Anda di halaman 1dari 28

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

“ASURANSI DAN REASURANSI”


Mata Kuliah: EMI208M – Pasar dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu: Dr. Ica Rika Candraningrat, S.E.,M.M.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Ni Ketut Yunita Indrawati (2107521059)

Komang Vidya Devi Ayu Laksmi (2107521174)

Ni Made Putri Natya Aurelia (2107521243)

Dewa Gede Oka Kari Pradana Padang (2107521266)

I Gusti Ngurah Anom Mahaputra (2107521280)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan karunia yang sudah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan ringkasan mata
kuliah pada mata kuliah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ringkasan mata
kuliah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan. Selain itu, ringkasan mata kuliah ini juga
sebagai media untuk kami mengulas dan mendalami materi-materi yang terdapat dalam
mata kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan. Materi yang kami susun terdiri dari topik
– topik utama yang merupakan berbagai pemahaman dasar berdasarkan teori dari
beberapa sumber referensi dan literatur dalam Pasar dan Lembaga Keuangan saat ini.
Oleh karena itu, ringkasan mata kuliah ini sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk
memperdalam dan membantu memahami topik bahasan kuliah yang sedang dijalani.
Ringkasan mata kuliah dalam sub bab ini akan membahas mengenai “Asuransi dan
Reasuransi”. Besar harapan kami agar ringkasan mata kuliah ini dapat bermanfaat
secara maksimal pada saat ini maupun yang akan datang dalam kegiatan perkuliahan.
Ringkasan mata kuliah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami
menerima kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari. Kami menyadari,
bahwasanya keterbatasan ilmu merupakan kekurangan yang manusiawi tergantung
bagaimana cara kita untuk menyiasatinya.

Denpasar, 28 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Asuransi dan Reasuransi .................................................................... 3
2.2 Pengaturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia ............................... 5
2.4 Prinsip kerja asuransi........................................................................................... 11
2.5 Polis dan premi asuransi & Penggolongan Asuransi ......................................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuransi merupakan usaha yang dilakukan oleh banyak pihak untuk
menghadapi adanya ketidakpastian pada masa mendatang serta kemungkinan
terjadinya resiko yang memunculkan adanya kerugian baik kerugian berupa
kehilangan jiwa maupun kerugian barang yang dimiliki oleh seseorang. Ketidak
pastian pada masa mendatang sebagai kondisi yang senyatanya akan terjadi
hampir seluruhnya merupakan resiko terhadap diri manusia dan barang yang
dimilikinya. Dari sekian banyak risiko yang akan dihadapi masyarakat, risiko
yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda adalah salah satu yang tidak
diharapkan oleh siapapun.
Dengan demikian, asuransi sebagai suatu kontrak pada hakikatnya merupakan
pengalihan risiko atas kerugian yang diderita oleh tertanggung, baik berupa
kehilangan nyawa maupun kehilangan harta benda. Akibatnya, ada berbagai
jenis asuransi yang sering dapat dikelompokkan menjadi asuransi jiwa dan
asuransi kerusakan dan kerugian harta benda. Secara khusus, asuransi
kerusakan properti dapat mencakup berbagai jenis pertanggungan, termasuk
asuransi kerusakan bisnis, yang memberikan jaminan ganti rugi inklusif yang
dirancang untuk kebutuhan dan kepentingan bisnis.
Reasuransi adalah usaha yang memberikan reasuransi terhadap risiko-risiko
yang dihadapi oleh penanggung dan/atau asuransi jiwa.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2008, dalam rangka
mencermati perkembangan industri perasuransian nasional dan mengantisipasi
krisis ekonomi global yang terjadi di dunia saat ini, perlu dilakukan
penyesuaian regulasi terkait industri perasuransian. untuk perusahaan asuransi
dan reasuradur. Akibatnya, perusahaan asuransi memiliki margin keuntungan
atau profitabilitas yang dibatasi oleh peraturan pemerintah yang harus dipenuhi
oleh setiap perusahaan asuransi. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaku

1
industri asuransi memiliki kualifikasi finansial dan finansial yang sehat untuk
memberikan perlindungan dan/atau pelayanan kepada masyarakat serta mampu
bersaing secara sehat di tingkat nasional, regional, dan global.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi dan reasuransi ?
2. Bagaimana pengaturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia ?
3. Apa saja manfaat asuransi dan reasuransi ?
4. Bagaimana prinsip kerja asuransi ?
5. Bagaimana polis dan premi asuransi serta penggolongan asuransi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari asuransi dan reasuransi.
2. Mengetahui pengaturan perijinan pendirian asuransi di Indonesia.
3. Mengetahu manfaat asuransi dan reasuransi.
4. Mengetahui prinsip kerja asuransi.
5. Mengetahui polis dan premi asuransi serta penggolongan asuransi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi dan Reasuransi


A. Berikut beberapa pengertian mengenai asuransi:
 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246,
menyatakan:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tak tertentu.”
 Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian, menyatakan: “Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang pertanggungkan.”
 Menurut Paham Ekonomi: “Asuransi merupakan suatu lembaga
keuangan yang melaluinya dapat dihimpun dana besar, yang dapat
digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat
bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi. Asuransi
bertujuan memberikan perlindungan atas kerugian keuangan

3
(fianancial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (fortuitious event).”

Dapat disimpulkan, usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang


memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko
dimasa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapat ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung.

B. Pengertian Reasuransi atau reinsurance


Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dengan
penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung biasa
disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung disebut
reasuradir. Dalam menjalan kan usahanya, ada kemungkinan
perusahaan asuransi menanggung risiko yang lebih besar dari
kemampuan finansialnya. Untuk mengatasi kemungkinan kegagalan
menanggung klaim dari tertanggung, perusahaan dapat membagi risiko
dengan perusahaan lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan
dengan dua mekanisme, yaitu:
1. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara
bersama atas suatu obyek asuransi. Biasanya nilai
pertanggungannya berjumlah besar sehingga perusahaan
asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa
perusahaan asuransi yang lain. Dalam kerja sama tersebut
diperlukan perusahaan asuransi yang berperan sebagai leader.
Setelah melakukan koasuransi, gabungan beberapa perusahaan
asuransi tersebut dapat mempertimbangkan untuk melakukan
reasuransi.
2. Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali
pertanggungjawaban pada pihak tertanggung.

4
2.2 Pengaturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia
Untuk mendapatkan izin usaha, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan
Reasuransi harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan
melampirkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Pasal 7 dan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999
b. Dokumen pendukung lainnya yang meliputi :
1) susunan organisasi dan kepengurusan, termasuk uraian tugas
dan wewenangnya;
2) neraca pembukaan, yang dilengkapi dengan bukti
pendukungnya, dan proyeksi keuangan yang terdiri dari
proyeksi neraca, perhitungan laba rugi, dan arus kas, yang
didukung oleh asumsi-asumsi yang wajar untuk periode
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun mendatang
3) rencana di bidang kepegawaian termasuk rencana
pengembangan sumber daya manusia untuk sekurang-
sekurangnya tiga tahun mendatang
4) daftar riwayat hidup Direksi, Komisaris dan tenaga ahli yang
dipekerjakan, yang dilengkapi dengan bukti pendukungnya
5) pernyataan tidak merangkap bekerja pada perusahaan lain,
masing-masing bagi Direksi dan tenaga ahli
6) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan, Direksi, dewan
komisaris dan pemegang saham
7) bukti pemenuhan modal disetor
8) bukti penempatan deposito jaminan
9) uraian tentang sistem administrasi dan sistem pengolahan data
yang digunakan
10) alamat lengkap perusahaan

5
11) pernyataan dari pemegang saham bahwa sumber dana yang
dijadikan modal tidak berasal dari Tindak Pidana Kejahatan
Asal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Tindak
Pidana Pencucian Uang.

Bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang di


dalamnya terdapat penyertaan langsung oleh pihak asing, selain harus
memenuhi ketentuan ayat (1) maka pihak asing dimaksud harus pula memenuhi
ketentuan :

a. memiliki rating sekurang-kurangnya A atau yang setara dengan itu dari


lembaga pemeringkat yang diakui secara internasional
b. memiliki modal sendiri sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dari besarnya
penyertaan langsung pada Perusahaan Asuransi atau Perusahaan
Reasuransi yang akan didirikan;
c. menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit untuk 2 (dua) tahun
terakhir yang menunjukkan tingkat kesehatan keuangan yang sehat
d. menyampaikan perjanjian kerjasama antara pihak Indonesia dan pihak
asing yang dibuat dalam bahasa Indonesia, yang sekurang-kurangnya
memuat :
1) komposisi permodalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999
2) susunan anggota dewan komisaris dan Direksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
63 Tahun 1999
3) kewajiban pihak asing untuk menyusun dan melaksanakan
program pendidikan dan pelatihan sesuai bidang keahliannya.

6
2.3 Manfaat asuransi dan reasuransi
A. Manfaat Asuransi
Definisi singkat asuransi adalah istilah yang mengacu pada
setiap tindakan, sistem atau bisnis yang bertanggung jawab untuk
mengganti kerugian jiwa, harta benda dan kesehatan terhadap kejadian
tak terduga seperti kerusakan, kehilangan atau kematian. Asuransi
banyak dianggap sebagai produk konsumsi untuk masyarakat kelas atas
yang memiliki dana lebih dan aset yang dirasa perlu mendapat proteksi
lebih. Tetapi kenyataannya, asuransi memiliki manfaat dan kelebihan
lain bagi semua kalangan masyarakat luas.
- Manfaat asuransi secara umum :
1) Memberikan Ketenangan
Memiliki manfaat memberikan perlindungan terhadap
risiko kontinjensi dan dikatakan dapat meningkatkan
kepercayaan individu pemilik. Penggantian akan dikeluarkan
oleh perusahaan asuransi yang akan mencakup setidaknya
sebagian dari total kewajiban pembayaran untuk klaim.
Asuransi juga dikenal sebagai alternatif pengendalian kerugian
atau loss control dengan melakukan investigasi lokasi dan
memberikan rekomendasi kepada pemegang polis untuk
melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan pengendalian
kerugian.
2) Sebagai Investasi dan Tabungan
Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang
polis di suatu penyedia layanan jasa asuransi, maka akan
mendapatkan jaminan pengembalian investasi pada akhir
kontrak. Asuransi investasi juga menawarkan fleksibilitas
dalam pilihan masa pertanggungan. Biasanya, akan ada tiga
pilihan durasi masa asuransi, yaitu 5, 7 dan 10 tahun. Selain itu,

7
preminya relatif terjangkau satu kali premi dan dapat
dibebaskan dari biaya administrasi.
3) Meminimalisir Kerugian
Sesuai dengan jenisnya masing-masing, fungsi dari
kepemilikan asuransi secara umum adalah membantu
pemegang polis mengurangi kerugian akibat kejadian tak
terduga yang dapat terjadi seperti kebakaran, kecelakaan dan
biaya rumah sakit.
4) Membantu Mengatur Keuangan
Kewajiban membayar premi secara berkala sebenarnya
merupakan kewajiban tidak langsung untuk menyediakan dana
darurat yang akan digunakan jika terjadi kejadian yang tidak
terduga. Meski begitu, ketika kejadian tak terduga terjadi dan
mengharuskan untuk mengeluarkan biaya yang cukup banyak
untuk menghadapinya, adanya asuransi akan membantu untuk
mengurangi pengeluaran tak terduga yang biasanya jauh lebih
tinggi dari pengeluaran biasanya. Dengan memiliki asuransi,
tidak perlu membayarkan biaya penuh atas kerugian yang
dialami karena pihak penyedia layanan jasa asuransi ini akan
menyediakan ganti rugi.
- Manfaat asuransi berdasarkan jenisnya :
1) Asuransi Kesehatan
Produk asuransi jenis ini secara khusus memberikan
manfaat kepada pemegang polis atas jaminan biaya kesehatan
atau perawatan ketika terjadi kecelakaan atau jatuh sakit.
Asuransi kesehatan menjamin tersedianya dana yang
dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan kesehatan individu dan
keluarga tertanggung. Sakit atau kecelakaan bukanlah kejadian
yang sudah direncanakan sebelumnya dan sama sekali tidak ada
yang menginginkan hal itu terjadi. Tetapi tidak mungkin untuk

8
memprediksi apa yang akan terjadi dan bagaimana dampaknya.
Hal inilah yang menjadi perhatian para penyedia layanan jasa
asuransi untuk membantu dalam memberikan jaminan
kesehatan seperti contohnya biaya rawat inap dan biaya operasi.
2) Asuransi Jiwa
Asuransi ini diperuntukkan bagi orang-orang yang
menderita kerugian finansial yang tidak terduga karena risiko
kematian atau risiko hidup terlalu lama. Penggunaan asuransi
jiwa akan menguntungkan masyarakat tertanggung untuk
menggantikan program JPS (Jaringan Pengaman Sosial)
pemerintah, karena membantu menjaga stabilitas masyarakat
dan merupakan pendanaan.
3) Asuransi Hari Tua
Jenis asuransi ini dimaksudkan untuk menjamin jaminan
penghasilan bagi pemegang polis pada saat pensiun, serta bagi
keluarganya pada saat pemegang polis meninggal dunia.
Asuransi ini juga membantu pengguna mencapai impiannya
setelah memasuki masa tua karena dana ini dapat digunakan
untuk berbagai keperluan di masa depan.
4) Asuransi Pendidikan
Asuransi akan menjamin biaya pendidikan anak bila
nantinya orang tua tidak dapat lagi mencari nafkah karena
meninggal dunia, atau cacat total dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Asuransi pendidikan dibagi menjadi dua
kategori, yaitu proteksi dan investasi.
5) Asuransi Properti
Dapat dikatakan asuransi jenis ini kurang populer di
kalangan masyarakat Indonesia. Asuransi properti adalah jenis
asuransi yang memberikan jaminan kepada pemegang polis

9
untuk mengasuransikan rumah atau bisnis, yang merupakan
subtipe dari asuransi properti.
Aset penting seperti rumah, kantor atau bangunan saat
ini dianggap membutuhkan perlindungan yang lebih. Dengan
mengasuransikan barang berharga, maka akan mendapatkan
pertanggungan dari asuransi jika terjadi klaim yang
mengakibatkan kerusakan atau kehilangan barang berharga
tersebut. Klaim yang timbul saat mendaftar sebagai pemegang
polis akan ditanggung oleh asuransi.
6) Asuransi Perjalanan
Merupakan jenis asuransi yang menawarkan
perlindungan kepada pemegang polis saat bepergian, seperti
perlindungan biaya pengobatan, kehilangan harta benda di
bagasi, kehilangan dokumen perjalanan, dan lainnya.
7) Asuransi Kendaraan
Jenis asuransi yang memberikan perlindungan terhadap
kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor kepada pemegang
polis. Kerugian atau kerusakan yang ditanggung oleh pihak
penyedia jasa asuransi kendaraan bermotor antara lain:
 Kecelakaan lalu lintas
 Perbuatan jahat dari orang lain
 Pencurian
 Kebakaran
B. Manfaat Reasuransi
Reasuransi adalah asuransi perusahaan asuransi. Dengan kata lain,
perusahaan asuransi menggunakan reasuransi untuk mengalihkan risiko
kebangkrutan keuangannya kepada perusahaan lain. Dengan demikian,
beban yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dapat diminimalkan.
Secara sederhana, pengertian reasuransi berarti bahwa perusahaan
asuransi dapat melindungi aset dan keuangannya dari kerugian akibat

10
pembayaran klaim kepada pelanggan. Manfaat reasuransi adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan kapasitas penerimaan risiko perusahaan
asuransi.
2) Menjaga stabilitas komersial perusahaan asuransi dengan
mengalihkan sebagian tanggung jawab klaim dalam hal terjadi
klaim kepada perusahaan reasuransi.
3) Menciptakan kepercayaan dalam pengambilan risiko karena
ketidakpastian dapat dihilangkan dengan reasuransi.
4) Berkontribusi pada pengurangan beban keuangan perusahaan
asuransi dengan mengambil risiko bencana yang dinilai
kerugiannya cukup besar.
5) Sarana penyebaran risiko yang ditanggung oleh perusahaan
asuransi.

2.4 Prinsip kerja asuransi


Prinsip asuransi merupakan hal yang menjadi dasar perjanjian kontrak
asuransi antara perusahaan asuransi dengan para nasabah atau tertanggung.
Semua pihak yang terkait dalam baik perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum
dan nasabahnya harus patuh terhadap perjanjian dalam polis asuransi. Prinsip
asuransi bersifat menguntungkan kedua pihak seperti halnya manfaat asuransi
yang akan nasabah peroleh dengan saat sebelumnya membayarkan premi
kepada perusahaan asuransi. Ada juga asuransi mobil di mana perusahaan
asuransi wajib memberikan ganti rugi atas kerusakan mobil nasabah, selama
kerugian tersebut tercantum dalam polis.
A. Insurable interest
Prinsip asuransi insurable interest adalah hak untuk
mengasuransikan dikarenakan adanya hubungan kepentingan antara
tertanggung dan yang diasuransikan. Secara sederhana, prinsip ini
mengedepankan jaminan asuransi bagi pihak yang ditunjuk di yang

11
biasanya masih cukup bergantung secara finansial pada pihak
tertanggung.
Misalnya, saat kamu mengambil asuransi jiwa saat sedang
mengambil KPR. Kamu tidak akan membebankan pihak yang
ditunjuk untuk meneruskan cicilan apabila sesuatu yang tidak
diinginkan terjadi pada kamu sebagai pihak tertanggung. Sumber-
sumber yang menimbulkan insurable interest adalah:
- Kepemilikan
Kepemilikan atas harta benda, hak, kepentingan, atau tanggung
gugat seseorang kepada orang lain dalam hal kelalaian. Hal ini
diatur dalam pasal 1365 dan 1366 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang berbunyi:
 Pasal 1365: Setiap perbuatan yang melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
mengganti kerugian tersebut.
 Pasal 1366: Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya
atas kerugian yang disebabkan perbuatan- perbuatan,
melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaiannya.
- Suatu Kontrak
Salah satu pihak berada dalam hubungan yang diakui secara
hukum dengan harta benda atau tanggung jawab yang menjadi
pokok perjanjian tersebut. Misalnya dalam suatu kontrak
penyewaan bangunan, dinyatakan bahwa pihak penyewa
bertanggung jawab atas perawatan atau perbaikannya sehingga dia
memiliki Insurable Interest terhadap bangunan. Dalam hal ini,
terdapat kontrak penyewaan yang menciptakan hubungan yang
diakui secara hukum antara penyewa dengan bangunan yang
disewa.
- Undang-undang

12
Beberapa undang-undang berlaku di Britania Raya yang isinya
memberikan insurable interest kepada suatu pihak tertentu, di
antaranya:
 Industrial Assurance and Friendly Societies Act 1948 and
Amendment Act 1958
 Repair of BeneficeBuilding Measure 1972
 Marine Insurance Act 1745
 Married Women’s Property Act 1882
 Married Women’s Policies of Assurance (Scotland) Act 1880
(as amended by the Married Women’s Policies of Assurance
(Amendment) act 1980
 Settled Land Act 1925

B. Utmost Good Faith


Prinsip asuransi ini diartikan sebagai itikad baik di mana
perjanjian yang akan dibuat harus didasarkan pada fakta dan
kejujuran. Calon tertanggung harus menyampaikan kondisi yang
sebenarnya dan seakurat mungkin.
Fakta-fakta apa saja yang wajib diungkapkan? Berikut daftarnya:
 Fakta yang menunjukkan bahwa risiko yang hendak
dipertanggungkan tersebut lebih besar dari biasanya.
 Pengalaman kerugian dan klaim polis lainnya.
 Fakta yang menunjukkan bahwa risiko yang sama pernah
ditolak oleh penanggung lain, atau pernah dikenakan
persyaratan yang sangat ketat.
 Fakta lengkap berkenaan dengan pokok pertanggungan.
 Faktor yang membatasi atas hak subrogasi.
 Polis asuransi lain yang sudah dimiliki.

13
 Informasi tersebut dapat menentukan premi yang sesuai untuk
calon tertanggung serta menjadi pedoman untuk menyetujui
atau menolak pengajuan klaim.
C. Proximate Cause
Proximate cause diartikan sebagai penyebab utama paling awal.
Prinsip ini sangat diperlukan mengingat sering kali terdapat
kesulitan untuk menentukan penyebab utama suatu kejadian.
Misalnya, terjadi kebakaran rumah dan angin topan sekaligus.
Untuk melakukan klaim asuransi rumah tersebut, perlu dirunut
kejadian mana yang terjadi lebih dulu.
Dalam hal ini biasanya dilakukan dua macam pendekatan, yaitu:
 Diurutkan dari kejadian awal. Jika kejadian awal tersebut
menyebabkan kejadian berikutnya maka proximate cause-nya
adalah kejadian awal tersebut. Bila tidak, kejadian lain yang
akan jadi penyebabnya.
 Diurutkan dari kejadian akhir. Dari rangkaian kejadian yang
tidak terputus maka akan ditemukan penyebabnya.
D. Idemnity
Prinsip asuransi Indemnity adalah prinsip ganti rugi yang
mengatur pihak perusahaan asuransi untuk membayarkan kerugian
sesuai premi, bisa lebih kecil dari kesepakatan namun tidak bisa lebih
besar.
Beberapa metode dilakukan dalam bentuk penggantian tersebut,
antara lain:
 Tunai: pembayaran dilakukan secara tunai sesuai kesepakatan.
 Repair: penggantian dengan perbaikan dengan nominal tidak
lebih dari 75 persen.
 Reinstatement: penggantian dengan menggantikan barang yang
mengalami kerugian dengan yang baru.
 Replacement: penempatan kembali atas kerugian yang terjadi.

14
Misalnya, Taylor membeli asuransi kebakaran rumah. Untuk
memperkecil premi, rumah yang bernilai Rp100 juta tersebut
dipertanggungkan senilai Rp70 juta atau 70% dari nilai aslinya. Saat
terjadi kebakaran, maka Taylor hanya menerima ganti rugi maksimal
sebesar Rp70 juta. Sisanya sebesar Rp30.000.000 dianggap sebagai
tanggung jawab Citra. Sementara itu, jika kebakaran hanya
menghabiskan sebagian dari rumah tersebut dengan kerugian sebesar
Rp50 juta, maka asuransi akan menanggung 70% dari nilai kerugian
(Rp50 juta), yaitu Rp35 juta. Sisanya Rp15 juta menjadi tanggung jawab
Taylor.
E. Subrogation
Prinsip asuransi subrogation adalah pengalihan hak dari
tertanggung kepada penanggung setelah klaim asuransi dibayarkan.
Hak subrogasi ini akan beralih ke pihak perusahaan asuransi.
Subrogasi berlaku bila kontrak asuransi adalah kontrak indemnity.
Subrogasi diberlakukan untuk mencegah tertanggung memperoleh
penggantian lebih besar dari ganti rugi penuh. Jika pihak asuransi
sudah mengganti kerugian si tertanggung, maka rongsokan mobil
tertanggung yang hilang kemudian ditemukan kembali, maka akan
menjadi hak milik pihak asuransi. Terdapat beberapa situasi dan
keadaan yang memunculkan prinsip kegiatan usaha asuransi
subrogasi, yaitu:Perbuatan melanggar hukum.
Misalnya, mobil A telah diasuransikan pada perusahaan X.
Terjadi kecelakaan dimana mobil A ditabrak oleh mobil B. Pihak
perusahaan asuransi X akan membayarkan klaim mobil A.
Perusahaan asuransi X tersebut memiliki hak subrogasi untuk
menuntut pemilik mobil B atas kerugian yang dialami. Dalam
kontrak terdapat hak dan tanggung jawab. Bila salah satu pihak lalai
menjalankan kewajiban sesuai perjanjian yang menyebabkan
kerugian pada pihak lain, maka pihak yang bersalah wajib ganti rugi.

15
Pertanggungan juga bisa diatur oleh undang-undang. Contohnya, di
beberapa negara, bila terjadi kerusuhan maka pemerintah daerahlah
yang bertanggung jawab, dalam hal ini pihak kepolisian. Saat terjadi
klaim misalnya untuk total loss only maka tertanggung akan
mendapatkan ganti rugi penuh. Bila terdapat sisa barang maka akan
jadi milik penanggung bila ganti rugi sudah dibayarkan.
F. Contribution
Contribution dalam prinsip asuransi yang mengatur hak
penanggung untuk mengajak penanggung lain untuk sama-sama
menanggung di mana kewajibannya tidak harus sama dalam
memberikan kompensasi finansial.
Contohnya, A memiliki dua polis asuransi yang sama yaitu asuransi
X dan asuransi Y. Kemudian, A mengalami kerugian dengan total
Rp100 juta. Asuransi X akan membayarkan Rp75 juta, sementara
asuransi Y membayarkan maksimal Rp25 juta. Tertanggung tidak
bisa mendapatkan pertanggungan dari masing-masing polis asuransi
yang dimiliki. Total pertanggungan yang dia dapatkan tidak akan
lebih dari nilai kerugian. Prinsip kegiatan usaha asuransi ini mengatur
agar jaminan untuk asuransi yang sama dengan nilai yang sama akan
dibagi secara pro-rata.
G. Loss minimization
Prinsip ini adalah usaha untuk memperkecil risiko yang akan
dihadapi. Terdapat dua cara untuk memperkecil risiko, yaitu:
Pre Loss Minimisation
 Dampak dari kerugian diantisipasi dengan langkah yang
diambil untuk meyakinkan bahwa frekuensi telah ditekan
seminimal mungkin.
 Maksudnya adalah suatu tindakan untuk memperkecil
terjadinya suatu risiko sebelum terjadinya kerugian, seperti:

16
 Menyediakan alat pemadam kebakaran beserta alat
pendeteksinya
 Memakai sabuk pengaman saat berkendara di mobil
 Menempatkan penjagaan mesin-mesin berbahaya sebagai
antisipasi kecelakaan kerja
 Menyediakan tangga darurat bila terjadi kebakaran
2.5 Polis dan premi asuransi & Penggolongan Asuransi
A. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-
pihak yang mengadakanperjanjian asuransi. Polis memegang peranan
penting dalam menjaga konsistensi pertanggung jawaban baik pihak
penanggung maupun tertanggung. Dengan memiliki polis asurani
tersebut maka pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak
penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh
tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis asuransi juga
berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung. Polis
asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian Resiko Jumlah pertanggungan
4. Jangka waktu pertanggungan
5. Besar premi, bea baterai dan lain-lain
6. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
7. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah
dengan nomor polisi,nomor rangka (chasis), dan nomor mesin
kendaraan
B. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran sejumlah uang tertentu secara
periodik. Apabila kemungkinan terjadinya resiko kerugian sangat

17
tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat
premi yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang
kemungkinan terjadinya kerugiannya kecil. Selainitu, biasanya pihak
penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan
oleh pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat
tergantung pada perjanjian yang sudahdituangkan dalam polis asuransi.
C. Penggolongan Asuransi
1. Menurut sifat pelaksanaannya
a. Asuransu Sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara
sukarela, dan sematamata dilakukan atas kesadaran
seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas
sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misalnya asuransi
kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan
bermotor, dan sebagainya.
b. Asuransi Wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh
pihak-pihak terjait yang pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah, misalnya asuransi tenaga kerja,
asuransi kecelakaan, dan sebagainya
2. Menurut jenis usaha perasuransian

Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis


usaha perasuransian dibagimenjadi beberapa jenis:
a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat
dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul

18
dari peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini
dapat dipilah sebagai berikut:
 Asuransi kebakaran adalah asuransi yang
menutup risiko kebakaran.
 Asuransi pengangkutan adalah asuransi
pengangkutan penanggung atau perusahaan
asuransi akan menjamin kerugian yang dialami
tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau
kerusakan saat pelayaran.
 Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian
yang tidak dapat digolongkan kedala kedua
asuransi diatas, misal: asuransi kendaraan
bermotor, asuransikecelakaan diri, dan lain
sebagainya.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan
dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan :
 Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu
kecelakaan.
 Santunan bagi tertanggung yang meninggal
 Bantuan untuk menghindari kerugian yang
disebabkan oleh meninggalnya orang kunci
 Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
menjadi 3, yaitu :
 Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan
dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang

19
dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran, dan tahunan). Asuransi jiwa ini
biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan
medis atassuatu kelompok orang di bawah satu
polis induk di mana masing- masinganggota
kelompok menerima sertifikat partisipasi
 Asuransi jiwa industrial (industrial life
insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah
nominal tertentu. Premiumumnya dibayar
mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik
polis kepada agen yang disebut debit agent.
 Asuransi sosial
Seperti halnya asuransi-asuransi yang telah
disebutkan di atas, tetapi dalam asuransi sosial
dalam penyelanggaraannya berdasarkan
peraturan perundangundangan tersendiri yang
bersifat dan terkandung tujuan tertentu dari
pemerintah untuk memberikan perlindungan
bagi masyarakat atau sebagaian anggota
masyakarat. Ada lima perusahaan asuransi
sosial di Indonesia, yang semunya BUMN.
Asuransi ini lebih menekanakan fungsi sosial
daripada aspek komersial. Perusahaan tersebut
yaitu PT Taspen, PT Jasa Raharja, PT
Jamsostek, PT Askes, dan PT Asuransi Sosial
ABRI. Taspen memberikan asuransi pensiun
dan tunjangan hari tua bagi PNS. Jasa Raharja
melayani santunan kecalakaan yang penumpang
kendaraan umum dan pemilik kendaraan.

20
Jaminan sosial dan tenaga kerja bagi perkerja
swasta diberikan Jamsostek. Askes memberikan
asuransi layanan kesehatan. Jaminan sosial
bagiABRI diberikan ASABRI.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi.
Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh atau
sebagian dari pertanggungan yangditutupnya kepada
penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat
dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan
reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang
dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi.
Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk
mengasuransikan kembali pertanggung jawaban.
Fungsi reasuransi adalah :
 Meningkatkan kapasitas akseptasi.
 Alat penyebaran risiko.
 Meningkatkan stabilitas usaha.
 Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain :
 Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan
sejumlah pertanggungan yang diinginkan
dengan perjanjian kontrak danreasuradur harus
menerimajumlah yang ditawarkan.
 Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company
dengan reasuradur dilakukan secara

21
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang
telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah
maksimum risiko yang ditahan atauditanggung
oleh ceding company.
 Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi
reasuradur untuk tidak membayar klaim atau
membayar klaim terbatas jumlah yang adadi
treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi
adalah pertanggungan yang dilakukan
berdasarkan ketentuan- ketentuan dan syarat-
syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian
antara ceding company dan reasuradur yang
mana reasuradur mengikatkan diri untuk
menerima setiap penutupan yang diberikan oleh
ceding company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan
penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada
objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.

22
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa
keperantaraan dalam rangkapemasaran jasa asuransi
untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa
harta benda yang memiliki risiko atau bahaya kebakaran,
kecurian, tenggelam di laut. Jenisnya ada:
 Asuransi kebakaran (fire insurance)
 Asuransi pengangkutan (marine insurance)
 Asuransi penerbangan (flight insurance)
 Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap
kerugian yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena
kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance), terdiri dari :
 Asuransi kecelakaan
 Asuransi jiwa, meliputi: asuransi berjangka, asuransi
seumur hidup, asurasnsi wakaf atau endowment
insurance, dan annuitas
 Annuitas
 Asuransi industri
d. Asuransi kerugian atau general insurance
e. Reasuransu atau reinsurance

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam industri asuransi istilah mengenai Asuransi dan Reasuransi sudah
tidak asing lagi, dimana memiliki arti yang berbeda, dua entitas yang tidak bisa
dipisahkan. Masing-masing memiliki peran mengurangi risiko yang harus
ditanggung. Perusahaan asuransi mengurangi risiko finansial yang harus
ditanggung nasabah, sedangkan reasuransi mengurangi risiko dari perusahaan
asuransi. Reasuransi adalah asuransinya perusahaan asuransi. Reasuransi
merupakan sebuah persetujuan antara reasuradur dan penanggung (perusahaan
asuransi) yang membicarakan terkait pembagian atau pelimpahan sebagian atau
keseluruhan resiko asuransi. Dengan begitu, saat ada kerugian, penanggung tak
menanggung semua resikonya. Klaim yang diajukan tertanggung akan dibagi
antara penanggung dan reasuradur. Setiap perusahaan asuransi pasti memiliki batas
kemampuannya sendiri terkait jumlah klaim maksimal yang bisa ditanggung.
Perusahaan reasuransi mampu meninggikan batas klaim tersebut, apabila ada
kerjasama pembagian resiko sejak awal dengan pihak penanggung. Dengan begitu,
perlindungan terhadap tertanggung semakin optimal.

24
DAFTAR PUSTAKA

Susilo, Y. S. (2000). Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Otoritas Jasa Keuangan, Pengumuman Pencabutan Izin Usaha PT Asuransi Jiwa


Bumi Asih Jaya,https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/b erita-dan-
kegiatan/infoterkini/Pages/izin-usaha-pt-asuransijiwa-bumi-asih-jaya-dicabut.aspx, 3
November 2019

Hodawya, H. (2022, April 28). Reasuransi: Pengertian, Contoh, Jenis, dan


Manfaatnya. Retrieved from : https://lifepal.co.id/media/reasuransi/.

Karunia, R. (2015). Manfaat Asuransi Secara Umum dan Khusus. Retrieved from :
https://www.car.co.id/id/ruang-publik/tips-trik/careinsurance/manfaat-asuransi.

Juliawanti, L. (2021, November 25). Mengenal 7 Prinsip Asuransi dan Mekanisme


Kerjanya. Retrieved from : https://duitpintar.com/prinsip-asuransi/.

Sigit Triandaru, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.

25

Anda mungkin juga menyukai