Anda di halaman 1dari 3

Nama : Najichul Fikri Musthofa

Nim : 218620600125

Prodi : PGSD

Matkul : PKN SD

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER PKN SD

1. A. Model Contextual Teaching Learning (CTL), Model CTL disebut juga REACT, yaitu
relating (belajar dalam kehidupan nyata), experiencing (belajar dalam konteks eksplorasi,
penemuan dan penciptaan), applying (belajar dengan menyajikan pengetahuan untuk
kegunaannya), cooperating (belajar dalam konteks interaksi kelompok), dan transferring
(belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks baru atau konteks lain).
B. Model Kegiatan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan
Model yang dipelopori oleh Fred Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa
bagaimana memengaruhi kebijakan umum.
C. Metode Bercerita, Menciptakan pembelajaran PKn yang menyenangkan dengan
metode bercerita, sangat baik dalam membangun karakter dan kepribadian siswa.
Dalam kegiatan ini guru harus pandai memilih cerita yang sesuai dengan
perkembangan anak, juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sedang
ditanamkan. Ajaklah para siswa duduk melingkar di atas karpet, perlihatkan buku yang
akan dibacakan, kondisikan siswa agar fokus pada cerita yang akan disampaikan
D. Model Pembelajaran Induktif, Model ini dikembangkan oleh filsuf Francis Bacon yang
menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkret sebanyak
mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung kesimpulan.
E. Model Pembelajaran Deduktif
Model pembelajaran deduktif merupakan pendekatan yang menggunakan penalaran dari
umum ke khusus. Langkah-langkah model pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut:
Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dan guru menyajikan aturan,
prinsip yang bersifat umum, lengkap dengan definisi, dan contohnya.
2. Direct Instruction merupakan model pembelajaran yang menekankan penyampaian
materi dilakukan secara verbal oleh guru kepada para peserta didik. Roy Killen dalam
Sanjaya (2008) menamakan model ekspositori ini dengan istilah Direct Instruction. Oleh
karena model ini lebih menekankan pada proses bertutur maka sering disebut juga dengan
istilah chalk and talk (ceramah dan mencatat). Contohnya Guru memberikan demontrasi
didepan siswa. Peserta didik melakukan observasi terhadap demontrasi tersebut pada
lembaran yang telah disediakan, Guru beserta peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatan yang dilakukan. Tujuannya untuk mencari kekurangan dan kesulitan peserta
didik dalam memahami materi yang disampaikan guru serta melatih siswa dalam
menggunakan lembaran observasi. diisi dengan kegiatan guru menjelaskan demontrasi
yang telah diamati siswa, kemusian siswa ditugasi mempersiapkan langkah-langkah
demontrasi sendiri sesuai dengan contoh yang telah disajikan. Lalu di sajikan berupa
presentasi, hasil kegiatan dan diskusi
3. kegiatan penemuan (discovery), pemelajar mengeksplorasi konsep secara langsung.
Kegiatan ini meliputi tiga tahap: tahap belajar, inquiry terbimbing, dan inquiry mandiri.
Pada tahap belajar, generalisasi dibuat melalui eksplorasi. Langkahnya adalah
(1) Guru memberikan materi untuk eksplorasi,
(2) Pembelajar menggunakan materi di bawah bimbingan guru; dan
(3) Guru membantu menyimpulkan atas konsensus kelompok.
Pada tahab inquiry terbimbing, pembelajar dibimbing melakukan eksplorasi. Langkahnya
adalah:
(1) Guru memberikan persoalah dan memberikan referensi;
(2) Pembelajar diberi kebebasan untuk bereksplorasi;
(3) Pembelajar menguji hipotesis dan membuat simpulan sementara; dan
(4) Guru membantu membuat simpulan berdasarkan konsensus kelompok.
Pada tahap inquiry mandiri, pemelajar diberi kebebasan total untuk bereksplorasi.
Langkahnya adalah:
(1) Guru memberikan materi eksplorasi;
(2) Guru memberi petunjuk hanya dalam kaitannya dengan keselamatan dan peralatan
kerja; dan (3) Pembelajar melakukan eksplorasi berdasarkan kemampuan mereka
sendiri.

4. Karna Materi-materi yang terlalu tinggi bagi siswa, juga belum mempunyai urgensi dan
kegunaan bagi kehidupan siswa. Jikapun materi itu dipelajari siswa, akhirnya sasarannya
cuma pada aspek kognitif, tidak menyentuh kehidupan riil siswa dan praktek mengajar
PKn selama ini lebih banyak berlangsung dengan pendekatan konvensional. Selama
mengajar, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa
cuma menjadi pendengar di dalam kelas, kemudian menjawab soal. Pembelajaran
berlangsung monoton, dan guru menjadi satu-satunya sumber informasi. Selain itu,
mengajar PKn jarang menggunakan media yang menunjang. Pembelajaran seperti ini
jelas amat membosankan.

5. Solusi yang tepat adalah kita sebagai pengajar harus punya persiapan RPP. RPP
memegang peranan penting bagi guru dalam mengajar. RPP bisa diibaratkan kompas bagi
guru untuk menentukan ke mana pembelajaran akan dibawa. Kalau seorang guru
mengajar tanpa menggunakan RPP dan cuma mengandalkan buku teks, yang akan terjadi
adalah proses belajar yang tidak terarah, fokusnya tidak jelas. Sebab, apa yang
disampaikan guru sekadar apa yang ada dalam buku teks tersebut. Segalanya perlu
dipersiapkan. Dan kita pengajar harus menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Melaksanakan pendekatan konstruktivisme akan banyak memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengeksplor potensi dirinya. Pendekatan ini juga akan memberikan ruang
bagi siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya, bukan diberi, sehingga belajar
akan lebih bermakna bagi dirinya.
Siswa akan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Bukan cuma menjadi pendengar.

Anda mungkin juga menyukai