ASURANSI JIWA
Disusun oleh:
Kelompok 6
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan atas junjungan sang revelosioner akbar nabi besar Muhammad SAW
yang telah menunjukkan pada kita semua jalan kebenaran yaitu islam dan iman.
Adapun judul makalah yang akan dibahas dalam makalah berikut mengenai “Asuransi
Jiwa", Disini penulis berharap dengan ditulisnya makalah ini penulis dapat memberikan
sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis peroleh.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung, terutama kepada yang terhormat :
Penulis berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis
sendiri selaku penyusun maupun bagi pihak yang membaca dan memperlukan informasi
mengenai Tujuan, bidang, dan madzhab manajemen.
Pamekasan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
D. Manfaat penulisan...........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Asuransi Jiwa Konvensional.........................................................................3
B. Pengertian Asuransi Jiwa Syari’ah..................................................................................4
C. Praktik Asuransi Jiwa......................................................................................................6
D. Ketentuan Syari'ah Tentang Asuransi Jiwa.....................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUUTUP.............................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia pada zaman modern ini sangat beragam
macam resiko dan bahaya. Seakan-akan masa depan seseorang selalu
suram,akan terjadi kecelakaan, rumah tidak aman dan bisa saja
terbakar/terjadi pencurian,perusahaan pun tidak bisa dijamin berjalan
terus, pendidikan anak bisa jadi tiba-tiba membutuhkan biaya besar
di tahun-tahun mendatang. Itulah gambaran yang digembosi pihak
asuransi. Yang digambarkan adalah masa depan yang selalu suram.
Tidak ada rasa tawakkal dan tidak percaya akan janjiAllah yang akan
selalu memberi pertolongan dan kemudahan. Kenapa asuransi yang
selalu dijadikan solusi untuk masa depan? Bagaimanakah seharusnya
kita bersikap? Berkenaan dengan urgensi asuransi jiwa, perlu
disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana untuk
memperolehwawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan
dengan asuransi jiwa. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah
makalah yang bertajuk “Asuransi Jiwa”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi jiwa konvensional?
2. Apa yang dimaksud dengan asuransi jiwa syari’ah?
3. Bagaimana ketentuan syari’ah tentang asuransi jiwa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi asuransi jiwa konvensional.
2. Untuk mengetahui definisi asuransi jiwa syari’ah.
3. Untuk mengetahui ketentuan syari’ah tentang asuransi jiwa.
1
D. Manfaat penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 26.
3
besar yang terjadi yang diderita oleh suatu kelompok yang tadi dapat
diprediksi dalam lingkup yang lebih kecil.3
Banyak definisi tentang asuransi (konvensional). Akan tetapi
definisi tersebut bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari
sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis ataupun berdasarkan pengertian
matematika. Itu berrati bisa lima definisi bagi asuransi. Tidak ada satu
definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut.
Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang di dalamnya terdapat kelima
aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis dan
matematika.
Menurut pasal 246 wetboek van kophandel ( Kitab Undang-
Undang Perniagaan) bahwa yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu
persetujuan dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang
dijamin untuk menerima sejumlah uang permi sebagai pengganti
kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat
dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi.4
3
7 M. Syakir Sula, Asuransi Syari’ah, Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2004), hlm 26
4
Masyfuk Zuhdi islam dan keluarga berencana di Indonesa, Bina Ilmu: Surabaya, 1986,
hlm. 162
4
kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung
oleh perusahaan asuransi. Ternyata disini, bahwa lembaga asuransi jiwa
ada faedahnya dengan tujuan utama ialah untuk menanggung atau
menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial.
5
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasurasian Syariah Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2007), hal. 136.
5
Dalam ensiklopedi hukum Islam disebutkan bahwa asuransi
adalah transaksi perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu
berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain bekewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang
dibuat.6
Pengertian lebih spesifik terdapat dalam Fatwa DSN Nomor
21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan asuransi syariah adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang syariah adalah akad yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),riba, zhulm (pengan
iayaan) risywah (suap), barang haram dan maksiat.
1. Al-Qur’an
Abdul Aziz Dahlan, dkk. (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996), hal. 138.
6
praktik asuransi dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan
manusia. Ayat-ayat al-Quran yang dimaksud adalah:
7
Ibid., 246.
7
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk
hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kepada Allah
sesuangguhnya Allah Maha mengetahui yang kamu kerjakan”al-
Qur’an mengajarkan kepada kita suatu pelajaran yang luar biasa
berharga, dalam peristiwa mimpi Raja Mesir yang kemudian
ditafsirkan oleh Nabi Yusuf dengan sangat akurat, sebagai suatu
perencanaan negara dalam menghadapi krisis pangan tujuh tahun
mendatang”.8
2. Hadits
Hadits yang diriwayatakan oleh Abu Daud, Ibnu Majah dan
Tirmidzi dari Amir bin ‘Auf, sebagai berikut:
8
Sula, Asuransi Syariah..., Ibid., h. 87
8
Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra. “barangsiapa yang
melepaskan dari seseorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah
SWT akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat dan Allah
SWT senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong
saudaranya”.
9
menanggung (takaful) antar anggota suku guna meringankan
penderitaan yang dideritanya sebagai akibat dari kematian tersebut.
Hadits riwayat Bukhari ra. yang artinya, diriwayatkan dari Amir bin
Sa’ad bin Ali Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW. Lebih baik
jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris) dalam keadaan
kaya raya dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin
(kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya”.
10
meskipun dirasa belum memberi kepastian hukum yang lebih kuat,
peraturan tersebut yaitu:9
9
Barakatullah, S.Ag., S.H., M.H., Hukum Lembaga..., Ibid. h. 65-66.
11
b. Nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang pedoman Wakalah bil
Ujrah pada Asuransi Syariah.
12
BAB III
PENUUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraiaan di atas dapat disimpulkan bahwa: Asuransi jiwa adalah
perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis
akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap pembahsan
makalah yang telah kami susun diatas.
13
DAFTAR PUSTAKA
2007.
Surabaya, 1986.
14