaedi
Secara ringkas, The Four Theories of the Press dapat dijelaskan seperti dalam Tabel 1.
berikut:
Tanggung jawab
Otoriter Liberal Soviet-otoriter
sosial
Abad ke-16 dan 17 di Diadopsi di Inggris setelah Di Amerika Serikat di Di Uni Soviet, meskipun
Inggris; banuak diadopsi 1688, dan di Amerika abad ke-20 sebagian idenya juga
Dikembangkan
dan masih diterapkan di Serikat; berpengaruh di dilakukan oleh penguasa
banyak tempat tempat lain Nazi dan Italia
Siapa yang berhak Siapapun yang memiliki Siapa pun yang secara Setiap orang yang Anggota partai yang setia
menggunakan hak khusus dari kerajaan ekonomi mampu memiliki pendapat dan ortodoks
media atau izin serupa melakukannya
Hak khusus dari Melalui proses Pendapat masyarakat, Pengawasan dan nilai
pemerintah, serikat pembuktian kebenaran tindakan konsumen, etika ekonomi tindakan politis
Bagaimana media
profesi, lisensi, kadang dalam tempat pertukaran profesional pemerintah
dikendalikan
juga penyensoran gagasan yang bebas dan
melalui pengadilan
Mengkritik mekanisme Tindakan fitnah, tindakan Gangguan serius Kritikan terhadap tujuan
politik atau pejabat yang tidak senonoh, terhadap hak-hak pribadi partai yang berbeda
Apa yang dilarang berkuasa ketidaksopanan, hasutan yang diakui dan terhadap dengan taktik
dalam masa peperangan kepentingan sosial yang
vital
Swasta atau umum Umumnya swasta Swasta, kecuali Umum
pemerintah harus
Kepemilikan mengambil alih untuk
menjamin kelangsungan
layanan umum
Perpanjangan tangan Alat untuk mengawasi Media harus mengemban Media yang dimiliki
kebijakan pemerintah, pemerintah dan tugas tanggung jawab pemerintah dan
Perbedaan dari
sekalipun bukan milik memenuhi kebutuhan lain sosial; dan bila tidak, dikendalikan dengan ketat
yang lain
pemerintah masyarakat suatu pihak harus yang murni membela
memaksanya kepentingan negara
Superstruktur Ideologi
Ideologi umum
Agama
Ilmu pengetahuan
Kesenian
Kesusasteraan
Struktur sosial/masyarakat
melalui komunikasi
Ada (atau tidak adanya)
stratifikasi sosial berbasis Infrastruktur material
kekuasaan dan kekayaan Media massa (teknologi
Ada (atau tidak adanya) komunikasi)
stratifikasi rasial dan etnis Ekonomi
Kepoliitikan Ekologi (ruang & waktu)
Pembagian kerja secara Demografi
seksual dan
ketidaksamaan secara
seksual
Keluarga dan kekerabatan
Pendidikan Teori Sosiologi
Fungsionalis structural
Konflik
Interaksionisme simbolik
Dramaturgi
Praktik sosial keseharian yang Teori kritis
disertai oleh pemakaian dan
pergantian penggunaan media
secara mewaktu dan meruang
Sistem media di sutau negara berkaitan dengan sistem politik yang digunakan di negara
tersebut. Sistem politik menentukan kepastian hubungan yang nyata antara media dan
pemerintah (Dominick, 2000). Memasuki era reformasi politik, kemer dekaan berekspresi
dan demo-kratisasi komunikasi, selalu mewar nai blantika retorika elite kekuasaan
negara, elite politik, pemilik modal dan pemegang otoritas sosial–budaya di masyarakat.
Susanto (2013) menyatakan bahwa secara umum, untuk menjalankan
pemerintahan demokratis yang adil dan makmur, terdapat 11 prinsip untuk memahami
dan mempraktekkan demokrasi secara nyata dalam peme-rintahan, yaitu: (1)
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi, (2) pemilihan umum yang dilaksanakan
secara demokratis, (3) keberadaan pemerintahan lokal yang kuat didukung oleh potensi
setempat yang memadai dan dapat dipakai sebagai fondasi pembiayaan, (4) pembuatan
undang–undang yang berpihak kepada rakyat sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada rakyat yang memilih (5) sistem peradilan yang independen dan bebas dari
tekanan pihak manapun. Selain itu aspek lain yang diperlukan dalam menjalankan
pemerintahan adalah adalah (6) kekuasaan lembaga kepresidenan sebagai abdi yang
bekerja keras dan sepenuh hati untuk kepentingan publik dan bukan menjadi majikan bagi
rakyat, (7) peran media yang bebas, independen dan memiliki kemandirian (8) peran
kelompok-kelompok kepentingan yang membantu warga dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan politik, (9) hak masyarakat untuk tahu terhadap berbagai masalah
kenegaraan termasuk kinerja pemerintahan, (10) melindungi hak–hak minoritas, (11)
terbuka upaya kontrol sipil terhadap peran militer.
Dilanjutkan oleh Susanto (2013) bahwa Semua aspek pendukung demokrasi
memiliki peran dan fungsi yang bermanfaat bagi jalannya pemerintahan yang ideal.
Secara spesifik dalam konteks peran media yang bebas dan independen, Anokwa, Lin
dan Salwen, (2005: 5), menekankan perlunya peran pers yang independen dalam
mendukung demokrasi kehidupan bernegara. Kebebasan pers sejalan dengan kebebasan
individual, yang mencakup pula bebas dari intervensi pihak luar maupun dari kekuasaan
negara”. Sehaluan dengan itu, Blake dan Haroldsen (2009:79) menegaskan, “dalam
masyarakat modern, media massa merupakan lembaga sosialisasi pesan–pesan baik
formal maupun informal yang penting dalam bermasyarakat”. Untuk itu, media harus
mengorganisasikan pesan yang bermanfaat dan mudah dipahami oleh khalayak. Dengan
Diskusi
Setelah memahami modul ini, carilah rujukan pendukung untuk memahami dampak sosial
dari komunikasi/media massa. Diskusikanlah bagaimana sistem pers di Indonesia. Cari
rujukan yang relevan dengan pembahasan Anda. Diskusikan di kelas.
Daftar Pustaka