Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

EKONOMI MAKRO

Untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro


Dosen Pengampu: Inda Arfa Syera,S.E,M.Si.

Disusun oleh
1. Reny Syahfitri (200200639)
2. Tantri Pratiwi (200200644)
3. Nur Afni Putri (200200646)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH ASAHAN


PROGRAM STUDI AKUNTANSI/MANAJEMEN SEMESTER II
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Inda Arfa
Syera,S.E.,M.Si., selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan
tugas kepada kami.

Kami sangat berharap makalah tentang Ekonomi Makro ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikkan di masa depan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
ISI................................................................................................................................................................2
1.1. Kasus-kasus Ekonomi Makro yang Terjadi di Indonesia.............................................................2
1.2. Pengembangan Ekonomi Makro..................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................8
B. SARAN...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................iv
DOKUMENTASI.......................................................................................................................................vi

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proses sejarah dan proyek ekonomi yang sedang berjalan dewasa ini melahirkan sebuah
gaya hidup dan budaya global (Global Culture) yang merasuki setiap sudut dunia dan
mempengaruhi setiap orang. 2 Termasuk salah satu yang mempengaruhinya tidak terlepas
dari agama dan hukum, sebab dua komponen ini yang memberikan kesan keadilan dan
kesejahteraan yang dapat dipertahankan kepada seluruh umat manusia. Tanpa adanya kedua
komponen ini penerapan ekonomi dapat dipermainkan oleh oknum-oknom tidak
bertanggung jawab karena tidak adanya sanksi yang diterapkan, dan sanksi itu dapat datang
dari hukum dan agama. agama sendiri memberikan sanksi berupa doktrin akhirat sedangkan
hukum memberikan sanksi dengan doktrin duniawi. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa
agamalah yang membawa majunya perekonomian-perekonomian di dunia, salah satu
buktinya dalam penelitian Weber dan Hutington tentang majunya perekonomian di eropa
disebabkan karena doktrin agama, bahkan hukumpun dapat dipengaruhi dari keyakinan
warga suatu negara. Musuh utama dalam majunya ekonomi tersebut adalah kemiskinan, ini
memang menjadi permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat modern, sebab
hilangnya rasa syukur dalam diri mereka membuat kebutuhan-kebutuhan sekunder menjadi
kebutuhan primer dan tolak ukur dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
Kebehagian-kebahagian hilang tidak pernah dirasakan lagi oleh masyarakat modern
sebab sukur dan iman tidak muncul, padahal kemiskinan itu dikarenkan kemalasan mereka
yang tidak mau bekerja keras. Sosiolog Soerjono Soekanto menanggapi permasalahan sosial
yang terjadi di era modern menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi tetapi
gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan tidak
mampu memenuhi kebutuhankebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila dan
lain sebagainya. Secara sosiologi, sebab-sebab timbulnya problema tersebut adalah karena
salah satu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akan menjalar
ke bidang-bidang lainnya, misalnya pada kehidupan keluarga yang tertimpa kemiskinan
tersebut.(Lubis & Al-ashriyyah, 2016)

B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah ini sesuai dengan latar belakang di atas adalah:

1. Bagaimana kasus-kasus ekonomi makro yang terjadi di Indonesia?


2. Bagaimana pengembangan ekonomi makro di Indonesia ?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui kasus-kasus ekonomi makro yang terjadi di Indonesia


2. Untuk mengetahui pengembangan ekonomi makro

1
BAB II
ISI

1.1. Kasus-kasus Ekonomi Makro yang Terjadi di Indonesia


Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, wilayah maritimnya
membentang sekitar 17.500 pulau dengan garis pantai terpanjang nomor dua setelah Kanada,
yaitu sekitar 81.000 km. Luas wilayah laut yang dimiliki Indonesia sekitar 5,8 juta km2,
dengan potensi sumber daya di dalamnya yang cukup besar diantaranya adalah sumber daya
ikan. Potensi lestari1 sumber daya perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,52 juta
ton per tahun, dengan tingkat pemanfaatan pada 2012 masih jauh dari optimal hanya
mencapai 5,44 juta ton per tahun dengan nilai produksi Rp 72 triliun (Kementerian Kelautan
dan Perikanan, 2013).(Dwitya Cahyono & Nadjib, 2014)
Manusia dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari tentang penggunaan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Semua kebutuhan ini digunakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, namun tidak semua kebutuhan manusia dapat
dipenuhi. Hal ini terjadi karena sifat manusia yang tidak pernah puas akan segala sesuatu
yang dimilikinya, dan sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan
manusia tersebut. Keterbatasan sumber daya inilah yang kemudian kita kenal sebagai
kelangkaan.
Pengelolaan sumber daya yang dimiliki masyarakat merupakan hal yang penting karena
menyangkut kelangkaan. Kelangkaan (scarcity) berarti masyarakat memiliki sumber daya
yang terbatas atau langka sehingga mereka tidak dapat menghasilkan barang dan jasa
sebanyak yang diinginkan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri
manusia. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia dihadapkan pada masalah ekonomi yang
berlaku sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan ekonomi
tersebut merupakan penghalang dalam usaha manusia dalam mencapai tujuan. Setiap
manusia pasti ingin hidup makmur, sejahtera, serta mampu menghadapi masalah jangka
pendek seperti konsumsi sehari-hari serta pemenuhan kebutuhan lainnya. Terbatasnya
sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan, menyebabkan manusia
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bersifat individu dan kolektif.(Nur Solihat & Arnasik,
2018)
Di era ini ekonomi makro sangat penting bagi suatu negara, insiden depresi besar yang
melanda Amerika Serikat pada tahun 1929, menjadi titik awal untuk memikirkan kembali
tentang pandangan ekonomi klasik yang diadopsi selama masa ini. Dalam model klasik
disebutkan bahwa pembahasannya tidak akan lama. Tawaran Kelebihan Tenaga Kerja akan
mengakibatkan upah turun sehingga tingkat keseimbangan baru akan muncul. Analisis
peluang kerja diselesaikan oleh teori permintaan dan penawaran, tetapi tampaknya analisis
klasik tidak mampu mengatasi depresi besar yang melanda Amerika Serikat yang berjalan
hingga 10 tahun. Karena itu, kegagalan teori klasik dalam menyikapi masalah pengangguran

2
di Amerika Serikat menjadi tonggak sejarah dalam ekonomi makro (Tri Kurniawan dan
Anton Pracoyo, 2007: 7).(Nurhamdi, 2020)
Kegiatan ekonomi di Kabupaten Kepahiang tidak bisa terlepas dari peranan sektor
pertanian. Peranan sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi tidak hanya pada lingkup
Kabupaten Kepahiang saja, melainkan juga dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Bengkulu. Untuk menunjang sektor pertanian di Kabupaten Kepahiang dalam
pengembangan komoditas unggulan diperlukan keterpaduan agar dalam skala
pengembangan makro dapat tercipta rencana pengembangan ruang yang terintegrasi antar
satu wilayah dengan wilayah lainnya.(Savitry & Tafonao, 2019)
Kondisi ketahanan pangan Kabupaten Banyumas masih rendah pada level rumah tangga
baik di perdesaan maupun perkotaan (Barokatuminalloh dan Neni Widayaningsih, 2011).
Upaya menjaga stabilitas ketahanan pangan yaitu dengan menjamin ketersediaan pangan
yang dapat diwujudkan melalui pengembangan sistem produksi komoditas pangan yang
bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal dengan peningkatan produksi
komoditas pangan. Sejalan dengan Pasal 2 PP No. 68 tahun 2002, sistem ketahanan pangan
harus berlandaskan kemampuan sumber daya lokal (wilayah) dalam rangka memenuhi
kebutuhan pangan wilayah dan nasional. Untuk memantapkan ketahanan pangan nasional,
diharapkan setiap wilayah dapat mengembangkan potensi produksi komoditas pangannya
sehingga dapat menopang kebutuhan regional maupun nasional. Pengembangan komoditas
tersebut diharapkan mampu mengimbangi jumlah penduduk yang terus bertambah.
(Ставрианиди, 2014)
Kuznets dalam Sukirno (1995), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan
penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri
mengukur prestasi dari perkembangan perekonomian dari suatu periode ke periode
selanjutnya. Menurut Sukirno (2004), tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu
negara dapat diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu
negara/daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakat, sebab pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk
mengukur keberhasilan pembangunan dalam suatu negara.(Arina et al., 2019)
Kenaikan tingkat inflasi pada dasarnya menunjukkan pertumbuhan ekonomi, namun
dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak yang buruk.
Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif lebih mahal dibanding
dengan harga barang impor. Harga yang lebih mahal menyebabkan turunnya daya saing
domestik di pasar internasional. Hal ini berdampak pada menurunnya neraca perdagangan
karena turunnya nilai ekspor dan naiknya nilai impor. Naiknya nilai impor akan
menyebabkan permintaan mata uang domestik terhadap mata uang asing meningkat dan
berpengaruh terhadap melemahnya nilai tukar(Harga et al., 2014)

3
1.2. Pengembangan Ekonomi Makro
Menurut Kuznets dalam Todaro (2003) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Todaro (2003)
menyampaikan ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap negara.
Pertama, akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal manusia atau sumberdaya manusia.
Kedua, pertumbuhan penduduk yang selanjutnya akan menambah jumlah angkatan kerja.
Ketiga, kemajuan teknologi yaitu berupa cara-cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama
dalam menangani suatu pekerjaan.(Nurmainah, 2013)
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian
dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh
faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Menurut Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai
oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu
negara/daerah(Rustiono, 2008)
Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan
dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Namun menurut Kepala Kantor Bank Indonesia
(BI) Perwakilan Provinsi Jambi, V Carlusa (2016), dukungan pembiayaan yang disalurkan
kepada UMKM di Indonesia hanya mencapai 7,2 persen dari PDB atau paling rendah
dibandingkan negara ASEAN. Untuk itu BI akan melaksanakan kebijakan pengembangan
UMKM melalui dua pendekatan utama, yaitu mendorong peran intermediasi perbankan
kepada UMKM dan peningkatan kapasitas ekonomi UMKM. Salah satu upaya BI dalam
meningkatkan intermediasi perbankan kepada UMKM adalah dengan mewajibkan bank
umum untuk memenuhi target rasio kredit UMKM terhadap total kredit secara bertahap. BI
menargetkan peningkatan porsi kredit UMKM naik setiap tahunnya. Propinsi Jambi
memiliki produk-produk UMKM unggulan yang berpotensi meningkatkan kegiatan dunia
usaha dan pertumbuhan ekonomi daerah, diantaranya: karet, kelapa sawit, padi sawah,
angkutan barang, sapi, angkutan perahu, hasil pertanian, makanan, hasil perkebunan, dan
ikan perairan umum (Marlison, 2013). Dukungan pembiayaan terhadap UMKM di Propinsi
Jambi tentu saja sangat diperlukan untuk mengembangkan produk-produk unggulan
tersebut. Potensi UMKM dalam pertumbuhan ekonomi akan semakin kokoh dengan
dukungan pembiayaan syariah sesuai prinsip bagi hasil yang mengutamakan keadilan dan
transparansi. Oleh karena itu, analisis pembiayaan syariah dalam pengembangan UMKM
perlu diteliti untuk mengidentifikasi faktor kunci keberhasilannya.(Jambi, n.d.)
Teknologi Digital merupakan peralihan dari pengoperasionalannya tidak lagi banyak
menggunakan tenaga manusia. tetapi lebih cenderung pada sistem pengoprasian yang serba
otomatis dan canggih dengan system computer, dalam bentuk bilangan biner (nol dan satu)
dengan format yang dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah
sistem menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi sebagai
nilai-nilai numeris. Pada teknologi analog, gambar dan suara diubah menjadi gelombang
radio, maka teknologi digital menkonversi gambar dan suara menjadi data digital yang
4
terdiri dari angka 1 dan 0. Dengan teknologi digital ini, gambar yang ditampilkan memiliki
kualitas warna yang lebih natural dan resolusi yang lebih baik, tidak pecah atau turun
kualitasnya jika gambar ditampilkan di layar yang besar.(ANSORI, 2016)
Menurut data dari BPS Indonesia UMKM telah banyak memberikan kontribusi terhadap
PDB Nasional. Perkembangan UMKM dapat dilihat pada tahun 2009 jumlah UMKM
mencapai 52.764.750 unit dan untuk tahun 2010 UMKM mengalami kenaikan menjadi
54.114.821 unit pada tahun 2011 UMKM mencapai 55.206.444 unit mengalami kenaikan
lagi dibanding tahun sebelumnya. Sampai pada tahun 2013 UMKM mencapai 57.895.721
unit. Itu artinya UMKM dari tahun 2009-2013 selalu mengalami kenaikan.6 Selain itu
kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik regional bruto meningkat dari 57,84
% menjadi 60,34 % dan dalam 5 tahun terkhir 6Depkop.go.id6 serapan tenaga kerja pada
sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% pada periode yang sama.7 Akan
tetapi selama ini permasalahan yang sering timbul di dalam UMKM adalah rendahnya
sumber daya modal dan juga rendahnya kualitas sumber daya manusia dalam
pengembangan UMKM. Untuk masalah sumber daya modal pemerintah telah memberikan
solusi yaitu dengan adanya bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan berupa
penyaluran kredit UMKMdan juga bantuan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Sedangkan untuk
kualitas SDM diperlukan adanya hal penting yang dilakukan yaitu melakukan
pengembangan SDM.(Kurniawan, 2018)
Pengelolaan sumber daya yang dimiliki masyarakat merupakan hal yang penting karena
menyangkut kelangkaan. Kelangkaan (scarcity) berarti masyarakat memiliki sumber daya
yang terbatas atau langka sehingga mereka tidak dapat menghasilkan barang dan jasa
sebanyak yang diinginkan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri
manusia. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia dihadapkan pada masalah ekonomi
yang berlaku sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan
ekonomi tersebut merupakan penghalang dalam usaha manusia dalam mencapai tujuan.
Setiap manusia pasti ingin hidup makmur, sejahtera, serta mampu menghadapi masalah
jangka pendek seperti konsumsi sehari-hari serta pemenuhan kebutuhan lainnya.
Terbatasnya sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan, menyebabkan
manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bersifat individu dan kolektif.(Nur Solihat
& Arnasik, 2018)
Kabupaten Kepahiang merupakan daerah yang sedang berkembang, dalam rangka
mengejar ketertinggalan atau mempercepat laju pembangunan wilayah. Potensi
perekonomian di Kabupaten Kepahiang didominasi oleh sektor pertanian, berdasarkan
Kabupaten Kepahiang Dalam Angka selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu Tahun
2013,2014,2015,2016 dan Tahun 2017, peranan dan kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB 43,5% memberikan implikasi bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang
menjadi tulang punggung dan mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan atau
kemunduran perekonomian di Kabapaten Kepahiang, baik itu pada tingkat sektoral
maupun sub-sektoral.(Savitry & Tafonao, 2019)
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya
adalah aktivitas pasar modal di negara tersebut. Pasar modal di Indonesia berkembang
tidak hanya dilihat berdasarkan perusahaan dan masyarakat di negara itu, namun faktor
5
ekonomi makro di negara tersebut ikut mendukung perkembangan pasar modal di
Indonesia. Pasar modal yang ada di Indonesia disebut sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI),
dahulu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Terdapat banyak perusahaan yang terdaftar di
BEI yang dikelompokkan berdasarkan sektornya. Berdasarkan factbook di IDX terdapat 9
sektor yang ada di BEI yaitu, pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka
industri, industri barang konsumsi, properti dan real estate, infrastruktur, utilitas dan
transportasi, keuangan, perdagangan, jasa dan investasi.(Salim, 2016)
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Masalah kesempatan kerja atau
pengangguran merupakan masalah yang sangat sulit dihindari oleh suatu negara atau
daerah dan dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah
ekonomi. Kondisi tersebut dapat menurunkan tingkat kesejahteraan dan daya beli
masyarakat. Semakin rendah angka pengangguran maka semakin makmur kehidupan
masyarakat suatu negara, begitu pula sebaliknya.(Kalsum, 2017)
Kemajuan perekonomian yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekonologi semakin memudahkan para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Salah
satu kemajuan disektor ekonomi dalam hal ini adalah pasar modal. Pasar modal memiliki
peran penting dalam transaksi bisnis khususnya transaksi saham-saham perusahaan yang
diperjualbelikan di bursa. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat
menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan
investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk
membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan.(Safuridar & Asyuratama,
2018)
Analisis perkembangan indikator makro ekonomi lazim digunakan untuk melihat arah
pergerakan variabel makro ekonomi baik pada level nasional maupun regional. Dengan
diketahuinya arah perkembangan variabel ekonomi, maka dapat dijadikan sebagai bahan
pengambilan kebijakan baik bagi Pemerintah maupun dunia usaha. Kebijakan makro
ekonomi, pada dasarnya memiliki 3 (tiga) tujuan utama, yakni menjaga stabilitas harga,
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menciptakan lapangan kerja. Selain
tentunya juga terdapat variabel makro yang penting, seperti stabilitas nilai tukar dan neraca
pembayaran untuk perekonomian terbuka (Mulhearn, 1999). Namun pada level regional,
hanya terdapat 3 (tiga) varibel yang dapat digunakan sebagai indikator, yakni yakni 1)
inflasi; 2) pertumbuhan ekonomi dan 3) indikator-indikator ketenagakerjaan.(Santoso &
Kharisma, 2019)

Berdasarkan UU No 22 /1999 dan UU No 25/1999 yang telah diperbaharui melalui UU


No 32 tahun 2004 dan UU No. 33 tahun 2005, menuntut tanggung jawab yang lebih besar
dari pemerintah daerah untuk mengelola daerah masing-masing. Untuk mendapatkan output
yang optimal, pemerintah daerah selayaknya memiliki suatu perencanaan pembangunan
daerah yang baik dan selaras dengan Visi, Misi dan Tujuan pembangunan daerahnya
masing-masing. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang baik adalah yang
memenuhi setidaknya tiga unsur dasar yaitu realistik, sesuai dengan kebutuhan daerah dan

6
berorientasi kepada sumber daya pembangunan. (Kuncoro,2003) Dalam kaitannya dengan
pemenuhan unsur dasar tersebut, pemerintahan suatu daerah memerlukan informasi lengkap
tentang kondisi ekonomi, sosial dan politik daerahnya.(Bachri, n.d.)

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan


yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan
kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Masalah kesempatan kerja
atau pengangguran merupakan masalah yang sangat sulit dihindari oleh suatu negara atau
daerah dan dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah
ekonomi. Kondisi tersebut dapat menurunkan tingkat kesejahteraan dan daya beli
masyarakat. Semakin rendah angka pengangguran maka semakin makmur kehidupan
masyarakat suatu negara, begitu pula sebaliknya.(Kalsum, 2017)
Kemajuan perekonomian yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekonologi semakin memudahkan para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Salah
satu kemajuan disektor ekonomi dalam hal ini adalah pasar modal. Pasar modal memiliki
peran penting dalam transaksi bisnis khususnya transaksi saham-saham perusahaan yang
diperjualbelikan di bursa. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat
menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan
investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk
membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan.(Safuridar & Asyuratama,
2018)

B. SARAN

Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi ekonomi makro untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang pendidikan, dan dalam berbagai disiplin ilmu
yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih serius dalam
mempelajari ilmu ekonomi dan dijadikan ekonomi bagian sangat dekat yang tak
terpisahkan dari kehidupan kita.

8
DAFTAR PUSTAKA
ANSORI, A. (2016). Digitalisasi Ekonomi Syariah. ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam,
7(1), 1–18. https://doi.org/10.32678/ijei.v7i1.33
Arina, M. M., Koleangan, R. A. M., & Engka, D. S. M. (2019). Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado. Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan
Daerah, 20(01), 81–94. https://doi.org/10.35794/jpekd.23451.20.01.2019
Bachri, F. (n.d.). STUDI PENGEMBANGAN MODEL EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN
EKONOMI REGIONAL KOTA PAGAR ALAM. 21–34.
Dwitya Cahyono, B., & Nadjib, M. (2014). Implikasi Kendala Struktural Dan Kelangkaan Modal
Terhadap Perilaku Sosial Ekonomi Nelayan. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 22(2),
119–133.
Harga, P., Dunia, M., Tukar, D. A. N. N., & Septiawan, D. A. (2014). PENGARUH HARGA
MINYAK DUNIA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA (Studi. 40(2), 130–138.
Jambi, D. I. K. (n.d.). ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM
PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA JAMBI. ANALISIS PERAN LEMBAGA
PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA JAMBI, 9–16.
Kalsum, U. (2017). Pengaruh Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Sumatera Utara. EKONOMIKAWAN: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 17(1),
87–94. https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v17i1.1183
Kurniawan, S. (2018). PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM ( Studi Pada UMKM Keripik Pisang
Jl . Pagar Alam Gang PU Kelurahan Segala Mider , Kota Bandar Lampung ) SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan
Geelar Sarjana S1 dalam Ilmu Ekonomi.
Lubis, Z. H., & Al-ashriyyah, J. (2016). RELASI EKONOMI DENGAN HUKUM DAN AGAMA
Oleh : Zakaria Husin Lubis 1 A . Ekonomi dan Hukum Proses sejarah dan proyek ekonomi
yang sedang berjalan dewasa ini melahirkan sebuah gaya hidup dan budaya global
( Global Culture ) yang merasuki setiap sudut dunia d. 2, 1–24.
Nur Solihat, A., & Arnasik, S. (2018). Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi. OIKOS Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, II(X). https://doi.org/10.23969/oikos.v2i1.915
Nurhamdi, M. (2020). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Profitabilitas (ROA) Serta
Dampaknya pada Dividen Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Sector Properti di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi),
3(3), 247. https://doi.org/10.32493/skt.v3i3.5006
Nurmainah, S. (2013). Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah ,Tenaga Kerja
Terserap Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

iv
Kemiskinan (Studi kasus 35 kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Bisnis Dan
Ekonomi (JBE), 20(2), 131–141.
Rustiono, D. (2008). Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah. Program Studi MIESP UNDIP
Semarang, ekonomik, 1–133.
Safuridar, & Asyuratama, Z. (2018). Analisis Indikator Makro Ekonomi terhadap Harga Saham
Sektor Perbankan. Jurnal Samudra Ekonomika, 2(2), 137–146.
Salim, F. S. dan A. S. (2016). Kinerja Keuangan dan Kondisi Ekonomi Makro Terhadap
Pengembalian Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2014. Jurnal Administrasi Kantor Bina Insani, 4(Vol. 4,
No.1, Juni 2016), 47–67. www.ejournal-binainsani.ac.id/index.php/JAKBI/issue/archive
Santoso, T., & Kharisma, B. (2019). Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Bandung
Kuarta Ii-2019. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 8, 943.
https://doi.org/10.24843/eeb.2019.v08.i08.p06
Savitry, R., & Tafonao, W. (2019). Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Wilayah
Sumatera. Jurnal Ilmiah Plano Krisna, 13(1), 14–27.
Ставрианиди, А. Н. (2014). ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN
BANYUMAS Oleh. 203.

v
DOKUMENTASI

vi

Anda mungkin juga menyukai