Dosen pengampu :
Surti zahra SE.MM
Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya
yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta
ditarik kesimpulannya. Beberapa definisi variabel menurut para ahli :
1. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain.
2. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
3. Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
a. Macam – macam Variabel Menurut hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain, maka macammacam variabel penelitian yaitu:
1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini biasa disebut juga variabel
eksogen. 2. Variabel Dependen Variabel dependen disebut juga variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat disebut juga varabel indogen.
3. Variabel moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan
dependen.
4. Variabel intervening Menurut Tuckman (1988), “An intervening variabel is that
faktor that theoritically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure,
or manipulated.” Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan atara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak
dapat diamati dan diukur. Variabel ini adalah variabel penyela/antara yang terletak
dianatara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
5. Variabel kontrol Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan, bila akan
melakukan penilitian
PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma adalah cara pandang atau melihat sesuatu yang hidup dalam diri seseorang dan
mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas sekitarnya. Paradigma penelitian
merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap
fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang dikonstruksi
sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Istilah paradigma pertama
kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert
Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang
dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang kemudian
menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi tersebut dipertegas oleh Friedrichs
(1980), sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer, dengan menyatakan paradigma sebagai
pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan. Norman K. Denzin
membagi paradigma kepada tiga elemen yang meliputi; epistemologi, ontologi, dan
metodologi.
1. Epistemologi mempertanyakan tentang bagimana cara kita mengetahui sesuatu, dan apa
hubungan antara peneliti dengan pengetahuan.
2. Ontologi berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas.
3. Metodologi memfocuskan pada bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan
Dari definisi dan muatan paradigma ini, Zamroni mengungkapkan tentang posisi paradigma
sebagai alat bantu bagi ilmuwan untuk merumuskan berbagai hal yang berkaitan dengan; (1)
apa yang harus dipelajari; (2) persoalan-persoalan apa yang harus dijawab; (3) bagaimana
metode untuk menjawabnya; dan (4) aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan informasi yang diperoleh. Secara umum, paradigma penelitian
diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pendekatan kuantitatif dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte
(1798-1857), sedangkan penelitian kualitatif dibangun berlandaskan paradigma
fenomenologis dari Edmund Husserl. (1859-1926). Pendekatan kuantitatif merupakan satu
pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah
satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Paradigma
ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), eksperimental (experimental),
atau empiris (empiricist).