Anda di halaman 1dari 21

ASURANSI

Dosen Mata Kuliah :

Ni Putu Yeni Astiti, SE., MM


Pasar Keuangan dan Lembaga Keuangan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
I Gede Juanda (2102612010493)
I Nyoman Andre Adijaya (2102612010504)
I Wayan Subawa Putra (2102612010505)
Manajemen B Malam

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
kami kelompok 9 bisa menyelesaikan paper ilmiah ini yang berjudul
“Asuransi” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari paper ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pasar Keuangan dan Lembaga
Keuangan. Selain itu, paper ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai Asuransi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ni Putu Yeni Astiti, SE.,
MM., selaku dosen mata kuliah Pasar Keuangan dan Lembaga Keuangan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan paper ilmiah ini. Kami menyadari, paper ilmiah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan paper ilmiah
ini.

Denpasar, 19 Februari 2023

Kelompok 9

DAFTAR ISI

I
KATA PENGANTAR...........................................................................................I
MATERI.................................................................................................................1
A. Pengertian Asuransi...................................................................................1
B. Perkembangan Asuransi dengan Perkembangan Terbaru................3
C. Jenis-Jenis Asuransi...................................................................................5
1. Asuransi Jiwa.............................................................................................5
2. Asuransi Kesehatan...................................................................................5
3. Asuransi Pendidikan.................................................................................5
4. Asuransi Investasi......................................................................................6
5. Asuransi Kendaraan..................................................................................6
6. Asuransi Kecelakaan.................................................................................7
7. Asuransi Korporasi....................................................................................7
8. Asuransi Hari Tua.....................................................................................8
D. Prinsip-Prinsip Asuransi.........................................................................10
RANGKUMAN..................................................................................................16
CONTOH LATIHAN SOAL............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18

II
MATERI

A. Pengertian Asuransi
Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan.
Asuransi merupakan suatu perjanjian antara tertangung atau nasabah
dengan penanggung atau perusahaan asuransi. Pihak penanggung
bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul
dimasa yang akan datang setelah tertanggung menyepakati
pembayaran uang yang disebut premi. Premi merupakan uang yang di
keluarkan oleh tertanggung sebagai imbalan kepada penanggung.
Ada beberapa defenisi asuransi yang perlu dipahami, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menurut undang-undang tentang usaha perasuransian UU Republik
Indonesia No.2/1992 (2006 :177), Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penangung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan pengantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung yang timbul akibat suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan sutau pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
b. Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah suatu
kemauan untuk menetapkan kerugian–kerugian kecil (sedikit) yang
sudah pasti sebagai
pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum terjadi.
c. Asuransi adalah mekanisme pemindahan resiko kepada pihak lain
yang menjamin kompensasi financial secara penuh ataupun parsial
untuk kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa

1
diluar kondisi pihak tertanggung dalam hal ini adalah nasabah
produk asuransi.

d. Defenisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang (KUHD) Republik Indonesia : “Asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan nama seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”
Berdasarkan defenisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4
unsur, yaitu :
• Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar
uang premi kepada pihak penaggung, sekaligus atau
berangsur-angsur
• Pihak penanggung (insure) yang berjanji untuk membayar
sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung,
sekaligus atau secara berangsurangsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
• Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui
sebelumnya).
• Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami
kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah
perjanjian antara tertanggung dengan penanggung, dimana pihak
tertanggung memberikan sejumlah uang kepada pihak penanggung atas
pengalihan resiko.

B. Perkembangan Asuransi dengan Perkembangan Terbaru

2
Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di
Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan
asuransi mampu menunjukkan geliat pertumbuhan di dalam usaha yang
mereka jalankan, yang dimana semakin hari semakin banyak nasabah
atau masyarakat yang tertarik mengunakan layanan asuransi di dalam
kehidupan mereka.

Kesadaran yang dimiliki masyarakat akan pentingnya sebuah


perlindungan atas berbagai macam risiko yang bisa terjadi kapan saja dan
menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu factor penyebab
tingginya jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja
akan menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan asuransi
yang menyediakan layanan asuransi, di mana perusahaan asuransi akan
semakin luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran
penjualan produk yang mereka miliki.

Sesuai dengan perkembangan zaman, asuransi juga mengalami


perkembangan yang cepat dan semakin baik setiap harinya. Selain
meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya, perusahaan asuransi
juga melakukan berbagai macam usaha untuk bisa tetap memperluas dan
memajukan bisnis yang mereka jalankan selama ini. Salah satu langkah
yang dilakukan adalah dengan cara mengeluarkan berbagai produk baru
dan lebih inovatif bagi nasabahnya. Saat ini, produk asuransi tidak hanya
terbatas pada jenis asuransi jiwa dan asuransi kesehatan saja, karena pada
dasarnya kedua produk inilah yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat luas.

Dalam perkembangannya, perusahaan asuransi juga mengeluarkan


berbagai macam produk yang bisa dipilih dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan nasabah yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar
semakin banyak nasabah yang menggunakan layanan asuransi dan
semakin banyak penjualan yang bisa diciptakan. Hal ini merupakan salah

3
satu inovasi yang dilakukan oleh perusahaan pada bidang asuransi untuk
menunjukan bahwa seiring berjalannya zaman akan ada perkembangan
baru yang akan muncul. Ada banyak jenis produk asuransi yang bisa
dipilih oleh nasabah pengguna asuransi.

Dengan banyaknya produk yang dikeluarkan oleh perusahaan


asuransi, maka akan ada banyak pilihan dan juga pertimbangan yang bisa
diambil oleh nasabah yang akan menggunakan asuransi tersebut. Dengan
perkembangan ini akan menciptakan sebuah persaingan yang baik di
antara perusahaan-perusahaan yang memiliki penyedia layanan asuransi,
di mana mereka tentu akan berlomba-lomba untuk memberikan layanan
terbaik di dalam produk yang mereka miliki.

Sebagaimana industri lainnya, industri perasuransian di Indonesia


juga memiliki sejumlah aturan dan juga perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi
segala hak dan juga kewajiban masyarakat luas yang akan bertindak
sebagai konsumen di dalam sebuah layanan asuransi. Pemerintah
memiliki beragam regulasi yang mengatur mengenai segala sesuatu hal
yang menyangkut industri perasuransian. Banyaknya perusahaan yang
bergerak di dalam bisnis asuransi menunjukkan tingginya peluang yang
terdapat di dalam bisnis tersebut.

Namun hal ini juga membawa dampak yang cukup baik bagi
masyarakat luas, di mana mereka akhirnya memiliki pilihan yang cukup
banyak dan bisa mendapatkan layanan asuransi yang paling sesuai bagi
kebutuhan mereka masing-masing.

C. Jenis-Jenis Asuransi

1. Asuransi Jiwa

4
Asuransi jiwa merupakan asuransi yang bertujuan menanggung
orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena
meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Asuransi jenis ini
akan memberikan keuntungan finansial ketika kematian datang, sakit
tiba-tiba, atau menderita cacat tetap total maupun sebagian akibat
kecelakaan atau penyakit. Sebelum memilih Asuransi jiwa, pahami sistem
dan metode yang ditawarkan. Ada jasa penyedia Asuransi yang
memberlakukan sistem pembayaran setelah kematian. Namun, ada pula
yang memperbolehkan Pemegang Polis untuk mengklaim dana sebelum
kematiannya.
2. Asuransi Kesehatan

Asuransi kesehatan merupakan salah satu produk Asuransi yang


populer. Asuransi kesehatan menangani masalah kesehatan dan
melindungi finansial Anda dalam menanggung biaya mulai dari proses
perawatan sakit yang diderita hingga sembuh. Pada umumnya, jenis
penyakit yang dapat ditanggung oleh Asuransi ini meliputi cacat, sakit,
hingga kematian.
Untuk memilih jenis Polis yang akan diambil, kita boleh saja
menyesuaikan dengan kemampuan finansial. Sebagai contoh, jika Anda
ingin membeli produk Asuransi kesehatan, Anda boleh memilih produk
Asuransi kesehatan yang mencakup rawat inap saja atau pun hanya rawat
jalan saja.
3. Asuransi Pendidikan
Mempersiapkan dana pendidikan sejak dini menjadi cara untuk
melindungi masa depan anak Anda. Asuransi pendidikan adalah salah
satu pilihan yang memberikan keuntungan proteksi akan pendidikan.
Ada dua jenis Asuransi pendidikan yang ditawarkan, yaitu Asuransi
dwiguna dan Asuransi unit link. Asuransi dwiguna, merupakan produk
gabungan antara proteksi jiwa yang dikombinasikan dengan instrumen
pasar seperti deposito. Asuransi jenis ini akan melindungi biaya

5
pendidikan anak bila orang tua mendadak meninggal atau cacat total
hingga tidak mampu lagi mencari nafkah.
Asuransi pendidikan unit link, merupakan kombinasi antara
Asuransi jiwa dan investasi. Keuntungan dari komponen investasi dibagi
sesuai dengan jenjang pendidikan anak.
4. Asuransi Investasi
Pada asuransi investasi kita bisa memperoleh Asuransi sekaligus
investasi yang disebut juga dengan istilah Asuransi unit link. Sesuai
dengan namanya, Asuransi unit link memberikan manfaat berupa
proteksi dan nilai tunai yang berasal dari pengembangan dana investasi
sesuai pilihan investasi yang tersedia.
Sesuai dengan namanya, Asuransi unit link menawarkan dua
manfaat, yakni proteksi dan nilai tunai yang berasal dari pengembangan
dana investasi. Jadi, dari total Premi yang disetorkan oleh pemegang
polis, ada sebagian dana yang dialokasikan untuk biaya proteksi dan ada
yang dialokasikan untuk investasi.
Asuransi unit link memberikan proteksi berupa perlindungan jiwa,
kesehatan, kecelakaan, hingga penyakit kritis. Sementara nilai tunai yang
terdapat dalam Asuransi unit link dapat digunakan kelak untuk
membayar Premi Asuransi di saat pemegang polis sudah pensiun atau
tidak berpenghasilan. Dengan demikian, polis Asuransi tetap aktif. Di
samping itu, nilai tunai Asuransi unit link juga bisa digunakan untuk
tujuan keuangan lainnya.
5. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan adalah jenis asuransi khusus kendaraan, di
mana risiko yang kemungkinan terjadi pada kendaraan dialihkan kepada
perusahaan asuransi. Dalam pemilihan asuransi kendaraan hal-hal yang
perhatikan adalah kekuatan keuangan, jasa dan biaya atau beban.
Kendaraan juga perlu diproteksi dari hal yang tidak diinginkan, seperti
kehilangan atau kerusakan. Manfaat dari membeli premi Asuransi
kendaraan adalah memberikan perlindungan dan rasa tenang akan

6
finansial jika kita dihadapkan pada risiko kerusakan kendaraan. Selain itu,
memiliki Asuransi kendaraan juga membuat posisi harga jual mobil kita
akan makin bersaing.
6. Asuransi Kecelakaan
Asuransi kecelakaan adalah salah satu produk finansial yang
memproteksi tertanggung dengan  sejumlah dana ketika tertanggung
mengalami kecelakaan sehingga terluka dan harus mendapatkan
perawatan di rumah sakit.
Umumnya orang tidak banyak melirik asuransi kecelakaan karena
beranggapan perusahaan tempat mereka bekerja sudah memberikan
perlindungan atas kecelakaan saat bekerja. Tapi coba lirik kembali
aktivitas dan kondisi kerja kita. Jika pekerjaan kita termasuk dalam
kategori rawan risiko kecelakaan, kita sebaiknya membeli produk
Asuransi kecelakaan. Sebab, risiko bisa terjadi kapan saja dan di mana saja
baik di jalan maupun saat bekerja.
7. Asuransi Korporasi
Asuransi korporasi merupakan Asuransi kumpulan yang
memberikan perlindungan kepada karyawan suatu korporasi. Perusahaan
umumnya memberikan Asuransi korporasi untuk memelihara karyawan
sebagai aset berharga untuk keberlangsungan bisnisnya.
Ada berbagai manfaat yang ditawarkan oleh Asuransi korporasi.
Beberapa jenis Asuransi korporasi yang populer misalnya Asuransi jiwa
kumpulan dan Asuransi kesehatan kumpulan. Karena Asuransi ini
menawarkan perlindungan kepada karyawan korporasi atau perusahaan,
maka kepesertaan pemegang polis hanya berlangsung ketika ia masih
menjadi karyawan di korporasi tersebut.
8. Asuransi Hari Tua
Asuransi hari tua merupakan produk Asuransi yang menawarkan
perlindungan dan jaminan kepada pemegang polis ketika di usia pensiun.
Usia pensiun adalah ketika kita sudah tidak lagi masuk usia yang
produktif dan tidak dapat menghasilkan uang lagi.

7
Dengan membeli polis Asuransi hari tua sejak dini, akan
membantu kita dalam mempersiapkan dana pensiun untuk hari tua,
terlebih untuk kita yang tidak memperoleh uang pensiun dari tempat
bekerja.
Lantas, apa bedanya tabungan hari tua dan Asuransi hari tua?
Asuransi hari tua memberikan manfaat yang lebih dari tabungan biasa.
Kita bisa merancang masa pensiun dengan adanya Asuransi hari tua.
Untuk besaran premi, kita juga bisa memilih sesuai kemampuan finansial.
Namun, secara garis besar asuransi ini bisa di bedakan menjadi 2 jenis
yaitu antara lain adalah

1. Asuransi Konvensional
Asuransi konvensional dijalankan dengan menerapkan berbagai
kebijakan bisnis modern di dalamnya, hal ini terkait dengan perhitungan
dan juga berbagai lini usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Secara
umum, jenis asuransi inilah yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat luas, karena pada dasarnya asuransi konvensional merupakan
jenis asuransi yang pertama kali dikenalkan kepada masyarakat.
Dengan begitu, maka bisa dipastikan jika jumlah perusahaan asuransi
yang menjalankan usaha di jenis asuransi konvensional akan jauh lebih
banyak jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan asuransi yang
memiliki prinsip syariah.
Berdasarkan data yang dikeluarkan per tanggal 31 Desember 2015,
diketahui daftar Perusahaan Asuransi Umum, Asuransi Jiwa, Reasuransi,
Asuransi Wajib dan juga Asuransi Sosial adalah sebagai berikut:

a. Asuransi Umum sebanyak 76 perusahaan


b. Asuransi Jiwa sebanyak 50 perusahaan
c. Reasuransi sebanyak 6 perusahaan
d. Asuransi Wajib sebanyak 3 perusahaan
e. Asuransi Sosial sebanyak 2 perusahaan
2. Asuransi Syariah

8
Asuransi syariah merupakan layanan perusahaan asuransi yang
dijalankan dengan menggunakan prinsip syariah, di mana dalam semua
perhitungan dan juga berbagai macam biaya yang dikenakan di dalamnya
akan dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip yang berdasarkan
aturan syariah.
Segala aturan dan juga kebijakan di dalam asuransi syariah akan
ditetapkan berdasarkan keputusan yang diambil oleh Dewan syariah
Indonesia, di mana hal tersebut dilakukan untuk menjamin kehalalan dan
juga kelayakan berbagai macam hal yang dijalankan di dalam perusahaan
asuransi tersebut sesuai dengan ajaran Islam.
Asuransi syariah dijalankan dengan prinsip bagi hasil, di mana akan
diterapkan perhitungan yang sesuai dengan ajaran syariah. Di dalam
asuransi syariah, resiko tidak dialihkan kepada perusahaan asuransi
tersebut, namun akan dibagi bersama secara merata di antara para
nasabah asuransi tersebut.
Perkembangan asuransi syariah di Indonesia menunjukkan angka
peningkatan dari tahun ke tahun, hingga 31 Desember 2015 daftar
Perusahaan Asuransi Umum, Asuransi Jiwa dan Reasuransi dengan
prinsip syariah adalah sebagai berikut:

a. Asuransi Umum unit usaha syariah sebanyak 25 perusahaan


b. Asuransi umum full syariah sebanyak 3 perusahaan
c. Asuransi Jiwa Unit Usaha Syariah sebanyak 19 Perusahaan
d. Asuransi Jiwa Full Syariah sebanyak 5 perusahaan
e. Reasuransi Unit Usaha Syariah sebanyak 3 perusahaan

D. Prinsip-Prinsip Asuransi
Prinsip-prinsip hukum yang sering digunakan di dalam praktik
perusahaan asuransi kerugian pada umumnya dan perusahan-perusahaan
asuransi kerugian negara pada khususnya, baik itu asuransi kerugian
maupun asuransi jiwa adalah sebagai berikut:

9
a. Itikad Baik (Good Faith Principle)
Prinsip Itikad Baik (Good Faith Principle) ini sering
dihubungkan dengan bentuk latinnya yaitu uberimai fide yaitu
percaya atas dasar itikad baik.
Dalam perjanjian asuransi unsur saling percaya antara
penanggung dan tertanggung itu sangat penting. Penanggung
percaya bahwa tertanggung akan memberikan segala
keterangannya dengan benar. Dalam tertanggung juga percaya
bahwa kalau terjadi peristiwa, penanggung akan memberikan atau
membayar ganti rugi. Saling percaya ini dasarnya adalah itikad
baik. Prinsip itikad baik harus dilaksanakan dalam setiap
perjanjian.
Demikian pula apabila terjadi perubahan pada sewaktuwaktu,
tertanggung haruslah dengan secepatnya memberikan keterangan
pada tertanggung tentang perubahan-perubahan terhadap obyek
yang diasuransikan. Umpamanya, apabila dalam polis yang telah
dikeluarkan, kelak terjadi penyimpangan penyimpangan dan
kenyataan-kenyataan yang sebenarnya, sehingga penyimpangan-
penyimpangan itu merupakan dasar bagi penanggung untuk
membatalkan perjanjian asuransi tidak berlaku lagi, meskipun
sebenarnya di dalam praktik ketentuan itu tidak dilakukan
sesempit itu.
b. Prinsip Keseimbangan (Indemnitiy Principle)
Dalam Prinsip Keseimbangan (Indemnitiy Principle) Asuransi
sebagaimana disimpulkan dari pasal 246 KUHD merupakan
perjanjian penggantian kerugian. Ganti rugi di sini mengandung
arti bahwa penggantian kerugian dari penanggung harus
seimbang dengan kerugian yang sungguh-sungguh diderita oleh
tertanggung. Akibat dari ganti rugi tersebut menimbulkan suatu
keseimbangan, dimana demikian itu sesuai dengan prinsip
keseimbangan.

10
Menurut ketentuan pasal ini, jika benda sudah
diasuransikan dengan nilai penuh, tidak boleh lagi diasuransikan
untuk waktu yang sama dan atas evenemen yang sama. Jika masih
diadakan asuransi yang kedua, maka asuransi kedua ini batal.
Asuransi semacam ini disebut asuransi rangkap (double insurance),
asuransi rangkap dengan nilai penuh dilarang oleh undang-
undang.10
Untuk mencegah adanya penggantian kerugian yang melebihi dari
kerugian yang diderita dan mengharuskan adanya keseimbangan
antara penggantian kerugian dengan nilai benda yang
diasuransikan. Oleh karena itu dalam penyelesaian klaim asuransi
dasar yang digunakan adalah:
1. Berapa biaya untuk mengganti barang-barang yang rusak atas
dasar hari ini.
2. Apakah barang tersebut mengalami penyusutan sejak dibeli.
3. Karena itu, nilai ganti rugi adalah harga atas dasar hari ini.
Pembelian barang yang sama untuk mengganti barang yang
rusak dikurangi penyusutan.
Hasil perhitungan dalam perasuransian menunjukkan
kerugian tertanggung yang sesungguhnya. Namun bagaimanapun
juga penyelesaian klaim tidak boleh melebihi harta
pertanggungan. Pentingnya prinsip ganti rugi ini terletak pada
kenyataan bahwa pelaksanaannya mencegah orang mengambil
keuntungan dari malapetaka yang terjadi. Andai kata ada
kemungkinan menuntut barang baru sebagai pengganti barang
lama, maka orang akan terjebak untuk atau dengan sengaja
merusak atau menghancurkan harta miliknya.
c. Prinsip Kepentingan Yang Dapat Diasuransikan (Insurable
Interest)
Dalam Prinsip Kepentingan Yang Dapat Diasuransikan
(Insurable Interest) Bergandengan dengan prinsip ganti-rugi, timbul

11
pengertian bahwa orang harus mempunyai apa yang disebut
insurable interest pada harta milik yang dipertanggungkan itu.
Prinsip ini dapat dijabarkan apabila seorang yang telah
mengadakan pertanggungan untuk diri sendiri, atau apabila
seorang yang untuknya telah diadakan suatu pertanggungan, pada
saat diadakan pertanggungan itu tidak mempunyai kepentingan
terhadap barang yang dipertanggungkan, itu maka Penanggung
tidaklah diwajibkan memberikan gani-rugi.
Apabila disimpulkan, maka ketentuan di atas mensyaratkan
adanya kepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi
dengan akibat batalnya perjanjian tersebut seandainya tidak
dipenuhi. Hal itu karena Penanggung tidak diwajibkan untuk
memberikan gantirugi. Jadi dalam setiap pertanggungan harus ada
kepentingan atas benda yang dipertanggungkan.
Menurut Emmy Pangaribu Simanjuntak, kepentingan harus
sudah ada pada saat diadakan asuransi. Ini berarti apabila pada
saat pembuatan perjanjian asuransi, tertanggung tidak mempunyai
kepentingan, kemudian terjadi peristiwa yang menimbulkan
kerugian, penanggung tidak berkewajiban membayar klaim ganti
kerugian.
Menurut Abdul kadir Muhammad, dalam asuransi
sebaiknya ditujukan kepada tertanggung sebagai isyarat bahwa
pada waktu mengadakan asuransi, tertanggung perlu mengatakan
dengan tegas dan jelas apa kepentingannya mengadakan asuransi
itu. Namun mengenai kepentingan in tidak memberikan rumusan
secara otentik.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan kepentingan itu
mempunyai kepentingan yang luas, yaitu baik kepentingan itu
dapat dinilai dengan uang maupun kepentingan yang tidak dapat
dinilai dengan uang. Syarat-syarat kepentingan yang dapat
diasuransikan, mempunyai pengertian yang sangat sempit karena

12
harus dapat dinilai dengan uang. Kepentingan yang tidak dapat
dinilai dengan uang itu misalnya hubungan keluarga, jiwa, anak,
istri dan lain-lain.
d. Prinsip Subrogasi (Subrogation Principle)
Dalam Prinsip Subrogasi (Subrogation Principle)Apabila
terjadi peristiwa yang tidak diharapkan itu betul-betul terjadi,
maka tertanggung dapat menuntut penanggung untuk
memberikan ganti rugi akan tetapi apabila sebab terjadinya
kerugian itu diakibatkan oleh pihak ketiga, maka berarti
tertanggung dapat menuntut penggantian kerugian dari dua
sumber. Sumber pertama dari penanggung dan sumber kedua dari
pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian itu. Penggantian
kerugian dari dua sumber ini jelas bertentangan dengan asas
dalam perjanjian asuransi itu sendiri yaitu asas idemnitiy dan asas
hukum tentang larangan memperkaya diri sendiri melawan
hukum (tanpa hak). Sebaliknya apabila pihak ketiga dibebaskan
begitu saja dari perbuatannya yang telah menyebabkan kerugian
bagi tertanggung, sangatlah tidak adil.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan suadah
diatur dalam undang-undang bagi seorang penanggung yang
telah membayar kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan,
menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya
terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan menerbitkan
kerugian tersebut; dan si tertanggung itu adalah bertanggung
jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak si
penanggung terhadap orang-orang ketiga.
Dengan adanya ketentuan demikian berarti apabila terjadi
kerugian yang menimpa tertanggung oleh pihak ketiga, maka
penanggung dapat menggantikan kedudukan tertanggung untuk
melaksanakan hak-haknya terhadap pihak ketiga tersebut. Jadi

13
subrogasi berdasarkan undang-undang ini hanya dapat
diberlakukan apabila ada dua faktor, yaitu:
1. Apabila tertanggung disamping mempunyai hak-hak terhadap
penanggung juga mempunyai hak-hak terhadap pihak ketiga.
2. Hak-hak itu adalah karena timbulnya kerugian.
Dalam asuransi sejumlah uang itu tidak didasarkan pada
gantirugi yang seimbang dengan kerugian yang diderita, maka
uang santunan sudah ditetapkan sebelumnya.
Demikian prinsip-prinsip dasar asuransi pada umumnya, namun
di dalam buku Man Suparman dan Endang dicantumkan tiga
prinsip lagi, dimana prinsip ini dipandang berlaku juga dalam
asuransi, ketiga prinsip itu adalah:
1. Prinsip Sebab Akibat (Causalitiy Principle)
Prinsip Sebab Akibat (Causalitiy Principle) Timbulnya kewajiban
penanggung untuk mengganti kerugian kepada Tertanggung
apabila peristiwa yang menjadi sebab timbulnya kerugian
disebutkan dalam polis. Akan tetapi tidak mudah untuk
menentukan suatu peristiwa itu merupakan sebab timbulnya
kerugian yang dijamin dalam polis.
Lebih-lebih apabila peristiwa banyak sehingga sulit untuk
menentukan mana yang menjadi sebab timbulnya kerugian,
sehingga dapat ditentukan apakah menjadi tangung jawab
penanggung atau bukan.
Dalam hal ini ada peristiwa-peristiwa yang menjadi
tanggungan penanggung dan ada yang tidak, kecuali kalau
polis dengan klausula All Risks, yaitu polis yang menanggung
semua risiko. Dalam hal ini juga terdapat pengecualian, yaitu
apabila sebab itu terjadi karena kesalahan sendiri dari
tertanggung.

14
2. Prinsip Kontribusi
Dalam Prinsip Kontribusi apabila dalam suatu polis
ditandatangani oleh beberapa penanggung, maka
masingmasing penanggung itu menurut imbangan dari jumlah
untuk mana mereka menandatangani polis, memikul hanya
harga yang sebenarnya dari kerugian itu yang diderita oleh
tertanggung. Prinsip kontribusi ini terjadi apabila ada asuransi
berganda (duoble insurance)
3. Prinsip Follow The Fortunis
Pada Prinsip ini hanya berlaku bagi reasuransi, sebab
di sini hanya penanggung pertama dan penanggung ulang.
Dalam hal ini penanggung ulang mengikuti suka-duka
penanggung pertama. Prinsip ini menghendaki bahwa
tindakan penanggung ulang tidak boleh mempertimbangkan
secara tersendiri terhadap obyek asuransi, akibatnya segala
sesuatu termasuk peraturan dan perjanjian yang berlaku bagi
penanggung pertama, berlaku pula bagi penanggung ulang.

15
RANGKUMAN

Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan.


Asuransi merupakan suatu perjanjian antara tertangung atau nasabah
dengan penanggung atau perusahaan asuransi. Pihak penanggung
bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa
yang akan datang setelah tertanggung menyepakati pembayaran uang
yang disebut premi. Premi merupakan uang yang di keluarkan oleh
tertanggung sebagai imbalan kepada penanggung.

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di


Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan
asuransi mampu menunjukkan geliat pertumbuhan di dalam usaha yang
mereka jalankan, yang dimana semakin hari semakin banyak nasabah
atau masyarakat yang tertarik mengunakan layanan asuransi di dalam
kehidupan mereka.
Ada berbagai jenis-jenis asuransi yang dibutuhkan yaitu :
1. Asuransi Jiwa
2. Asuransi Kesehatan
3. Asuransi Pendidikan
4. Asuransi Investasi
5. Asuransi Kendaraan
6. Asuransi Kecelakaan
7. Asuransi Korporasi
8. Asuransi Hari Tua
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi,
yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity,
subrogation dan contribution. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul
dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang
diasuransikan dan diakui secara hukum.

16
CONTOH LATIHAN SOAL

1. Apa pengertian dari polis asuransi?


2. Apa manfaat asuransi Kesehatan?
3. Apakah Asuransi Jiwa Penting?
4. Apakah Asuransi bisa Dipindah Tangan?
5. Bagaimana Cara Klaim Asuransi?
6. Bagaimana cara memilih asuransi yang tepat?
7. Kenapa penting punya asuransi mobil dan apa manfaatnya?
8. Apakah penyakit kritis ditanggung asuransi jiwa?
9. Apakah perlu medical check up untuk asuransi kesehatan?
10. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi kesehatan?

17
DAFTAR PUSTAKA

Abbas Salim. (2007). Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT Raja


Grafindon Persada
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1999.
Ali, H. Z. (2023). Hukum asuransi syariah. Sinar Grafika.
Ganie, A. J., & SE, S. (2023). Hukum Asuransi Indonesia. Sinar Grafika.
Hamdani, Y. (2016). Revolusi Asuransi Digital. Elex Media Komputindo.
Idrajad Arsel, dan Nico Ngani, Profil Hukum Peasuransian Di Indonesia,
Yogyakarta: Liberti, 1985.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang)
Muktar, B. (2016). Bank dan lembaga keuangan lain. Prenada Media.
Rastuti, T. (2016). Aspek Hukum perjanjian asuransi. MediaPressindo.
Sastrawidjaja Man Suparman, dan Endang SH. Hukum Asuransi,
Jogjakarta, Pustaka Pelajar, 1988.
Sembiring, S. (2014). Hukum Asuransi.
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

18

Anda mungkin juga menyukai