HEALTH ASSURANCE
Kelompok 2
1. DEWI KARTIKASARI
2. DICKY FIRMAN
3. DWI KRISTIANI
4. DORIS MAYARANTI P
5. ISROFAH
6. ITA NUR K
7. M.KHAFID RIO
8. SITI NAILIN N
9. SITI ROHANI
10. YUNI WULAN SARI
Dengan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami Asuransi kesehatan. Alhamdulillah segala puji
syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta alam, yang telah memberikan kita kesehatan
sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, yang telah
memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat
memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air. Shalawat serta salam
tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarganya,
sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah. Dengan selesainya makalah yang kami buat,
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini dan kepada seluruh teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.1.Rumusan Masalah
1.2.1 apa Pengertian Asuransi?
PEMBAHASAN
a. Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik
Indonesia : "Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu" Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu
yang mengandung unsur tak tertentu.
c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).
d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu.
2. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack : "Asuransi merupakan suatu alat untuk
mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang
memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang
dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".
3. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green: "Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan
sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh
dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".
4. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang mendefinisikan
asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
a. "Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang
penanggung".
b. .Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial".
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi asuransi yang dapat
mencakup semua sudut pandang : "Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang
melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko
yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat
diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua
pihak dalam gabungan itu".
Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum adalah: "Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada
penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang di pertanggungkan."
Dimana untuk ikut serta dalam asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau
wajib bagi setiap warga negara. Jadi semua warga negara (berdasarkan kriteria
tertentu) wajib menjadi anggota atau membeli asuransi tersebut. asuransi ini biasanya
diusahakan oleh Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara.
b. Asuransi umum atau asuransi kerugian, yang meliputi antara lain asuransi kebakaran,
asuransi pengangkutan barang, asuransi kendaraan bermotor, asuransi varia, asuransi
penerbangan dan lain-lain, dimana objek pertanggungannya adalah hak/harta atau
milik kepentingan seseorang.
Dari pandangan hukum, kontrak dengan mana satu pihak dengan menerima sesuatu
nilai yang dikenal sebagai premi, memikul suatu risiko kerugian atau tanggung jawab yang
menimpa pihak lain, sesuai dengan suatu rencana (plan) untuk mendistribusikan risiko
tersebut, adalah kontrak asuransi apapun bentuk atau nama yang dipakainya. Banyak
kontrak yang sepintas lalu tampak seperti tampak asuransi, tetapi jika diteliti menurut
definisi ini ternyata tidak memenuhi syarat.
d) Imbalan (Consideration)
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih lengkap
jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD. Menurut ketentuan
Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2
(dua) jenis asuransi, yaitu :
b. Ansuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial,
dapat diketahui dari rumusan :
Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana
pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang diasuransikan.
Definisi inilah yang akan dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa
selanjutnya.
Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam
Ordonantie op het Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941).
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf Ordonansi tersebut:
Terjemahnnnya.
Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah
diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi
termasuk di dalamnya, sedangkan asuransi kecelakaan tidak termasuk dalam asuransi
jiwa.
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308 KUHD.
Jadi hanya 7 (tujuh) pasa. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasalpun yang memuat rumusan definisi
asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jlka definisi asuransi dalam Pasat 1 angka (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dijadikan titik totak pembahasan dan ini ada
hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang membolehkan orang
mengasuransikan jiwanya.
Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui
atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat mengasuransikan
jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa
dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam
perjanjian.
Definisi Purwosutjipto berbeda dengan definisi yang terdapat dalam Pasal angka (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1 92. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS berkantor pusat di Jakarta, dan
bisa memiliki kantor perwakilan di tingkat provinsi serta kantor cabang di tingkat kabupaten kota.
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama
minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS.
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan orang
atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya
pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan
bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran.
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga pekerja
informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib
mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.
Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan
pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan BPJS Kesehatan akan diupayakan untuk
menanggung segala jenis penyakit namun dengan melakukan upaya efisiensi.
Di tahap awal program BPJS kesehatan, pemerintah akan menggelontorkan dana Rp 15,9
triliun dari APBN untuk menyubsidi asuransi kesehatan 86 juta warga miskin.
Pada September 2012, pemerintah menyebutkan besaran iuran BPJS Kesehatan sebesar
Rp22 ribu per orang per bulan. Setiap peserta BPJS nanti harus membayar iuran tersebut, kecuali
warga miskin yang akan ditanggung oleh pemerintah.
Namun pada Maret 2013, Kementerian Keuangan dikabarkan memotong besaran iuran
BPJS menjadi Rp15,500, dengan alasan mempertimbangkan kondisi fiskal negara.
Pemangkasan anggaran iuran BPJS itu mendapat protes dari pemerintah DKI Jakarta. DKI
Jakarta menganggap iuran Rp15 ribu per bulan per orang tidak cukup untuk membiayai pengobatan
warga miskin. Apalagi DKI Jakarta sempat mengalami kekisruhan saat melaksanakan program
Kartu Jakarta Sehat. DKI menginginkan agar iuran BPJS dinaikkan menjadi Rp23 ribu rupiah per
orang per bulan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Zaenal Abidin menilai bahwa iuran untuk
Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar Rp15.500 yang akan dibayarkan pemerintah itu belumlah
angka yang ideal untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang layak. IDI telah mengkaji besaran
iuran yang ideal berdasarkan pengalaman praktis dari PT Askes, dimana untuk golongan satu
sebesar Rp38.000.
Sementara itu kalangan anggota DPR mendesak pemerintah agar menaikkan pagu iuran
BPJS menjadi sekitar Rp 27 ribu per orang per bulan.
Direktur Konsultan Jaminan Sosial Martabat Dr. Asih Eka Putri, menilai bahwa rumusan
iuran JKN belum mampu menyertakan prinsip gotong-royong dan keadilan. Formula iuran juga
belum mampu mengoptimalkan mobilisasi dana publik untuk penguatan sistem kesehatan,
khususnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan.
Namun pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional oleh BPJS pada 2014 diperkirakan
terkendala persiapan dan infrastruktur. Misalnya, jumlah kamar rumah sakit kelas III yang masih
kurang 123 ribu unit. Jumlah kamar rumah sakit kelas III saat ini tidak bisa menampung 29 juta
orang miskin. Kalangan DPR menilai BPJS Kesehatan belum siap beroperasi pada 2014
mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, PT ASKES Indonesia merupakan slah satu perusahaan asuransi social yang
menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai
negri baik sipil maupun non sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai usia 21tahun. Para
pensiunan berserta istri maupun suami juga dijamin seumur hidup.
Badan yang menyalurkan resiko disebut tertanggung, dan badan yang menerima resiko disebut
penanggung. Perjanjian antara kedua badan ini disebiut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal
yang menjelaska setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung
kepada penaggung untuk resiko yang ditanggung disebut premi. Ini biasanya ditentukan oleh
penanggung untuk dana yang bisa diklaim dimasa depan, biaya administratife, dan keuangan.
3.2 Saran
Pemahaman tentang asuransi kesehatan social. Masih sangat rendah karena sejak lam kita
hanya mendapat informasi yang biasa tentang asuransi kesehatan yang didominasi dari amerika yang
dominasi oleh asuransi kesehatan komersial. Semoga saja asuransi kesehatan diindonesia dapat
menjamin semua aspek warganegaranya yang mengikuti asuransi agar lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Efendi, dan makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika Jakarta 2009.
Muninjaya, Gde. Manajemen kesehatan Edisi 3. Buku kedokteran EGC Jakarta 2010