Anda di halaman 1dari 6

Gambaran Umum Penelitian Kualitatif

Mengapa dilakukan Penelitian Kualitatif


Metode penelitian kualitatif dirancang untuk membantu peneliti memahami orang dan apa
yang mereka katakan dan lakukan. Mereka dirancang untuk membantu peneliti memahami
konteks sosial dan budaya di masyarakat hidup.
Salah satu manfaat utama penelitian kualitatif adalah memungkinkan peneliti melihat dan
memahami konteks pengambilan keputusan dan tindakan
Peneliti kualitatif berpendapat bahwa hampir mustahil untuk memahami mengapa seseorang
melakukan sesuatu atau mengapa sesuatu terjadi dalam suatu organisasi tanpa
membicarakannya dengan orang lain

Apa Itu Penelitian


Dalam lingkungan universitas, penelitian diartikan sebagai penyelidikan orisinal yang
dilakukan untuk memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
tertentu. Penelitian adalah kegiatan kreatif yang mengarah pada produksi pengetahuan baru .
Pengetahuan yang dihasilkan bersifat baru dalam arti bahwa fakta, penafsiran fakta tersebut,
atau teori yang digunakan untuk menjelaskannya mungkin belum pernah digunakan dengan
cara tertentu sebelumnya dalam disiplin ilmu tertentu.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah temuan penelitian tersebut masuk akal dan asli
adalah jika temuan tersebut terbuka untuk diteliti dan dievaluasi secara formal oleh para ahli
di bidang tertentu. Artinya, temuan-temuan tersebut harus dievaluasi oleh mereka yang
berpengalaman dan 'berkualifikasi' untuk melakukannya. Jika para ahli tersebut, ketika
mengevaluasi penelitiannya, menemukan bahwa hasilnya masuk akal, dan temuan tersebut
merupakan hal baru bagi mereka, maka kita dapat mengatakan bahwa proyek penelitian
tersebut mewakili kontribusi orisinal terhadap pengetahuan

Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Penelitian kualitatif: Fokus pada teks Penelitian Kuantitatif Fokus Pada Angka

Action research Surveys


Case stuudy research Laboratory Experiment
Ethnography Simulation
Graunded theory Mathematical modelling
Semiotics Structured equation Modelling
Discours analysis Statistical analysis
Hermaneutics Econometrics
Narartive and metaphor

Kelebihan dan Kekurangan di setiap pendekatan


Kelebihan kuantitatif adalah memiliki ukuran sampel yang besar dan ingin melakukan generalisasi
ke populasi yang besar. Kelemahan utama penelitian kuantitatif adalah, sebagai aturan umum, banyak
aspek sosial dan budaya organisasi yang hilang atau diperlakukan secara dangkal.
Kelebihan penelitian kualitatif adalah mempelajari subjek tertentu secara mendalam (misalnya di satu
atau beberapa organisasi). Seperti mempelajari aspek sosial, budaya, dan politik masyarakat dan
organisasi
Namun kelemahan utama penelitian kualitatif adalah sulitnya melakukan generalisasi terhadap
populasi yang lebih besar. Kita bisa menggeneralisasi dari penelitian kualitatif, tapi tidak dengan
menggunakan logika sampling.
TRIANGULASI
Triangulasi adalah menggunakan lebih dari satu metode penelitian, menggunakan dua atau lebih
teknik untuk mengumpulkan data, atau menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
dalam satu penelitian.
Cara yang sedikit lebih mudah untuk mencapai triangulasi metode penelitian adalah dengan
melibatkan banyak peneliti dalam satu penelitian. Dalam hal ini, setiap peneliti menggunakan metode
keahlian dan pengalamannya masing-masing. Memiliki banyak peneliti dan berbagai perspektif
tentang topik penelitian apa pun bisa menjadi hal yang positif. Namun, persyaratan utama agar proyek
ini berhasil adalah agar para peneliti terkait saling menghormati keahlian dan keahlian masing-masing
metode. Harus ada rasa saling menghormati agar dialog nyata dapat terjadi. Dalam kasus seperti ini,
temuan penelitian bisa sangat luar biasa.

Penelitian Dalam Bisnis dan Manajemen

Ketelitian dan Relevansi Dalam Penelitian


Penelitian yang ketat biasanya diartikan sebagai penelitian yang memenuhi standar penelitian 'ilmiah';
itu adalah penelitian yang dilakukan menurut model penelitian ilmiah, tunduk pada tinjauan sejawat,
dan diterbitkan dalam jurnal akademik.
Penelitian yang relevan biasanya didefinisikan sebagai penelitian yang memiliki relevansi langsung
bagi para profesional bisnis. Hasil penelitiannya bisa langsung digunakan

Relevansi Masalah Filosofis Dalam Riset Bisnis


Memulai penelitian, baik praktis maupun filosofis, memiliki beberapa pertimbangan penting.
Aspek praktis seperti desain penelitian, akses lokasi, dan pengumpulan data harus
direncanakan dengan matang. Di sisi lain, pertanyaan filosofis tentang metode penelitian,
pengetahuan baru, dan asumsi peneliti juga perlu dikaji. Memahami konsep filosofis
membantu peneliti merancang studi yang solid, menentukan arah penelitian, dan membuat
keputusan tentang jenis pertanyaan, data, analisis, dan kesimpulan. Penelitian kualitatif,
khususnya, membuka ruang untuk diskusi filosofis dan mempertanyakan asumsi penelitian
kuantitatif. Pengetahuan filosofis, meskipun tidak selalu eksplisit, dapat membantu peneliti
merancang penelitian yang lebih baik.
Pendekatan Kualitatif Melekat Pada Pertanyaan Filosofis Dengan Cara yang
Berbeda
Peneliti bisnis pemula perlu memahami bahwa pendekatan penelitian kualitatif dapat
dikaitkan dengan berbagai tradisi filsafat ilmu. Kebanyakan metode kualitatif tidak terikat
pada satu tradisi, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kerangka filosofis. Contohnya,
studi kasus, penelitian tindakan, dan penelitian kelompok fokus dapat digunakan dalam
berbagai tradisi.
Namun, beberapa pendekatan kualitatif, seperti penelitian kritis, memiliki keterkaitan yang
kuat dengan pemikiran filosofis tertentu. Dalam kasus ini, penting bagi peneliti untuk
mempelajari lebih lanjut tentang pertanyaan filosofis dan perkembangan pendekatan yang
dipilih.
Refleksi Dalam Penelitian Kualitatif
Refleksi kritis tentang proses dan hasil penelitian, terutama dalam penelitian kualitatif,
menjadi vital di era informasi yang melimpah. Ini membantu peneliti memahami asumsi
mereka, memproduksi pengetahuan yang kuat, dan menghubungkannya dengan pengetahuan
yang ada. Singkatnya, refleksi kunci untuk penelitian yang berkualitas.
Ontology
Ontologi dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pemahaman tentang realitas sosial. Ada
dua asumsi utama:
Objektivisme: Realitas sosial ada secara independen dari individu dan interaksinya.
Subjektivisme/Konstruktivisme: Realitas sosial dibentuk dan diinterpretasikan oleh
individu melalui interaksi sosial.
Memilih asumsi ontologis penting karena menentukan:
 Sifat fundamental dunia sosial: Apakah realitas itu objektif atau subjektif?
 Fokus penelitian: Apa yang perlu dipelajari?
 Metodologi penelitian: Bagaimana penelitian harus dilakukan?
Contoh: Memahami perilaku manajer.
 Objektivisme: Menekankan kepribadian atau sikap manajer.
 Subjektivisme/Konstruktivisme: Menekankan identitas sosial yang dibangun manajer.
Memilih asumsi ontologis membantu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian dan
memilih metode yang tepat.
Epistemology
Epistemologi dalam penelitian berkaitan dengan pertanyaan tentang "Apa itu pengetahuan?"
dan "Apa sumber dan batasan pengetahuan?". Hal ini terkait erat dengan klaim ontologis,
yang berfokus pada pertanyaan "Apa yang ada di dunia?".
Pandangan objektivis dalam epistemologi menyatakan bahwa ada dunia eksternal dan teori
netral, sedangkan pandangan subjektivis menyatakan bahwa tidak ada akses ke dunia luar di
luar pengamatan dan interpretasi kita.
Methodologis and Methods
Titik fokus metodologi adalah untuk menggambarkan bagaimana masalah atau masalah
tertentu dapat dipelajari.
Metodologi difokuskan pada cara-cara spesifik (yaitu, metode) yang kita gunakan dalam
penelitian ketika mencoba memahami dunia kita dengan lebih baik. Metode sering dibagi
menjadi metode pengumpulan data (misalnya, wawancara, observasi) dan metode analisis
data (misalnya analisis tematik, analisis naratif).
Paradigma
Konsep "paradigma" sering digunakan dalam penelitian, meskipun maknanya sering
disalahartikan. Thomas Kuhn, seorang sejarawan sains, mendefinisikan paradigma sebagai
serangkaian praktik yang mendefinisikan disiplin ilmu pada periode waktu tertentu. Kuhn
tidak menganggap konsep ini tepat untuk ilmu sosial karena kurangnya konsensus di antara
para peneliti tentang teori, konsep, dan metodologi.
Meskipun demikian, konsep paradigma banyak digunakan dalam ilmu sosial dan bisnis.
Paradigma dapat didefinisikan sebagai pandangan dunia atau sistem kepercayaan yang
memandu seorang peneliti dalam pekerjaannya. Model Burrell dan Morgan tentang "empat
paradigma sosiologis untuk analisis organisasi" mendapatkan popularitas luas di kalangan
peneliti bisnis.
Positivisme dan postpositivisme
Positivisme:
 Posisi filosofis utama dalam studi manajemen.
 Mencari kebenaran universal yang berlaku di semua industri, budaya, dan negara.
 Pengetahuan ilmiah hanya berasal dari pengalaman, observasi, dan pengukuran.
 Menggunakan metode ilmiah untuk menghasilkan pengetahuan.
 Relevan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Postpositivisme:
 Mengkritik positivisme dan mengakui bahwa pengetahuan bersifat subjektif.
 Realitas bersifat multi-interpretasi.
 Peneliti dapat mendekati realitas dengan pengumpulan dan analisis data yang ketat.
 Berpengaruh dalam penelitian kualitatif.
Critical realsm
Dalam penelitian bisnis, Johnson dan Duberley (2000), Reed (2005), Contu dan Willmott
(2005) dan Delbridge (2014) menunjukkan bahwa realisme kritis memberikan satu alternatif
bagi mereka yang mempelajari manajemen dan organisasi. Johnson dan Duberley (2000)
telah menyarankan bahwa realisme kritis memungkinkan Anda untuk menggunakan
pendekatan multi-metodologis, yang, pada gilirannya, meningkatkan analisis yang lebih rinci
dan akurat ketika mencari kausalitas dalam pengembangan perusahaan, misalnya. Namun,
adopsi realisme kritis dalam riset bisnis bukanlah pendekatan yang mudah atau tidak
terbantahkan. Pelabelan penelitian sebagai 'penelitian kritis' belum mencakup fitur dasar studi
kritis yang diperlukan dalam penelitian kritis (Poutanen, 2016).
Interpretivism and Costructionsm
Penelitian interpretatif dan konstruksionis fokus pada makna subjektif dan bersama yang
diinterpretasikan dan dipahami manusia dalam peristiwa dan pengaturan sosial. Pendekatan
ini berlandaskan pada hermeneutika dan fenomenologi, serta gagasan konstruksi sosial
realitas. Peneliti tidak mendefinisikan variabel, tetapi fokus pada pembuatan makna manusia
dalam situasi yang kompleks.Konstruksionisme sosial , bentuk penelitian interpretatif yang
dominan, memahami realitas sebagai hasil dari makna subjektif individu dan proses
intersubjektif seperti wacana
Hermeneutics
Hermeneutika, istilah yang berasal dari Friedrich Schleiermacher, merujuk pada kondisi
penting interpretasi dan pemahaman dalam penelitian. Artinya, proses interpretasi
("verstehen") tidak bisa dilepaskan dari penelitian manapun. Sifatnya ontologis, namun
berdampak pada perkembangan epistemologi ilmu sosial dengan menegaskan perbedaan
mendasar antara subjek penelitian ilmu sosial dan ilmu alam: niat manusia secara
fundamental membentuk dan mengubah realitas. Oleh karena itu, pemahaman terhadap niat
dan tindakan manusia menjadi dasar dari semua pengetahuan ilmu sosial. Penelitian kualitatif
yang banyak berfokus pada tindakan dan pemahaman manusia, menjadikan interpretasi
sebagai bagian penting
Postmodernism and Post Structuralism
Sejak 1980-an, post-modernisme menjadi perhatian peneliti kualitatif. Dalam filsafat ilmu
sosial, post-modernisme menolak landasan positivisme yang objektif dan universal.
Ekstremismenya adalah post-strukturalisme yang menekankan "tidak ada kebenaran di luar
teks" (Derrida, 1978). Akibatnya, post-modernisme menolak epistemologi umum dan otoritas
"pembuat pengetahuan
Aspek Dasar Penyelidikan
Ada dua model dasar penelitian ilmu sosial, yang disebut deduksi dan induksi, yang, sebagian
besar, mencakup model umum sains yang berbeda sesuai dengan pengetahuan ilmiah yang
dicapai.
Deduction
Penelitian deduksi adalah sebuah metode penelitian yang dimulai dengan teori atau hipotesis
yang sudah ada, kemudian mengujinya dengan observasi atau eksperimen
Induction
Penelitian induksi adalah sebuah metode penelitian yang dimulai dengan observasi terhadap
fenomena atau situasi tertentu, kemudian membangun generalisasi atau teori berdasarkan
observasi tersebut.
Abduction
Dua 'tipe ideal' logika atau tradisi penelitian ini, deduksi dan induksi, jarang ada sebagai
alternatif yang jelas. Banyak peneliti menggunakan induksi dan deduksi dalam fase yang
berbeda dari studi mereka, yang berarti bahwa Anda bergerak secara iteratif antara keduanya
selama proses penelitian. Beberapa buku metode penelitian menawarkan abduction sebagai
cara untuk menggabungkan deduksi dan induksi dalam satu proyek penelitian, abduction
mengacu pada proses bergerak dari deskripsi dan makna sehari-hari yang diberikan oleh
orang-orang, ke kategori dan konsep yang menciptakan dasar pemahaman atau penjelasan
tentang fenomena yang dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai