Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Tamadun Melayu
Disusun Oleh:
SULISNA (12092009083)
Semester/Lokal : II/A
1
ISI
A. PENGEMBANGAN
a. Pengertian pengembangan
Defnisi pengembangan yang berkaitan dengan media pembelajaran menurut
beberaa ahli :
a. kamus besar bahasa indoesia, 2002 : 538 , pengembangan adalah proses atau cara
perbuatan mengembangkan.
b. Menurut Seels & Richey, pengembangan berarti proses menerjemahkan atau
menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisIk. Pengembangan secara
khusus berati proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.
c. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002.
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
d. Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.
1. Research / penelitian
Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang
dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan
untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan
intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi
penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk
menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subjek
tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode
ilmiah.
2. Observasi / pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
3
3. Monitoring
Monitoring (bahasa Indonesia: pemantauan) adalah pemantauan yang dapat
dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan
berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui
waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari
itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan
kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yansg diselesaikan
berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan
tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk
mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas
efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk
mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan saduran dari bahasa Inggris "evaluation" yang diartikan
sebagai penaksiran atau penilaian.[1] Nurkancana (1983) menyatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk
menentukan nilai dari suatu hal. Sementara Raka Joni (1975) menjelaskan
bahwa evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang, hal
atau gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor.
5. Experimen
Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang
berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang
dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau
mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
4
c) Bina sarana budaya: pengembangan gedung pengelolaan benda-benda
cagar budaya. 17 Pada Pusat Pengembangan Kebudayaan terdapat
beberapa kebutuhan akan fungsi yang perlu diwadahi, yaitu:
a. Temu karya, sarasehan, lokakarya, publikasi, pementasan diwadahi di
dalam auditoriumteater atau ruang pertemuan
b. Pagelaran, pameran, pekan seni diwadahi di dalam ruang pameran
exhibition
c. Pengolahan dan eksperimentasi seni diwadahi di dalam studio dan ruang
pertunjukan
c. Tujuan Pengembangan Budaya
1. Pengembangan kebudayaan bertujuan untuk perumusan nilai-nilai budaya
2. Pengembangan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya
3. Pengembangan kebebasan berkreasi dalam berkesenian
4. Pengembangan pelestarian apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional
5. Perwujudan kesenian dan kebudayaan tradisional indonesia sebagai wahana
pengembangan pariwisata, dan pengembangan pariwisata dengan pendekatan
sistem yang utuh berdasarkan pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan kebudayaan bisa di lakukan dengan cara, menjaga, merawat dan
membina kesenian daerah. penggalian dan pemeliharaan seni daerah diwadahi di dalam
studio dan laboratoriumruang studi. Mengumpulkan dan menyimpan sumber-sumber
informasi, mengolah sumber informasi dan menyebarluaskan kembali ke masyarakat
sebagai informasi balikpromosi diwadahi di dalam perpustakaan, ruang arsipdokumen,
laboratorium, ruang informasi, studio dan ruang pameran.
5
1. Faktor internal
Faktor yang terdapat dalam diri sendiri :
a. Adanya niat dari dalam diri untuk membudayakan dan melestarikan
kebudayaan Indonesia.
b. Tumbuhnya rasa cinta dalam diri pada kecintaan pada budaya indonesia
yang sangat banyak.
c. Adanya penerus atau pengganti generasi dan berbagai penemuan dan
rekayasa setempat.
2. Fakror eksternal
Faktor yang terdapat di luar masyarakat ;seperti pengaruh kontak-kontak
antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur)
kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus
menata kembali kehidupan mereka.
6
dari tanah atau wilayah dan struktur sosial tradisional yang berkembang seleras
dengan tanah atau wilayah selama periode waktu yang jauh lebih lama dari
kolonialisme baru.
2. Multikulturalisme
Kata ini biasanya menunjukkan kelompok etnis yang berbeda yang hidup
dalam masyarakat, tetapi mempertahankan identitas budaya yang berbeda. Oleh
karena itu, fokusnya adalah pada fitur etnis dan budaya dari kelompok etnis yang
berbeda.
Kebiasaan dalam budaya yang relatif homogen tampak hilang,
masyarakat harus datang ke kehidupan sosial yang multikultural. Bagi sebagian
orang, hal ini terjadi karena rasa takut, ancaman, bahaya dan Raisal dan
ketegangan budaya dan pengecualian.
3. Budaya Partisipasi
Kegiatan budaya merupakan fokus penting bagi identitas masyarakat,
partisipasi, interaksi sosial dan pengembangan masyarakat. Salah satu cara
untuk mendorong masyarakat yang sehat untuk mendorong partisipasi luas
dalam kegiatan budaya, sehingga seni, musik, teater, tari dan olahraga menjadi
sesuatu yang mereka lakukan, bukan apa yang mereka menonton. Hal ini telah
menjadi fokus dari program pengembangan budaya banyak masyarakat;
Partisipasi budaya dapat dilihat sebagai cara penting untuk membangun modal
sosial, memperkuat masyarakat dan menegaskan identitas.
B. PELESTARIAN
1. Pengertian Pelestarian
7
Mengemukakan bahwa pelestarian (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-
nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat
dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu
berubah dan berkembang.
Dalam pelestarian terdapat beberapa tahapan yang harus di pahami
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan atau maintenance adalah kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu aset dan memperbaikinya agar selalu dalam
keadaan siap pakai untuk melaksanakan produktivitas secara efektif dan efisien
sesuai dengan standar (fungsional dan kualitas).
2. Penjagaan
penjagaan adalah proses, cara, perbuatan uuntuk menjaga.
3. Perlindungan
Pengertian perlindungan adalah tempat berlindung, hal (perbuatan dan
sebagainya) memperlindungi. Dalam KBBI yang dimaksud
dengan perlindungan adalah cara, proses, dan perbuatan melindungi.
Mempersatukan masyarakat.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Mendorong terjadinya perubahan masyarakat.
Mempertahankan budaya asal.
Sebagai sebuah kekayaan.
3. Tujuan Pelestarian
Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan
revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai revitalisasi budaya Prof. A. Chaedar Alwasilah
mengatakan adanya tiga langkah, yaitu :
8
(1)Pemahaman untuk menimbulkan kesadaran
(2)Perencanaan secara kolektif
(2)Pembangkitan kreativitas kebudyaaa
Revitalisasi kebudayaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang terencana dan
sinambung agar nilai-nilai budaya itu bukan hanya dipahami oleh para pemiliknya,
melainkan juga membangkitkan segala wujud kreativitas dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam menghadapi berbagai tantangan. Demi revitalisasi maka teks-teks kebudayaan
perlu dikaji ulang dan diberi tafsir baru.1
C. BUDAYA MELAYU
1. Pengertian Budaya Melayu
1
https://duniapendidikan.co.id/cara-melestarikan-budaya
9
Masuknya Islam sebagai bahagian dari identitas Melayu ini, sesuai dengan ajaran Islam,
masuklah Islam secara menyeluruh, termasuk dalam budaya. Dengan demikian, maka
segala kebudayaan Melayu selalu merujuk kepada ajaran Islam.
Salah satu suku yang memiliki kebudayaan khas dan selamanya jadi daya tarik
bagi orang di luarnya adalah suku melayu. Suku melayu merupakan group suku bangsa
bersama dengan kuantitas populasi nomer 8 terbanyak di Indonesia. Menurut wikipedia,
Suku melayu adalah sebuah group etnis berasal dari orang-orang Austronesia terlebih
yang menghuni Semenanjung Malaya, Sumatra anggota timur, anggota selatan Thailand,
pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir terhitung brunei. Luasnya lokasi
cakupan ini menjadikan suku melayu merupakan suku yang tersebar di negara Indonesia,
2
Malaysia, Brunei, Singapura, dan Thailand.
Budaya daerah ini sudah seharusnya menjadi kebanggaan dan identitas bagi
suatu daerah, dan itu juga menjadi tugas sebagai warga untuk tetap menjaga serta
melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tujuan menjaga dan
melestarikan budaya ini adalah agar budaya kita tidak hilang dan tidak di klaim oleh
bangsa asing. Kita sebagai masyarakat yang memegang teguh prinsip adat istiadat,
memiliki hak penuh atas kebudayaan tersebut untuk tetap melestarikan nya, bukan
mengesampingkan budaya kita dengan alasan apapun. Di era globalisasi seperti ini,
dengan mudah nya masuk berbagai budaya asing mengakibatkan budaya daerah
semakin tersisihkan dalam tatanan hidup masyarakat. Masyarakat lebih mudah menerima
budaya asing tersebut dan dengan bangga nya mereka mengenakan budaya tersebut.
Anak remaja sebagai generasi penerus pun lebih senang akan budaya asing dibanding
dengan budaya nya sendiri, hal ini dikarenakan mereka malu untuk menggunakan
budaya daerah asal nya. 3
Yang jadi khas berasal dari suku melayu adalah sebutan saudara di dalam
keluarga. Anak pertama di dalam keluarga suku melayu riau dipanggil long atau sulung,
2
https://lancangkuning.com/post/5346/ciri-khas-budaya-melayu.html
3
https://www.kompasiana.com/firdausramadhan//melestarikan-budaya-
daerahTujuanmenjaga%20dan%20melestarikan%20budaya,budaya%20kita%20dengan%20alasan
%20apapun.
10
anak ke-2 ngah/ongah, di bawahnya dipanggil cik, yang bungsu dipanggil cu/ucu. Dalam
panggilan berikut umumnya dilengkapi bersama dengan menyebutkan ciri-ciri fisik orang
yang bersangkutan, apabila cik itam yakni cik bersama dengan ciri fisik berkulit hitam.
Panggilan khas di dalam keluarga suku melayu ini mampu dijumpai di dalam penduduk
melayu riau.
b. Bahasa Melayu
Bahasa yang di gunakan orang melayu adalah bahasa melayu. Kebudayaan suku
melayu yang paling enteng dikenali dan masih bertahan hingga saat ini adalah bahasa
yang digunakan. Bahasa melayu merupakan bahasa pengantar di dalam kegiatan
keagamaan dan perdagangan di nusantara sejak abad ke-7. Dalam perkembangannya,
bahasa melayu tumbuh dan termodifikasi cocok bersama dengan karakterisktik daerah
asalnya. Bahaha melayu dikenal sebagai bahasa resmi di sebagian negara layaknya
singapura, malaysia, brunei, dan Indonesia (Bahasa Indonesia). Dari faktor linguistik,
bahasa melayu terbagi kedalam 45 bahasa dan ratusan dialek yang berkembang cocok
bersama dengan rumpun melayu daerah tertentu.
c. Adat Istiadat
Secara umum, suku melayu dikenal sebagai orang yang memiliki sopan santun
serta ramah pada semua orang. Sikap berikut sudah jadi adat istiadat berasal dari suku
melayu sejak lama. Adat istiadat yang tersedia pada suku melayu dibagi jadi tiga yakni
1. Adat sebenar adat (adat yang tidak mampu dirubah karena keputusan
agama)
2. Adat yang diadatkan (adat yang dibuat oleh penguasa),
3. Serta adat teradat (adat teradat merupakan konsensus yang ditentukan
bersama dengan sebagai pedoman di dalam tiap-tiap lini kehidupan
penduduk dan pemilihan sikap di dalam menghadapi sebuah peristiwa dan
kasus di lingkungan)
d. Kepercayaan Agama
Suku melayu kala ini merupakan suku yang menentukan agama Islam sebagai
kepercayaan yang dianutnya. Islam di alam melayu sudah datang sejak abad ke 13M.
kehadiran Islam pada kala itu sudah mendatangkan perubahan yang terlampau dinamis
di dalam kehidupan orang melayu. Perubahan berikut meliputi adat istiadat, kesenian,
bahasa, intelektual, sastra, kepercayaan, dan politik, serta sebagian faktor kehidupan
lainnya.Berbagai perubahan mampu dilihat berasal dari berubahnya bahasa yang
sepanjang ini menggunakan bahasa sansekerta jadi bahasa yang mengadopsi bahasa
arab. Sistem pendidikan dan pemerintahan terhitung turut berubah menyesuaikan
11
bersama dengan kebiasaan dan proses pembelajaran di Islam yang lebih rasional dan
intelektual serta berpatokan pada kitab suci (Al-Quran).
e. Filosofi Kesenian Melayu Riau
Kesenian berhubungan erat dengan masyarakat. Merujuk Bronislaw Kasper
Malinowskii (1888- 1942) dan Melville Jeans Kerskovits (1895-1963) memaparkan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat di tentukan oleh kebudayaan yang di
miliki oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat ini sejalan dengan kesenian melayu yang
hakiki. Kesenian melayu mengutamakan nilai kemelayuan, sehingga seni tidak dapat
membebaskan diri dari nilai jati oranng melayu.
1. Hakikat kesenian yang fokus pada apresiasi keagungan sang pencita. Tari olang-
olang misalnya, orang sakai mengapresiasi burung elang sebagai burung yang
memiliki kemampuan terbang tinggi melebihi burung lainnya.
2. Puja dan puji atas keagungan Allah swt. Juga tampak dalam pantang dan larang
dalam berkesenian, yang maksutnya sebagao adat kesenian. Dalam menari zapin
misalnya, harus mematuhi aturan kepatutan yang sifatnya mutlak. Seorang
penari perempuan tidak boleh membuka kaki terlalu leba, tidak boleh
mengangkat kaki terlalu tinggi, tidak boleh mengangkat tangan terlalu tinggi, hal
ini di karenakan akan memperlihatkan lekuk tubuh penari yang sesungguhnya,
yang merupakan aurat baginya.
D. PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN BUDAYA MELAYU BUDAYA MELAYU
4
http://ms.wikip edia.org/wiki/Melayu/22/10/2010
12
Kesenian Riau berkembang, tumbuh dan hidup di desa dan di kota. Kesenian
tradisional yang basisnya di pedesaan atau tempat-tempat sentral budaya di masa
lampau melahirkan kesenian sederhana, kesenian rakyat dan kesenian klasik. Sedangkan
kesenian kontemporer yang di kota-kota menghasilkan kesenian kreasi baru yang
menyadap kesenian nasional atau memodifikasikannya di atas landasan warisan budaya
setempat. Terjadinya keanekaragaman juga disebabkan karena pengaruh kehidupan
sosial budaya orang Melayu dalam menghadapi lingkungannya. Secara garis besar
terdapat dua variasi yang mendasar yaitu antara kesenian di wilayah Riau daratan dan
wilayah kepulauan yang masing-masing memiliki corak tersendiri. Kehidupan kesenian
merupakan ekspresi budaya. Bentuk-bentuk seni yang ada di Riau daratan dan kepulauan
secara garis besar sama, dengan seni sastra, seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater
ditambah dengan upacara-upacara adat dan permainan-permainan. Berikut ini adalah
sebagian jenis pertunjukan seni budaya di Pekanbaru ditinjau dari unsur seni dan
interaksi dengan penonton.
b. Seni Teater
Teater bangsawan, didukung unsur seni drama, lagu dan tari dengan
cerita sejarah Melayu. Dialog disampaikan bersenandung, berpantun
serta lawak jenaka. Penonton dan pemain terpisah dan lebih bersifat
sebagai penikmat.
Mak Yong, didukung seni drama dan seni tari dimainkan dengan
mempergunakan topeng. Jumlah pemain minimal 15 orang pemain
ditambah penari figuran, penyanyi dan pemain musik. Penonton
berfungsi sebagai penikmat namun dengan komunikasi yang cukup
dekat dan santai.
13
Mamanda, mengutamakan kedmamikan gerak baik berupa drama dan
tari, didukung dengan musik dan lagu. Umumnya cerita istana atau
cerita bangsawan. Penonton lebih bersifat sebagai penikmat.
2. Tari Persembahan
14
c. Musik
Dikir Barat, berupa seni lagu dan syair/pantun yang bersahut-sahutan,
dimainkan oleh satu kelompok minimal 15 orang, atau dua kelompok
yang saling berbalas
Musik Gambus, perangkat musik zapin terdiri dari gambus dan marwas
(semacam gendang) dimainkan oleh seorang pemetik gambus dan
minimal enam orang pemukul marwas. Perangkat gambus ini dapat juga
mengir ingi tarian zapin.
15
d. Rumah Adat
Rumah adat daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini
merupakan tempat tinggal para datuk, pemangku adat. Ruangan rumah
terdiri dari: ruangan besar yang dipergunakan untuk tempat tidur, ruang
bersila, anjungan dan dapur.Tiang-tiang rumah, sirip atap, loteng, tangga
dan alasnyasemua berhiasan ukiran. Ukirannya mempunyai corak yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ruang adat ini
dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk untuk
5
pertemuan dan musyawarah.
d. Permainan
16
perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah kir-kira
1,3 m s/d 1,5 m, dalam bahasa penduduk setempat, kata Jalur berarti Perahu.
Setiap tahunnya, sekitar tanggal 23-26 Agustus, diadakan Festival Pacu Jalur
sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan
Singingi,Riau bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia.
e. Kerajinan Batik
Riau, memiliki corak batiknya tersendiri. Batik Riau sering dikenal dengan
nama batik Melayu Riau, yang bermula pada tahun 1824-1911 di kerajaan
Daik Lingga. Namun teknik yang di kenal di Riau justru berbeda dengan batik
Jawa yang menggunakan teknik coret/lukis. Batik melayu Riau menggunakan
teknik cap. Batik Riau tergolong unik, karena lebih menggambarkan
tumbuhan. Hal ini didasari pada kebudayaan melayu Riau yang kentang
dengan nilai-nilai islam. Sehingga batik melayu Riau berusaha untuk tidak
menggambar binatang atau pun manusia. Dalam perjalanannya, batik Riau
mengalami banyak perubahan. Yang semula menggunakan teknik cap,
sebagaimana para leluhur dahulu, kini beralih menggunakan teknik tenun
dan coret/lukis. Tak hanya tekniknya saja yang mengalami perubahan,
bahkan motifnya mengalami banyak perkembangan. Misalnya batik Kipas
Lingga, Bungo Kesumbo, Bunga Tanjung, Bunga Cempaka, Bunga Matahari
Kaluk Berlapis, Nyiur Melambai, dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh
corak batik Nyiur Melambai.
17
F. Upaya Pengembangan Dan Pelestarian Budaya
6
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle
18
DAFTAR PUSTAKA
19