Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

MPDR5102

INTEGRASI TEORI DAN PRAKTEK PEMBELAJARAN

Oleh:

TRI ANITA

NIM. 530062761

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ YOGYAKARTA

2021
TUGAS 2

1. Jelaskan pandangan beberapa pakar tentang perbandingan antara kelas


yang diajar dengan pendekatan “tradisional” dan konstruktivisme!

Jawab:

Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru


karena pada pembelajaran tradisional, guru yang mempunyai peran sebagai
pengajar dan pendidik biasanya cenderung aktif dan menenpatkan peserta didik
hanya sebagai objek. Pada pembelajaran tradisional biasanya menggunakan
metode ceramah terus menerus yang menjadikan peserta didik menjadi bosan dan
materi yang disampaikan oleh guru tidak terserap secara optimal oleh peserta didik.
Guru yang memegang kendali dalam pembelajaran selalu monoton, tidak
bervariasi, dan kurang dalam menggunakan alat peraga atau media pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa kurang luas dan mendalam.

Rooijakkers dan Mukminin mengemukakan bahwa belajar dengan


pendekatan tradisonal adalah pendekatan belajar yang terutama dilakukan dengan
komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada pengajar. Hal ini
berarti bahwa guru dalam mengajar menyampaikan materi hanya secara lisan dan
data tanpa ada usaha dalam pengembangan keterampilan dan kreativitas siswa.
Guru juga mengajar hanya menggunakan dari buku sumber atau buku paket
sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung anak hanya berinteraksi
dengan buku sumber dan guru.

Pembelajaran dengan pendekatan tradisional masih menitikberatkan pada


proses menghabiskan bahan ajar atau materi yang harus disampaikan oleh guru
dalam waktu pembelajaran tersebut, tetapi guru tidak memperhatikan tingkat
pemahaman siswa dan tidak memperhatikan siswa yang tingkat pemahamannya
rendah. Pengukuran keberhasilan guru dalam pembelajaran hanya pada evaluasi.
Guru tidak mengembangkan kreativitas siswa dalam meyelesaikan masalah.

Brooks dan Brooks dalam Suciati dkk (2019:6.26) mengungkapkan bahwa


Konstruktivisme bukan teori tentang mengajar, tetapi teori tentang pengetahuan
dan belajar. Oleh karena itu, secara harfiah pendekatan konstruktivisme dalam
dunia pembelajaran dikaitkan dengan membangun atau membentuk makna dari
pengalaman belajar yang dihayati siswa. Jadi siswa akan membentuk pengetahuan
sendiri yang merupakan hasil dari proses belajar berdasarkan pengalaman yang
siswa dapatkan.

Pembelajaran menurut pendekatan konstruktivisme lebih mengutamakan


dalam membantu siswa menghayati pembelajaran, membentuk kembali dan
menginformasikan informasi baru. Sehingga guru harus dapat membantu siswa
dengan menghargai inisiatif dan kreatifitas siswa. Guru juga harus memberi
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan siswa lain maupu dengan guru.
Jadi pada intinya dalam pembelajaran, siswa harus aktif dan menjadi subyek agar
siswa mampu menyusun fakta pengalaman belajarnya untuk disesuaikan dengan
lingkungan.

Brooks dan Brooks dalam Suciati (2019) mengungkapkan perbandingan


antara kelas tradisioal dan konstruktivisme adalah sebagai berikut:

Kelas tradisioal:

a. Kurikulum ditampilkan dari bagian-bagian menuju keseluruhan, dengan titik


berat pada keterampilan dasar.
b. Ketaatan yang tinggi pada kurikulum yang ditetapkan sangat dihargai.
c. Aktivitas belajar sangat tergantung pada buku pelajaran / panduan.
d. Siswa dipandang atau dianggap sebagai kertas kosong yang harus diisi
informasi oleh guru.
e. Guru bersikap sebagai pengajar yang siap mentransfer informasi kepada
siswa.
f. Pengajar biasanya mencari jawaban yang benar sebagai upaya untuk
memvalidasi proses belajar siswa.
g. Evaluasi pembelajaran siswa dipandang sebagai proses terpisah dari tugas
mengajar sehingga hamper semua evaluasi dilakukan melalui testing.
h. Siswa lebih banyak bekerja / belajar sendiri.
Kelas konstruktivisme:

a. Kurikulum ditampilkan dari keseluruhan ke bagian-bagian, dengan titik berat


pada konsep-konsep besar.
b. Upaya mengundang pertanyaan dari siswa sangat diharapkan / dihargai.
c. Aktivitas belajar tergantung pada sumber data utama dan materi yang dapat
dimanipulasi siswa.
d. Siswa dipandang sebagai pemikir yang siap memunculkan teori-teori tentang
dunia.
e. Guru bersikap interaktif, sebagai mediator lingkungan bagi siswanya.
f. Pengajar mencari tahu sudut pandang siswanya, agar dapat memahami
persepsi/ konsepsi siswa saat ini, yang nantinya bisa digunakan pada pelajaran
berikutya,
g. Evaluasi proses belajar siswa dijalinkan dengan proses mengajar dan
dilaksanakan melalui observasi pengajar terhadap siswanya pada saat belajar,
juga dilakukan dengan praktek kerja/ pameran hasil kerja sisa dan portofolio
siswa.
h. Siswa dibiasakan untuk belajar /bekerja dalam kelompok.

2. Identifikasi strategi pembelajaran yang telah dilakukan Bu Lia dalam


pembelajaran sesuai dengan pandangan Vigotsky!

Jawab:

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan oleh Bu Lia, maka


identifikasi strategi pembelajaran yang sesuai dengan pandangan Vigotsky adalah
sebagai berikut:

a. Peranan guru dalam memberi perhatian dan memanfaatkan pengetahuan awal


siswa.
Pada pembelajaran yang dilakukan oleh Bu Lia, terlihat bahwa pada awal
pembelajaran Bu Lia bertanya kepada 5 siswa tentang bentuk-bentuk daun, dan
hasil dari tanya jawab tersebut menunjukkan 3 siswa yang ditanya oleh Bu Lia
tidak dapat menjawab dengan benar, bahkan ada seorang siswa yang tidak
mengetahui maksud bentuk daun.
Aktivitas Bu Lia tersebut sangat penting dilakukan karena digunakan
untuk menggali pengetahuan awal siswa, yang akan dapat dimanfaatkan oleh
guru untuk memberikan konfirmasi kepada siswa lain yang pengetahuan awal
tentang materi yang akan dipelajari belum terbentuk. Hal ini akan
membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk mempelajari hal baru yang
belum mereka mengerti.
Pembelajaran yang bermakna akan sangat mengena pada siswa sampai
siswa dewasa dan terjun di lingkungan masyarakat. Pembelajaran bermakna ini
harus diawali dengan cara yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa,
sehingga proses pembelajaran selanjutnya akan selalu menarik perhatian siswa.
Agar siswa tidak bosan, guru dapat membawa siswa ke keadaan lingkungan
yang nyata.
b. Membangun komunikasi yang kondusif.
Pada pembelajaran yang dilakukan Bu Lia, hal ini terlihat saat Bu Lia
bertanya jawab dengan siswa kemudian mengajak siswa untuk pembelajaran
di luar kelas, dan selanjutnya memberi kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok kecil. Setelah berdiskusi anak diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Komunikasi yang baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan
siswa lain dengan tidak adanya tekanan fisik dan psikis membuat anak senang
dalam pembelajaran. Jika anak sudah merasa senang, maka anak pasti akan
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran untuk menambah pengetahuan
dan pengalamannya. Tentunya dengan pengetahuan dan pengalaman yang
semakin banyak akan memaksimalkan dalam hasil pembelajaran.
Hal yang penting juga untuk dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
adalah memberi dukungan dan dorongan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuannya secara mandiri. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dengan temannya dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas
merupakan dukungan guru kepada siswa untuk bisa berpendapat, dan
menyampaikan ide serta gagasannya. Kegiatan ini dapat menjadikan siswa
terbentuk rasa percaya diri dan ingin selalu aktif dalam pembelajaran.
c. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan kaidah dunia ilmiah.
Hal ini terlihat dari keseluruhan rangkaian pembelajaran yang dilakukan
oleh Bu Lia. Dari awal pembelajaran saat penggalian pengetahuan awal siswa,
tanya jawab, kegiatan luar kelas, diskusi dalam kelompok kecil, presentasi
sampai pada membuat rangkuman dari materi yang telah dipelajari sudah
terencana dengan baik dan sesuai dengan kaidah dunia ilmiah.
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran selalu mengarahkan proses
pembelajaran siswa namun siswa berusaha mencari dan menggali pengetahuan
baru dari lingkungan sekitar mereka hingga siswa dapat membuat kesimpulan.
Pada dunia ilmiah, pengetahuan memang tidak langsung diberikan kepada
siswa, tetapi harus ada langkah-langkah dan proses yang terencana untuk
membentuk pengetahuan baru.

3. Bagaimana penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran dan


jawablah berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Bu Lia
dalam pembelajaran!

Jawab:

Pada proses pembelajaran dengan penerapan konstruktivisme, langkah-


langkah yang harus diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru mengkomunikasikan tujuan dan manfaat
dari mempelajari topik dan tugas-tugas agar siswa termotivasi dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
b. Kegiatan Inti
1) Guru memberi perhatian dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa.
2) Penekanan kepada pengalaman belajar autentik (terpercaya/nyata) dan
bermakna.
- Elisitasi, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan ide atau gagasannya tentang materi yang dipelajari,
melalui diskusi, tanya jawab, menciptakan sesuatu, atau bentuk
pengungkapan lain.
- Rekonstruksi Ide, yaitu memberi kesempatan untuk menyempurnakan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, berdasarkan hasil
diskusi, eksplorasi, serta informasi baru yang dikumpulkan.
- Menggunakan ide baru dalam banyak situasi. Ide baru yang dibentuk
oleh siswa diterapkan dalam berbagai situasi sehingga siswa yakin akan
ide yang baru dikonstruksi tersebut.
3) Adanya hubungan social yang kondusif.
4) Adanya dorongan agar siswa mampu untuk mandiri.
5) Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang apa dan bagaimana
dunia ilmiah.
c. Penutup
Pada kegiatan penutup dapat dilakukan tinjauan kembali tentang proses
rekonstruksi ide yang telah dihayati siswa, serta tindak lanjut dari konstruksi
ide tersebut.

Sumber Referensi:

Suciati, dkk. 2019. Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka
https://openheartacademic.blogspot.com/2017/12/identifikasi-proses-
pembelajaran-yang.html

https://text-id.123dok.com/document/4zp1l66rz-perbandingan-pembelajaran-
tradisional-dan-pembelajaran-konstruktivistik.html

http://kumpulanartikelmahasiswa.blogspot.com/2014/11/pembelajaran-
tradisional-trasitional.html

Anda mungkin juga menyukai