ASURANSI
Asnawi, SH., MH
AKUNTANSI
KELAS 2B
KELOMPOK 5 :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah asuransi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya. Dan saya sangat berterima kasih kepada Dosen Bank Dan Lembaga
Keuangan yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi,
jenis-jenis asuransi di Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip
dasar asuransi. Kami menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
1.3 Tujuan 5
Bab II Pembahasan 6
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
Daftar Pustaka 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3.1Tujuan
1
a. Untuk mengetahui pengertian dari asuransi tersebut
b. Untuk menetahui tujuan dan jenis-jenis asuransi
c. Untuk mengeahui keuntungan asuransi
d. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Didalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD) disebut bahwa, “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penangung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu Premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapakan, yang mungkin akan diderita karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.”
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4
unsur, yaitu:
i
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah
uang(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara
berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak
tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui
sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi
asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang :
"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat
pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit
yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang
cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila
kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh
semua pihak dalam gabungan itu". 1
2.2 Tujuan dan Jenis-Jenis Asuransi
Tujuannya adalah mengalihkan segala resiko yang ditimbulkan
peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain yang
mengambil resiko untuk mengganti kerugian. Pikiran yang terselip dalam
hal ini ialah, bahwa lebih ringan dan mudah apabila yang menanggung
resiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu
orang saja, dan akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari
nilai hasrat bendanya itu jika ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu
perusahaan, dimana dia sendiri saja tidak berani menanggungnya.2
Jenis – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi fungsinya :
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
1
https://lukmanfatner.blogspot.com/2014/07/makalah-tentang-asuransi.html
2
https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/
3
Merupakan asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa
untuk menanggunglangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat
dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa
yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan
usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi. Kemudian yang
termasuk dalam asuransi kerugian adalah asuransi kebakaran, asuransi
kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan lainnya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Merupakan perusahaan asuransi yang dikaitak dengan
penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
Jenis – jenis asuransi jiwa adalah asuransi berjangka (Term
insurance), Asuransi Tabungan (Endowment insurance), Asuransi
seumur hidup (Whole life insurance), dan Anuity contrak insurance
(Anuitas).
c. easuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi kerugian.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
a. Asuransi milik pemerintah yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki
sebagian besar atau bahkan 100% oleh pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional yaitu asuransi ini kepemilikan
sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga yang
paling banyak memiliki saham maka memiliki suara terbanyak
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing yaitu perusahaan arusansi jenis ini
biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan cabang dari
negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak
asing.3
i
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah
sebagai berikut :
1. Bagi nasabah
Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi.
Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang menyebabkan seseorang
sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif
seperti telah disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah
kebenaran ketika pihak perusahaan asuransi sendiri misalnya tidak
memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua,
beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika
menjadi nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik
kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d.Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat
berharga.
2.4 Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi
Untuk menyatakan kapan terjadinya asuransi dengan perjanjian asuransi
yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat
kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori
perjanjian tersebut:
1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery). Menurut teori ini, setiap
perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran
(offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan penerimaan (acceptance)
oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan toeri tawar-menawar
adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan kesepakatan yang
5
dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan
penanggung.
2. Teori penerimaan (acceptance theory). Dalam hukum Belanda, teori ini
disebut ontvangst theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi
dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak ada ketentuan umum
dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya persetujuan
kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320 KUH Perdata). Menurut teori
penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada
saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota
persetujuan ini kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh
penanggung yang disebut polis asuransi.
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain
sebagai berikut: :
1. Karena terjadi Evenemen
Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara tertanggung
dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan
terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung, maka penanggung
berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak
penanggung melunasi pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu
pula berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang
santunan, bukan sejak meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen).
Menurut hukum perjanjian, suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-
pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah dipenuhi.
Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir
sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan
meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir
sejak terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.
2. Karena jangka waktu berakhir
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban
penanggung itu terjadi bahkan sampai berakhirnya jangka waktu
i
asuransi. Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa
terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir. Akan
tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa penanggung akan
mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila sampai
jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain,
asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis
diikuti dengan pengembalan sejumlah uang kepada tertanggung.
3. Karena Asuransi Gugur
Berhentinya asuransi dapat terjadi karena kesepakatan antara
tertanggung dan penanggung, misalnya karena premi tidak dibayar ini
biasanya diperjanjiakan dalam polis. Misalnya, asuransi yang diadakan
untuk tetap dinyalakan sah asalkan tertanggung betul-betul tidak
mengetahui telah meninggalnya itu.
4. Karena Asuransi dibatalkan
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka
waktu berakhir. Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung
tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan perjanjian atau
karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi jiwa
dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi
dibayar menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan sebelum premi
dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan setelah
premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan),
Karena asuransi jiwa didasarkan pada perjanjian, maka
penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak yang
dicantumkan dalam polis.
7
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Asuransi sendiri pada perkembangannya mengalami banyak perubahan
dan semakin banyak jenisnya dari mulai hal yang wajar sampai hal-hal yang tidak
wajar pun bisa diasuransikan. Banyak masyarakat yang menggunakan jasa
asuransi didalam kehidupan sehari-hari karena saat ini banyak sekali resiko yang
akan terjadi dimasa yang akan datang sebelum semua itu dihadapi terlebih dahulu
kita menanggulanginya agar tidak terjadi kerugian besar. asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Atau untuk pemberian suatu pembayaran
uang yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan. Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk
mengurangi risiko yang pasti misalnya kematian kecelakaan dan lainnya.
3.2 SARAN
Alangkah baiknya, apabila di dalam pasal KUHD ditambah dengan
ketentuan – ketentuan mengenai tertunjuk atau orang yang menerima uang
pertanggungan, sebab hal ini harus ada dalam perjanjian asuransi jiwa.
Hendaknya, ditambah juga mengenai pembatasan atau peniadaan tanggung
jawab penanggung yang disebabkan adanya kematian tertanggung akibat
berkelahi tanding, akibat perbuatan mengambil asuransi atau orangyang
berkepentingan atas uang pertanggungan, hal ini dimaksudkan agar dapat
sejalan dengan perkembangan asuransi jiwa dewasa ini.
i
DAFTAR PUSTAKA
https://lukmanfatner.blogspot.com/2014/07/makalah-tentang-asuransi.html
https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-
asuransi/
http://devitarestiana.blogspot.com/2016/11/makalah-tema-asuransi.html
9
i