Anda di halaman 1dari 5

BAB 1 PENDAHULUAN

Menurut Wimmer dan Dominick (2011), Penelitian adalah upaya untuk menemukan sesuatu
(an attempt to discover something).

A. Metode Ilmiah

Tujuan dari setiap penelitian adalah untuk mengetahui jawaban terhadap pertanyaan yang
muncul di pikiran manusia dan jawaban atau temuan yang diperoleh disebut dengan
pengetahuan. Manusia menggunakan empat cara untuk dapat mengetahui dan menjawab segala
pertanyaan yang muncul di pikirannya dengan harapan bahwa jawaban yang diperoleh adalah
benar yaitu keteguhan, intuisi, otoritas dan ilmu pengetahuan.

B. Kriteria Metode Ilmiah

Metode ilmiah memiliki lima karakteristik dasar yang membedakannya dengan metode
lainnya. Suatu pendekatan penelitian yang tidak memiliki salah satu dari lima karakteristik ini
tidak dapat disebut sebagai penelitian ilmiah. Menurut Wimmer dan Dominick kelima
karakteristik dari metode ilmiah adalah terbuka, objektif, empiris, sistematis serta prediktif.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Dari suatu metode penelitian ilmiah adalah menghasilkan data yang objektif dan tidak bias
sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh. Banyak faktor yang dapat
mengganggu proses penelitian dan faktor pengganggu ini dapat merusak bahkan terhadap
penelitian yang sudah direncanakan dengan sangat baik. Adapun langkah penelitian menurut
Wimmer dan Dominick adalah pemilihan topik penelitian, tinjauan teori, pertanyaan penelitian,
menentukan metode penelitian, pengumpulan data, analisis dan interpretasi hasil, presentasi hasil
penelitian dan replikasi penelitian. Setiap langkah dari ke-delapan langkah tersebut bersifat
saling tergantung satu sama lainnya untuk dapat menghasilkan penelitian yang efisien dan
efektif.

D. Perbedaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif

Perbedaan riset kualitatif dengan kuantitatif terletak pada cara mengajukan pertanyaan.
Menurut Wimmer-Dominick Perbedaannya terletak pada Bagaimana pertanyaan diajukan.
Penelitian kualitatif menggunakan pertanyaan yang fleksibel dan walaupun rancangan atau daftar
pertanyaan pada persiapan terlebih dahulu peneliti dapat mengubah pertanyaan atau mengajukan
pertanyaan lanjutan. Penelitian kuantitatif menggunakan pertanyaan yang tetap dan dalam arti ini
semua responden akan menjawab pertanyaan yang sama. Walaupun pertanyaan lanjutan dapat
ditambahkan ke dalam kuesioner namun pertanyaan tersebut harus sudah dimasukkan sebelum
proyek penelitian dilaksanakan. Pewawancara dalam penelitian kuantitatif tidak diperkenankan
mengajukan pertanyaan di luar apa yang sudah dicantumkan pada kuesioner.

E. Tipe Penelitian Berdasarkan Tujuan

Penelitian sosial dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan setidaknya terdapat tiga
tujuan yang paling umum dan paling berguna dalam penelitian yaitu eksploratif, deskriptif dan
eksplanatif. Penelitian eksploratif merupakan penelitian awal yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai suatu topik penelitian untuk nantinya akan diteliti lebih jauh. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian bertujuan untuk menjelaskan Suatu kondisi sosial tertentu yang
bersifat ilmiah yang dilakukan secara hati-hati dan cermat dan karenanya lebih akurat dan tepat
dibandingkan dengan pengamatan biasa. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang
memberikan alasan dan penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat.

F. Unit Analisis

Unit analisis merupakan topik yang relevan bagi setiap riset sosial walaupun implikasi yang
paling nyata dapat dilihat pada penelitian kuantitatif. Pemahaman mengenai unit analisis
terkadang sering meragukan ketika objek penelitian Merupakan sekumpulan orang dalam jumlah
besar (agregat). Perbedaan yang sama antara unit analisis dan agregat terjadi pada penelitian
eksplanatif. Unit analisis dalam suatu penelitian biasanya juga menjadi unit observasi. Unit
Analisis adalah seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkas mengenai
keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan diantara unit Analisis tersebut.
Penting bagi peneliti untuk menentukan unit analisisnya secara jelas dan tegas serta
ketidakjelasan analisis akan mengakibatkan peneliti tidak dapat menentukan siapa atau apa yang
akan diamatinya. Beberapa penelitian mencoba menjelaskan lebih dari satu unit analisis.

Beberapa unit analisis yang umumnya digunakan dalam riset ilmu sosial terdiri atas
individu, kelompok, organisasi, interaksi sosial dan artefak sosial. Sebagai unit analisis individu
dapat dikategorikan ke dalam keanggotaan pada kelompok sosial. Pada riset terhadap kelompok
peneliti berupaya untuk memperoleh karakteristik yang dimiliki suatu kelompok yang dipandang
sebagai suatu entitas tunggal. Contoh unit analisis pada organisasi yakni perusahaan, organisasi
massa partai politik dan lain-lain. Peneliti dapat pula melakukan penelitian terhadap interaksi
yang terjadi pada masyarakat dalam hal ini interaksi sosial menjadi unit analisisnya. Unit analisis
selanjutnya adalah artefak sosial yang dapat berupa buku, puisi, lukisan, kendaraan, bangunan,
lagu, keramik, temuan ilmu pengetahuan dan bahkan lelucon-lelucon serta alasan-alasan
mahasiswa tidak ikut ujian.

BAB 2 ASUMSI FILOSOFIS DAN PARADIGMA ELEMEN PENELITIAN

A. Asumsi Filosofis

Kata “kualitatif” digunakan untuk mengacu kepada filosofi dan pendekatan penelitian daam
arti luas, metodologi penelitian, dan seperangkat teknik penelitian tertentu. Menurut Guba (1990)
paradigma dapat dicirikan atau dikenali melalui ontologi (apakah realitas itu?), epistemologi
(bagaimana individu mengetahui sesuatu?), dan metodologi (apa yang harus dilakuakn untuk
mengetahui sesuatu?). Ketiga ini disebut dengan asumsi filosofis (philosophical assumptions)
yang berfungsi membangun suatu cara pandang yang menyeluruh atau holistik mengenai
bagaimana kita memandang pengetahuan bagaimana kita melihat diri kita dalam hubungannya
dengan pengetahuan dan strategi metodologis yang kita gunakan untuk menemukan pengetahuan
(Barney, n.d.).

1. Ontologi, cabang filsafat yang membahas mengenai realitas eksistensi atau


keberadaan sesuatu. Dalam ilmu sosial ontologi membahas mengenai keberadaan
manusia. Dalam komunikasi antologi berpusat pada sifat interaksi sosial manusia
karena Bagaimana ahli teori merumuskan konsep interaksi akan sangat tergantung
pada Bagaimana memandang komunikasi. Isu penting lainnya dalam ontologi adalah
Apakah perilaku manusia ditentukan oleh keadaan (state) atau sifat (trait) (Andersen,
1987).
2. Epistemologi, cabang filsafat yang mempelajari bagaimana orang mengetahui apa
yang mereka nyatakan mereka tahu. Epistemologi membahas hubungan antara
individu dan pengetahuan atau apa yang diketahuinya atau hubungan antara peneliti
dan temuan penelitiannya.
3. Aksiologi, cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai nilai (value). Nilai-nilai
apa yang membantu penelitian dan Apa implikasi atau akibat nilai-nilai tersebut
terhadap hasil dari proses penelitian. Secara umum terdapat dua pandangan terkait
dengan aksiologi, pandangan pertama adalah pandangan yang menyatakan bahwa
Peneliti bebas nilai (value-free scholarship) yang mana penelitian percaya bahwa
mereka bisa mendapatkan objektivitas tanpa adanya nilai personal yang
mempengaruhi hasil penelitian (Littlejohn & Foss, 2011). Pandangan kedua adalah
pandangan yang menyatakan bahwa peneliti harus memiliki kesadaran terhadap nilai
(value-conscious) yang mana penelitian mengakui pentingnya nilai-nilai bagi
penelitian dan teori serta Mereka mencoba untuk mengarahkan nilai-nilai itu dalam
cara-cara yang positif.

B. Elemen Penelitian

1. Metode
Kata “metode” dalam pembahasan ini mengacu pada “metode penelitian” yang
merupakan alat instrumen proses atau cara dengan cara bagaimana peneliti
memperoleh data atau suatu metode mengacu pada sejumlah langkah teknis yang
diambil untuk melakukan penelitian. Menurut Crotty (1998), metode adalah teknik
atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan analisis data yang
berhubungan dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
2. Metodologi
Metodologi mengacu pada metode dengan tambahan “ologi” pada akhir kata
yang berarti suatu disiplin ilmu atau studi atau suatu cabang pengetahuan. Metodologi
adalah suatu strategi, suatu rencana aksi, proses atau desain yang menjadi alasan
pemilihan dan penggunaan suatu metode tertentu serta menghubungkan pilihan dan
penggunaan metode tersebut dengan hasil yang diinginkan (Crotty, 1998). Pilihan
metode yang baik akan mudah Diulangi kembali dan juga ditiru oleh peneliti lain dan
dengan demikian dalam menjelaskan metodologi dan metode yang digunakan dalam
penelitian peneliti perlu menjelaskan hal-hal berikut ini pertama menyebutkan asumsi
yang digunakan. Kedua, menyatakan di mana peneliti akan melaksanakan
penelitiannya dan alasan memilih lokasi. Ketiga, menentukan populasi dan jumlah
sampel yang digunakan. Keempat, menyebutkan uji statistik yang akan digunakan
atau untuk riset kuantitatif. Kelima, menjelaskan prosedur yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data dan keenam menyebutkan material yang digunakan..
3. Perspektif Teori
Perspektif Teori adalah posisi filosofis yang memberikan penjelasan mengenai
alasan pemilihan metodologi dan dengan demikian menyediakan konteks bagi proses,
dasar Logika dan kriteria. Dalam perspektif Teori ini peneliti mengemukakan dan
menjelaskan sejumlah asumsi terkait dengan metodologi yang dipilih dan dengan
demikian perspektif Teori adalah asumsi yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian dan tercermin pada metodologi sebagaimana yang kita pahami dan
gunakan.

Anda mungkin juga menyukai