Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Perusahaan Asuransi dan Anjak Piutang ( Factoring)


Dosen Pengampu : Sucihati, SE.,MM

Disusun Oleh :

Ratu Maulida (20010016)


Risa (20010096)

KELAS M3R3 A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN
2021 - 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunianya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Perusahaan Asuransi dan Anjak
Piutang (Factoring). Yang insya allah tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu dosen mata pelajaran kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, Ibu Sucihati, SE.,MM yang telah memberikan arahan terkait
tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau, mungkin penulis tidak akan dapat
menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk
kedepannya. Mudah-mudahhan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.

Serang, 28 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


1. 1 Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2


2.1 Pengertian Asuransi ............................................................................................... 2
2.2 Perkembangan Asuransi ........................................................................................ 2-3
2.3Jenis-Jenis Asuransi ................................................................................................ 3-4
2.4 Keuntungan Asuransi ............................................................................................. 4-5
2.5 Prinsip-Prinsip Asuransi ........................................................................................ 5
2.6 Pengertian Anjak Piutang ...................................................................................... 5-6
2.7 Kegiatan Anjak Piutang ......................................................................................... 6
2.8 Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas yang Diberikan ................................................ 6-7
2.9 Jasa-Jasa dan Biaya yang Diberikan ...................................................................... 8
2.10 Keuntungan Anjak Piutang .................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 9


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 9
3.2 Saran ...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jasa asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
masyarakat apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko terjadi maka ganti rugi
akan dibayar sesuai dengan perjanjian antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme
perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara
rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi.
Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota
keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya, misalnya tagihan dengan memberikan suatu diskon. Bagi perusahaan yang
bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan, hambatan utama yang dapat menjadi
ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat tertagih alias macet. Banyaknya
kredit yang macet akan mengakibatkan terganggunya perputaran barang dan perputaran
keuangan, apa lagi jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi dibayar oleh nasabahnya.
Apalagi masalah piutang macet tidak dapat segera ditangani secara serius, tidak mungkin
kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi. Untuk menanggulangi masalah piutang
macet dan administrasi kredit yang semrawut dapat diserahkan kepada perusahaanyang
sanggup untuk melakukannya, yaitu perusahaan anjak piuatang yang memang kegiatan
utamanya adalah bergerak dibidang penagihan piutang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Asuransi?
2. Apa Saja Manfaat Asuransi?
3. Apa Pengertian Anjak Piutang?
4. Apa Saja Manfaat Anjak Piutang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Dan Manfaat Asuransi
2. Memiliki Pemahaman Mengenai Anjak Piutang

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya aktivitas yang
berkaitan dengan finansial, resiko merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Salah satu
hal yang dapat meminimalisir resiko tersebut adalah dengan asuransi. Asuransi
menguntungkan kehidupan masyarakat dengan mengurangi kekayaan yang harus disisihkan
untuk menutupi kerugian akibat berbagai resiko yang didapat. Terdapat beberapa definisi
mengenai asuransi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Kasmir (2014:259) mendefinisikan Asuransi adalah “Perjanjian antara pihak
tertanggung dengan penanggung dan disebutkan syarat-syarat, hak-hak kewajiban masing-
masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan serta jangka waktu asuransi, sehingga
pihak tertanggung akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati apabila
terjadi risiko dalam masa pertanggungan”.
Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu perjanjian
dimana terdapat pihak tertanggung yang membayar premi kepada pihak penanggung guna
mendapatkan penggantian karena suatu keinginan, kerusakanm atau kehilangan keuntungan
yang telah diharapkan yang kemungkinannnya tidak pasti akan terjadi di masa yang akan
datang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan suatu
perjanjian antara pihak tertanggung yaitu nasabah dengan pihak penanggung yaitu
perusahaan asuransi, dimana pihak penanggung memberikan jaminan terhadap jiwa maupun
harta yang dimiliki pihak tertanggung apabila pada masa mendatang mengalami kejadian
tidak terduga seperti kebakaran maupun kematian, sehingga pihak tertanggung wajib
membayar sejumlah premi guna mendapatkan ganti rugi.

2.2 Perkembangan Asuransi


Sejarah berdirinya asuransi di Indonesia tidak terlepas dari semakin berkembangnya
bisnis pemerintah kolonial Belanda pada sektor perkebunan dan perdagangan. Pada masa
tersebut perkebunan rempah-rempah, tembakau dan kelapa sawit yang menjadi ciri khas
tanaman di Indonesia tumbuh pesat. Pemerintah Belanda merasa perlu untuk menjamin
kelangsungan bisnis mereka bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan perlindungan
terhadap resiko mulai dari proses panen sampai dengan pengiriman hasil panen tersebut ke
negara mereka. Secara umum perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi 2 tahap
penting yaitu zaman penjajahan dan zaman kemerdekaan

a. Sejarah perkembangan asuransi pada masa penjajahan


Pada masa penjajahan Belanda, untuk menunjang bisnis perkebunan dan
perdagangan, mereka mendirikan perusahaan asuransi kerugian pertama di
Indonesia yaitu Bataviasche Zee End Brand Asrantie Maatschappij pada tahun
1853 dengan perlindungan utama terhadap resiko kebakaran dan asuransi
pengangkutan. Setelah itu berdiri ada 2 jenis perlindungan asuransi yang

2
terdiri dari asuransi. Lahirnya asuransi di Indonesia pertama kali didirikan
oleh orang Belanda dengan nama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En
Liefrente Maatschappij (NILMIY) dengan mengadopsi perusahaan Asuransi
Belanda yaitu De Nederlanden Van 1845. Kelak dikemudian hari setelah
Indonesia merdeka, asuransi ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan
berganti nama menjadi PT. Asuransi Jiwasraya . Disusul berikutnya oleh
Asuransi Jiwa Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.

b. Sejarah perkembangan asuransi setelah masa kemerdekaan


Pada masa setelah kemerdekaan, ada 2 tahap penting perkembangan asuransi
di Indonesia yaitu:
 Nasionalisasi Perusahaan asuransi asing. Perusahaan asuransi
peninggalan penjajah Belanda yang dinasionalisasi adalah NV
Assurantie Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE tahun
1845 menjadi PT Asuransi Bendasraya. Selain itu Asuransi De
Nederlanden Van 1845 dinasionalisasi menjadi PT. Asuransi Jiwasraya
 Pendirian dan penggabungan perusahaan asuransi baru. Pada masa
kemerdekaan ada 2 langkah penting pemerintah terkait perkembangan
asuransi di Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT Asuransi
Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT Umum
Internasional Underwriters (PT UIU) yang bergerak dalam asuransi
valuta asing menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau lebih dikenal
dengan nama Asuransi Jasindo. Selain penggabungan asuransi,
pemerintah juga mendirikan beberapa perusahaan asuransi baru untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat yaitu: Asuransi Jasa Rahardja
untuk melindungi masyarakat dari resiko kecelakaan lalu lintas, Perum
Taspen untuk Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri, Perum Asabri
untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Jamsostek
yaitu asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta.

Sejak saat itu perkembangan asuransi modern di Indonesia dimulai dengan semakin
banyaknya perusahaan asuransi yang berdiri di awal tahun 1980-an. Beberapa diantaranya
seperti AIA Financial, Allianz, Avrist AXA Mandiri, CIGNA, Prudential, dan Asuransi Sinar
Mas hadir dan menawarkan berbagai macam produk perlindungan dan bahkan investasi. Hal
ini semakin menambah alternative pilihan bagi masyarakat untuk medapatkan perlindungan
terhadap resiko seperti yang diharapkan. Di sisi lain pemerintah juga semakin tanggap
dengan kebutuhan masyarakat akan perlindungan sehingga mulai tahun 2014 ini lahir Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan sebagai gabungan
fungsi dan peran dari Jamsostek dan Askes pada periode sebelumnya.

2.3 Jenis - Jenis Asuransi


Adapun jenis-jenis asuransi menurut Kasmir (2014:260) yang berkembang di Indonesia
adalah sebagai berikut:

3
1. Dilihat dari segi fungsinya, yaitu:
a. Asuransi kerugian, merupakan jenis asuransi yang diberikan pihak penanggung
kepada tertanggung untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian dari suatu
peristiwa yang tidak pasti. Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian yaitu
diantaranya, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi kendaraan, dan
sebagainya.
b. Asuransi jiwa, merupakan jenis asuransi yang diberikan pihak penanggung untuk
menanggulangi jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Adapun
jenis asuransi jiwa seperti, asuransi berjangka, asuransi tabungan, asuransi seumur
hidup, maupun annuity contract insurance.
c. Reasuransi, merupakan perusahaan asuransi yang memberikan jasa asuransi untuk
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi
kerugian. Jenis asuransi ini biasa disebut asuransi dari asuransi.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, yaitu:
a. Asuransi milik pemerintah, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh
pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh pihak
swasta.
c. Asuransi milik perusahaan asing, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh
pihak asing, dan perusahaan asuransi jenis ini yang beroperasi di Indonesia hanya
kantor cabang.
d. Asuransi milik campuran, yaitu perusahaan asuransi yang dimiliki oleh pihak
swasta dengan pihak asing.

2.4 Keuntungan Asuransi


Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko
sesuatu pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang
akan mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan
mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi
tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk
tabungan atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan
atau menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang
mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk
mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang
sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah
mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini. Dengan
demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan dengan
mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para nasabah.
Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara
langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi
kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan mengalami
keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik kesehatan

4
itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi setelah melayani
nasabah asuransi tersebut. Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak
adalah sebagai berikut:
1. Bagi nasabah
beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi nasabah
perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

2.5 Prinsip - Prinsip Asuransi


Adapun prinsip-prinsip asuransi yang dikemukakan oleh Kasmir (2014:263) yaitu:
1. Insurable Interest merupakan prinsip asuransi berdasarkan hukum yang berkaitan
dengan risiko keuangan antara pihak tertanggung dengan suatu yang
dipertanggungkan yang tertera pada kontrak asuransi.
2. Utmost Good Faith merupakan prinsip asuransi harus dilandasi oleh iktikad baik
antara tertanggung dengan penanggung mengenai seluruh informasi materiil maupun
immateriil.
3. Indemnity merupakan prinsip asuransi didasarkan pada kerugian yang bersifat
keuangan dan tidak berlaku bagi asuransi jiwa maupun asuransi kecelakaan.
4. Proximate Cause merupakan prinsip asuransi bahwa harus ada satu penyebab utama
dalam suatu kerugian.
5. Subrogation merupakan prinsip asuransi bahwa penggantian kerugian tidak mungkin
lebih besar dari kerugian yang benar-benar diderita tertanggung. Penanggung
memberikan hak kepada tertanggung untuk menuntut pihak ketiga yang
mengakibatkan kepentingan asuransi mengalami kerugian.
6. Contribution merupakan prinsip asuransi di mana pihak penanggung meminta
penanggung-penanggung lain untuk membayar ganti rugi kepada tertanggung
meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama
besarnya.
2.6 Pengertian Anjak Piutang
Anjak piutang (factoring) adalah salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan
yang merupakan lembaga pembiayaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan, yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri

5
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Menurut Kasmir (2014) perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan
utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Berdasarkan hal tersebut,
sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang membantu
dalam mengelola masalah hutang piutang, baik pengambil alihan atau pembelian piutang
yang bertujuan memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit (pembiayaan)
macet agar perusahaan yang mempunyai masalah hutang piutang dapat melaksanakan
kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga akan
mendapatkan insentif/bonus (fee) tertentu dari perusahaan yang mempunyai masalah utang
piutang.

2.7 Kegiatan Anjak Piutang


Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur dalam Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK/.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat dijabarkan bahwa kegiatan perusahaan anjak
piutang meliputi:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu;
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang
sesuai dengan kesepakatan;
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang
dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

2.8 Pihak Yang Terlibat dan Fasilitas Yang Diberikan


Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka perusahaan anjak piutang
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pihak – pihak yang terlibat dalam kegiatan
transaksi anjak piutang meliputi:
1. Kreditor atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang untuk
ditagih atau dikelola atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai
perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat.
2. Perusahaan anjak piutang (factoring), yaitu perusahaan yang akan mengambil alih
atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.
3. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalah (utang) kepada kreditor (klien).

6
Menurut Kasmir (2014) fasilitas yang diberikan perusahaan anjak piutang dalam
penagihan atau pengelolaan kreditnya kepada klien dapat dilihat dari berbagai sisi sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed Yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang
dalam penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur.
b. Undisclosed Merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak
piutang tanpa sepengetahuan debitur, kecuali jika ada pelanggaran terhadap
kesepakatan yang telah dibuat dan atau oleh perusahaan anjak piutang
mengandung suatu resiko
2. Berdasarkan Tanggung Jawab
a. Withrecourse Apabila debitur tidak mampu untuk melunasi segala
kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab pihak
kreditor dan pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab
penagihannya.
b. Without recourse Apabila semua resiko yang tidak terbayar dalam suatu
penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya
dan bukan tanggung jawab kreditor.
3. Berdasarkan Pelanggan
a. Full service factoring Merupakan perusahaan anjak piutang yang memberikan
semua jenis fasilitas jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun
jasa nonpembiayaan, termasuk fasilitas untuk menanggung risiko terhadap
kredit yang macet.
b. Resource factoring Jasa yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
meliputi hampir semua jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap risiko
tidak terbayar tagihannya. Dalam hal ini risiko kredit tetap berada pada
kreditor.
c. Bulk factoring Jasa yang diberikan terhadap kreditor hanyalah fasilitas jasa
pembiayaan dan pemberitahuan jatuh tempo pada debitur.
d. Maturity factoring Dalam perusahaan jenis ini fasilitas yang diberikan kepada
kreditor adalah perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atas penjualan,
penagihan dari debitur dan perlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa
yang diberikan adalah tanpa pembiayaan.
e. Invoice discounting Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk
pembiayaan anjak piutang.
f. Undisclosed factoring Dalam fasilitas ini perusahaan anjak piutang
memberikan proteksi terhadap kemacetan pelunasan piutang sampai dengan
persentase tertentu dari jumlah faktur yang telah disetujui.
g. Advance Payment Yaitu transaksi pengalihan piutang di mana pembayarannya
dilakukan pada saat jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur.
4. Berdasarkan Wilayah
a. Domestic Factoring Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya
beroperasi di wilayah Indoenesia.
b. International Factoring Merupakan kegiatan anjak piutang yang kegiatannya
dapat dilakukan antarnegara seperti pembiayaan fasilitas ekspor impor.

7
2.9 Jasa-Jasa Dan Biaya Yang Diberikan
Secara umum perusahaan anjak piutang mempunyai dua macam jasa yang dapat
ditawarkan kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa yang dilakukan perusahaan anjak piutang
adalah sebagai berikut:
1. Jasa Pembiayaan (Financing Service) Dalam hal jasa pembiayaan,perusahaan anjak
piutang melakukan pembayaran dimuka kepada kreditor yang besarnya tergantung
dari kesepakatan kedua belah pihak. Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat
berdasarkan withrecourse atau dengan without recourse. Besarnya pembiayaan yang
dilakukan sekitar 60% - 80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan
penyerahan bukti-bukti penjualan.
2. Jasa Non Pembiayaan Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi
pemberian jasa pengelolaan administrasi kredit. Kegiatan jasa ini antara lain:
a. analisis kelayakan suatu kredit;
b. melakukan administrasi kredit;
c. pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya;
d. d. perlindungan terhadap suatu risiko kredit.

2.10 Keuntungan Anjak Piutang


Dalam kegiatan anjak piutang akan memberikan atau memperoleh keuntungan bagi
masing-masing pihak yang terlibat, baik perusahaan anjak piutang, kreditor maupun debitur.
Keuntungan yang diperoleh masing- masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Anjak Piutang
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.
b. Membantu menyelesaikan pertikaian di antara kreditor dan debitur.
c. Membantu manajemen pihak kreditor dalam penyelenggaraan kredit.
2. Bagi Kreditor (Klien)
a. Mengurangi risiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya
b. Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut Memperlancar kegiatan
usaha. Dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditor
dapat berkonsentrasi ke usaha lainnya.
3. Bagi Debitur Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar
secepatnya, karena ada rasa malu sehingga berusaha untuk segera membayar dengan
berbagai cara.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti. Atau untuk pemberian suatu pembayaran uang yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang kegiatannya melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.

3.2 Saran
Dari pembuatan makalah ini penulis mengetahui pentingnya asuransi dan ingin
menyarankan untuk sebelum melakukan perjanjian asuransi dengan perusahaan asuransi,
sudah menjadi kewajiban tertanggung untuk mencari informasi yang jelas dan rinci kepada
perusahaan asuransi atas produknya.
Dari pembuatan makalah ini penulis juga memahami peran perusahaan anjak piutang
yang berperan cukup baik untuk membantu perusahaan. Akan tetapi alangkah baiknya
perusahaan anjak piutang ikut membantu perusahaan dengan lingkup yang lebih kecil.
Karena, pada dasarnya perusahaan anjak piutang lebih banyak berfokus pada perusahaan
besar.

9
DAFTAR PUSTAKA
Julius R, Latumaerissa. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo.
Menkeu RI. 2002. Keputusan Menteri Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 tentang
Perusahaan Pembiayaan.
Menkeu RI. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK/.013/1988 tanggal 20
Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelasanaan Lembaga Pembiayaan.

10

Anda mungkin juga menyukai