Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR

“BELAJAR BERFIKIR DEDUKTIF DAN


INDUKTIF”

Dosen Pengampu:

Dr. Damrah, M.Pd

Dr. Mario Febrian,

M.Pd

Disusun Oleh:
Agusti Syahril (21086320)
Irhan Hidayat (21086383)
Suci Rahmi Hayati (21086462)
Putri Hajahtul Aswat (21086430)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
OLAHRAGA FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2023
A. PENDAHULUAN

Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam


kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi
yang dibawa sejak lahir.

Berpikir deduktif dan induktif adalah dua pendekatan kunci dalam


proses berpikir manusia yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai
disiplin ilmu, mulai dari logika dan filsafat hingga ilmu pengetahuan alam dan
sosial. Kedua metode ini memiliki peran penting dalam memahami dan
menganalisis informasi, serta dalam pengambilan keputusan yang rasional.
Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi konsep dan prinsip dasar dari
berpikir deduktif dan induktif, serta bagaimana kedua pendekatan ini dapat
diterapkan dalam berbagai konteks. Selain itu, kami akan merinci perbedaan
utama antara keduanya, mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-
masing, serta memberikan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang konsep berpikir deduktif dan induktif serta pentingnya
keduanya dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

1
B. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

Pembelajaran induktif-deduktif adalah model pembelajaran yang


memadukan model pembelajaran induktif dan model pembelajaran deduktif.
Pembelajaran diawali secara induktif dengan memberikan sejumlah contoh
agar siswa mengidentifikasi, menginterpretasi data kemudian membuat
kesimpulan. Secara deduktif, setelah siswa mampu mendefinisikan atau
menggenarilasasikan dapat memberikan contoh atau non contoh serta dapat
membuktikannya. Model pembelajaran induktif-deduktif yang efektif harus
memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut:
a. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu mengekspresikan
gagasannya.
b. Proses berpikir siswa berkembang dari data yang sifatnya spesifik menuju
generalisasi.
c. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilannya.
d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menemukan konsep dan
memberikan bukti atau penjelasan.
e. Siswa menemukan pengalaman yang banyak untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.
f. Siswa mampu melakukan penalaran dengan baik.

g. Guru mengendalikan unsur-unsur yang terlihat, misalnya suasana kelas,


data, dan guru sebagai pengendali serta kelas dapat berfungsi sebagai
laboratorium.
h. Dalam pengorganisasiannya dapat dilakukan secara klasikal, individual
dan kooperatif.
i. Pembelajaran secara kooperatif menciptakan suasana yang demokratis di
kelas, untuk jangka panjang kondisi seperti ini membawa siswa pada
kehidupan nyata di masyarakat (sekolah/kelas dijadikan sebagai miniatur
masyarakat).

2
j. Siswa terlibat dalam kegiatan yang behubungan dengan data yangada,
bahan dan objek sehingga merasa ada pola tertentu dari data yang
diperolehnya.
k. Biasanya ada beberapa generalisasi yang dapat dirumuskan siswa.

l. Guru memberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil generalisasi


yang diperoleh di kelas.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Induktif

 Kelebihan yang menonjol dan mudah dipahami diantaranya :

1) Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan


presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi
tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai
parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi
pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola
tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga
pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-
pertanyaan antara siswa dengan guru.
3) Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu
keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena
proses Tanya jawab tersebut.

 Kelemahan Model Pembelajaran Induktif

1) Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya


(questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya
ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
2) Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat
tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan
pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan
untuk membuat siswa berpikir.

3
3) Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal,
guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif
agar
siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika
syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai secara sempurna.
4) Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-
perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan
semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi
yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat
berkembang optimal.
5) Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas
belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam
mengontrol proses belajar siswa.
6) Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi
yang digunakan oleh guru.
7) Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka
membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.

b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran deduktif


 Kelebihan Pembelajaran Deduktif

1) Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran

2) Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran,


guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
 Kelemahan pembelajaran Deduktif

1) Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas

2) Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru


siswa dibatasi konteks tersebut.

4
3. DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN STRATEGI

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai
pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan
dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari

a. rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

b. analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan

c. jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.

Kriteria pemelihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memilih


strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan


dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan
rangsangan pada indera peserta didik.
Atas beberapa pertimbangan mengenai pemilihan strategi pembelajaran di
atas maka alas an untuk memilih pembelajaran induktif dan deduktif adalah
sebagai berikut :
Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari
yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep
konkret maupun konsep terdefinisi.
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai
yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-
bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif
dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun
konsep terdefinisi.

5
4. LANGKAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan.

2. Pengajar memberi pengetahuan kepada peserta didik.

3. Pengajar memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada


peserta didik. Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang
kalimat tunggal, maka pengajar memulai dengan definisi kalimat
tunggal, contoh- contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan
penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal. Teknik penyajian pelajaran yang
paralel dengan straegi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.

6
5. UPAYA PEMECAHAN KASUS PEMBELAJARAN

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi


pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan
strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi
pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebuh
dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilistrasi atau bahan
pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian secara
perlahan-perlahan menuju hal yan konkrit.strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum kekhusus.
Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang
dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian
secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar.
Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari umum
kekhusus.Pembelajaran deduktif, umum-khusus, abstrak-konkrit: guru
menyampaikan aturan, prinsip baru diberi contoh-contohnya pada siswa.

Pembelajaran deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi


dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya Pembelajaran
induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya. Selain ragam dan
macam strategi pembelajran induktif dan pembelajaran deduktif. Pembelajaran
deduktif dikembangkam oleh Filosof Perancis Bacon yang menghendaki
penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak
mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.pada
abad pertengahan, system induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya
langsung mempercayai begitu saja tanpa berfikir rasional.
Deduktif, sebagai kebalikan induktif adalah prosses penalaran yang
beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menujuk ke suatu
konklusi logis. Kesimpulan-kesimpulan tenyang suatu kasus tertentu dapat
dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang
semacam. Dictionary of Education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu
pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi
kecontoh-contoh dan kemudian sampai padaa konklusu-konklusi atau
penerapan dari generalisasi- generalisasi.

7
6. APLIKASI PENGGUNAAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang
umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan
kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya
(ciri- cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi
belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai
konsep
“terdefinisi”.
Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi: Bahan
pelajaran : konsep makhluk hidup. tujuan pembelajaran : “siswa dapat
menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”.
Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan
makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”.

Proses pembelajaran:

a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .

b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan


makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut
yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai
contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa.
Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-
atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki
pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu
mengajar relatif sedikit.
Srategi belajar mengajar induktif Dalam strategi belajar mengajar induktif,
pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut,
menuju yang umum yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Model
pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba (Joyce & Weil; 2002:127), model
yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.

8
Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang
didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:
a) Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh
Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
induktif melalui latihan (practice).
b) Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini
berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain
pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual,
menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat
generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat
kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
c) Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut
aturan”.
Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu,

d) pertama seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu


sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
e) Contoh sederhana dari pembelajaran induktif adalah menentukan dua
atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangent
geometri, yang mana guru memberikan contoh beberapa garis).
f) Contoh penggunaannya: Seperti halnya seperti contoh di atas
(penggunaan strategi belajar mengajar deduktif), rumuskan dulu: bahan
pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan rumusan konsepnya.

9
C. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori
konstruktivisme dalam belajar. pembelajaran ini membutuhkan guru yang
terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya
Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran
diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan
aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau
atribut- atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau
contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada
pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hadiq, Fadjar. (2003). Peran Penalaran dan Komunikasi serta Pemecahan Masalah
Selama Proses Pembelajaran Matematika dalam Peningkatan Kualitas
Siswa.
Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Suwangsih,Dra.Erna. Makalah “Pendekatan Pembelajaran Matematika” internet.

Drs. Markaban, M.Si, (2008). Model Penemuan Terbimbing pada


Pembelajaran Matematika SMK. Paket Fasilitasi Pemberdayaan
Kkg/Mgmp
Matematika.Yogyakatra: PPPPTK
Busrah, M. 2012. “Pembelajaran Deduktif pada Pembelajaran Alkana”. Sulawesi Selatan.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). hal. 5

Fisher, Alec. 2009. “Berfikir Kritis Sebuah Pengantar” (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
(copyright 2007 by Cambridge University Press, All rights reserved).

Gani, Tabrani, dkk. 2011. “Penguasaan Pengetahuan Deklaratif dan Kemampuan Berfikir
Tingkat
Tinggi Mahasiswa Prodi. Pendidikan Kimia”. Jurnal Chemica Vol.12 No. 2, hal. 1-
9.

Iskandar. 2012. “Psikologi Pendidikan : Sebuah Orentasi Baru”. Jakarta: Referensi.

Rochmad. 2007. “Proses Berfikir Induktif dan Deduktif dalamMempelajari Matematika”.


hal. 110-114.
11

Anda mungkin juga menyukai