Anda di halaman 1dari 20

Dr. Farid Hamid, S.Sos, M.

Si
Magister Ilmu Komunikasi
Univ. Mercubuana
1. Tujuan Pembelajaran

Memfasilitasi mahasiswa agar memahami


paradigma, varian, prinsip-prinsip dan prosedur
penelitian dalam ilmu komunikasi yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Sekaligus
pula membawa mahasiswa untuk dapat
menganalisis fenomena komunikasi yang ada
dalam masyarakat dengan menggunakan
beragam varian penelitian kualitatif.
a) Metode lecturing dimana dosen akan menjelaskan kepada
mahasiswa tentang apa dan bagaimana metode penelitian
kualitatif.
b) Melalui metode tutorial, yang memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mendiskusikan berbagai jenis
metode analisa kualitatif, termasuk desain riset masing-
masing jenis.
c) Evidence-based learning, dimana mahasiswa akan diajak
untuk bersama-sama mendiskusikan beberapa contoh
skripsi/thesis yang menggunakan ragam metode penelitian
kualitatif, serta
d) Penugasan-penugasan baik berupa writing and anylizing
exercise maupun penelitian lapangan.
3. Evaluasi Pembelajaran & Alur Belajar
Komponen dan persentase penilaian dari kuliah ini
adalah sebagai berikut:

Komponen Penilaian Persentase


Tugas Besar 1 dan 2 50 %
Quis, forum dll 20%
Ujian Akhir Semester 30 %
Total 100 %
 Dewasa ini perbedaan antar perspektif/
paradigma keilmuan lebih menonjol
daripada perbedaan antardisiplin keilmuan.
 Telah terjadi revolusi metodologi dalam ilmu
sosial (Denzin & Lincoln, 2003).
 Penelitian kualitatif telah digunakan secara
ekstensif sejak 2000 tahun lalu. Misalnya:
Socrates meneliti struktur masyarakat dan
penyebab masalah sosial.

Dr. Farid Hamid, M.Si


✓ Internal:
Banyak pakar dan lembaga mempertanyakan daya
eksplanatori penelitian kuantitatif.
✓ Eksternal
1. Penelitian kualitatif diperlukan untuk beradaptasi
dengan bentuk realitas sosial yang baru (era pasca
industri, postmodern dll)
2. Kegagalan paradigma positivistik-kuantitatif yang
berorientasi pada keseragaman yang statis.
(Jensen, 1991)

Dr. Farid Hamid, M.Si


 Dipelopori oleh August Comte, Perancis (1848) . Juga
Emile Durkheim Menolak metafisika, spekulasi dan
pemikiran teologis. Penelitian ‘ilmiah’ penting untuk
mempelajari masyarakat.
 Positivisme menjadi tulang punggung ilmu sosial di
Eropa dan merubah pemikiran metodologis pada
saat itu.
 Metodologi positivistik: meneliti fenomena yang
dapat dilihat melalui indera dan menerapkan metode
‘ilmiah’.
menjadi pengikut positivisme
sejati MAKA, tugas Anda yang
utama adalah mencari
konfirmasi apakah yang
Anda pikirkan memang
cocok dengan data.

Tidak Alamiah !!!


“SOK TAHU”

Dr. Farid Hamid, M.Si


✓ Kritik terhadap paradigma positivisme dapat dimasukkan
dalam 2 (dua) sisi yaitu :
1. Kritik internal
2. Kritik eksternal

✓ Kritik internal bersifat dekonstruksi seperti :


1. Penekanan pada generalisasi dan universalitas teori
2. Positivisme mengabaikan makna dan tujuan penelitian,
sementara penelitian tentang tingkah laku manusia
tidak dapat dipahami tanpa mengacu pada makna,
tujuan dan motivasi
3. Positivisme menekankan pada grand theory sehingga
mengabaikan konteks lokal.
4. Paradigma positivisme menekankan pencarian hukum
alam
Dr. Farid Hamid, M.Si
KUANTITATIF
 Postmodernisme
✓ Roland Barthes: era peradaban
bayang-bayang.
✓ Louis Althusser dan Jacques Lancan:
ideologi imajiner.
✓ Umberto Eco : Kerajaan Imitasi dan
✓ Frederick Jameson : Era Masyarakat
Semu
 Hiperealitas
 Budaya Popular (Generasi Punk,
Jejaring Sosial, Gerakan
Underground, K-Pop, dll)

Dr. Farid Hamid, M.Si


Pendekatan Kualitatif

 Kritik melahirkan metodologi baru


yang fokus pada elemen subjektif,
dunia yang dikonstruksi, dan
karakteristik interpretif.
Metodologi pun beragam dengan
teori dan teknik analisa data yang
beragam dan dapat diterima.
James Carey: dlm Lindolf (2002)
 Kualitatif adalah sebuah proses membuat klaim-klaim besar
dari hal-hal kecil.
 Apabila kuantitatif membicarakan sebuah kerangka besar
yang melebar, kualitatif membincangkan detil-detil kecilnya,
menggali, menukik,dan mendalam.
 Apabila kuantitatif menyediakan sebuah peta, kualitatif
memunculkan situasi yang akan membawa kita pada kejutan
di balik pintu.
 Kuantitatif berangkat dari proposisi-proposisi general yang
dihasilkan dari akumulasi pengetahuan, kualitatif menelisik
dan menyemai hal-hal kecil dengan hati-hati, karena percaya
bahwa ada kebenaran bersumber dari situ.
1. Tujuan umum :
▪ Memahami tindakan dan prilaku manusia.
▪ Menawarkan dasar bagi kritik realitas komunikasi
▪ Memberikan solusi bagi masalah komunikasi
▪ Memberdayakan orang.

2. Tujuan spesifik (praktis):


▪ Tujuan general : pemahaman untuk kepentingan sendiri.
▪ Tujuan teoritis : verifikasi, falsifikasi, modifikasi
▪ Tujuan pragmatis : solusi masalah komunikasi
▪ Tujuan politis : pengembangan keb. Sosial, evaluasi
program, kritik sosial, rekonstruksi danperubahan sosial
 Merupakan Prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang atau gejala yang
diamati.
 Penelitian ini diarahkan pada latar gejala secara
holistic (utuh menyeluruh) dan alamiah
sehingga metodologi kualitatif tidak
mengisolasikan gejala ke dalam variabel
(mengkaji objek sesuai latar belakang
alamiahnya).
KUALITATIF/ - Data
KUANTITATIF - Paradigma

 Data
✓ Kuantitatif :
angka, frekuensi, persentase
✓ Kualitatif :
naratif, deskriptif, cerita, dokumen
tertulis /tidak tertulis (gambar, foto).
 Qualitative research  Quantitative research
generally deals in words, generally deals in
images and the numbers, logic and the
subjective objective

Dr. Farid Hamid, M.Si - UMB


 Paradigma =
world of view atau frame
of meaning (ontologis,
epistemologis dan
aksiologis)
 Metode penelitian:
riset teknik atau alat utk mengumpulkan
data
 Metodologi:
filosofis dari proses riset termasuk
asumsi, nilai, standard atau kriteria
yang dipakai penelitian untuk
menginterpretasikan data dan menarik
kesimpulan
 Paradigma dasar:
▪ Metoda kuantitatif : paradigma positivism
(fakta-fakta “benar” dan dapat diukur)
▪ Metoda kualitatif : paradigma interpretivism
(socially constructed, kompleks, dan selalu
berubah)

Anda mungkin juga menyukai