Anda di halaman 1dari 4

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Fenomenologi

Kelebihan Pendekatan fenomenologi dapat diuraikan sebagai berikut :

 Fenomenologi sebagai suatu metode keilmuan, dapat mendiskripsikan penomena


dengan apa adanya dengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan
pandangan.
 Fenomenologi mengungkapkan ilmu pengetahuan atau kebenaran dengan benar-benar
yang objektif.
 Fenomenologi memandang objek kajian sebagai bulatan yang utuh tidak terpisah dari
objek lainnya.

Dengan demikian fenomenologi menuntut pendekatan yang holistik, bukan pendekatan


partial, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati, hal ini lah
yang menjadi kelebihan filsafat ini sehingga banyak dipakai oleh ilmuan-ilmuan pada saat ini
terutama ilmuan sosial, dalam berbagai kajian keilmuan mereka termasuk bidang kajian
agama.

Dari berbagai kelebihan tersebut, fenomenologi sebenarnya juga tidak luput dari berbagai
kelemahan, seperti :

 Tujuan fenomenologi untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada
pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama ataupun ilmu
pengetahuan, merupakan suatu yang absurd.
 Pengetahuan yang di dapat tidak bebas nilai (value-free), tapi bermuatan nilai (value-
bound).

Kelebihan dan kekurangan tersebut maka kebenaran yang dihasilkan cenderung subjektif,
yang hanya berlaku pada kasus tertentu, situasi dan kondisi tertentu pula serta dalam waktu
tertentu. Dengan ungkapan lain pengetahuan dan kebenaran yang dihasilkan tidak dapat
digeneralisasikan.

Desain Penelitian Fenomenologi

Bungin (2009:114) mengatakan tahap penelitian kualitatif melalui berbagai tahapan berpikir
kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap
berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan,kemudian
menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasar apa yang diamati itu.
Peneliti diarahkan oleh produk berpikir induktif untuk menemukan jawaban logis terhadap
apa yang sedang menjadi pusat perhatian dalam penelitian, dan akhirnya produk berpikir
induktif menjadi jawaban sementara terhadap apa yang dipertanyakan dalam penelitian dan
menjadi perhatian itu, jawaban tersebut dinamakan dengan berpikir induktif-

analitis. Pendekatan kuantitatif dinilai kurang mampu dalam mengungkap beberapa fenomena
sosial, sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan lain yang lebih sesuai yaitu
pendekatan kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin (2003:8) penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Oleh karena
itu, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerak sosial atau hubungan kekerabatan.

Studi fenomenologi mencari jawaban tentang makna dari suatu fenomena (lih. Denzin dan
Lincoln, 1988:64) Pada dasarnya, ada dua hal utama yang menjadi fokus dalam penelitian
fenomenologi yakni:

- Textural description: apa yang dialami oleh subjek penelitian tentang sebuah
fenomena. Apa yang dialami adalah aspek objektif, data yang bersifat faktual, hal
yang terjadi secara empiris.
- Structural description: bagaimana subjek mengalami dan memaknai pengalamannya.
Deskripsi ini berisi aspek subjektif. Aspek ini menyangkut pendapat, penilaian,
perasaan, harapan, serta respons subjektif lainnya dari subjek penelitian berkaitan
dengan pengalamannya itu. Dengan demikian, pertanyaan penelitian dalam studi
fenomenologi mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
o Apa pengalaman subjek tentang sutu fenomena/ peristiwa?
o Apa perasaannya tentang pengalaman tersebut?
o Apa makna yang diperoleh bagi subjek atas fenomena itu

Pendekatan fenomenologi dapat dilakukan dengan desain penelitian Studi kasus dan Survey
karenas dilihat dari dari tujuan pendekatan fenomenologi yang meneliti tentang fenomena
yang ada di masyarakat dan menarasikannya.

Studi Kasus
Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi isu yang spesifik dan
kontekstual secara mendalam. Lingkup desain penelitian studi kasus sangat terbatas dan
hasilnya hampir selalu tidak bisa diaplikasikan pada konteks atau tempat yang lain. Misalnya,
penelitian tentang pola konsumsi fashion komunitas seni di Pacitan. Penelitian ini bisa
dilakukan dengan desain penelitian studi kasus.

Studi kasus sebagai desain penelitian kualitatif cukup sering dilakukan oleh peneliti sosial.
Salah satu metode yang kerap digunakan adalah etnografi. Desain studi kasus hampir selalu
menerapkan etnografi dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatoris sebagai
teknik pengumpulan datanya. Fokus penelitian studi kasus sangat terbatas. Biasanya peneliti
hanya fokus pada satu isu, misalnya pola konsumsi fashion di kalangan seniman. Maka hanya
pola konsumsi fashionnya saja yang menjadi fokus penelitian.

Survey

Riset survey disebut juga cross-sectional. Desain penelitian survey dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dari responden melalui sampel yang diteliti. Survey atau cross-
sectional bisa pula dilakukan dengan menerapkan konten analisis jika sampel yang digunakan
adalah dokumen. Sebagai contoh, penelitian sosial tentang pengaruh rokok terhadap budaya
konsumsi seseorang. Desain survey dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif dan
kuantitatif.

Dalam penelitian kualitatif, desain survey bisa diterapkan ketika peneliti menerapkan metode
analisis wacana. Misalnya, penelitian tentang diskriminasi Islam di media massa. Riset
kualitatif dengan desain survey bisa diterapkan dengan metode analisis wacana untuk
mengetahui bagaimana citra Islam yang sampaikan oleh media massa tertentu. Survey dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara memilih beberapa media massa yang menjadi sampel
dari keseluruhan populasi media massa.

Referensi

Zelbina Rizki Shofi. 2017. Perlakuan Akuntansi Aset Bersejarah. [Daring] diakses pada 26
Februari 2020 dapat diakses pada : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.edu/33429/6/S_PEA_1205294_Chapter3.
pdf&ved=2ahUKEwi_icWb84fvAhXay4sBHZYMDnIQFjACegQIBBAL&usg=AOvVaw3s
SYqrsNqTgprgixktaUFK

Sidiq. 2017. Penelitian kualitatif dan kuantitatif lengkap beserta contoh. [Daring] diakses
pada 26 Februari 2020 dapat diakses pada :
https://www.google.com/amp/sosiologis.com/desain-penelitian/amp

Anda mungkin juga menyukai