PENGANTAR
Disatu sisi, berbagai kendala dialami oleh karyasiswa yang berlatar belakang
Arsitektur ketika mengikuti pendidikan lanjutan ini, antara lain: pendidikan S1
Arsitektur tidak diformat untuk menjadi “peneliti”; mata kuliah Metodologi
Penelitian relatif baru masuk pada kurikulum pendidikan Arsitektur dan sampai saat
ini mata kuliah ini hanya sekedar pelengkap; pekerjaan sebagai “konsultan” lebih
menjanjikan ketimbang dunia penelitian. Dengan segala kondisi yang melatar
belakangi karyasiswa tersebut, kegiatan penelitian menjadi jalan satu satunya yang
harus dilewati.
Pilihan jenis penelitian pada umumnya dikategorikan ada dua, yaitu Penelitian
Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif. Meskipun pengelompokan dualisme penelitian
yang seolah bertolakbelakang ini banyak yang tidak sependapat (Trochim, 2007;
Groat, 2013), namun pada kenyataannya dikotomi pengelompokan masih tetap
digunakan.
Tulisan ini hanya akan dibatasi pada penelitian kualitatif dengan pertimbangan
bahwa mayoritas penelitian yang dilakukan oleh alumni lebih condong kesana. Juga
1
dibatasi pada lingkup penelitian Tesis/Disertasi bukan pada penelitian non akademis.
Pembahasannya lebih bersifat “pengantar” daripada pembahasan lengkap yang
tidak mungkin dilakukan pada tulisan yang terbatas ini.
Penelitian kualitatif relatif baru digunakan sebagai alternatif pilihan pada penelitian
Tesis dan Disertasi. Sebelumnya, penelitian kuantitatif hampir mendominasi setiap
penelitian, seolah menjadi keharusan bahwa setiap penelitian harus menggunakan
angka. Terkesan penelitian tanpa angka atau statistik diragukan kevailiditasan dan
hasilnya.
Menilik sejarah lahirnya, sebenarnya jenis penelitian kualitatif sudah sejak lama
digunakan dikajian Antroplogi yang mempelajari manusia dalam perspektif waktu
dan tempat. Tulisan Frederic le Play tentang keluarga-keluarga dan masyarakat
Eropa abad 19 dianggap sebagai cikal bakal penelitian sosial yang menggunakan
penelitian kualitatif (Kompasiana, 2015). Namun secara formal pendekatan kualitatif
pertama kali diterapkan dalam sosiologi pada kajian tentang “Chicago School” pada
pergantian abad.
2
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
Sifat kebenaran (nature of truth): penelitian kualitatif didasarkan pada dunia nyata
(grounded in the real world). Sedangkan pendekatan kuantitatif didasarkan
pada uji hipotesis (Hypothesis testing).
3
Sikap peneliti (researcher situatedness): posisi peneliti didasarkan pada pandangan
emic (apa adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan
difikirkan oleh partisipan sebagai insider) bukan pada etic (bagaimana
seharusnya atau sebaiknya menurut pandangan si peneliti sebagai outsider).
Empati dan emic seperti sekeping uang yang memiliki dua sisi, tetapi tak
tepisahkan.
Peranan Teori: Perananan teori dalam penelitian kualitatif tidak “sepenting” dalam
penelitian kuantitatif (sebagai pengarah atau akan diuji). Teori hanya
digunakan sebagai pemberi pemahaman awal tetapi selanjutnya peneliti lebih
berpihak kepada realitas lapangan. Bila realitas lapangan bertentangan
dengan teori maka teori tersebut tidak digunakan. Buat penelitian kualitatif
teori hanyalah merupakan (re)konstruksi atas realitas, tetapi bukan realitas itu
sendiri.
Teknik analisis: Dalam penelitian kualitatif SEDIKIT prosedur yang disepakati secara
luas; Jarang ada penjelasan eksplisit bagaimana DATA dianalisis; Cara-cara
yang ditempuh para peneliti dalam analisis sangat tidak jelas (Idiosinkratik).
Namun secara umum, teknik analisis yang digunakan adalah, data
dikelompokkan berdasakan tema-tema atau motif kemudian dilakukan
analysis content melalui cara manual atau bantuan software. Babbie (2004,
p.369) mengusulkan tahapan analisis: Coding, Memoing, Concept mapping.
Sebagian besar analisis yang dilakukan menggunakan “kata” dan materi visual
bukan analisis statistik.
5
beragam pandangan, mengidentifikasi banyak faktor yang tercakup dalam
suatu situasi, dan umumnya menghasilkan sketsa gambar kehidupan yang
lebih besar ” (Creswell, 2009).
Durasi penelitian yang lama: Penelitian kualitatif yang menekankan pada penelitian
lapangan butuh waktu yang cukup panjang misalnya untuk memahami dan
menghayati tentang budaya, memahami konteks dan atau membangun
kepercayaan dan hubungan dengan partisipan (O’Leary dalam Groat, 2013).
Namun, argument lain dari Nusa Putra (2011, p.21) mengatakan bahwa durasi
penelitian kualitatif sama saja dengan penelitian kuantitatif tergantung
fokusnya.
Penyajian laporan dalam bentuk yang bersifat personal seperti: saya, aku, peneliti,
penulis dst. yang tidak direkomendasi dalam penelitian kuantitatif. Dengan
demikian, dalam penelitian kualitatif penggunaan kata personal adalah hal
yang lumrah.
Sebagai pendekatan yang relatif baru, maka secara terus menerus ragam penelitian
kualitatif berkembang, karenanya dalam khazanah pustaka ditemui banyak jenis
istilah dan penafsiran dalam penelitian kualitatif. Setiap penulis metodologi
penelitian secara bebas menginterpretasi klasifikasi penelitian kualitatif sesuai latar
belakang, motivasi dan preferensinya. Dari keberagaman tersebut ada yang memilki
kesamaan, juga perbedaan baik dalam hal istilah maupun penafsiran, misalnya pada
Tabel 1, memperlihatkan jenis penelitian yang selalu muncul di kelima penulis, yaitu:
6
penelitian Ethnografi dan grounded research; memiliki kesamaan hanya pada dua
penulis seperti: penelitian phenomenology, case study dan ethnomethodology.
Jenis penelitian kualitatif ini akan semakin beragam ditemui dalam buku Handbook
of Qualitative Reseach (Denzin dan Lincoln, 2009).
Pilihan jenis penelitian kualitatif mana yang digunakan sangat tergantung dari tujuan
dan fokus penelitian yang akan dilakukan.
-- Symbolic -- -- --
interactionism
Integrative
-- -- -- -- Approaches to
Qualitative
Research
Sumber: William M.K. Trochim (1997), John W. Creswell (2009), Gayle Jennings (2010), Earl Babbie (2010), Linda
Groat and David Wang (2013),
7
Secara umum penentuan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
Tesis dan Disertasi sangat tergantung dari tujuan penelitian. Selain itu ada beberapa
pertimbangan yang dilakukan untuk memilih penelitian kualitatif.
a. Ketika masalah penelitian belum jelas, masih kabur bahkan belum tahu apa
yang akan diteliti. Setelah diadakan grand tour, fokus perlahan-lahan
masalah yang akan diteliti mulai tersingkap. Semakin didalami maka akan
semakin fokus masalah yang akan diteliti. Hal ini tentu sangat berbanding
terbalik dengan penelitian kuantitatif, yang sejak awal sudah direncanakan
dengan baik sebelum diverifikasi di lapangan.
b. Jika penelitian ingin mengetahui apa yang tersirat, bukan yang tersurat.
Penelitian kualitatif bukan hanya merekam apa yang terucap oleh partisipan,
tetapi juga yang tak terucapkan. Seorang peneliti ketika melihat pemesuan
pada perumahan tradisonal bali, bukan fokus mengukur proporsi
perbandingan antara tinggi dan lebar pemesuan tersebut, tetapi lebih
tertarik pada pemikiran dibalik desain tersebut, apa arti, fungsi dan makna
dibaliknya.
c. Ketika berlangsung suatu upacara adat di Bali, terjadi interaksi sosial
diantara masyarakat. Bila peneliti ingin mengetahui interaksi tersebut secara
dalam, maka pilihan partisipasi langsung (direct observation) yang
merupakan salah satu tools penelitian kualitatif menjadi pilihan.
d. Proses penciptaan karya arsitektur, tidak melulu berdasarkan kaidah kaidah
dan standar arsitektur yang terukur, tetapi disana ada campur tangan
kreativitas, rasa seni yang tidak bisa diukur. Pendekatan kuantitatif tidak
mampu mengetahui masalah rasa dan kreativitas ini. Melalui in-depth
interview yang juga merupakan salah satu tools penelitian kualitatif bisa
menjawab rahasia dibalik proses penciptaan si Arsitek.
8
e. Desain arsitektur dan kota tidak selamanya sesuai antara apa yang
direncanakan dengan perilaku pengguna. Dengan teknik pemetaan perilaku
(behavioral mapping) dengan segera tergambarkan pola pola pengguna dan
kecenderungannya ketika beraktivitas pada suatu obyek. Visual sociology
(Baker, 1998) dengan berbagai tekniknya merupakan salah satu bagian dari
penelitian kualitatif.
Aplikasi penelitian kualitatif dalam Arsitektur tidak ada bedanya dengan aplikasi
pada disiplin ilmu lainnya. Yang ada adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap
keunikan dan kekahasan dalam ilmu Arsitektur.
9
Metode adalah alat (tools) yang dapat digunakan dimana saja, dalam disiplin ilmu
apa saja. Dengan demikian prinsip-prinsip penelitian kualitatif yang telah dibahas
sebelumnya dapat digunakan pada penelitian kualitatif dalam Arsitektur. Demikian
halnya pada tingkat teknik/taktik penelitian semuanya dapat digunakan selama
kompatibel.
Dibawah ini akan disajikan beragam jenis penelitian secara umum sebagai pengantar
sebelum masuk ke pembahasan penelitian Arsitektur.
Penelitian eksperimental
Penelitian survey
Penelitian analisis data sekunder
Penelitian laboratorium
Penelitian lapangan (field research)
Penelitian pustaka dan dokumen
Penelitian deskriptif
Penelitian komparasi (differencies)
Penelitian asosiasi (relational)
Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif
11
Penelitian campuran (mix-methods)
Sumber: William B. Castetter (1982), Uriel Cohen and Lani van Ryzin (1985), John Zeisel (1990), Hermawan
Wasito (1992), Therese L.Baker (1994), Gayle Jennings (2001), John W. Creswell (2009),
Ranjit Kumar (2011),
B. Penelitian Arsitektur
12
(2013) membagi lima babakan periode perkembangan penelitian arsitektur dan
karakteristiknya masing masing yang secara terinci tersaji pada Tabel 2.
Dari Tabel 2 terlihat bahwa ada pergeseran bentuk penelitian arsitektur dari
tuntutan fisik praktis kearah penelitian yang bersifat teoritis akademis.
13
saja dalam setiap penelitian tersebut akan melibatkan berbagai disipin ilmu lain
sebagai mitra ilmu. Secara terinci ide ide penelitian yang bisa muncul berdasarkan
tahap kegiatan desain dapat dilihat pada Tabel 3.
Joroff& Morse’s membuat suatu model penelitian dalam bentuk garis linear. Pada
garis tersebut disusun sejumlah teknik/taktik penelitian arsitektur yang bergradasi.
Pada ujung-ujung garis linear tersebut diletakkan secara berlawanan kutub kutub
subjective dan Objective. Dengan demikian letak teknik/taktik penelitian yang ada
14
menunjukkan lebih dekat kemana orientasi kecenderungannya kearah subjective
atau Objective (Lihat Gambar 2)
Mirip dengan pendekatan Joroff & Morse’s yang membuat range penelitian.
Mahgoub juga membuatnya dengan istilah dan pengertian yang berbeda, diujung
kutub yang satu adalah arah keingintahuan (curiosity oriented), dikutub lainnya
adalah arah Mission Oriented (Gambar 4).
15
Gambar 5 Jenis Penelitian Versi Mahgub
Sumber: http://www.slideshare.net/ymahgoub/architectural-research-methods-table
Karya Groat dan Wang ini yang banyak digunakan secara luas berkat bukunya yang
sangat fenomenal Architectural Research Methods. Seperti yang telah dikemukan
sebelumnya bahwa Groat tidak setuju adanya pembagian secara dikotomis
penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Menurutnya tidak ada perbedaan yang signfikan
antara keduanya, yang ada adalah perbedaan ditataran teknik/taktik. Hal ini terlihat
pada klasifikasi penelitian yang disusunnya yang tidak memperlihatkan adanya
secara tersurat penelitian kuantitatif. Groat juga tidak membuat suatu range
penelitian sebagaimana yang dilakukan oleh Joroff&Morse’s (Gambar 3).
Proses
16
Proses pendataan yang mencakup pengumpulan, reduksi, penyajian data dan
penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat interaktif dan berpola
siklus yang dilakukan secara berkesinambungan.
Pengumpulan data
Ada 4 sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data kualitatif, yaitu:
Butir 1 hingga 3 merupakan sumber data primer, sedangkan yang terakhir adalah
sumber data sekunder.
Reduksi data/Coding
Adalah tahapan menjaring data yang benar benar dibutuhkan dalam penelitian.
Tahapannya adalah data hasil lapangan yang begitu banyak, dipilih dan dipilah lalu
dikelompokkan. Selanjutnya data yang sudah dikelompokkan ini disajikan dalam
bentuk tematik yang mudah dibaca dan dicerna. Seluruh proses reduksi ini selalu
dikontrol berdasarkan tujuan dan fokus penelitian.
Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data dilakuka dengan tabel, grafik,
pictogram, maka dalam penelitian kualitatif ata disajikan dalam bentuk narasi, uraian
singkat, sketsa, gambar, foto dan sejenisnya.
Penarikan kesimpulan
17
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, sampai tidak
ditemukannya bukti bukti lainnya baru dijadikan simpulan akhir. Juga simpulan ini
bisa berbeda dengan rumusan masalah sehingga perlu modifikasi masalah yang juga
bersifat sementara.
Kelebihan:
Kekurangan:
CATATAN AKHIR
18
Pemilihan jenis penelitian kualitatif ini tentu didasarkan pada berbagai
pertimbangan, misalnya bidang ilmu yang diambil cenderung ke arah etnografi
dan sosial budaya.
Penguasaan terhadap pendekatan kuantitatif yang menggunakan analisis
kuantitatif belum mendapatkan tempat dengan berbagai faktor.
Dominansi pendekatan kuantitatif yang cukup merasuk dalam dunia keilmuan
dalam waktu yang cukup lama, membuat pola pikir kita masih sulit untuk
meninggalkannya meskipun kita mengklaim memilih kualitatif sebagai pilihan.
Hal ini terlihat dari belum teraplikasikannya kaidah kaidah dan prinsip dasar
penelitian kualitatif yang sesungguhnya.
Apapun hasilnya, ini adalah langkah awal untuk menampakkan jatidiri para
alumni arsitektur Unud. Bravo!!
19