Anda di halaman 1dari 13

KEUANGAN HEDGING SYARIAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Istrumen Keuangan Syariah
yang diampu oleh Ibu Riskiyatul Khasanah, ME

Oleh KELOMPOK 06 :

INDANA ZULFA (20383032072)


NURUL HIDAYATI (20383032147)
SITI SYAFIQOTUN NABILA (20383032113)
SOFIA MARTHA TRIMULYASARI (20383032152)
WASILATUN NAJIYAH (20383032043)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021

KATA PENGANTAR

i
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“KEUANGAN HEDGING SYARIAH”. Dari makalah ini semoga dapat
memberikan informasi kepada kita semua bahwa pengambilan keputusan dalam
organisasi itu juga penting.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Instrumen


Keuangan Syariah". Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas Ibu Riskiyatul Khasanah. ME. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Pamekasan, 04 November 2021

Kelompok 06

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

A. Pengertian Hedging Syari'ah.................................................................................2

B. Ciri dan karakteristik Hedging Syariah.................................................................3

C. Jenis- Jenis Hedging Syariah.................................................................................5

D. Contoh Efek Hedging dan Mekanisme Hedging syariah......................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................................9

B. Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap aktivitas bisnis suatu perusahaan berpotensi /mendapatkan berbagai
risiko. Risiko dalam perusahaan terdiri dari risiko bisnis dan risiko non bisnis.
Risiko bisnis perusahaan adalah risiko yang bersumber dari usaha meningkatkan
nilai pemegang saham melalui keunggulan kompetitif perusahaan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi, fluktuasi pendapatan, serta kebijakan moneter
suatu negara. Sedangkan risiko non bisnis adalah risiko-risiko strategis yang
bersumber dari perubahan dasar dalam lingkungan ekonomi dan politik yang
bersifat spontan dan sulit dikendalikan (Deyoung et al, 2015).
Salah satu cara untuk memitigasi risiko ketidakpastian ini yaitu dengan
melakukan lindung nilai (hedging). Lindung nilai adalah salah satu mekanisme
manajemen risiko yang penting. Dengan manajemen risiko ini, sebuah perusahaan
dapat menghindari kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hedging Syariah ?
2. Bagaimana Ciri Dan Karakteristik Hedging Syariah (Termasuk Akad Yand
Digunakan) ?
3. Ada Berapa Jenis Hedging Syariah?
4. Sepereti Apa Contoh Efek Hedging Syariah Dan Mekanismenya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hedging syariah ?
2. Untuk mengetahui ciri dan karakteristik hedging syariah (termasuk akad yand
digunakan) ?
3. Untuk mengetahui jenis hedging syariah?
4. Untuk mengetahui contoh efek hedging syariah dan mekanismenya ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hedging Syari'ah
Hedging adalah tindakan melindungi nilai aset ataupun hutang yang
dimiliki terhadap kemungkinan resiko dikarenakan penurunan nilai aset ataupun
kenaikan nilai utang melalui kontrak kontrak forward, atau swap, atau future
ataupun option. 1Hedging juga disebut sebagai suatu kegiatan pengambilan posisi
di pasar berjangka yang berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Dengan
mengambil posisi yang berlawanan antara pasar berjangka dan pasar fisik, maka
kerugian yang timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar fisik dapat dikurangi
dengan keuntungan yang diperoleh di pasar berjangka, atau sebaliknya. Hedging
bukan kegiatan yang bersifat spekulasi karena untuk melakukannya dibutuhkan
pengetahuan yang memadai dan perhitungan yang cermat.Dengan demikian
sebelum melakukan lindung nilai perlu menentukan strategi yang tepat guna
mencegah terjadinya kerugian.2
Terdapat beberapa definisi tentang hedging yang disampaikan oleh beberapa ahli:
1. Tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure
terhadap nilai tukar. (Madura 2000:275)
2. Suatu tindakan melindungi perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat dari terjadinya transaksi bisnis.
(Faisal 2001 : 8 )
3. Pembelian suatu kontrak (termasuk foward exchange) atau barang nyata yang
nilainya akan meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak
lain atau barang nyata. Pelaku hedging berusaha melindungi pemilik dari
kerugian.(Eiteman 2003:171-174)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Lindung Nilai atau
Hedging merupakan metode yang dipakai untuk meminimalisir risiko yang

1
Mohammad Samsul, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba Empat, 2010), hlm.
171
2
Faisal. saleh, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. Jakarta: Pustaka Lautan
Ilmu, 2012

2
timbul di masa yang akan datang. Semangat yang ada dalam Lindung Nilai
pada dasarnya juga didukung oleh ajaran Islam. Dalam salah satu tujuan
syariah Islam (maqasid shari’ah) dijelaskan bahwa menjaga harta (hifz al-mal)
dari kerusakan dan kemusnahan adalah suatu kewajiban bagi umat Islam.
B. Ciri dan karakteristik Hedging Syariah
1. Macam- Macam Karakteristik Hedging Syariah
Ada tiga karakter khas yang melekat dalam transaksi hedging syariah:
a. Lindung nilai syariah
Lindungi nilai syariah ini harus didasari oleh kebutuhan yang riil dan
hedging harus memiliki penjamin (underlying) untuk setiap pergerakan
uang. Transaksi hedging tidak boleh spekulatif dan harus ada underlying.
b. Harus ada kebutuhan yang Rill
Karakter yang kedua adalah transaksi ini yang mana Hedging syariah
hanya boleh dilakukan kalau ada kebutuhan riil untuk mengurangi risiko
nilai tukar terhadap mata uang asing.
c. Akad pada saat dilakukan (muawwadah)
Karakter yang ketiga adalah akad yang dilakukan waktu hedging syariah
adalah muwa'adah. Artinya, transaksi lindung nilai syariah akan didahului
oleh forward agreement atau rangkaian forward agreement. bertujuan untuk
melakukan transaksi spot dalam jumlah tertentu di masa yang akan datang
dengan nilai tukar atau perhitungan nilai tukar yang disepakati pada saat
saling berjanji.3
2. Akad yang digunakan dalam Hedging Syariah
Penerbitan fatwa soal Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menelurkan
tiga macam akad yang masing-masing memiliki mekanisme tersendiri.
a. Akad wa'd bi al 'aqd fi al mustaqbal akad ini, lindung nilai dilakukan
dengan skema transaksi forward agreement yang diikuti dengan transaksi

3
Zaini, lImplementasi Maqasid Shari’ah dalam Koperasi Syariah. Iqtishoduna Jurnal Ekonomi Islam
2016 vol. 7. No. 1: 90-112.

3
mata uang asing secara spot pada saat jatuh tempo. Adapun
penyelesaiannya berupa serah terima mata uang.
b. Akad i 'Aqd altahawwuth almurakkab atau Transaksi Lindung Nilai
Kompleks yakni transaksi lindung nilai dengan skema berupa rangkaian
transaksi spot dan wa‘d bi al‘aqd fi al-mustaqbal atau forward agreement
yang diikuti dengan akad spot pada saat jatuh tempo serta penyelesaiannya
berupa serah terima mata uang.
c. Akad 'Aqd altahawwuth fi suq alsil’ah atau Transaksi Lindung Nilai
melalui Bursa Komoditi Syariah. Dalam akad jenis ini, transaksi lindung
nilai dilakukan dengan skema berupa rangkaian transaksi jual beli
komoditas dalam mata uang rupiah yang diikuti dengan jual beli
komoditas dalam mata uang asing. Penyelesaiannya berupa serah terima
mata uang pada saat jatuh tempo.4
3. Manfaat Dan Resiko
Secara umum manfaat hedging adalah untuk mengurangi pengaruh terjadinya
risiko dari suatu transaksi yang memiliki faktor ketidakpastian. Namun diluar
hal tersebut terdapat beberapa manfaat lain yaitu :
a) Memeberikan kepastian atas biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh
entitas
b) Entitas dapat mengelola biaya dan risiko dari portofolio atas transaksi yang
di-hedging
c) Pengurangan kemungkinan beberapa tipe risiko, menimbulkan kebebasan
bagientitas untuk mengelola struktur modal mereka.
d) Dengan adanya hedging, investor dapat memperoleh lebih banyak
informasi dalam laporan keuangan mengenai risiko yang mereka hadapi.
e) Mencegah kebangkrutan.5

4
Faisal. saleh, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. (Jakarta: Pustaka Lautan
Ilmu, 2012),. hlm. 72
5
Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah.
(Jakarta: Sinar Grafika. 2013) hlm 124

4
C. Jenis- Jenis Hedging Syariah
Lindung nilai atau hedging dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai
suatu investasi yang dilakukan untuk mengurangi risiko pada suatu investasi. Atau
suatu strategi yang bertujuan mengurangi dampak risiko bisnis yang tidak terduga,
di samping tetap memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dari hasil
investasi tersebut. Lindung nilai juga dilakukan terhadap mata uang dan dilakukan
oleh para investor guna melindungi investasinya di negara lain.6
Ada tiga jenis Hedging Syariah :
1. Hedging Syariah Sederhana ( Al Tahawwuth Al Basith)
Yaitu transaksi dengan forward agreement diikuti transaksi spot pada saat
jatuh tempo yang meliputi: (1) Mata uang yang diperjualbelikan, (2) jumlah
nominal, (3) nilai tukar atau perhitungan nilai tukar, dan (4) waktu
pelaksanaan serta penyelesaian berupa serah terima mata uang.
2. Hedging Syariah Kompleks ( Al Tahawwuth Al Murakkab )
Yaitu transaksi dengan rangkaian transaksi spot dan forward agreement,
diikuti transaksi spot pada saat jatuh tempo yang meliputi:
a. Mata uang yang diperjualbelikan
b. Jumlah nominal
c. Nilai tukar atau perhitungan nilai tukar
d. Waktu pelaksanaan
e. Penyelesaian berupa serah terima mata uang yang dipertukarkan.
3. Transaksi Lindung Nilai melalui Bursa Komoditi Syariah (Altahawwuth fi
suq Alsil’ah)
Yaitu transaksi lindung nilai dilakukan dengan rangkaian transaksi jual beli
komoditas dalam mata uang rupiah yang diikuti dengan jualbeli komoditas
dalam mata uang asing serta dalam penyelesaiannya berupa serah terima mata
uang pada saat jatuh tempo.7

6
Ghulam Zaini, lImplementasi Maqasid Shari’ah dalam Koperasi Syariah. Iqtishoduna Jurnal
Ekonomi Islam 2016 vol. 7. No. 1: 113
7
Faisal. saleh, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. (Jakarta: Pustaka Lautan
Ilmu, 2012), hlm. 75

5
D. Contoh Efek Hedging dan Mekanisme Hedging syariah
Di bawah ini diberikan contoh hedging saham yang dilaksanakan di market
index futures, yaitu Indeks LQ45 atau disingkat LOFSX. Indeks LQFSX sebagai
market index karena indeks ini diperdagangkan dj Bursa Efek Indonesia.
Mengapa Indeks LQFSX dapat digunakan untuk hedging? Hal ini dikarenakan
adanya korelasi antara perubahan harga suatu saham dan perubahan market index
LQFSX. Korelasi itu dapat positif maupun negatif! Berapa besar perubahan
market memengaruhi perubahan sesuatu jenis saham? Hal itu dapat diukur dan
disebut beta saham. Misalkan, perubahan indeks pasar = 5% hari ini, sedangkan
perubahan indeks saham A = 10% hari ini, maka dikatakan beta saham A =2
Pertanyaan berikutnya, “Berapakah perubahan market index dan perubahan
indeks saham A tiga bulan mendatang?” Jawabannya, tentu harus mengestimasi
tingkat beta 3 bulan mendatang berdasarkan data masa lalu. Satu beta saham
dibutuhkan untuk menghitung jumlah kontrak futures yang akan diambil.
Kesalahan estimasi beta saham akan berakibat kesalahan jumlah kontrak yang
diambil. 8
Untuk mengurangi adanya risiko kerugian dalam kegiatan bisnis, tapi tidak
semua lindung nilai terkait dengan dunia bisnis lindung nilai juga dapat mengatasi
risiko bagi kepentingan nilai makro maupun menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Lindung nilai juga bermanfaat untuk meminimalkan risiko gagal untuk membayar
luar negeri sektor swasta dan juga membantu menjaga integritas keuangan
Indonesia. Kontrak serah dan kontrak berjangka adalah salah satu bentuk lindung
nilai untuk mencegah risiko pergeseran harga pasar.
Dalam Fatwa DSN No.. 96, mekanisme pertama dan kedua,
menggunakan mata uang sebagai instrumen dan sudah dikeluarkannya peraturan
Bank Indonesia sebagai landasan perbankan syariah. Sedangkan mekanisme
ketiga, belum adanya Peraturan Bank Indonesia atau Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang mengatur tentang produk Dari perbankan sebagai landasan

8
Mohammad Samsul, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba Empat, 2010), hlm.
188

6
dalam pengaplikasian di perbankan syariah indonesia. Hal ini didasari oleh, unsur
Komoditas di dalam mekanisme ketiga. Mekanisme ketiga berbeda dengan
Mekanisme pertama dan kedua di dalam Fatwa DSN No. 96 yang menggunakan
Mata uang. Perbedaan tersebut, yaitu pada Mekanisme ketiga lebih sesuai dengan
Syariah, karena menggunakan Komoditas atau barang riil dengan akad
Murabahah, yaitu jual beli dan Melibatkan pihak ketiga, yang berperan Sebagai
produsen komoditi.9
a. Short Hedge
Seperti halnya futures market, option market berfungsi sebagai alat lindung
nilai (hedging), spekulasi, dan arbitrase. Fungsi lindung nilai dijalankan jika
memiliki produk yang akan turun nilainya dikarenakan penurunan harga pasar
di masa datang, tetapi orang tersebut tidak mau menjual produk tersebut saat
ini. Untuk mengurangi jumlah kerugian, mengambil kontrak jual dalam
bentuk short call ataupun long put dengan maturity panjang. Tindakan
lindung nilai dengan cara mengambil posisi jual itu disebut short hedge.
b. Long Hedge
Jika memiliki utang suatu produk, maka akan mengalami kerugian bila terjadi
kenaikan harga di masa datang karena tidak mau melunasi utang produk
tersebut pada saat ini. Untuk mengurangi jumlah kerugian, dapat mengambil
kontrak beli atas produk tersebut pada saat ini dalam bentuk short put ataupun
long call dengan maturity panjang. Tindakan lindung nilai dengan cara
mengambil posisi beli itu disebut long hedge.
c. Spekulasi
Tindakan spekulasi adalah tindakan jual beli produk yang tidak harus
memiliki barang terlebih dahulu untuk melakukan transaksi jual. Penjual
boleh memiliki produk atau tidak memiliki produk untuk mengambil kontrak
jual. Jika diduga harga—-harga akan turun dalam beberapa hari mendatang,
maka sekarang akan mengambil kontrak jual, sedangkan kecenderungan

9
Mohammad Samsul, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba Empat, 2010), hlm.
251

7
harga akan naik, maka kontrak beli yang diambil. Kontrak-kontrak yang
diambil tersebut akan direalisasikan keuntungannya sebelum jatuh tempo
kontrak tiba dengan melakukan reverse trade (transaksi berlawanan dengan
transaksi original).10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Lindung Nilai atau
Hedging merupakan metode yang dipakai untuk meminimalisir risiko yang timbul
di masa yang akan datang. Semangat yang ada dalam Lindung Nilai pada

10
Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan
Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013) hlm 130.

8
dasarnya juga didukung oleh ajaran Islam. Dalam salah satu tujuan syariah Islam
(maqasid shari’ah) dijelaskan bahwa menjaga harta (hifz al-mal) dari kerusakan
dan kemusnahan adalah suatu kewajiban bagi umat Islam. Selain itu, perintah
Rasulullah Saw. untuk menghilangkan kemudaratan juga menguatkan akan
pentingnya manajemen potensi risiko yang muncul di masa yang akan datang.
Namun, Lindung Nilai Syariah mensyaratkan terbebasnya konsep hedging dari
spekulasi, perjudian, riba dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan semangat
ekonomi Islam.
B. Saran
Kami selaku penyusun makalah mengakui dan menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang tidak lain adalah
keterbatasan penyusun. Untuk itu, kami berharap kepada pembaca ini bila di
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan di mohon memberi masukan, saran,
dan komentar yang sifatnya membangun untuk pembuatan makalah di masa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Samsul Mohammad, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba
Empat, 2010).
Saleh Faisal, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. Jakarta:
Pustaka Lautan Ilmu, 2012
Zaini, lImplementasi Maqasid Shari’ah dalam Koperasi Syariah. Iqtishoduna Jurnal
Ekonomi Islam 2016 vol. 7. No. 1: 90-112.

9
Saleh Faisal, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. (Jakarta:
Pustaka Lautan Ilmu, 2012).
Fathurrahman, Djamil. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika. 2013).
Zaini Ghulam, lImplementasi Maqasid Shari’ah dalam Koperasi Syariah.
Iqtishoduna Jurnal Ekonomi Islam 2016 vol. 7. No. 1: 113
Saleh Faisal, Transaksi Instrumen Derivatif dalam Kajian Ekonomi Islam. (Jakarta:
Pustaka Lautan Ilmu, 2012).
Samsul Mohammad, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba
Empat, 2010).
Samsul Mohammad, Pasar berjangka komoditas dan derivatif, (Jakarta : Salemba
Empat, 2010).
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013).

10

Anda mungkin juga menyukai