OLEH:
SEMESTER / KELAS : V/ A
AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelembagaan Asuransi”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah LKNB Asuransi Ssyari’ah”
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu , kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Makalah............................................................................. 2
C. Tujuan Pebelajaran............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Kesimpulan........................................................................................ 14
B. Saran.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Kelembagaan Asuransi?
2. Apa saja penggolongan produk dalam asuransi?
3. Apa tang di maksud dengan Asuransi Syari’ah ?
4. Apa yang di maksud Asuransi Konvensional ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kelembagaan asuransi.
2. Untuk mengetahui apa saja lembaga asuransi.
3. Untuk mengetahui bagaimana asuransi syari’ah.
4. Untuk mengetahui bagaimana asuransi Konvensional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,
jenis usaha perasuransian meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa dan
reasuransi.
a. Asuransi kebakaran.
b. Asuransi pengangkutan.
c. Asuransi aneka, yaitu jenis asuransi kerugian yang meliputi antara lain
asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan bermotor pencurian, dan
sebagainya.
2. Asuransi Jiwa (Life Insurance)
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan dalam
penanggulangan risiko yang dikaitakan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang diasuransikan.
4
3. Asuransi dua manfaat (endowment), yaitu kontrak asuransi jiwa yang masa
berlakunya dibatasi misalnya 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun atau lebih atau
mencapai usia tertentu misalnya 65 tahun sebelum peserta meninggal
dunia.
4. Asuransi unit investasi (unit linked), yaitu satu bentuk investasi kolektif
yang ditawarkan melalui polis asuransi1
5
2. Pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi
dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3. Penilai kerugian asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang diasuransikan.
4. Konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria
5. Agen asuransi, yaitu pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.2
C. Lembaga Asuransi Syari’ah
1. Pengertian Asuransi Syari’ah
Asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) dalam Fatwa DSN MUI
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang
dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan
maksiat.
2. Dasar Hukum
Secara lebih teknis operasional perusahaan asuransi/perusahaan reasuransi
berdasarkan prinsip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga Keuangan
No. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah dan
beberapa Keputusan Menteri Keuangan (KMK), yaitu KMK No.
422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi;
KMK No. 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Selain itu, perasuransian syariah di Indonesia juga diatur di dalam beberapa fatwa
DSN-MUI antara lain Fatwa DSN-MUI No. 21/DSNMUI/X/2001 tentang
2
Ibid, hlm.271
6
Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa DSN MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006
tentang Akad Mudharabah, Musyarakah pada Asuransi Syariah, Fatwa DSN-MUI
No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi dan
Reasuransi Syariah, Fatwa DSN MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad
Tabbaru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah3
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat
diuraikan:
7
9. Melakukan reasuransi setelah mengkaji limit retensi (jumlah risiko
yang dapat ditahan oleh perusahaan asuransi.
b. Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta
asuransi dengan perusahaan asuransi. Dalam asuransi Islam, untuk
menghindari unsur-unsur yang diharamkan di atas kontrak asuransi, maka
diberikan beberapa pilihan alternatif dalam polis asuransi tersebut
c. Premi (Kontribusi) secara umum bermanfaat untuk menentukan besar
tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebijakan atau dana klaim
terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim, menambah
investasi pada masa yang berikutnya. Premi dalam asuransi syariah umumnya
dibagi beberapa bagian, yaitu:
1. Premi tabungan, yaitu bagian premi yang merupakan dana tabungan
pemegang polis yang dikelola oleh perusahaan dimana pemiliknya akan
mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi
bersih.
2. Premi tabarru’ yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang polis
dan digunakan untuk tolong menolong dalam menanggulangi musibah
kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal
dunia sebelum masa asuransi berakhir.
3. Premi biaya adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta kepada
perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
8
dalam rangka pengelolaan dana asuransi, termasuk biaya awal, biaya
lanjutan, biaya tahun berjalan, dan biaya yang dikeluarkan pada saat polis
berakhir.
e. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Ketentuan klaim dalam
asuransi syariah adalah :
1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.
2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.
3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan
merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.
4. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan kewajiban
perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.
f. Penutupan asuransi adalah berakhirnya perjanjian asuransi. Penyebab
berakhirnya asuransi bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1. Perjanjian berakhir secara wajar karena masa berlakunya sudah berakhir
sebagaimana perjanjian semula.
9
2. Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalkan oleh salah satu
pihak walau masa berlaku perjanjian belum berakhir.4
D. Asuransi Konvensional
1. Pengertian Asuransi Konvensional
2. Dasar hukum
Dasar hukum asuransi berada pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian di Indonesia dan Peraturan Pemerintah Nomor
73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Disamping
kedua perundang-undangan dan peraturan tersebut dasar acuan pembinaan
dan pengawasan usaha asuransi di Indonesia juga didasarkan kepada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
a. 223/KMK.017/1993 Tanggal 26 Februari 1993 tentang izin Perusahaan
Asuransi dan Reasuransi.
b. 224/KMK.017/1993 Tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
c. 225/KMK.017/1993 Tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan
Usaha Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
d. 226/KMK.017/1993 Tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan
4
Frianto Pandia, dkk,Lembaga Keuangan,Rieneka Cipta, Jakarta :2004 hlm.135
5
Kasmir, ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Jakarta, 2013, hlm. 261
10
Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Penunjang Usaha Asuransi.6
3. Prinsip-Prinsip Asuransi
Prinsip-prinsip asuransi merupakan dasar pijakan setiap ada masalah yang
timbul dalam kontrak asuransi. Pada asuransi konvensional, terdapat 5 (lima )
prinsip asuransi yang disebut pula dengan doktrin asuransi.
a. Kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable Risk) Kepentingan yang
dapat diasuransikan adalah hubungan kepentingan antara
peserta/tertanggung dengan objek pertanggungan/pihak yang
dipertanggungkan. Peserta/tertanggung dianggap mempunyai kepentingan
yang insurable jika ia (mereka) akan mengalami kerugian bila objek/pihak
yang dipertanggungkan mengalami musibah. Kepentingan dapat timbul
karena :
1. Hubungan keluarga ; suami dengan istri, anak, orang tua (ahli waris
sesuai dengan hukum faraidh).
2. Hubungan bisnis : perusahaan dengan karyawan, kreditor dengan
debitor.
3. Kepemilikan : pemilik kendaraan dengan kendaraannya.
4. Kuasa orang lain : bengkel dengan kendaraan yang diperbaikinya.
5. Karena Undang-undang : tanggung jawab hotel terhadap tamunya.
b. Itikad Baik, Para pihak yang melakukan kontrak asuransi, baik
penanggung maupun tertanggung harus beritikad baik yang diwujudkan
dengan kejujuran dan mengemukakan keterbukaan. Dimana penanggung
harus memberikan semua informasi mengenai pertanggungan dan
tertanggung memberikan informasi mengenai objek pertanggungan baik
diminta maupun tidak. Informasi dari tertanggung termasuk informasi
yang memengaruhi opini penanggung apakah akan menerima ataupun
menolakobjek pertanggungan. Sedangkan informasi dari penanggung
terutama isi dan kondisi polis yang mungkin memengaruhi apakah
tertanggung jadi akan mengasuransikan objeknya atau tidak. Jika prinsip
6
Ibid, Dr Kasmir, hlm. 262
11
utmost good faith dilanggar terutama oleh tertanggung, maka akan
mengakibatkan pertanggungan menjadi batal.
c. Penggantian kerugian (Indemnity)
Prinsip ini merupakan mekanisme ganti rugi/ santunan bila terjadi
musibah yang dijamin, yaitu penanggung akan mengembalikan
posisikeuangan tertanggung dalam keadaan semula seperti saat sebelum
terjadi peristiwa musibah. Dengan prinsip ini tertanggung tidak
dimungkinkan mendapat keuntungan dari penanggung. Untuk keperluan
ini, maka sangat disarankan harga pertanggungan yang dipakai
berdasarkan harga pasar. Hal ini guna menghindari terjadinya asuransi
dibawah harga (under insurance) ataupun asuransi diatas harga (over
insurance). Penggantian kerugian dapat dilakukan dengan pembayaran
tunai, penggantian, perbaikan atau pembangunan kembali.
d. Sebab aktif (Proximate Cause)
Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan
terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan
lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
independen. Sebagai contoh kasus klaim kecelakaan diri : seseorang
mengasuransikan lahan sawahnya lalu dua bulan setelah masa tanam, padi
tersebut diserang oleh hama wereng sehingga hampir 70% tanaman padi
tersebut rusak. Dari peristiwa tersebut proximate cause nya adalah
tanaman padi rusak karena diserang hama wereng. Melalui penyebab ini
diketahui apakah kerusakan tanaman padi tersebut dijamin dalam polis
asuransi atau tidak.
e. Suborgasi-pengalihan hak
Bilamana penanggung telah membayar santunan ganti rugi kepada
tertanggung, padahal dalam peristiwa yang mengakibatkan kerugian
tersebut tertanggung tidak bersalah, maka hak menuntut kepada pihak
12
yang bertanggung jawab/yang bersalah (pihak ketiga) beralih kepihak
penanggung.7
BAB III
PENUTUP
7
Ibid, hlm. 266
13
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Arahap, Sofyan S. ,Wiroso, Muhammad Yusup. 2015.Akuntansi Perbankan Syariah.
Jakarta. LPFE Usakti
15