Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Latar belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting keberadaannya. Dengan pendidikan kita
dapat memajukan suatu peradaban, bangsa, dan negara. Semakin bagus tingkat pendidikan di
suatu wilayah, maka semakin maju pula tingkat peradaban yang dihasilkan. Maka dari itu,
pemerintah Indonesia melakukan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia agar
tercapai tujuan dari bangsa Indonesia yang salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Dalan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peranan dari guru yang ada di sekolah
sangat dibutuhkan. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah diselenggarakan dengan
mengikuti perkembangan dari kurikulum. Para guru dituntut untuk bisa merancang dan membuat
pembelajaran agar terstruktur, sistematis, berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana
tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Namun, pada kenyataannya saat ini banyak sekali kita jumpai bahwa pengajaran atau
pembelaajran yang diberikan oleh para guru terkesan membosankan. Sehingga, output dari
pembelajaran yang diberikan tidak dapat tercapai secara maksimal. Cara mengajar yang terkesan
monoton, kaku, terlalu biasa karena dari awal hingga akhir tidak ada variasi dalam pembelajaran
menjadikan suasana pembelajaran tampak suram, tidak mengasyikkan, serta membosankan.
Sebagaimana yang kita ketahui, pada umunya guru-guru banyak menggunakan pembelajaran
yang berbasis pada ceramah saja. Pembelajaran dengan menggunakan teknik ceramah ini kurang
efektif dilakukan karena tidak memberikan efek respon balik yang dapat dilakukan oleh siswa.
Selain itu juga, dengan pembelajaran yang hanya berdasarkan pada ceramah saja juga
menjadikan pembelajaran yang dirasakan oleh siswa sangat membosankan dan monoton sekali
dikarenakan siswa hanya mendengarkan, diam, dan duduk aaja. Mereka akan menganggap
pembelajaran tidak ada makna dan artinya dikarenakan teknik dalam pengajaran menjadi
hambatan untuk mentransfer ilmu.

Case Method
Adapun kelebihan dari case method adalah sebagai berikut :

1) Kasus yang muncul pada pembelajaran case method memuat masalah yang berkaitan
dengan lingkungan, kondisi, situasi, ataupun gambaran masa depan siswa. Kasus adalah
cerita dengan sebuah pesan dimana siswa dapat menganalisis dan mempertimbangkan
solusi untuk cerita tersebut.
2) Melibatkan siswa untuk belajar dengan menggunakan narasi yang realistis, narasi ini
memberi kesempatan bagi siswa untuk mengintegrasikan banyak sumber informasi dalam
konteks yang otentik.
3) Memberi siswa sebuah skenario masalah yang realistik, sebuah kasus, yang dapat
dipelajari secara retrospektif dengan menguji bagaimana kasus tersebut diselesaikan atau
secara interaktif mencoba menyelesaikan kasus.
4) Siswa dapat mengaplikasikan teori ke dalam konteks nyata, berpikir kritis tentang situasi
kompleks dan dapat memilih tindakan yang harus dilakukan, mengembangkan
pengetahuan diri, membandingkan dan mengevaluasi perspektif diri dengan perspektif
orang lain
5) Membantu ‘transfer knowledge’ siswa dari materi yang dipelajari siswa
6) Menjembatani perbedaan antara teori dan praktek. Sehingga siswa tidak hanya
tahuteorinya saja tanpa bisa menerapkan ilmunya pada suatu kondisi tertentu, ataupun
siswa tidak hanya bisa melaksanakan praktik saja tanpa mengerti ilmu yang
mendasarinya (Penerapan Case Based Learning (CBL)sebagai Pembelajaran
Matematika yang Inovatif ditulis Dita Nur Syarafina, Erlinda Rahma Dewi dan
Rofi Amiyani).

Di balik kelebihannya, pembelajaran case method juga memiliki kelemahan yang hampir
sama seperti pembelajaran berbasis masalah yakni pembelajaran case method tidak dapat
diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan
materi dan hanya llebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
kaitannya dengan pemecahan masalah.

Collaborative Learning

Adapun kelemahan dari pembelajaran kolaboratif adalah perlunya pengawasan guru yang ekstra,
membutuhkan waktu yang cukup banyak, siswa susah bekerja sama dikarenakan tidak cocok
dengan teman sekelompok/sebaya, serta para siswa cenderung untuk mengikuti atau mencontoh
hasil diskusi dari kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai