html
Kaedah induktif merupakan salah satu kaedah mengajar yang sesuai digunakan dalam pengajaran
pelbagai mata pelajaran, khususnya Matematik, Sains dan Bahasa (Mok Soon Sang, 2001). Pengajaran
berasaskan gaya induktif adalah satu pendekatan mengajar yang melibatkan satu proses penaakulan
yang tinggi di mana melibatkan aktiviti mengumpul dan mentafsir maklumat-maklumat, kemudian
membuat generalisasi atau kesimpulan (Kamarudin Husin & Siti Hajar Abdul Aziz, 2004). Hilda Taba
mempercayai bahawa pelajar membuat generalisasi hanya setelah maklumat dapat diorganisasi dengan
sempurna. Taba adalah lebih dikenali dengan model pengajarannya yang melibatkan pemikiran
induktif. Menurut beliau, dengan menggunakan pelbagai strategi, pelajar boleh dibantu menyelesaikan
masalah dengan jayanya. Strategi induktif ini mengalir dalam proses kognitif dan memerlukan pelajar
menggunakan teknik soalan-soalan ringkas (Hilda Taba, 1962). Pengajaran berasaskan gaya pemikiran
deduktif adalah satu pendekatan mengajar yang mengasaskan pengajaran berdasarkan keseluruhan
konsep. Konsep deduktif boleh ditakrifkan sebagai sesuatu pendekatan mengajar yang bermula
daripada sesuatu atau beberapa rumus, prinsip, hukum, teorem atau peraturan yang diikuti dengan
aplikasinya ke atas contoh-contoh yang khusus (Mok Soon Sang, 2003). Seperti dalam pendekatan
induktif, ia juga menggunakan proses penaakulan yang tinggi. Kaedah deduktif berlandaskan
pendekatannya merupakan kaedah mengajar yang kompleks kerana ia memerlukan murid-murid
memperolehi kefahaman yang mendalam dan pengetahuan yang cukup. Dalam pengajaran dan
pembelajaran sesuatu ‘subjek matter’, pendekatan deduktif melibatkan pelajar-pelajar mempelajari
peraturan-peraturan atau diberi maklumat tertentu sebelum mereka diminta melakukan penganalisisan
bahan yang hendak dipelajari itu. Kaedah ini menjadi pilihan, kerana pelajar terlibat secara aktif
dalam kumpulan dan dapat melatih mereka untuk berfikir secara kritis dan kreatif. Pelajar lemah dapat
berinteraksi dengan pelajar pandai. Selain itu mereka dapat melatih diri untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan pelajar yang pelbagai latar belakang. Pendekatan Induktif Pendekatan Induktif
memberi peluang kepada pelajar membuat kesimpulan sendiri mengenai sesuatu konsep ataupun
benda. Ianya mengutamakan contoh-contoh pada awal pengajaran dan dibuat generelisasi daripadanya.
Pendekatan Induktif ini juga tidak digalakan memberi definisi penerangan dan kandungan pelajaran dan
ianya lebih mengutamakan mengemukakan soalan, memerhati, mengkaji, membentuk contoh serta
kesimpulan diberikan kemudian.
Model Deduktif
Dalam pengajaran yang bermodelkan pendekatan ini guru memainkan peranan penting untuk
menerangkan atau mengajarkan dan diasaskan kepada hoskut tertentu, manakala murid hanya
mendengar dan mengikutinya. Walaubagaimanapun, kefahaman mereka dinilai melalui aktiviti-aktiviti
yang disediakan pada peringkat aplikasi. Untuk menentukan bahawa pengajaran ini mendatangkan
kesan yang lebih mendalam, guru haruslah memastikan bahawa generalisasi yang hendak diajarkan itu
dihuraikan dengan jelas, difahami dan contoh-contoh penerapan generalisasi di dalam ayat-ayat
mestilah mencukupi dan benar-benar menepati rumus-rumus tersebut. Guru tidak digalakkan untuk
dimasukkan contoh-contoh yang memperlihatkan penyimpangan, terutamanya pada awal pengajaran.
Contoh-contoh tidak semestinya diberikan oleh guru tetapi boleh juga diminta daripada murid, iaitu
setelah contoh-contoh yang disediakan oleh guru dikemukakan. Dalam aplikasi pula, latihan-latihan
yang disediakan haruslah beraneka jenis dan dalam konteks yang bermakna. Hal ini bertujuan untuk
memberi peluang kepada murid menerapkan rumus dalam situasi yang baru. Pendekakatan
menggunakan deduktif dicirikan dengan pelajar mempelajari berdasarkan sesuatu hukum. Pelajar perlu
menaakul untuk mendapatkan fakta/contoh AplikasiContohRumus/Generalisasi
Konsep Deduktif
1. Mempelajari sesuatu berdasarkan sesuatu hukum.
2. Satu produksi fakta untuk membuktikan satu penyataan umum.
3. Menganalisa fakta yang membentuk generalisasi.
4. Membuat satu penghuraian daripada umum kepada khusus.
Dalam penggunaan kaedah ini,guru akan memulakan pengajarannya dengan menberikan beberapa
contoh yanh khusus tetapi mengandungi satu prinsip yang sama.berdasarkan kepada contoh-contoh
yang diberikan,murid-murid dibimbing memikir,mengkaji,mengenalpasti dan mentafsir maklumat
yang terkandung dalam contoh-contoh khusus itu,kemudian membuat generalisasi atau kesimpulan
yang berkenaan.
Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu misalnya mencari segitiga yang
sama dari pelbagai jenis segitiga.
Membentuk satu prinsip daripada ujikaji tertentu. Misalnya mendapat prinsip gravity daripada
ujikaji benda-benda yang dijatuhkan dari atas ke bawah.
Membentuk satu teorem daripada aktiviti-aktiviti induktif. Misalnya mencari hasil tambah sudut-
sudut dalam pelbagai jjenis segitiga untuk mendapat teorem sudut segitiga.
Mendapat teori daripada satu urutan pemikiran. Contohnya memerhati tingkah laku manusia untuk
mendapat satu teori pembelajaran.
Selepas contoh dikemukakan , murid digalakkan memberi contoh lain yang serupa.Guru tidak
harus mengemukakan contoh sekaligus tetapi mempersembahkan satu persatu supaya dapat
menarik minat murid dan membolehkan mereka mengenalpasti cirri pada contoh itu dengan lebih
mudah.Alat bantu mengajar harus disediakan untuk membantu murid membuat
kesimpulan.Melibatkan penggunaan deria murid seperti penglihatan dan pendengaran.
http://cahbaguz-uhuy.blogspot.my/2013/02/pendekatan-induktif-dan-deduktif.html
https://www.scribd.com/doc/9606495/Pendekatan-Mengajar
http://mawardimasuraijambi.blogspot.my/2014/05/pendekatan-deduktif-dan-induktif.html
Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi
pembelajaran, hal ini dikarenakan tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh
pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa
mengkontruksi pengetahuan melalui proses. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa
harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki.
Untuk itu, guru perlu menemukan cara terbaik bagaimana menyampaikan berbagai konsep yang
diajarkan sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut dan
bagaimana setiap mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk
satu pemahaman yang utuh. Salah satu alternatif yakni model pembelajaran dengan pendekatan
deduktif dan induktif, karena model ini selain dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengkomunikasikan matematika dengan cara
mengawali suatu materi dengan contoh-contoh dengan tujuan supaya siswa dapat mengidentifikasi,
membedakan kemudian mengintepretasi, menggeneralisasi dan akhirnya mengambil kesimpulan.
B. Rumusan Penulisan
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui desain pembelajaran pendekatan induktif dan deduktif dalam matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran digunakan sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru
memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang
disampaikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan. Menurut Sagala
(2010:68) menjelaskan bahwa “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh
guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk satuan instruksional tertentu.”Sedangkan
menurut Sanjaya (2008:125) menyatakan bahwa “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.” Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Menurut
Wahjoedi (1999:121) bahwa, “Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal”.
B. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris Perancis Bacon yang menghendaki
agar penarikan kesimpulan didasarkan pada fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin, sistem ini
dipandang sebagai sistem yang paling baik pada abad pertengahan yaitu cara induktif disebut juga
sebagai dogmatif artinya bersifat mempercayai bagitu saja tanpa diteliti secara rasional. Pada dasarnya
berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke yang umum.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sagala (2010:77) yang mengatakan bahwa “Dalam konteks
pembelajaran pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu prinsip atau aturan.” Sedangkan
menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus,
fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing
untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran
tersebut. Mengajar dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara penyajian kepada
siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip
atau fakta yang pasti.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah pendekatan
pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan
menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan.
1) Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata
pelajaran tersebut,
2) Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan, dan
pengambilan keputusan,
3) Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan terampil mengulang
pertanyaan, dan sabar,
Menurut Sagala (2010:77) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model pembelajaran dengan
pendekatan induktif yaitu:
1) Memilih dan menentukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan umum, prinsip dan
sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan diajarkan.
2) Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan umum itu sehingga
memungkinkan siswa menyusun hipotesis (jawaban sementara) yang bersifat umum.
3) Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan dengan tujuan membenarkan atau
menyangkal hipotesis yang dibuat siswa.
4) Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa aturan umum yang telah
terbukti berdasarkan langkah-langkah tersebut, baik dilakukan oleh guru atau oleh siswa.
Toni Julianto (2012) dalam makalahnya menyatakan ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah:
b) Berstruktur rendah
b. Bahwa berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data
Induktif merupakan proses berpikir di mana siswa menyimpulkan dari apa yang diketahui benar untuk
hal yang khusus, juga akan benar untuk semua hal yang serupa secara umum. Sebuah argumen induktif
meliputi dua komponen, yang pertama terdiri dari pernyataan/fakta yang mengakui untuk mendukung
kesimpulan dan yang kedua bagian dari argumentasi itu.
Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam
matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode
pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu
pengetahuan alam adalah metode induktif dan eksperimen. Walaupun dalam matematika mencari
kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk
semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari
sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif. Berikut
adalah beberapa contoh pembuktian dalil atau generalisasi pada matematika. Dalil atau generalisasi
berikut dibenarkan dalam matematika karena sudah dapat dibuktikan secara deduktif.
Contoh : Bilangan
Misalnya kita ambil beberapa buah bilangan ganjil yaitu 1, 3, -5, 7. Maka:
+ 1 3 5 7
1 2 4 6 8
3 4 6 8 10
5 6 8 10 12
7 8 10 12 14
Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk setiap dua bilangan ganjil jika dijumlahkan hasilnya selalu genap.
Dalam matematika hasil di atas belum dianggap sebagai suatu generalisasi, walaupun anak membuat
contoh-contoh dengan bilangan yang lebih banyak lagi. Pembuktian dengan cara induktif ini harus
dibuktikan lagi dengan cara deduktif.
Jawab:
Menurut Wariman (1997) ada beberapa kekurangan dan kelebihan pembalajaran induktif
a) Dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena siswa selalu dipancing dengan
pertanyaan.
b) Dapat menguasai secara tuntas topic-topik yang dibicarakan karena adanya tukar pendapat antar
siswa sehingga didapatkan suatu kesimpulan akhir.
c) Mengajarkan siswa berpikir kritis karena selalu dipancing untuk mengeluarkan ide-ide.
b) Sukar menemukan pendapat yang sama karena setiap siswa mempunyai gagasan yang berbeda-
beda.
C. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu
guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai
upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan
teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak
mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan
pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan.
Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif merupakan proses berfikir yang
didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dengan
menggunakan logika tertentu.”
Hal serupa dijelaskan oleh Sagala (2010:76) yang menyatakan bahwa: Pendekatan deduktif adalah
proses penalaran yang bermula dari keadaaan umum kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh
khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan deduktif merupakan pemberian
penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau
contoh-contohnya dalam situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif menjelaskan hal yang berbentuk teoritis kebentuk realitas atau menjelaskan
hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Disini guru menjelaskan teori-teori yang telah
ditemukan para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh.
Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara
berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
2) Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir
kritis,
3) Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang
baik,
Menurut Sagala (2010:76) langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan deduktif dalam
pembelajaran adalah
1. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan deduktif,
2. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-
contohnya,
3. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan
khusus dengan aturan prinsip umum,
4. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus
itu merupakan gambaran dari keadaan umum.
Toni Julianto (2012) dalam makalahnya menyatakan kelebihan dan kelemahan dari pendekatan deduktif
dibandingkan dengan pendekatan lain adalah:
b) Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan ke dalam soal-soal atau masalah yang
konkrit.
Hal ini disebabkan siswa baru bisa memahami konsep setelah disajikan berbagai contoh.
b) Siswa sulit memahami pembelajaran matematika yang diberikan karena siswa menerima konsep
matematika yang secara langsung diberikan oleh guru.
c) Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan deduktif, karena disini siswa
langsung menerima konsep matematika dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri konsep
tersebut.
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif.
Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung
pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian
selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya
pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya.
Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus,
dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang
konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka pengajar memulai
dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan penjelasan ciri-
ciri kalimat tunggal. Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi pembelajaran deduktif
adalah teknik ceramah.
Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap
a) Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (concept rule) atau pernyataan yang mana dalam
pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya,
c) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari
konsep-konsep,
d) Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru
Pembelajaran deduktif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan penalaran dari umum ke
khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran
induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan
bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada
urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang
diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif
daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Toni Julianto (2012) dalam makalahnya menyatakan ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai
berikut :
b) Berstruktur tinggi.
a) Menyatakan abstraksi.
b) Memberi ilustrasi.
c) Aplikasi.
d) Penutup.
Telah dikemukakan bahwa pendekatan deduktif berdasarkan pada penalaran deduktif. Penalaran
deduktif merupakan cara menarik kesimpulan dari hal yang umum menjadi ke hal yang khusus. Dalam
penalaran deduktf, tidak menerima generalisasi dari hasil observasi seperti yang diperoleh dari
penalaran induktif. Dasar penalaran deduktif adalah kebenaran suatu pernyataan haruslah didasarkan
pada pernyataan sebelumnya yang benar. Kalau begitu bagaimana untuk menyatakan kebenaran yang
paling awal? Untuk mengatasi hal ini dalam penalaran deduktif memasukkan beberapa pernyataan
awal/pangkal sebagai suatu “kesepakatan’, yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian, dan
istilah/pengertian pangkal yang kita sepakati maknanya.
Pengertian pangkal merupakan pengertian yang tidak dapat didefinisikan. Titik, garis, dan bidang
merupakan contoh-contoh pengertian pangkal, sebab titik, garis, dan bidang dianggap ada tapi tidak
dapat dinyatakan dalam kalimat yang tepat. Pernyataan-pernyataan pangkal yang memuat istilah atau
pengertian tersebut dinamakan aksioma atau postulat. Dengan penalaran deduktif dari kumpulan
aksioama yang menggunakan pengertian pangkal tersebut, kita dapat sampai kepada teorema-teorema
yaitu pernyataan-pernyataan yang benar.
Contoh :
Pembuktian penjumlahan bilangan ganjil adalah genap secara deduktif sebagai berikut :
Misalkan : a1 dan a2 adalah sembarang bilangan bulat, maka 2a1 bilangan genap dan 2a2 bilangan
genap, maka 2a + 1 bilangan ganjil dan 2a2 + 1 bilangan ganjil.
Jika dijumlahkan :
= 2a
Karena a dan b bilangan bulat maka (a + b + 1) juga bilangan bulat, sehingga 2 (a + b +1)
Jadi bilangan ganjil ditambah bilangan ganjil sama dengan bilangan genap (generalisasi)
Misalnya siswa mengukur ketiga sudut sebuah segititga dengan busur derajat dan menjumlahkan ketiga
sudut tersebut, ternyata hasilnya sama dengan 1800. Walaupun proses pengukuran dan penjumlahan
ketiga sudut ini diberlakukan kepada segitigasegitiga yang lain dan hasilnya selalu sama dengan 1800,
tetap kita tidak dapat menyimpulkan bahwa jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga sama dnegan
1800, sebelum membuktikan secara deduktif.
Maka : Ð 1 + Ð 2 + Ð 3 = Ð 4 +Ð 2 + Ð 5 = 1800
Karena Ð 4 + v 2 + Ð 5 merupakan Jumlah dari ketiga buah sudut pada sebuah segitiga, maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah ketiga sudut dalam sebuah segitiga sama dengan 1800.
Kesimpulan yang didapat dengan cara deduktif ini barulah dapat dikatakan dalil atau
generalisasi.
Model pembelajaran induktif-deduktif yang efektif harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
b. Proses berpikir siswa berkembang dari data yang sifatnya spesifik menuju generalisasi.
d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menemukan konsep dan memberikan bukti atau
penjelasan.
e. Siswa menemukan pengalaman yang banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
g. Guru mengendalikan unsur-unsur yang terlihat, misalnya suasana kelas, data, dan guru sebagai
pengendali serta kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium.
j. Siswa terlibat dalam kegiatan yang behubungan dengan data yangada, bahan dan objek sehingga
merasa ada pola tertentu dari data yang diperolehnya.
l. Guru memberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil generalisasi yang diperoleh di kelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah
keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan agar siswa
mengidentifikasi, menginterpretasi data kemudian membuat kesimpulan.
· Pendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
· Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar pernyataan dalam matematika
bersifat konsisten. Berarti dengan strategi penemuan deduktif, kepada siswa dijelaskan konsep dan
prinsip materi tertentu untuk mendukung perolehan pengetahuan matematika yang tidak dikenalnya
dan guru cenderung untuk menanyakan suatu urutan pertanyaan untuk mengarahkan pemikiran siswa
ke arah penarikan kesimpulan yang menjadi tujuan dari pembelajaran.