Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR PRINSIP ASURANSI JIWA

Mata Kuliah : Asuransi


syari’ah
Dosen Pengampu :
Ikin ainul yakin M,E
Anggota kelompok:

1. Ahmad Puady
2. Putri Lailaturrohmah
3. Adinda Indriyani
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ilmiah tentang pengertian,tujuan dan fungsi ilmu pengetahuan dalam pandangan islam

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu

kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik

dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pengantar prinsip asuransi jiwa ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Serang, 14 Februari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.................................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................5
1. Mengenal Asuransi Jiwa................................................................................................................5
2. Kontrak Asuransi.........................................................................................................................11
3. Polis Asuransi Jiwa......................................................................................................................13
4. Aspek Teknis Asuransi Jiwa..............................................................................................................16
5. Produk Asuransi jiwa........................................................................................................................20
6. operasional Asuransi Jiwa ..............................................................................................................22
Kesimpulan.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Asuransi jiwa adalah salah satu jenis asuransi dengan memberikan sejumlah uang
pertanggungan terhadap meninggalnya pihak tertanggung kepada kepada salah satu anggota
keluarga atau orang yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi
(Setiawati, dkk., 2019). Salah satu tujuan seseorang memilih program asuransi jiwa adalah
untuk memperoleh proteksi berupa uang pertanggungan yang ketika tertanggung meninggal
atau tidak produktif bekerja uang pertanggungan tersebut dapat mencukupi kehidupan pokok
keluarganya. Dalam kalkulasi perhitungannya, jika seorang tertanggung membayar premi
tunggal (sekali bayar) maka premi tunggal yang harus dibayarkan dalam jumlah yang besar.
Dalam masalah ini seorang tertanggung yang memiliki penghasilan yang berkecukupan tidak
mampu membayar premi tunggal tersebut. Sehingga solusi yang dapat ditawarkan adalah
pembayaran premi yang dilakukan secara berkala dengan nilai yang tetap dan terjangkau bagi
seorang tertanggung dengan penghasilan berkecukupan.

Dalam asuransi jiwa pembayaran dilakukan terlebih dahulu oleh pihak tertanggung dengan
periode yang ditentukan sebelum mendapatkan uang santunan. Karena pembayaran yang
terlebih dahulu dilakukan sebelum mendapatkan uang santunan, sehingga dengan faktor
diskon, probabilitas 2 hidup, serta probabilitas meninggal dalam nilai tunai anuitas hidup
sementara akan menentukan besar premi yang dibayarkan pihak tertanggung. Anuitas adalah
sederetan pembayaran dalam jumlah tetap, dengan pembayaran dilakukan berkala serta jangka
waktu tetap (Futami, 1993). Dengan pengertian tersebut, anuitas memiliki peranan yang
penting dalam mengatasi permasalahan diatas. Dengan demikian, premi tunggal (premi sekali
bayar) dapat dibayarkan secara berkala dengan jumlah yang tetap serta berkelanjutan sampai
habis masa kontrak. Premi yang dibayarkan secara berkala dapat dilakukan dengan dua cara
aitu premi tahunan dan premi pecahan.

1.2 Rumusan masalah


Dengan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan tentang mengenal
asuransi jiwa, kontrak asuransi, polis asuransi jiwa, aspek teknis asuransi jiwa, produk
asuransi jiwa, dan oprasional asuransi jiwa.

3
1.3 Tujuan
Dengan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah
bagaimana cara untuk mengenal asuransi jiwa, kontrak asuransi, polis asuransi jiwa, aspek
teknis asuransi jiwa, produk asuransi jiwa, oprasional asuransi jiwa.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Mengenal Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah salah satu jenis asuransi dengan memberikan sejumlah uang
pertanggungan terhadap meninggalnya pihak tertanggung kepada kepada salah satu
anggota keluarga atau orang yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan
dalam polis asuransi (Setiawati, dkk., 2019). Salah satu tujuan seseorang memilih
program asuransi jiwa adalah untuk memperoleh proteksi berupa uang
pertanggungan yang ketika tertanggung meninggal atau tidak produktif bekerja
uang pertanggungan tersebut dapat mencukupi kehidupan pokok keluarganya.
Dalam kalkulasi perhitungannya, jika seorang tertanggung membayar premi
tunggal (sekali bayar) maka premi tunggal yang harus dibayarkan dalam jumlah
yang besar. Dalam masalah ini seorang tertanggung yang memiliki penghasilan
yang berkecukupan tidak mampu membayar premi tunggal tersebut. Sehingga
solusi yang dapat ditawarkan adalah pembayaran premi yang dilakukan secara
berkala dengan nilai yang tetap dan terjangkau bagi seorang tertanggung dengan
penghasilan berkecukupan.

Salah satu jenis dari asuransi jiwa adalah asuransi jiwa dwiguna. Asuransi jiwa
dwiguna merupakan senis asuransi jiwa dengan pihak tertanggung akan tetap
menerima uang pertanggungan, baik pihak tertanggung meninggal selama masa
asuransi jiwa maupun setelah masa asuransi jiwa (Hasyim, 2009). Apabila pihak
tertanggung dalam asuransi jiwa dwiguna tutup usia dalam jangka waktu asuransi
atau setelah akhir jangka waktu asuransi sesuai polis, maka pihak tertanggung akan
menerima proteksi berupa finansial. Asuransi jiwa dwiguna merupakan asuransi
jiwa yang mengatasi kelemahan asuransi jiwa berjanggka serta asuransi jiwa
endowment murni. Dalam asuransi jiwa berjangka, tertanggung tidak akan
memperoleh uang pertanggungan jika tertanggung tatap 3 dalam kondisi normal
tanpa mengalami musibah kecelakaan ataupun kematian. Sedangkan pada asuransi
jiwa endowment murni, tertanggung tidak akan memperoleh uang pertanggungan
apabila pihak tertanggung mengalami musibah kecelakaan seta kamatian dalam
jangka waktu asuransi. Dari kelemahan kedua asuransi jiwa tersebut, asuransi jiwa
dwiguna mengatasi kelemahan – kelemahan tersebut dengan tetap memberikan
uang pertanggungan kepada pihak tertanggung walaupun tertanggung mengalami
kematian sebelum maupun sesudah masa kontrak.

5
INDUSTRI ASURANSI JIWA,KESEHATAN DAN ANUITAS

1. Asuransi Jiwa : memberikan manfaat meninggal dunia


2. Asuransi anuitas : memberikan manfaat pembayaran berkala
3. Asuransi kesehatan :memberikan penggantian biaya rumah sakit atau proteksi kehilangan
pendapatan

Selain itu perusahaan asuransi jiwa juga dapat memperluas usahanya pada kegiatan usaha
berbasis imbalan jasa dalam bentuk administrative service only (ASO) dalam rangka
employee benefit

BENTUK ORGANISASI

Bisnis secara umum


1. Perusahaan perorangan (sole proprietorship)
2. Persekutuan (partnership) antara dua orang atau lebih dalam bentuk CV (commanditaire
vennotschaap) atau firma
3. Perseroan terbatas (corporaion)

Asuransi Jiwa
1. Perseruan terbatas(stock company)
Dimiliki pemegang saham dan membagikan keuntungan dalam bentuk dividen
2. Usaha bersama (mutual company)
Dimiliki pemegang polis dan membagikan keuntungan dalam bentuk dividen polis
3. Fraternal benefit society
Organisasi masyarakat yang memberikan santunan kepada anggota layaknya asuransi
jiwa
Di Indonesia, badan hokum usaha bersama tidak diberikan lagi selain yang sudah
ada(AJB Bumiputera) badan hukum lain yang dibolehkan di Indonesia adalah koprasi.

STOCK DAN MUTUAL


STOCK
 Dimiliki stockholder (pemegang saham)
 Berhak mendapatkan dividen

6
JENIS PEMEGANG SAHAM
 Common (punya hak suara,dividen tidak dijamin).
 Preferred (tidak punya suara,dividen dijamin)

MUTUAL
Dimiliki oleh pemegang polis yang memiliki hak.
 Membership rights – ownership rights
 Policy rights – conteractual rights

KEMAJUAN INDUSTRI JASA KEUANGAN


Kemajuan industri jasa keuangan ditandai dengan terjadnya
konpergensi ,konsolidasi,dan globalisasi .

KONVERGENSI
Perubahan pradigma dimana satu lembaga jasa keuangan dapat melayani berbagai
macam kebutuhan sekaligus .

KONSOLIDASI
Dua atau lebih perusahaan bergabung dan bekerja sama dalam menjalankan bisnisnya
(marger atau akusisi )

GLOBALISASI
Perusahaan jasa keuangan telah mulai secara global

KARAKTERISTIK INSURABLE RISK DAN PROSES SELEKSI RESIKO AWAL


 Karakteristik Insurable Risk

1. Kerugian terjadi secara kebetulan (fortuitous)


2. Kerugiannya rill atau nyata (definite)
3. Kerugian harus berarti (significant)
4. Tingkat kerugian harus dapat diperkirakan atau diprediksi (predictable)
5. Kerugian tidak merupakan bencana bagi penanggung (non-katastropik)

 Proses Seleksi Resiko Awal

7
1. Identifikasi
 Bahaya fisik (physical hazard)
 Bahaya moral (moral hazard)

2. Klasifikasi
 Resiko lebih baik (preferred)
 Resiko standar
 Resiko dibawah standard (substandard)
 Resiko buruk (declined)

8
2. Kontrak Asuransi

Kontrak asuransi merupakan kontrak kondisional artinya insurer diwajibkan


membayar atau menanggung kerugian jika pihak insured telah memenuhi
kewajibannya membayar sejumlah premi. Hal ini sebagai konsekuensi dari sifat
kontrak asuransi yang bersifat unilateral.

PERSYARATAN UMUM KONTRAK

1. Mutual Assent- Harus ada manifestasi kesepakatan bersama atas syarat-syarat


kontrak masing-masing pihak.
2. Contractual Capacity- Masing-masing pihak dalam kontrak harus memiliki
wewenang atau kompetensi hukum untuk berkontrak (kecuali orang dibawah
umur, orang yang secara mental tidak mampu,orang dibawah pengaruh alcohol
atau obat-obatan, narapidana, orang asing).
3. Legally Adequate Consideration- Masing-masing pihak dalam kontrak harus
saling memberi dan menerima sesuatu yang bernilai sama.
4. Lawful Purpose- Kontrak tidak bertentangan dengan hukum.

TIPE KONTRAK ASURANSI

1. Informal (vs. formal) karna kekuatan hukumnya tidak tergantung dari


bentuk tertulis tetapi lebih kepada pemenuhan syarat mutlak yang
menyebabkan kontrak memiliki kekuatan hukum.
2. Unilateral (vs. bilateral) karna asuransi merupakan kontrak satu sisi di
mana kontrak hanya dapat dibayar jika premi dibayar tetapi pemegang
polis tidak pernah berjanji untuk melakukan pembayaran.
3. Aleatori (vs. komutatif) karna pelaksanaan janji penanggung untuk
membayar uang pertanggungan tidaklah pasti, tergantung pada kapan
peristiwa yang tidak pasti itu akan terjadi (tertanggung meninggal
dunia).
4. Adhesi (vs. bargaining) karna pemegang polis tidak diperkenankan ikut
serta dalam menentukan syarat-syarat umum polis
.

9
3. Polis Asuransi Jiwa

Polis asuransi adalah istilah untuk menyebut kontrak perjanjian kerjasama secara
tertulis antara perusahaan penyedia asuransi (penanggung asuransi) dengan
nasabah pemegang polis. Semua kontrak asuransi, apakah itu asuransi jiwa,
asuransi kesehatan hingga asuransi kerugian, disebut dengan nama polis asuransi.
Isi perjanjian kerjasama yang dimuat dalam Asuransi adalah kesepakatan bahwa
Penyedia Asuransi bersedia menanggung risiko yang dimiliki oleh Tertanggung
yang namanya tertera dalam polis, dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Untuk mendapatkan perlindungan Asuransi dari pihak Penyedia Asuransi ,
Pemegang Polis wajib membayar sejumlah Biaya Premi yang telah disepakati.

Di dalam Polis Asuransi juga memuat Syarat Umum Polis, perincian hak dan
kewajiban Penyedia Asuransi, Pemegang Polis, jangkauan Manfaat Asuransi yang
diberikan, pasal yang menyebut pengecualian proteksi, pasal yang menyebut hal-
hal yang bisa membatalkan Polis. Selain itu, dalam Polis Asuransi biasanya
dilampirkan juga lembar Pertanggungan, Ketentuan Khusus, juga salinan Surat
Permohonan Asuransi (Surat Klaim).

Polis Asuransi termasuk dokumen penting yang memiliki kekuatan hukum. Maka
itu, kamu wajib menyimpannya di tempat khusus yang bisa dengan mudah kamu
akses ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, misalnya ketika hendak mengklaim
Asuransi.

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS (1)

 Entire contract (kontrak keseluruhan) – polis bersama SPAI beserta surat


keterangan lainnya jika dilampirkan akan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari polis.
 Incontestability (tidak dapat disanggah)- polis tidak dapat disanggah
kebenarannya setelah pertarungan berjalan aktif selama 2 tahun berturut-turut.
 Grace period (masa tenggang)- batas waktu tenggang selama 31 hari untuk
pembayaran premi lanjutan terhitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran, dan
pertanggungan tetap inforce selama periode tersebut.
 Non-forfeiture benefits (dari manfaat nilai tunai)

Cash value (nilai-nilai)- pemegang polis dapat mengambil nilai tunai dan polis
menjadi batal.

10
 Reduced paid up insurance- nilai tunai digunakan sebagai premi
tunggal untuk membeli asuransi bebas premi yang sama dengan polis
semula.
 Extended term insurance- nilai tunai digunakan untuk membeli
asuransi jiwa berjangka dengan jumlah uang pertanggungan yang sama
dengan polis semula.
 Automatic premium loan (pinjaman polis otomatis)- asuransi secara
otomatis akan membayar tunggakan premi dengan cara melakukan
pinjaman polis terhadap nilai tunai polis.

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS (2)

 Policy loan (pinjaman polis) –hak pemegang polis untuk meminjam uang dari
asuransi dengan menggunakan nilai tunai sebagai agunan.
 Reinstatement- pemulihan polis yang lapse dengan memenuhi persyaratan
evidence of insurability dan monetary.
 Mistatement of age (kekeliruan menyatakan usia)- dengan kesalahan usia
prinsipnya polis tetap berlaku namun perlu dilakukan penyesuaian premi atau
uang pertanggungan .
 Dividen- jika terdapat fitur dividen pada produk, maka pilihan pemanfaatan
dividen harus dicantumkan di dalam polis.
 Perubahan jenis polis asuransi- ketentuan yang memperbolehkan pemegang
polis mengubah ke polis yang lebih baik untuk memenuhi perubahan
kebutuhan pemegang polis.

KETENTUAN PENGECUALIAN

SUICIDE CLAUSE
Bunuh diri dari tertanggung yang terjadi dalam dua tahun masa berlaku polis sejak
penerbitan aau emulihan tidak akan ditanggung. Untuk syariah pengecualian ini
akan berlaku selamanya.

WAR EXCLUSION
Tidak akan membayar klaim karna tertanggung terlibat sebagai anggota militer
atau karna akibat langsung dari perang.

AVIATION EXCLUSION
Tidak akan membayar klaim karna penerbangan militer atau pesawat percobaan.

11
4. Aspek Teknis Asuransi Jiwa

PEMBENTUKAN DANA KEMATIAN

Sudah menjadi tradisi masyarakat kita, apabila ada kerabat yang meninggal dunia
kita memberikan sumbangan sukarela sebagai santunan yang jumlahnya tidak
menentu. Model pendanaan tersebut tidak menentukan baik besaran sumbangan
maupun total santunan yang diterima.

 Risk Pooling
Menggabungkan kontribusi dari banyak individu yang berpotensi memiliki
resiko kerugian untuk membayar biaya bagi beberapa orang yang benar-
benar mengalami kerugian.

 Hukum Bilangan Besar


Semakin sering kita mengamati peristiwa non-random tertentu, semakin
besar kemungkinan besar bahwa hasil pengamatan kita akan mendekati
probabilitas “benar” bahwa peristiwa itu akan terjadi.

PENTINGNYA UNDERWRITING YANG BAIK

 Antiseleksi
Kecenderungan orang yang percaya bahwa mereka memiliki kemungkinan
kerugian yang lebih besar dari rata-rata untuk mencari perlindungan
asuransi ke tingkat yang lebih besar daripada mereka yang percaya bahwa
mereka memiliki kemungkinan kerugian rata-rata atau kurang dari rata-rata.

 Persistensi
Retensi bisnis yang terjadi ketika polis asuransi tetap berlaku sebagai akibat
dari pembayaran lanjutan premi renewal.

FAKTOR PENILAIAN RESIKO

 Medical
 Build
 Personal medical
 Family medical
 Tobacco
12
 Alcohol and Substance

 Personal
 Occupation
 Moral hazard
 Avocation and Hobbies
 Aviation
 Internasional residence
 Driving history

 Financial
 Financial profile
 Insurable interest

GROUP UNDERWRITING

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam grup underwriting adalah:

 Reason for the group’s existence


 Type of the group
 Size of the group
 Turnover of group membership
 Participation by group members
 Geoghraphic location
 Nature of business
 Employee clasees
 Age
 Gender
 Excpected persistency
 Prior coverage and claim experience

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN PREMI dan PRINSIP-PRINSIP


PENETAPAN TARIF PREMI

 Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran premi


 Besarnya uang pertanggungan
 Usia
 Jenis kelamin
13
 Masa asuransi
 Riwayat kesehatan
 Persistensi
Pada asuransi kumpulan, premi juga dipengaruhi oleh klaim periode sebelumnya dan
kompetisi.
 Prinsip-prinsip penetapan tarif premi
 Kecukupan
 Kewajaran dan keadilan
 Persaingan
 Strategi perusahaan

ELEMEN PENENTUAN TARIF PREMI

Tarif premi asuransi jiwa dibangun atas tiga elemen utama yaitu tingkatbmortalita,
tingkat bunga dan biaya, dengan menggunakan prinsip dasar hak atau yang diterima
sama dengan kewajiban atau yang dikeluarkan. Dalam menentukan premi suatu produk
asuransi jiwa, digunakan persamaan nilai sekarang dari manfaat yang akan dibayar
pada masa yang akan datang sama dengan nilai sekarang dari premi-premi yang akan
diterima.

14
5. Produk Asuransi Jiwa

Produk-produk asuransi jiwa pada umumnya berbentuk asuransi berjangka waktu


satu tahun dan dapat diperpanjang yang dalam bahasa asuransinya kita kenal
dengan terminology yearly renewable term (RT) insurance plan.

PRODUK ASURANSI JIWA BERJANGKA

 Berjangka tetap
Uang pertanggungan tetap sama selama masa asuransi
 Berjangka menurun
Uang pertanggungan berkurang sesuai dengan berlalunya masa asuransi.
 Berjangka meningkat
Uang pertaggungan meningkat setiap tahun atau periode tertentu sesuai
dengan yang diperjanjikan.

ASURANSI JIWA DWIGUNA (endowment)

Asuransi dwiguna adalah proteksi yang memberikan jumlah uang


pertanggungan saat tertanggung meninggal dalam periode tertentu, sekaligus
memberikan seluruh uang pertanggungan jika ia masih hidup pada masa akhir
pertanggungan. Produk ini berguna bagi calon pemegang polis yang ingin
tertanggung terlindungi dari dampak keuangan karena kematian dini.

ASURANSI JIWA BERUNSUR TABUNGAN DAN GENERASI BARU


 Universal life insurance
 Unbundled pricing factors : biaya mortalita, bunga, biaya
 Fleksibilitas : uang pertanggungan dan premi
 Variable life insurance
Premi tetap namun uang pertanggungan bias berubah sesuai kinerja
investasi sub account
 Unit link

PRODUK ANUITAS

15
 Berdasarkan awal pembayaran manfaat
 Immediate annuity
 Deferred annuity
 Berdasarkan jaminan manfaat
 Fixed annuity
 Variable annuity
 Berdasarkan opsi pembayaran
 Life annuity
 Annuity certain

16
6. Oprasional Asuransi Jiwa

LINGKUP OPRASIONAL ASURANSI JIWA(1)

 Forming and organizing


Membahas mengenai dampak peraturan dan factor lainnya, prosedur untuk
memulai bisnis dan struktur organisasi secara umum termasuk persyaratan
permodalan

 Assessing customer needs


Membahas respon terhadsap pasar dengan menentukan: (1) segmen pasar
yang menjadi focus, (2) mempelajari segmen pasar untuk menentukan tipe
resiko nasabah dan (3) menentukan strategi pemasaran .

 Developing products
Membahas proses pengembangan produk dari ide, menguji ide untuk
melihat marketibality dan feasibility, dan produk desain. Proses selanjutnya
adalah membangun struktur pricing yang financialy sound dan kompetitif,
menentukan jalur distribusi, strategi pemasaran, dan memastikan semua
telah sesuai dengan peraturan yang ada.

 Distributing products
Membahas karakteristik jalur distribusi: agen, independent producer,
broker/dealer, bank, direct response dan home office support.

LINGKUP OPRASIONAL ASURANSI JIWA (2)

 Administering products
Membahas sejak proses aplikasi, underwriting, penerbitan polis, CS, dan
klaim. Juga termasuk underwriting guidline agar keputusan fair dan
konsisten serta pelayanan pasca penerbitan polis.

 Managing information
Membahas requirement informasi dan system informasi yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi.
17
 Ensuring corporate success
Membahas etika dan kewajiban secara hukum perusahaan untuk
memastikan tanggung jawab dan beroprasi untuk jangka panjang dalam
rangka memenuhi komitmen keuangan kepada pemegang polis dan
pemegang saham.

RESIKO DALAM ASURANSI JIWA


 Market risk
Resiko pada posisi asset, liabilitas, ekuitas, dan /atau rekening
administrative termasuk transaksi derivative.

 Credit risk
Resiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
perusahaan asuransi.

 Liquidity risk
Resiko akibat ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi
liabilitas yang jatuh tempo dari sumber penandaan arus kas dan /atau dari
asset likuid yang dapat dengan mudah di konfersi menjadi kas tanpa
mengganggu aktifitas dan kondisi keuangan perusahaan asuransi.

 Legal risk
Resiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan atau pelemahan aspek
hukum.

 Strategic risk
Resiko akibat ketidak tepatan dalam pengambilan dan atau pelaksanaan
suatu keputusan strategis serta kegagalan mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

 Oprational risk
Resiko akibat ketidak cukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan system, dan atau adanya kejadian eksternal
yang mempengaruhi oprasional perusahaan asuransi.

ALIANSI STRATEGIS

TUJUAN
18
 Mendapatkan akses ke pasar yang baru.
 Mendapatkan saluran distribusi baru.
 Meningkatkan profitabilitas oprasional yang ada.
 Meningkatkan layanan pelanggan.
 Memperluas lini produk.

BENTUK KERJASAMA
 Joint penture
Bekerja sama dalam proyek tertentu untuk jangka waktu tertentu.
 Partnership
Mengumpulkan dana dan talent bersama serta berbagi keuntungan
dan kerugian perusahaan.

REGULASI INDUSTRI ASURANSI JIWA


Tujuan utama regulasi industry asuransi adalah untuk melindungi
konsumen yang mencakup:

 Solvency laws
 Asset, reserve, capital, dan surplus requirement
 Financial statement review
 Financial condition examinations
 Market conduct laws
 Lincensing of insurance producer
 Policy forms
 Promotion
 Sales practices
 Consumers privacy
 Complaint manageman.

19
KESIMPULAN

a) Seperti dalam perjanjian pada umumnya, maka perjanjian


asuransi jiwa terbentuk sejak adanya kata sepakat atau
konsensus antara pengambil asuransi dengan penanggung,
dan sejak saat itu pula timbul hak dan kewajiban d i
antara para pihak tersebut.
b) Adanya p olis dalam perjanjian .asuransi jiwa sangat
penting, dalam kedudukannya sebagai dasar pelaksanaan
hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Disamping
itu polis dapat digunakan sebagai alat bukti,. apabila
terjadi sengketa diantara para pihak, baik sengkata
yang berhubungan dengan pembentukan perjanjian maupun
sengketa mengenai hak dan kewajiban yang timbul dari
perjanjian aeuransi jiwa tersebut.
c) Di dalam perjanjian asuransi jiwa, pihak penanggung dapat
membatalkan perjanjian yang telah dibuat, apabila
terbukti adanya kesengajaan yang merupakan itikad buruk dari
pengambil asuranai atau orang yang herkepentinganatas uang
pertanggungan, dengan memperb«rat resiko yang menjadi heban
penanggung.
d) Di dalam perjanjian asuransi jiwa, pihak penanggung dapat
membatasi atau membatalkan tanggung jawabnya untuk
membayar uang pertanggungan, apabila terbukti tertanggung
meninggal dunia karena bunuh d ir i, dipidana mati , berkelahi
tanding, karena kesalahan pengambil asuransi. atau kesalahan
tertunjuk, dan mungkin sebab-sebab kematian tertanggung yang
lain yang tergantung atas pen ilaian dan pertimbangan
penanggung

20
DAFTAR PUSTAKA

Bowers, N., Gerber, H., Hickman, J., & Jones, D. (1997).


Actuarial Mathematics. Society of Actuaries.

Futami, T. (1988). Matematika Asuransi Jiwa Bagian 1


(G. Herliyanto, Penerjemah). Tokyo: Incorporated
Foundation Oriental Life Insurance Development Center.

Klein, P., & Moeschberger, L. (2005). Survival Analysis:


Techniques for Censored and Truncated Data 2nd Edition.
Springer.

Dasar-dasar Asuransi : Jiwa, Kesehatan, dan Anuitas


(2011), Kasir Iskandar, Muhammad Noor Fuad, Faustinus
Wirasadi, Ketut Sendra, Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia (AAMAI), Jakarta.

Insurance Company Operations, Third Edition (2012),


Jo Ann S. Appleton, Elizabeth A. Mulligan, Life Office
Management Association (LOMA), Atlanta.

21

Anda mungkin juga menyukai