Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “Asuransi”. Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Islam Terapan.
Tujuan saya  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
dosen pembimbing saya ”M. Yalis Shokhib, MHI” dalam mata kuliah Islam
Terapan.
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun
bagi para pembaca.

Kediri, 14 Maret 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Manfaat....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi.................................................................................................
B. Sejarah asuransi.......................................................................................................
C. Macam – macam asuransi........................................................................................
D. Perbandingan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional.........................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

BAB  I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Permasalahan kontemporer yang selama ini masih menjadi


perdebatan dan masih hangat adalah seputar dunia mu’amalah yaitu asuransi.
Dewasa ini, asuransi sudah menjadi bagian bahkan sebagian orang menjadi
kebutuhan. Akibatnya, banyak para umat islam yang memilih menggunakan
asuransi untuk menjamin barang bahkan hidup mereka.
Dalam perjalanannya, para ulama menemukan beberapa indikaasi
keharaman dan madharat bagi nasabah (klien). Oleh karena itu, terjadi
pertentangan dikalangan para fuqoha. Perbedaan ini juga disebabkan karena
didalam al-qur’an sendiri tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai hal tersebut,
dan dihadist pun tidak ada.
Pengkajian pada pokok bahasan ini, penulis akan memaparkan beberapa
poin berkenaan asuransi syari’ah dan asuransi konvensional sebagai suatu
perbandingan, terutama yang berkaitan keunggulan asuransi syariah bila
dibandingkan dengan asuransi konvensional yang selama ini menjadi acuan hidup
dalam hukum perasuransian di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah yang berjudul asuransi:


a. Bagaimana pengertian asuransi?
b. Bagaimana sejarah asuransi?
c. Bagaimana macam – macam asuransi?
d. Bagaimana perbandingan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional?

3
C. Manfaat

Adapun Manfaat dari makalah yang berjudul asuransi:


a. Untuk mengetahui bagaimana pengertian asuransi.
b. Untuk mengetahui bagaimana sejarah asuransi.
c. Untuk mengetahui bagaimana macam – macam asuransi.
d. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara asuransi syariah dan
asuransi konvensional.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi
Asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie, yang dalam hokum
Belanda di sebut verzekering, yang aratinya pertanggungan. Dari
istilah assurantiekemudian timbullah istilah assuradeur bagi penanggung,
dan geassreerde bagi tertanggung. Nasrun Haroen, dalam bukunya Asuransi
menurut hokum islam, menyebutkan bahwa istilah Asuransi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu insuranceyang berarti jaminan. Didalam fiqh islam,
asuransi disebut dengan istilah al-ta’minyang berasal dari akar kata ammana
yuamminu yang berarti al-dhama ( jaminan atau ganti rugi). Dalam pasal 246
Kitab Undang – undang Hukum Dagang (KUHD) dijelaskan bahwa asuransi
adalah :“ Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan
diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang dihaerapkan, yang mungkin akan dideritanya kerena suatu
peristiwa yang tak  tertentu”. Menurut pasal 1 undang-undang no. 2 tahun
1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada
pihak ketiga yang mungkin ada diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Sedangkan Asuransi menurut istilah dapat dilihat dari beberapa


pengertian yang telah di kemukakan para ahli yaitu:

5
1.   Mushthafa Ahmad al-zarqa, ahli fiqh kontemporer yang berasal dari
Suria, mengatakan bahwa Asuransi adalah sebuah system ta’awun dan
tadhamun yang bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa atau
musibah.
2.    Ali al-khafir, tokoh fiqh kontemporer dari Mesir mendefenisikan
Asuransi dengan : Suatu ikatan yang berbentuk penggagungan
kesepakatan untuk saling menolong, yang telah diatur dengan system
yang rapi untuk sejumlah besar manusia yang semuanya telah siap untuk
menghadapi suatu peristiwa.
3.   Menurut DS. Hansen Asuransi dapat di artikan sebagai suatu rencana
social untuk memberikan santunan akibat musibah yang dananya
diperoleh dari akumulasi iuran peserta.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat di
simpulkan bahwa Asuransi adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
beberapa orang atau perusahaan, dimana satu pihak bertindak sebagai
penanggung dan yang lain sebagai tertanggung dengan konsekuensi yang telah
di rencanakan, dimana tertanggung membayar berupa uang iuran, sedangkan
penanggung menjamin tertanggung kalau terjadi suatu resiko. Dengan
demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa kontrak Asuransi adalah suatu
kontrak antara dua pihak, yaitu antara penanggung Asuransi dengan yang di
asuransikan, yang mana pihak pertama bertanggung jawab atas ganti rugi,
sedangkan pihak kedua apabila terjadi atau mengalami kejadian sesuai dengan
kesepakatan, menerima uang pertanggungan sesuai dengan kontrak yang di
sepakati.

B. Sejarah Asuransi

Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan untuk


membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan
menghindari kesulitan pembiayaan. Secara ringkas dan umum konsep Asuransi

6
adalah persiapan yang di buat oleh kelompok orang yang masing-masing
menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila
kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota
perkumpulan itu maka kerugian itu akan di tanggung bersama. Dengan meneliti
perkembangan hidup berkelompok dapat dikatakan bahwa perkumpulan manusia
pada tahap pertama mungkin sama dengan pergaulan binatang yang merupakan
suatu persatuan untuk saling membantu dan menjaga suatu kecendrungan,
makhluk social untuk hidup berkelompok dan akhirnya membawa kepaada
pembentukan suatu keluarga. Dalam penyelidikan selanjutnya didapati bahwa
Asuransi telah berakar dikawasan padang pasir yang terletak diantara Mesir dan
Mesopotamian. Disana didapati penduduk yang tinggal di lembah-lembah yang
subur. Ketika mereka menduduki lembah-lembah itu, penduduk Arab telah
berkembang pula di Padang Pasir Arab. Saling menyerang merupakan cirri
dalam kehidupan orang Arab badui. Merampas unta, anak, dan istri orang lain
menurut mereka, lebih baik dari pada menahan rasa lapar. Bagi mereka, lebih
baik melakukan permusuhan dan pertumpahan darah asalkan kebutuhan hidup
dapat teratasi. Cara hidup seperti ini sangta kental dalam kehidupan orang Badui.
Oleh karena itu tidak mengherankan lagi kalau permusuhan dan pertumpahan
darah dikalangan mereka suatu yang biasa. Berdasarkan adat asli orang arab
kuno,semua suku pada kaum nya bertanggung jawab membayar denda,yaitu
simpanan atau darah masyarakat dan semangat kerja sama adalah tepat kalau 
dikatakan sebagai intisari asuransi dizaman modern ini. Tradisi ini kemudian di
adopsi oleh islam, seperti dalam penerapan hukuman diyat dalam pembunuhan
menyerupai sengaja dan pembunuhan karena kesalahan. Hal tersebut
dikarrrenakan tradisi atau adat kebiasaan ini terdapat banyak kebaikan dan
manfaatnya, antara lain :
a.  Adat ini menjaga keseimbangan kabilah dan kuasaan membalas dendam
bagi setiap kabilah dan dapat              mengurangi terjadinya kekerasan
oleh anggota kabilah lain.

7
b. Adat ini memberikan sumbangan yang besar bagi keselamatan masyarakat
dan kabilah, dengan maksud             tanggung jawab bersama dalam
membayar ganti rugi, dan mengawasi dengan teliti kegiatan dan sepak
terjang anggotanya.
c.  Adat ini mengurangi beban individu dalam masalah dalam membayar
ganti rugi.
d. Adat ini dapat menghindarkan pertumpahan darah, yang dapat
mengakibatkan kehancuran yang menyeluruh kabilah-kabilah yang
terlibat.
e. Adat ini melambangkan kebersamaan yang paling tinggi dan kerjasama
yang sangat baik dari para anggota tiap-tiap kabilah yang saling
membantu.

Yang penulis uraikan diatas merupakan gambaran cara hidup orang arab yang
sebenar nya.kehidupan keras dan terbiasa menumpahkan darah membuka jalan
untuk memperkuat barisan dikalangan komonitas kelompok pola berpikir
mereka dalam menghadapi gelombang hidup merupakan perpaduan yang
utama dalam menjadikan setiap kelompok bertindak sebagai satu kelompok
social.kelompok ini bukan saja memikirkan kerugian individu,malah
mengambil satu langkah untuk menampung kerugian-kerugian yang timbul
akibat sesuatu,yang di zaman modern ini di sebut dengan Asuransi.

C. Macam – macam asuransi

Adapun beberapa macam asuransi yakni:


Asuransi Bisnis Asuransi bisnis adalah asuransi dimana pihak pemberi
asuransi terpisah dengan pihak penerima asuransi. Ia mengada-kan perjanjian
dengan para penerima asuransi sebagai pengganti cicilan yang tetap. Yakni
dengan cara mengadakan perjanjian dengan sebagian orang yang berhadapan
dengan hal-hal berba-haya dengan janji akan memberikan kepada mereka
sejumlah uang kontan sebagai kompensasi bagi setiap anggota yang tertim-pa

8
bahaya yang sudah dimasukkan daftar yang diasuransikan. Pihak pemberi dan
penerima asuransi dalam hal ini berada dalam satu pihak. Kalau ada jumlah
lebih dari premi yang dibayarkan kepada pihak asuransi, maka pihak asuransi
memilikinya, pihak asuransi menanggung sendiri.Asuransi Kolektif Disebut
juga sebagai asuransi timbal balik atau asuransi kooperatif. Yakni sejenis
asuransi dimana pihak pemberi asuransi dengan penerima jasa asuransi berada
dalam satu pihak sebagai pengelola asuransi.Caranya adalah dengan
mengadakan perjan-jian bersama sejumlah orang yang biasa menghadapi hal-
hal berbahaya dengan komitmen akan memberikan kepada mereka sejumlah
uang kontan sebagai kompensasi bagi setiap anggota yang tertimpa bahaya
yang sudah dimasukkan dalam daftar tang-gungan asuransi. Pihak pemberi dan
penerima jasa asuransi dalam hal ini berada dalam satu pihak. Kalau jumlah
premi yang dibayarkan kepada pihak asuransi lebih banyak dari jumlah yang
harus disetorkan, kelebihan itu akan diberikan kepada para pene-rima jasa
asuransi lainnya. Kalau kurang, mereka semua diminta untuk menutupinya.
Mereka tidak berupaya memperoleh keun-tungan melalui usaha asuransi ini,
bahkan untuk meringankan kerugian yang terkadang dialami mereka, kerja
sama itu diputar dengan perantaraan para anggotanya.Asuransi Sosial Kadang
asuransi bisa bersifat sosial. Yakni yang biasa dilakukan oleh pihak pemerintah
dengan tujuan memberikan asu-ransi buat masa depan rakyatnya. Yakni
dengan cara memotong sebagian gaji para pegawai dan pekerja. Dan diakhir
masa peng-abdian mereka, mereka diberi pensiun tetap bulanan. Kalau ia
mengalami kecelakaan karena pekerjaan, ia juga diberi biaya pengobatan di
samping kompensasi yang layak.
Ditinjau dari bahaya yang diasuransikan, asuransi dibagi menjadi beberapa
bagian:Asuransi bahaya: yakni asuransi terhadap harta benda yang dimiliki.
Yakni apabila bahaya tersebut berkaitan dengan harta yang diasuransikan
bukan personnya. Seperti asuransi kebakaran, asuransi pencurian, asuransi
perjalanan laut dan sejenisnya.Asuransi jiwa. Yakni asuransi yang berkaitan
dengan bahaya yang mengancam seseorang yang diasuransikan, seperti

9
asuransi kematian, asuransi kecelakaan, asuransi sakit dan sejenisnya.
Asuransi jaminan. Yakni asuransi kompentatif yang dibe-rikan kepada pihak
yang menerima asuransi.

D. Perbandingan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional


Unsur ketidak pastian dalam perjanjian Asuransi, tidak sejalan dengan syarat
sahnya suatu perjanjian menurut hokum islam akan terjadi bahaya yang di
pertanggungkan resikonya terdapat ketidak tentuan. Demikian pula premi yang
tidak seimbang dengan ganti rugi jauh lebih besar dari pada premi yang di
bayarkan.
Unsur-unsur tidak pastian atau untung-untungan ketidak seimbangan
antara premi dang anti rugi serta investasi dengan jalan riba, itulah yang oleh
ahli hokum islam sering menjadi alas an tidak dapat di benarkannya perjanjian
Asuransi yang berlaku hingga sekarang, di tinjau dari hokum islam. Namun,
ada pula golongan ahli hokum islam yang merasa tidak keberatan. Perbedaan
pendapat itu kiranya terletak pada perbedaan dalam memandang apakah
perjanjian Asuransi itu merupakan perjanjian antara tertanggung dan
perusahaan Asuransi.
Kelompak yang merasakan keberatan terhadap perjanjian Asuransi
memandang bahwa perjanjian itu dilakuakan secara perorangan antara
tertanggung dan perusahaan, sedangkan yang merasa tidak keberatan
memandangbahwa perjanjian itu terjadi antara sejumlah tertanggung yang
saling membantu, bekerjasama dan gotong royong dengan perusahaan
Asuransi.
Tarjih muhammadiyah menyepakati bahwa Asuransi yang berlaku dewasa
ini mengandung unsur yang tidak sejalan dengan ketentuan hokum islam.
Unsur tersebut adalah riba, judi, dan ketidak pastian jaminan, kecurangan serta
betentangan dengan hokum kewarisa islam.
Berdasarkan hal tersebut Muktamar menyimpulkan bahwa Asuransi yang
mengandung unsur riba, maisir ketidak pastian atau gharar hukumnya adalah

10
haram. Sebaliknya asuransi yang tidak mengandung unsur- unsur diatas
hukumnya mubah.
Untuk menjahui kekhawatiran masyarakat akan asuransi konvensional maka
didirikanlah asuransi takaful sebagai solusi bagi umat islam yang menawarkan
sistemnya yang sesuai dengan syariat islam. Adapun keunggulan Asuransi
Tafakul adalah:

1.      Terhindar dari unsur gharar ( ketidak pastian )


Ketidak pastian atau ketidakjelasan ini ada dua bentuk, yaitu:
a.       Bentuk akad syari’ah yang melandari penutupan polis
b.      Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’I penerimaan
uang klaim itu sendiri. Dalam konsep takaful, setiap pembayaran premi sejak
awal akan dibagi dua. Satu masuk kerekening pemegang polis dan satu lagi di
masukkan kerekening khusus peserta yang harus di niatkan untuk tabaru’
( dana kebajikan )untuk membantu saudaranya yang lain.
2.      Terhindar dari unsur riba
Hal ini terjadi dalam cara perusahaan asuransi konvensional melakukan
usaha dan investasi, dimana perusahaan asuransi tersebut meminjamkan
dananya atas dasar bunga dengan bentuk-bentuk foaunds manager companies
investasi semacam ini akan dilakukan oleh asuransi takaful, karena ia harus
menempatkan dananya dalam investasi yang sesuai dengan prisip syariah.
3.      Terhindar dari unsur maisir
Maksudnya, salah satu pihak mendapatkan keuntungan, namun dalam waktu
yang bersamaan pihak lain mengalami kerugian. Ini tampak jelas apabila
pemegang polis dengan sebab-sebab tersebut membatalkan kontraknya.
Sebelum masa-masa rekening periode, biasanya tahun ketiga, maka yang
bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang telah di bayarkan
kecuali sebagian kecil saja atau kadang kala ada yang hangus. Dalam asuransi
takaful bermula dari awal kad dimana setiap peserta mempunyai hak untuk

11
mendapatkan semua uang yang telah dibayarkan, kecauli sebagian kecil saja
yang suda di masukkan kedalam rekening khusus dalam bentuk tabaru’.
Pendapat para ulama tentang asuransi konvensional

Konsep perjanjian asuransi merupakan jenis akad baru yang belum pernah
ada pada masa permulaan perkembangan fiqh islam .oleh karena itu ,masalah
ini menimbulkan perbedaan  dikalangan para ulama masa kini.yaitu
kelompokan yang mengharamkan dan kelompok mengharamkan,yakni:
1. kelompok yang mengharamkan
Muhammad amin bin’umar yang terkenal dengan sebutan
ibnu,abidin,seorang ulama hanafiah.dalam kitabnya terkenal .ia
mengatakan kasus asuransi keselamatan barang yang diangkut dengan
kapal laut dimana pedagang menyewa kapal dari seorang
kapir harbi. Mereka disamping membayar upah pengangkutannya
jugamembayar sejumlah uang untuk seorang harbi yang berasal dari
negeri penyewa yang disebut dengan sukarah atau premi ,asuransi,dengan
ketentuan apabila barang- barang diangkut itu musnah karena
kebaran ,atau bajak laut ,atau kapal nya tenggelam maka penerima uang
premi menjadi penanggung,sebagai imbalan dari uang yang diambil dari
pada pedagang itu.menurut beliau dalam kasus semacam itu para
pedagang tidak dibolehkan mengambil uang penganti atas barang-barang
nya yang musnah, karena tindakan tersebut termasukaltizamu malam
yalzam aritnya;mewajibkan sesuatu yang tidak lazim/wajib.

wahab zulhaili missal nya mengatakan bahwa pada hakikat nya akad
asuransi termasuk dalam akad ghahar,yaitu suatu akad yang tidak jelas ada
tidak nya suatu yang diakad kan Muhammad muslehuddin mengatakan
bahwa perjanjian asuransi modern ditentang oleh ulama atau cendikiawan
islam dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a.       asuransi adalah perjanjian pertaruhan
b.      asuransi merupakan perjudian semata-mata

12
c.       asuransi melibatkan urusan yang tidak pasti
d.      asuransi jiwa merupakan suatu usaha yang dirancang untuk
meremehkan iradat allah
e.       Dalam asuransi jiwa,jumlah premi tidak tetap karena tertanggung
tidak akan mengetahui berapa kali bayaran angsuran yang dapat dilakukan
oleh nya sampai ia mati.
2.      kelompokan yang membolehkan
para ulama membolehkan bahwa kepeningan umum yang selaras dengan
hokum syara,patut di amalkan.oleh karena asuransi menyangkut
kepentingan umum maka hokum nya mubah menurut  syara’bahkan di
anjurkan.disamping itu menurut syaikh abdurrhman isa,dalam perjanjian
asuransi,kedua belah pihak yaitu penanggung dan tertanggung saling
mengikat dalam perbuatan ini atas dasar saling meridhai.sedangkan
menurut Muhammad al-bahi,ia mengatakan bahwa asuransi dibolehkan
karena beberapa sebab berikut:
a.       Asuransi merupakan suatu usaha yang bersipat tolong-menolong
b.      Asuransi mirip dengan akad mudharabah,dan bertujuan
mengembangkan harta benda.
c.       Asuransi tidak mengandung unsur riba
d.      Asuransi tidak mengandung tipu daya.
e.       Asuransi tidak mengurangi tawakal kepada allah
f.       Asuransi adalah suatu usaha untuk menjamin anggotanya yang jatuh
melarat karena suatu musibah.

BAB III

PENUTUP

13
A. Kesimpulan

B. Saran
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula pada diri penulis. Sekecil apapun
kebenaran yang terkandung dalam makalah ini,semuanya bermula dari keridhoan
Allah SWT. Dan segala kesalahan yang ada pada penulisan makalah ini, maka
semua itu berasal dari diri penulis. Oleh karenanya sangat penulis harapkan saran
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dalam pembuatan makalah-
makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapaat memberikan manfaat terutama bagi diri penulis
sendiri, dan memberikan manfaat pula bagi para pembaca . kepada semua pihak,
atas perhatian dan kerja samanya penulis ucapkan banyak terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://asuransitakafulsyariah.blogspot.co.id/2011/10/definisi-macam-macam-dan-
hukum-asuransi.html
http://emka.web.id/special/2016/jenis-jenis-asuransi-syariah/
https://almanhaj.or.id/2589-asuransi-dan-hukumnya.html
https://www.dakwatuna.com/2010/01/25/5441/perasuransian-dan-hukum-
asuransi-dalam-islam-bagian-ke-1/#axzz59FTz2ZmU
https://jacksite.wordpress.com/2007/07/11/hukum-asuransi-menurut-islam/

15

Anda mungkin juga menyukai