Dosen Pembimbing
Disusun oleh :
DENI LESTARI : 16120000003
EVA FARIDA : 16120000048
GALIH PRAKOSO : 16120000008
REZA ANANTA BETARIZKI R.W : 16120000053
HENDRI RANDAKA: 16120000060
OMAS TRIO PRAWIRA : 16120000063
GAGAS DWI AJI PRASETYO : 16120000151
Alhamdulillah, segala puji syukur tertuju semata hanya kepada Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ASURANSI”.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan. Untuk itu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat menambah kemampuan dan pengetahuan penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................
Bab II pembahasan..............................................................................................................
Kesimpulan .........................................................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan
perjanjian asuransi dengaii perusahaan asuransi, baik perusahaan asuransi milik negara
maupun milik swasta nasional.
Asuransi sebagai lembaga Keuangan non bank mempunyai peranan penting dalam ikut
membantu pertumbuhan perekonomian Indonesia. Lembaga asuransi sebagaisalah satu
penghimpun dana tidaklah jauh berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, tetapi
asuransi lebih dihadapkan pada resiko ketidakpastian. Dana yang terhimpun dari
penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang bersifat
produktif, sehingga dapat membantu pemerintah dalam pembangunan perekonomian.
Tidak saja masyarakat terlibat dalam asuransi, pihak perbankan dan lembaga-lembaga
keuangan lain bila menerima harta benda, surat-surat berharga yang dijadikan jaminan
atas dana yang disalurkan untuk berbisnis. Bagi usahawan pasti ingin membagi resiko
bila sewaktu-waktu mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan dalam bisnisnya.
Pada dasarnya perusahaan asuransi dalam kegiatannya, secara terbuka engandalkan
penawaran atau menawarkan suatu perlindungan serta harapan pada masa yang akan
datang kepada individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat atau industriindustri
lain, atas kemungkinan mengalami kerugian pada peristiwa yang belum pasti.
3. PENGGOLONGAN ASURANSI
Asuransi dapat di golongkan dalam beberapa bentuk yaitu:
1. Menurut sifat pelaksanaannya, ada dua yaitu:
a. Asuransi sukarela, merupakan asuransi yang pada prinsipnya di lakukan dengan
cara suka rela, dimana semata-mata di lakukan atas keadaan ketidakpastian atau
kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas sesuatu yang di asuransikan tersebut
misalnya : asuransi kecelakaan.
b. Asuransi wajib, merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-
pihak yang terkait, dimana pelaksanaanya di lakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya : asuransi
tenaga kerja.
7. Karena di dalam asuransi terdapat unsur "peristiwa yang belum pasti terjadi" (onzeker
voorval), oleh Pasal 1774 KUHPerdata, asuransi dikelompokkan sebagai perjanjian
untung-untungan (kansovereen-komst). Pada umumnya, para sarjana berpendapat
bahwa ditempatkannya asuransi dalam perjanjian untung-untungan Pasal I774
KUHPerdata
5. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
Prinsip kepentingan yang dapat di asuransikan ( Insurable Interest Principle ), dalam
arti pihak tergantung memiliki suatu kepentingan tertentu yang akan diasuransikan.
Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable Interest Principle), dalam
arti pihak tertanggung memiliki suatu kepentingan tertentu yang akan diasuransikan.
Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan diatur dalam Pasal 250 kitab Undang-
Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa,”Apabila seorang yang telah
mengadakan pertanggungan untuk diri sendiri, atau apabila seseorang, yang untuknya
telah diadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak
mempunyai kepentingan terhadap barang yang dipertanggunkan itu, maka
penanggung tidaklah diwajibkan memberikan ganti rugi”.
Pasal 250 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang mendeskripsikan bahwa
kepentingan yang dilekatkan asuransi harus memenuhi syarat yang diatur dalam Pasal
268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan dapat dinilai dengan uang, dapat
diancam oleh suatu bahaya dan tidak dikecualikan oleh Undang-Undang.
Prinsip itikad terbaik (Utmost Good Faith Principle),dalam arti pihak tertanggung dan
pihak penanggung memiliki itikad baik bahwa perjanjian asuransi tidak dilakukan
untuk merugikan salah satu pihak.
Prinsip itikad terbaik diatur dalam Pasal 251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang menjelaskan bahwa,”Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun
setiap memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung,betapapun itikad
baik ada padanya, yang demikian sifatnya,sehingga seandainya si penanggung telah
mengetahui keadaan yang sebenarnya,perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak
ditutup dengan syarat-syarat yang sama mengakibatkan batalnya perjanjian.”
Prinsip itikad terbaik dalam asuransi juga telah didukung dengan Pasal 1388 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang menjelaskan bahwa”Persetujuan-persetujuan
harus dilakukan dengan itikad baik.”
Prinsip suborgasi bagi penanggung (Suborgation Principle), dalam arti pihak
tertanggung yang telah menerima ganti kerugian memiliki sejumlah tagihan kepada
pihak lain yang secara hukum bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.
Prinsip gotong royong (Contribution Prinsiple), dalam arti prinsip berlaku, apabila
suatu polis asuransi dibuat oleh beberapa tertanggung dan masing-masing
penanggung melakukan pembayaran ganti kerugian kepada tertanggung sesuai dengan
perimbangan nilai premi yang mereka terima dan besarnya risiko yang mereka
tanggung.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuransi dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang
asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246
“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu.”
risiko dalam asuransi setidaknya Anda akan mendapatkan penjelasan mengenai hal-
hal berikut ini:
Mengetahui pengertian risiko secara umum
Memahami risiko apa saja yang ada dalam asuransi secara umum
Mengidentifikasi risiko-risiko apa yang bisa dipertanggungkan melalui asuransi
Memahami manajemen risiko (risk management) sehingga tujuan dan fungsi asuransi
bisa didapatkan secara jelas.
Penggolongan asuransi di bedakan menjadi 3
a. Menurut sifat pelaksanaannya, ada dua yaitu:
b. Menurut UU. No. 02 Tahun 1999 tentang usaha perasuransian :
b. Usaha Penunjang asuransi
DAFTAR PUSTAKA
http://gumilar69.blogspot.in/2015/10/sifat-khusus-perjanjian-asuransi-dalam.html?m=1
https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macam-risiko-asuransi-yang-wajib-
diketahui
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/pengertian-fungsi-
tujuan-asuransi/
eprints.ums.ac.id/23929/2/04._BAB_I_.pd
digilib.unila.ac.id/7951/13/BAB%20I.pdf