OLEH
KELOMPOK 11
ARSYAD 20500117043
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Model Pembelajaran“Model Pembelajaran
Discovery dan Inquery“
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan.
Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain,
inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara
lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung
proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema
sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
a. Apa pengertian pembelajaran discovery learning
b. Apa tujuan pembelajaran discovery learning
c. Bagaimana strategi-strategi dalam pembelajaran discovery learning
d. Bagaimana peranan guru dalam pembelajaran discovery learning
e. Apa kelemahan dan kelebihan model pembelajaran discovery learning
f. Bagaimana aplikasi pembelajaran discovery learning di kelas
g. Apa pengertian model pembelajaran inkuiri
h. Apa prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri
i. Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri
j. Bagaimana macam-macam model pembelajaran inkuiri
k. Bagaimana karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran inkuiri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Bell (1978) belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagia hasil
dari siswa memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi
sedemikian sehingga ie menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan,
siswa dapat membuat perkiraan (conjucture), merumuskan suatu hipotesis dan
menemukan kebenaran dengan menggunakan prose induktif atau proses dedukatif,
melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi.
Dalam pembelajaran discovery learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan
dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat
Maier (Winddiharto:2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan,
atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri.
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
mneggunakan ide-ide orang lain.
a. Strategi Induktif
Strategi ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian data atau contoh khusus dan
bagian generalisasi (kesimpulan). Data atau contoh khusus tidak dapat digunakan
sebagai bukti, hanya merupakan jalan menuju kesimpulan. Mengambil kesimpulan
(penemuan) dengan menggunakan strategi induktif ini selalu mengandung resiko,
apakah kesimpulan itu benar ataukah tidak. Karenanya kesimpulan yang ditemukan
dengan strategi induktif sebaiknya selalu mengguankan perkataan “barangkali” atau
“mungkin”.
b. Strategi deduktif
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah
pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan
menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.
c. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan
simbolik.
5. Menimbulakan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat
1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara
guru dengan siswa
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa (Suciati & Prasetya
Irawan dalam Budiningsih, 2005:50).
Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak
didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Stimulation
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini
Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi
internal yang mendorong eksplorasi.
e) Verification (pentahkikan/pembuktian).
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan,
atau penyelidikan. Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006).
Dengan melihat kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2.Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip Bertanya
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal. Belajar yang hanya cenderung menggunakan otak kiri dengan memaksa anak
untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa.
Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak
kanan.
5.Prinsip Keterbukaan
1. Kelebihan
a) Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
2. Kekurangan
b) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
1) Inkuiri Induksi
Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri
oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari.
2) Inkuiri Deduksi
Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa
dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan dalam
proses pemecahan masalah
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry
adalah sebagai berikut:
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri
(self believe).