Dosen Pengampu:
M.Pd
Disusun Oleh:
Agusti Syahril (21086320)
Irhan Hidayat (21086383)
Suci Rahmi Hayati (21086462)
Putri Hajahtul Aswat (21086430)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
OLAHRAGA FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG 2023
A. PENDAHULUAN
1
B. PEMBAHASAN
2
j. Siswa terlibat dalam kegiatan yang behubungan dengan data yangada,
bahan dan objek sehingga merasa ada pola tertentu dari data yang
diperolehnya.
k. Biasanya ada beberapa generalisasi yang dapat dirumuskan siswa.
3
3) Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal,
guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif
agar
siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika
syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai secara sempurna.
4) Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-
perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan
semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi
yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat
berkembang optimal.
5) Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas
belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam
mengontrol proses belajar siswa.
6) Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi
yang digunakan oleh guru.
7) Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka
membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
4
3. DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN STRATEGI
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai
pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan
dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari
5
4. LANGKAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
6
5. UPAYA PEMECAHAN KASUS PEMBELAJARAN
7
6. APLIKASI PENGGUNAAN STRATEGI
PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang
umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan
kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya
(ciri- cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi
belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai
konsep
“terdefinisi”.
Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi: Bahan
pelajaran : konsep makhluk hidup. tujuan pembelajaran : “siswa dapat
menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”.
Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan
makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”.
Proses pembelajaran:
8
Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang
didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:
a) Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh
Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
induktif melalui latihan (practice).
b) Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini
berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain
pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual,
menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat
generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat
kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
c) Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut
aturan”.
Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu,
9
C. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori
konstruktivisme dalam belajar. pembelajaran ini membutuhkan guru yang
terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya
Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran
diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan
aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau
atribut- atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau
contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada
pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadiq, Fadjar. (2003). Peran Penalaran dan Komunikasi serta Pemecahan Masalah
Selama Proses Pembelajaran Matematika dalam Peningkatan Kualitas
Siswa.
Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Fisher, Alec. 2009. “Berfikir Kritis Sebuah Pengantar” (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
(copyright 2007 by Cambridge University Press, All rights reserved).
Gani, Tabrani, dkk. 2011. “Penguasaan Pengetahuan Deklaratif dan Kemampuan Berfikir
Tingkat
Tinggi Mahasiswa Prodi. Pendidikan Kimia”. Jurnal Chemica Vol.12 No. 2, hal. 1-
9.