Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DASAR HUKUM ASURANSI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko

Dosen Pengampu : Ayulita Ramadhani. S.E., M.Si

DISUSUN OLEH :

Silvia Aprilyanti Lubis (200101241)

Khoirunnisa Pane (200101223)

Ilmi Widia Hakim (200101219)

Vita sari (200101265)

Agus Prasetya (200101197)

Syahrudin Tanjung (200101247)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH ASAHAN

PROGRAM STUDI AKUTANSI/MANAJEMEN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki . Dan juga kami berterimah
kasih pada Ibu Ayulita Ramadhani. S.E., M.Si selaku Dosen Mata kuliah
Manajemen Risiko yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami sangat berharap makalah tentang dasar hukum asuransi ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik , saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikkan di masa depan.

Kisaran, 20 november 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ II

DAFTAR ISI .............................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 3

BAB II ISI ................................................................................................................. 4

1.1.Dasar hukum asuransi .................................................................................. 4


1.2.Risiko pihak penanggung dan tertanggung .................................................... 5
1.3.Asuransi sebagai dana investasi dan pemindahan risiko ............................... 6
1.4.Macam-macam risiko ................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 8

D. Kesimpulan .................................................................................................. 8
E. Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 1

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang cukup


baik selama beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan asuransi menunjukkan bukti
nyata pertumbuhan usaha yang sedang dijalankan, dimana semakin hari semakin
banyak nasabah yang mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Masyarakat saat ini mulai menyadari pentingnya memiliki asuransi sebagai bentuk
perlindungan diri dalam kehidupan sehari-hari terhadap kemungkinan adanya risiko
yang bisa saja terjadi kapanpun dan dimanapun yang menjadi salah satu penyebab
tingginya jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah
keuntungan tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi,
dimana akan semakin luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran
penjualan produk yang mereka miliki. Akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang masih
belum memahami dan bahkan sama sekali tidak mengerti tentang asuransi, jenis-jenis
asuransi, tujuan berasuransi, dan manfaat asuransi, apalagi untuk mengetahui lebih
dalam tentang asuransi khususnya peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam pembahasan ini


adalah sebagai berikut :

1. Dasar hukum asuransi


2. Risiko pihak penanggung dan tertanggung
3. Asuransi sebagai sumber dana investasi dan pemindahan risiko
4. Macam –macam asuransi

4
C.tujuan pembahasan

Tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1.untuk mengetahui dasar hukum asuransi


2.untuk mengetahui pihak-pihak yang mengalami risiko
3.untuk mengetahui peran asuransi sebagai dana investasi dan pemindahan risiko
4.untuk mengetahui macam-macam asuransi

5
BAB II

ISI

1.1. Definisi dan Dasar hukum Asuransi.


Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Menurut Undang–undang Nomor 40 tahun 2014 tentang pengertian asuransi
sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-
untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774
KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan (kansovereenkomst) adalah suatu
perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi
sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.
Beberapa hal penting mengenai asuransi :

6
 Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata;
Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut sudah
ditentukan oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini
tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 8 tahun 1999
tertanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
 Terdapat 2 (dua) pihak di dalamnya yaitu Penanggung dan Tertanggung, namun
dapat juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan
menerima tanggungan;
 Adanya premi sebagai bukti bahwa Tertanggung setuju untuk diadakan
perjanjian asuransi;
 Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk
melaksanakan kewajibannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada Asuransi
adalah:
1. Subyek hukum (penanggung dan tertanggung);
2. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung;
3. Benda asuransi dan kepentingan tertanggung;
4. Tujuan yang ingin dicapai;
5. Resiko dan premi;
6. Evenemen (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian;
7. Syarat-syarat yang berlaku;
8. Polis asuransi.

B. Tujuan Asuransi
Tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
a. Pengalihan Risiko Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan
mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan
membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak
itu pula risiko beralih kepada penanggung.

7
b. Pembayaran Ganti Kerugian Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi
peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian),
maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya
seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang
timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa
kerugian total (total loss). .

C. Risiko Pihak Penanggung Asuransi.

Resiko yang terjadi itu sendiri berasal dari berbagai faktor baik itu faktor
perbuatan ataupun peristiwa, juga bisa menimbulkan keuntungan ataupun kerugian.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti
risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko
lainnya, maka diperlukannya perusahaan yang bersedia menanggung risiko tersebut.
Perusahaan tersebut adalah perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi mau dan sanggup
menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya, baik perorangan maupun
badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang
melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Berikut bebrapa keriteria perusahaan asuransi dalam menetapkan pembatasan risiko
yang dapat diasuransikan :
1. Risiko Dapat Dinilai dengan Uang (Financial Value)
Setiap risiko yang terjadi harus mengakibatkan suatu kerugian yang dapat diukur
dengan uang atau finansial. Kenapa harus financial value? Karena perusahaan akan
menyediakan sejumlah uang yang akan dibayarkan kepada tertanggung saat risiko
tersebut terjadi. Jadi, risiko ketidaknyamaan atau perasaan terancam adalah uninsurable
risk karena tidak dapat diukur dengan uang. Semua risiko yang bersifat sentimental
harus bisa dinyatakan dalam nilai uang agar bisa ditanggung oleh asuransi. Contohnya
adalah risiko meninggal dunia yang dinyatakan dalam uang berdasarkan kemampuan
tertanggung dalam membayar premi.
2. Risiko-Risiko yang Sama (Homogeneous Exposure)

8
Risiko berikutnya yang masuk kategori insurable risks adalah risiko yang
menimbulkan kerugian harus sama atau homogen dan dalam jumlah
besar (homogeneous exposure). Hal ini penting agar perusahaan asuransi dapat
mengukur risiko berdasarkan probabilita dan statistik pengalaman lampau. Misalnya,
bila risiko yang sama hanya berjumlah di bawah 5 maka kontribusi atau preminya
menjadi besar, sedangkan bila eksposurnya makin banyak maka kontribusinya menjadi
makin kecil. Hal ini berkaitan dengan doktrin asuransi tentang hukum bilangan besar
atau Law of The Large Number. Sebagai contoh, risiko rusaknya atau hilangnya lukisan
asli Monalisa. Karena jumlah lukisan asli Monalisa hanya satu di muka bumi ini maka
termasuk kategori risiko yang uninsurable risks. Pasalnya, dengan jumlahnya yang
hanya satu tersebut maka tidak ada patokan bagi penanggung dalam mengukur nilai atau
harganya serta nilai kerugiannya. Jadi kata kunci dalam homogeneous exposure ini
adalah risiko yang akan dipertanggungkan tersebut harus umum.
3. Risiko Harus Murni (Pure Risks)
Pure Risks adalah risiko-risiko yang benar-benar murni mendatangkan kerugian
bila terjadi dan tidak akan mendatangkan kerugian bila tidak terjadi. Misalnya, risiko
kecelakaan, banjir, kebakaran, tanah longsor, dan sebagainya. Namun, pure risks ini
juga harus bebas dari motif kesengajaan dalam rangka mencari keuntungan dari sisi
tertanggung. Contohnya : risiko kebakaran yang bisa jadi disebabkan oleh faktor
kesengajaan dalam rangka mendapatkan dana atau ganti rugi dari klaim asuransi. Risiko
murni memiliki dua kategori yaitu risiko perorangan (personal) dan risiko properti
(property). Risiko perorangan adalah risiko yang terjadi kepada setiap individu yang
berpengaruh terhadap kemampuan individu tersebut untuk mendapatkan penghasilan.
Misalnya, kecelakaan, sakit berkepanjangan, dan meninggal dunia. Sementara itu, risiko
properti adalah risiko kerugian yang terjadi atas benda atau aset milik seseorang
(tertanggung) yang mengalami kerusakan atau pencurian.

4. Risiko Khusus dan Fundamental (Particular and Fundamental Risks)

9
Risiko-risiko khusus (particular risks) adalah risiko yang apabila terjadi akan
menimbulkan kerugian yang dapat terukur dan dikendalikan. Contohnya adalah
tabrakan, kecelakaan kapal, ledakan turbin, dan sebagainya. Pada umumnya semua
risiko khusus dapat diasuransikan, tetapi tidak pada risiko-risko fundamental
(fundamental risks). Risiko fundamental adalah risiko yang apabila terjadi dapat
menimbulkan kerugian di luar kemampuan manusia untuk mengendalikannya dengan
akibat yang sangat luas alias katastropik. Risiko yang termasuk kategori fundamental
risks adalah perubahan kebiasaan/sosial, peperangan, inflasi, badai, gempa bumi. Untuk
dapat diasuransikan, fundamental risks akan melalui proses pertimbangan dan penilaian
teliti dari pihak penanggung.
5. Risiko Tiba-Tiba dan Tak Terduga (Fortuitous)
Fortuitous adalah risko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian atau
kerusakan yang yang tiba-tiba dan tak terduga (fortuitous) dari sisi pihak tertanggung.
Risiko meninggal dunia (death) adalah salah satu contoh dari risiko ini. Kematian
memang merupakan peristiwa yang pasti dialami oleh setiap manusia, tetapi kapan
kematian itu akan terjadi adalah peristiwa yang bisa datang tiba-tiba dan tidak terduga.
Oleh karena itu, risiko meninggal dunia termasuk dalam insurable risks yang
ditanggung di bisnis asuransi jiwa.
6. Risiko Kepentingan Asuransi (Insurable Interest)
Risiko insurable interest adalah risiko yang apabila terjadi mengakibatkan
kerugian finansial bagi pihak tertanggung. Dengan kata lain, orang yang hendak
mengasuransikan risiko itu harus mempunyai insurable interest pada risiko tersebut.
Jadi risiko kerugian atas kebakaran yang terjadi hanya berlaku terhadap rumah yang
dimiliki oleh tertanggung sehingga tidak termasuk rumah tetangganya meskipun
dampak kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan rumah tetangga dari tertanggung.
7. Tidak Bertentangan dengan Ketertiban Umum (Not Againt Public Policy).
Semua bentuk kerugian yang terjadi akibat risiko yang bertentangan dengan
ketertiban umum (not againt public policy) otomatis tidak dapat diasuransikan
atau uninsurable risks. Misalnya risiko kerugian finansial akibat ditilang Polisi tidak
bisa dibayar dengan asuransi. Termasuk juga barang-barang yang diperoleh dari hasil

10
pencurian juga termasuk dalam kategori uninsurable risks. Intinya, semua kontrak
asuransi tidak boleh berlawanan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
8. Premi Harus Wajar (Reasonable Premium).
Penetapan premi atas risiko yang dipertanggungkan harus wajar (reasonable
premium) dalam kaitannya dengan kemungkinan kerugian finansial yang
timbul. Dengan demikian, bila risiko yang berpotensi menimbulkan kerugian besar
sehingga mengakibatkan premi menjadi besar maka bisa menjadi uninsurable.

1.2.Risiko pihak penanggung dan tertanggung

Pihak-pihak dalam AsuransI dapat didefinisikan sebagai "Perlindungan" atau


"Penyaluran Resiko". Di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Usaha
Perasuransian menyebutkan bahwa Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Dari pengertian
asuransi menurut peraturan perundangan tersebut, ada 2 pihak dalam asuransi yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayarkan sejumlah uang premi
kepada pihak penanggung, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Pada
perjanjian asuransi ini, pihak tertanggung ialah direksi,stake holder atau pejabat
perusahaan lainnya yang mengikatkan diri pada perjanjian asuransi tersebut.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayarkan sejumlah uang kepada
pihak tertanggung, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu peristiwa yang mengandung unsur tak tentu (evenement).

11
1.3 Asuransi sebagai sumber dana investasi dan pemindahan risiko

Pada dasarnya untuk menghadapi suatu resiko yang mengancam kepentingan


manusia oleh suatu peristwa yang tidak pasti umunya diatasi melalui 4 cara yaitu:
a. Menerima (retention)
b. Menghindar (avoidance)
c. Mencegah (prevention)
d. Mengalihkan dan membagi (transfer or distribution)
Sebagaimana tertera di atas salah satu bentuk usaha untuk mengatasi resiko
adalah melalui cara atau usaha mengalihkan resiko kepada pihak lain. Usaha untuk
mengatasi resiko kepada pihak lain ini kemudian memunculkan adanya asuransi.
Asuransi terbentuk dengan jalan mengadakan suatu perjanjian pengalihan resiko.
Perjanjian semacam ini disebut sebagai perjanjian asuransi atau pertanggungan. Dalam
asuransi, resiko diartikan sebagai ketidak pastian mengenai kerugian, sehingga
pengertian resiko mengadung dua konsep, yaitu ketidakpastian dan kerugian. Titik
utamanya adalah ketidak pastian.1 Pada pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang memberikan pengertian tentang asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan,
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tentu”

Kegiatan perasuransian sendiri sudah berlangsung sejak lama, hal ini dibuktikan
dengan diaturnya perasuransian atau perjanjian pertanggungan pada Kitab Undang-
undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang, namun Indonesia
sendiri baru mempunyai Undang-undang khusus yang mengatur mengenai jenis
kegiatan usaha ini pada tanggal 11 Februari 1992, yaitu Undang-undang Nomor 2 tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian. Pada dasarnya asuransi terdiri dari tiga jenis yaitu

12
asuransi jiwa, asuransi kerugian dan asuransi sosial. Hadirnya asuransi sangatlah
penting mengingat berbagai macam resiko yang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan
saja. Salah satu jenis asuransi yang penting dalam kehidupan manusia adalah asuransi
jiwa, mengingat sepanjang hidup manusia selalu dihadapkan kepada kemungkinan
terjadinya peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan lenyap atau berkurangnya nilai
ekonominya . Ini mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan keluarganya atau orang
lain yang berkepentingan. Dengan kata lain, manusia selalu menghadapi peristiwa-
peristiwa yang akan menimbulkan resiko antara lain, meninggal dunia (death), cacat
badan (disability), dan penyakit kritis karena sakit atau kecelakaan.2 Seiring dengan
perkembangannya, masyarakat tidak hanya memerlukan perusahaan asuransi sebagai
lembaga pengalihan resiko tetapi juga ingin meningkatkan pendapatan atau
mendapatkan standar hidup yang lebih baik.
dikemudian hari dengan cara berinvestasi. Dengan adanya kebutuhan akan
asuransi jiwa dan investasi, terdapat 3 (tiga) jenis plan asuransi yang beredar di pasaran
yaitu:
1. Plan asuransi dengan bunga tetap (Fixed Rate)
2. Bunga mengambang (Floating Rate), yang lebih dikenal dengan unit link.
3.Plan Asuransi dengan bunga garansi (Guarantee Rate), yang lebih dikenal dengan
istilah saving plan atau semi unit link. Sejak beberapa tahun yang lalu, di Indonesia
mulai marak dipasarkan produk-produk asuransi unit link. Unit link adalah produk
asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi sekaligus. Dengan
menjadi nasabah produk unit link, seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu
perlindungan asuransi dan investasi. Produk asuransi yang ditawarkan bisa berbentuk
asuransi kesehatan atau asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam kemasan yang
lebih menarik bagi masyarakat, misalnya tabungan masa depan atau asuransi
pendidikan4 . Seperti halnya asuransi biasa, nasabah asuransi unit link membayar premi
setiap jangka waktu tertentu, biasanya bulanan. Perbedaannya, nasabah unit link
membayar premi dalam dua porsi yaitu porsi premi perlindungan dan porsi investasi.
Premi perlindungan berfungsi sama dengan premi pada asuransi biasa, sedangkan porsi
investasi akan disetorkan oleh perusahaan asuransi kepada manajer investasi untuk

13
dikelola.5 Namun perlu disadari pada produk asuransi unit link, memiliki resiko yang
cukup besar yaitu resiko investasinya secara langsung ditanggung oleh pemegang polis
atau pemilik dana. Di dalam asuransi jenis unit link, tidak mempunyai nilai tunai yang
dijamin, bahkan perusahaan yang mengeluarkan polis asuransi tersebut, tidak bisa
menjanjikan nilai tunai yang didapatkan pada tahun berikutnya, di samping itu
pemegang polis seringkali sulit untuk mendapatkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan investasi beserta biaya dan kinerjanya. Dengan adanya kelemahan
produk unit link, banyak masyarakat takut akan menginvestasikan uangnya pada
perusahaan asuransi dalam produk asuransi unit link, mengingat resiko yang akan
ditanggung oleh pemegang polis tidak menentu. Untuk mengahadapi permasalah
tersebut perusahaan asuransi menawarkan produk lain yaitu produk asuransi semi unit
link (saving plan). Produk asuransi semi unit link ini juga disebut saving plan, karena
merupakan gabungan antara asuransi jiwa dengan bunga tetap (fixed rate insurance) dan
asuransi jiwa dengan bunga mengambang (Floating Rate) yang juga dikenal dengan unit
link.
Adapun yang menjadi dasar hukum dari perusahaan asuransi yang mengeluarkan
produk asuransi semi unit link adalah mengacu pada Bab II pasal 5 ayat (1) Keputusan
Menteri Keuangan RI No. 422/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian dan Perusahaan Reasuransi sebagai berikut:
“Perusahaan asuransi jiwa yang akan memasarkan produk baru yang dikaitkan dengan
investasi, antara lain untuk produk asuransi unit link, dan atau yang sejenis, selain harus
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), juga harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi wakil
manajer investasi dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; b. Memiliki
sistem informasi yang memadai.” Pada produk asuransi semi unit link ini ada dua
manfaat investasi yang akan diperoleh, yaitu sebagai berikut:7 1. Memberikan garansi
hasil investasi dari tabungan, sehingga dalam keadaan ekonomi yang sedang turun tidak
perlu khawatir merugi seperti yang bisa saja terjadi pada unit link. 2. Hasil selisih
investasi riil (hasil investasi riil – bunga garansi), ini akan didapatkan ketika hasil
investasi riil lebih tinggi dari bunga garansi ini juga akan masuk sebagai hasil investasi.

14
Melihat manfaat yang diperoleh pada produk asuransi semi unit link ini, maka resiko
yang akan dialami oleh nasabah jauh lebih kecil dibandingkan dengan produk unit link.
Seperti pada produk asuransi unit link lainnya, produk asuransi semi unit link juga bisa
digabungkan dengan asuransi pendidikan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan
perasuransian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sadar akan pentingnya
pendidikan. Pendidikan bagi anak adalah investasi jangka panjang, perencanaan jauh-
jauh hari sebelumnya adalah tindakan bijak orang tua, yang menginginkan anaknya
kelak memperoleh pendidikan terbaik. Asuransi bisa dipilih menjadi salah satu pilihan
untuk merencanakan dana pendidikan anak di masa depan. Dengan berasuransi
setidaknya orang tua tidak terlalu dibebani dan dipusingkan urusan biaya pendidikan
ketika anak memasuki masa sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Salah
satu perusahaan asuransi yang menggabungkan antara asuransi semi unit link dan
rencana pendidikan adalah perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 dengan
produk asuransinya yaitu Asuransi Mitra Cerdas. Produk Asuransi Mitra Cerdas banyak
diminati oleh masyarakat karena, produk ini merupakan produk asuransi jiwa yang
dikaitkan dengan instrumen investasi, artinya disamping memberikan proteksi dan
rencana pendidikan, perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 juga
memberikan hasil pengembangan (bunga) yang cukup bersaing kepada pemegang polis.
Pemberian hasil pengembangan dalam produk asuransi jiwa jenis semi unit link ini
memberikan hasil pengembangan (bunga) dengan garansi artinya, hasil pengembangan
(bunga) tetap saat perjanjian asuransi dimulai.

1.4 Macam –macam Asuransi

Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan orang akan perlindungan akan semakin
komleks. Inilah mengapa kemudian berbagai macam asuransi dibuat dan ditawarkan
kepada masyarakat, usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

15
A. Dari segi sifatnya:

1. Asuransi social atau asuransi wajib dimana keikutsertaannya adalah paksaan bagi
warga Negara. Asuransi social adalah program asuransi wajib yang deselenggarakan
pemerintah berdasarkan undang – undang. Maksud dan tujuaa asuransi social adalah
menyediakan jaminan bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapat keuntungan
komersil. Contoh : Askes, Taspen, Asbri dll.

2. Asuransi sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk menjadi
anggota. Jadi setiap orang bebas memilih untuk menjadi anggota atau tidak Contoh: PT
Jasa INDONESIA, PT Jiwasraya dll

B. Dari segi objek dan bidang usahanya:

1. Asuransi Orang Asuransi orang meliputi:

a. Asuransi Jiwa Pada hekekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang –
orang yang menghindarkan atau mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko
kematian, risiko hari tua dan risiko kecelakaan. Kerja sama dikoordinasi oleh
perusahaan asuransi , yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar yang menyebabkan
risiko kepada orang yang mau bekerja sama.

b. Asuransi Kesehatan Ini adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus
menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka
jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang
ditawarkan oleh perusahaan asuransi yaitu rawat inap dan rawat jalan

c. Asuransi Dana Pensiun Menjadi tua itu pasti, tetapi dalam kondisi seperti apa masa
tua nantinya, tentu masih menjadi pertanyaan karena berada dalam ketidakpastian.
Itulah mengapa diperlukan perencanaan hidup salah satu perencanaan financial untuk
masa pensiun agar hidup tetap terjamin dan tidak membebani orang lain. Merencanakan
tabungan hari tua sebaiknya dilakukan sebelum masa produktif berakhir.Sebab dimasa
tua nanti kita sudah tidak mampu bekerja lagi.Asurandi dan Dana Pensiun adalah salah

16
satu bentuk investasi untuk menjamin hari tua. Memiliki asuransi sama halnya dengan
mengalihkan biaya yang harus kita keluarkan menjadi tanggungan pihak asuransi.

2. Asuransi Umum atau Kerugian Asuransi kerugian terdiri dari berbagai jenis atau
cabang pertanggungan yaitu:

1. Asuransi Kebakaran (Fire Insuranc )

2. Asuransi Paket Rumah Tangga (Home Insurance)

3. Asuransi Paket Toko (Shophause Insurance)

4. Asuransi Prorerty All Risks

5. Asuransi Gempa Bumi (Eartquake Insurance)

6. Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)

7. Asuransi Aneka (Miscellaneous)

a. Asuransi Pencurian (Burgery)

b. Asuransi Uang (Money Insurance)

c. Asuransi Kecelakaan (Personal Accident)

d. Asuransi Keluarga (Family Personal Accident)

e. Asuransi Kesehatan (Health Insurance)

f. Asuransi Perjalanan (Travel Insurance)

8. Asuransi Jaminan (Bonding/ Guarante)

a. Jaminan Tender (Bid Bond)

b. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

c. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

17
d. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

3. Perusahaan Reasuransi Umum Perusahaan reasuransi umum merupakan perusahaan


asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko yang benar – benar terjadi dari
pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa atau asuransi kerugian.
4. Perusahaan Asuransi Sosial Perusahaan asuransi social merupakan perusahaan
asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko financial masyarakat kecil yang
kurang mampu perusahaan ini diselenggarakan oleh pemerintah, contohnya: Perum
Taspen, PT Astek dan PT Jasa Raharja.

18
BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan sebagai berikut :

Asuransi (insurance) merupakan usaha yang dilakukan oleh banyak pihak untuk
menghadapi adanya ketidakpastian (uncertainty) pada masa mendatang serta
kemungkinan terjadinya resiko yang memunculkan adanya kerugian baik kerugian
berupa kehilangan jiwa maupun kerugian barang yang dimiliki oleh seseorang. Ketidak
pastian pada masa mendatang sebagai kondisi yang senyatanya akan terjadi hampir
seluruhnya merupakan resiko terhadap diri manusia dan barang yang dimilikinya.
Diantara banyak resiko yang bakal dihadapi manusia maka resiko yang memunculkan
kerugian jiwa dan kerugian harta benda adalah kerugian yang tidak diharapkan terjadi
oleh siapapun. Keterkaitan langsung antara asuransi dengan resiko dan kerugian yang
harus diterima oleh banyak pihak yang dimungkinkan terjadi pada masa mendatang,
dapat dicermati dari Pasal 1 (1), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian yang menegaskan bahwa:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai
imbalan untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang
polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan
pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana”.

19
E. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang bisa kami berikan pada ulasan yang
terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya contoh kasus diatas membuktikan bahwa dasar hukum asuransi
berkaitan penuh terhadap kebijakan asuransi oleh tertanggung dan pennggung.
2. Asuransi menjadi sumber dana investasi dan pemindahan risiko dapat sebagai
wujud investasi yang dapat membantu masyarakat dalam menangani
pemindahan risiko dengan tepat.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. Hasymi. Pengantar Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Angger Sigit Pramukti dan Andre Budiman Panjaitan. Pokok-Pokok Hukum Asuransi.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2016.
Farodis, Zian. Pintar Asuransi. Yogyakarta: Penerbit Laksana, 2014.
Ganie, Junaedy. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

21

Anda mungkin juga menyukai