Anda di halaman 1dari 11

Makalah Asuransi

oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Indonesia, April 2022

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang
baru di pendengaran kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri
secara mendalam, masyarakat belum mengenal dan mengetahuinya. Yang
masyarakat umum tahu tentang asuransi hanyalah sebagai jaminan dan
ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan sering kali
menyebutkan asuransi itu haram untuk masyarakat yang awam. Padahal arti
dan peran sesungguhnya di dalam asuransi ini sangatlah baik dan
memberikan manfaat di antara kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi
maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan
dalam urusan, karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk
menghadapi risiko yang akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan
kita dalam menghadapi urusan jika sewaktu-waktu terjadi musibah atau
bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun kerugian
karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai
perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan-perusahaan yang berjalan
dibidang asuransi ini, tinggal kita memilah dan memilih asuransi mana yang
akan kita ambil sesuai dengan kebutuhan dan keuangan kita. Untuk bisa
memilih dan memilah asuransi tersebut, maka diperlukan pengetahuan yang
cukup tentang pengertian dasar-dasar asuransi. Maka dari itu penulis
bermaksud menuliskan pengetahuan tentang dasar-dasar pengetahuan
tentang asuransi yang akan dibahas dalam bab 2 tentang pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi?
2. Bagaimana prinsip dasar asuransi?
3. Apa tujuan asuransi?
4. Apa fungsi asuransi?
5. Apa saja jenis-jenis asuransi?
6. Apa keuntungan asuransi?
7. Apa saja jenis-jenis risiko asuransi?
8. Apa yang dimaksud dengan polis asuransi?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan/mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain,
dalam hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut
didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara
universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain. Di Indonesia
pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Badan yang menyalurkan risiko disebut “tertanggung”, dan badan yang
menerima risiko disebut “penanggung”. Perjanjian antara kedua badan ini
disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap
istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh “tertanggung”
kepada “penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut “premi”. Ini
biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa
depan, biaya administratif, dan keuntungan. Sedangkan menurut KUHD pasal
246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur,
yaitu:
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk
membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau
secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah
uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara
berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak
tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui
sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian
karena peristiwa yang tak tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu
bentuk perjanjian di mana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal
1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah
persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu:
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu
perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum
tentu”.
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung
mengikat suatu perjanjian tentang hal dan kewajiban masing-masing.
Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi yang harus dibayar
tertanggung premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu
atau diperhitungkan dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar
risiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Perjanjian
asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan sarat-sarat, hak-
hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan
dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi risiko,
pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan
ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “assurantie” yang terdiri dari
kata “assuradeur” yang berarti penanggungan dan “geassureerde” yang
berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “assurance” yang
berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa
latin disebut “assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa
Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu
yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “assurance” yang berarti
menganggung sesuatu yang pasti terjadi.

B. Prinsip Dasar Asuransi


Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan
pihak nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap
perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuan adalah
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.
2. Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan
baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas
dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan
secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity
Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan
yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
5. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar.
6. Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.

C. Tujuan Asuransi
Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi
untuk mengurangi risiko yang pasti (misalnya kematian) dan mungkin
(misalnya kecelakaan) terjadi dalam masyarakat dengan cara
mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau risiko
yang terjadi dalam masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi. Secara
rinci, berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan
asuransi yaitu:
1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang
akan memberikan keuntungan tertentu yaitu berupa pengurangan
kerugian dan pengurangan biaya yang menyangkut pertanggungan
tersebut.
2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang
terjadi dapat berupa pengeliminiran sebab-sebab yang dapat
menimbulkan keerugian, perlindungan produk atau orang yang akan
dirugikan, pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk
yang telah rusak tidak semakin rusak.
3. Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti
asuransi karena dengan mengetahui besarnya risiko yang terjadi
dapat diketahui besarnya kerugian yang dialami.

D. Fungsi Asuransi
1. Pengalihan risiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan risiko/kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai “original risk bearer” kepada satu
atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga
ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian
sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi
asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau
santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
2. Penghimpun dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut
berkembang, yang kelak akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang
mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
3. Premi seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan risiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable
premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung
dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan dengan
nilai pertanggungan.

E. Jenis-jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non-life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi, menjelaskan bahwa asuransi
kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak
diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasuransi.
Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut:1)
Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan
kapal terbang dan lainnya.2) Asuransi pengangkutan meliputi:a) Marine hul
policyb) Marine cargo policyc) Freight3) Asuransi aneka, yaitu asuransi yang
tidak termasuk dalam asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi
kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan lainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan
penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
Jenis-jenis asuransi jiwa adalah:1) Asuransi berjangka (term insurance).2)
Asuransi tabungan (endowment insurance).3) Asuransi seumur hidup (whole
life insurance).4) Anuity contrak insurance (anuitas).
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi
ini digolongkan ke dalam:1) Bentuk treaty.2) Bentuk fakultatif.3) Kombinasi
dari keduanya.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi
tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa atau pun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100%
oleh pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta
nasional sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham maka memiliki
suara terbanyak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya
merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki
100% oleh pihak asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara
swasta nasional dengan pihak asing.

F. Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti
pemahamannya terhadap menabung konvensional baik di bank umum
maupun bank syariah. Padahal dari sisi mengelola keuangan, dengan berbagai
bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal mengelola keuangan
terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun manajemen
asuransi terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh
perusahaan asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi
tidak salamannya positif. Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan
asuransi misalnya saja menggadaikan nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis
asuransi kesehatan atau kecelakaan. Susah mengurus klaim, ini untuk hampir
seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini hanya gara-gara data yang
tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan
demikian keuntungan asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum
begitu dipahami. Dengan demikian, budaya asuransi masih belum terlalu
akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki pemahaman
bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggulangi keadaan
darurat, masih banyak yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut
dalam bentuk tabungan dan membeli emas bukan dalam bentuk menjadi
nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat
Indonesia terhadap berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat
Indonesia masih memiliki perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka
lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka guna membeli
kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting
atau untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa
dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia
masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat
dalam mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan
sekunder semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga
dipahami dalam arti sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat,
sebenarnya program asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah
tidak perlu heran sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini,
namun pandangan sebagian masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan
membuang uang. Selain itu ada pandangan dari masyarakat yang
menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu
dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan dan
menggadaikan diri pada sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu
sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan membuang uang
atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat
mengalihkan risiko sesuatu pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita
mendapatkan musibah atau bencana, yang akan mengganti semua kerugian
kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti
rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi
nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat,
terutama ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak
cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap
perusahaan atau menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi
tersebut, tidak segampang mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual
barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal
sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi
berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini.
Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi,
perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang
diajukan oleh para nasabah. Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah
bekerja dengan perusahaan lain secara langsung, seperti misalnya dengan
rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi
jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan mengalami keadaan
darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik
kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.

G. Jenis-jenis Risiko Asuransi


Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang
dihadapi, besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan
besarnya premi asuransi yang harus dibayar. Dalam perakitnya risiko-risiko
yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan asuransi adalah
sebagai berikut:
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidakpastian terjadinya sesuatu
kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan
suatu peluang keuntungan, contoh rumah mungkin akan terbakar,
atau mobil yang dikendarai akan tertabrak atau kapal dan muatannya
mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau
tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan,
yaitu peluang untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh
keuntungan dalam hal ini kemungkinan terjadi kerugian atau
keuntungan.
3. Risiko individu.
Risiko individu dibagi tiga macam:
 Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh
keuntungan, akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan
atau mati.
 Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak
yang menyebabkan kerugian keuangan.
 Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita
menanggung kerugian seseorang dan kita harus membayar.
Contohnya kelalaian di jalan yang menyebabkan orang lain tertabrak
dan harus mengganti kerugian tersebut.

H. Polis Asuransi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat
secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat
kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar
pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung)
dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis asuransi adalah bukti
tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian
asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak
mendapatkan kekuatan secara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai
asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.
4. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).
5. Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan
penanggung.
7. Premi asuransi.
Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan
segala janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan
perusahaan non-asuransi seperti kegiatan underwriting-akutaria, klaim, dan
reasuransi-retrosesi. Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi
pihak tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan
perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis
asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat
membantu meningkatkan kegiatan usaha.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi

http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-
asuransi.html

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-
syariah.html

http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html

http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx

http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-
pengendalian.html

Anda mungkin juga menyukai