Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

“TRADISI BALIMAU PAGA DI PESISIR SELATAN, KENAGARIAN SUNGAI TUNU


UTARA”

Dosen Pengampu :

Muhammad Hidayat,S.Sos.,Ma

Disusun Oleh :

Asri Nola Putri (19058006)

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga laporan
penelitian ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga laporan penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar laporan penelitian ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.

Padang, 26 Mei 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan
masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran
sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah
berlangsung selama berabad-abad. balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin
sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri
sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, menyucikan diri adalah mandi yang bersih.
Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tidak ada sabun, wilayah
yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu
pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya
yang melarutkan minyak atau keringat di badan.
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatra Barat.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-
Nilai Budaya Sumatra Barat. 1942

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, pokok permasalahan
berada pada bagaimana tujuan di adakan mandi balimau dalam masyarakat pesisir selatan,
Kenagarian Sungai Tunu Utara dalam menyambut bulan suci ramadhan

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tujuan dari balimau di pesisr selatan
kenagarian Sungai Tunu Utara.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: Penelitian ini diharapkan memberikan masukan
kepadamasyarakat maupun pemerintah Nagari Pesisir Selatan Sungai Tunu Utara bahwa perlu
menenuruskan tradisi balimu ini dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan dan
menjelaskan nya kepada para remaja yang kurangmengetahuinya
E. Konsep Teori
kebudayaan merupakan usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia
menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok,
mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam, dan memelihara
keseimbangannya dengan dunia supernatural

kebudayaan secara umum mengarah pada sebutan dari cara hidup sekelompok orang, yang
berarti cara mereka melakukan sesuatu. Kelompok yang berbeda mungkin memiliki budaya yang
berbeda. Suatu budaya dari penjelasan pengertian kebudayaan secara umum, diturunkan ke
generasi berikutnya dengan belajar. Pengertian kebudayaan secara umum menunjukkan
karakteristik dan pengetahuan sekelompok orang tertentu, yang meliputi bahasa, agama,
masakan, kebiasaan sosial, musik, dan seni. Dipahami pula pengertian kebudayaan secara umum
adalah pola bersama perilaku dan interaksi, konstruksi kognitif dan pemahaman yang dipelajari
oleh sosialisasi.

Pengertian kebudayaan secara umum adalah bagian dari pola terpadu pengetahuan, keyakinan,
dan perilaku manusia. Pengertian kebudayaan secara umum juga mengarah pada hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Ini bisa meliputi pandangan, sikap, nilai, moral, tujuan,
dan adat istiadat. Kebudayaan adalah pola perilaku yang ada dalam kelompok sosial. kearifan
lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal (indigenous knowledge system)
adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah
berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau
objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang
berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan
masalahnya dan dapat memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.
Di sini peneliti mencoba mengembangkan konsep dan menghimpun fakta di lapangan,
bukan melakukan pengujian hipotesa. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, karena pendekatan ini pada hakekatnya
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya Hal tersebut juga berkaitan
dengan defenisi yang diberikan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000:3) yaitu suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan suatu data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati, diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistik (utuh). Dengan demikian nantinya untuk memperoleh data, peneliti akan turun ke
lapangan dan melakukan wawancara terhadap aktivitas objek yang diteliti, yang tentu saja
nanti akan dilengkapi dengan dokumentasi sebagai pelengkap data yang dibutuhkan.

2. Lokasi Penelitian
Di kecamatan Ranah Pesisir ini memiliki tradisi adat yang masih kuat karena kehidupan
yang bermasyarakat dan bergotong-royong, dana masih berpegang teguh kepada tradisi yang
setiap menyambut bulan suci ramadhan diadakan balimau yang bertujuan untuk mensucikan
diri.
3. Informan Penelitian
Informan merupakan orang yang diwawancarai terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Dari wawancara yang dilakukan dengan informan, peneliti mendapat inforrmasi
yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut.Informan memberi informasi sekaligus menjadi
guru bagi peneliti untuk bisa mengerti budaya dari informan tersebut. Informan menjadi
sumber informasi, secara harfiah informan menjadi guru bagi etnografer atau peneliti
(Spradly,1997:35). Informan merupakan individu yang memiliki pengetahuan kuat dan
mendalam tentang segala hal yang berhubungan dengan latar penelitian. Mereka di ikut
sertakan dalam penelitian secara suka rela tanpa paksaan, seperti yang disebutkan oleh
Moleong (2000:90), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan infomasi
tentang situasi dan latar penelitian.
Peneliti memberi kriteria-kriteria tertentu dalam melihat atau menentukan informan
dengan memperhatikan permasalahan dan tujuan penelitian. Subjek yang diteliti dipandang
berkedudukan sama dengan peneliti. Jadi, tidak sebagai objek atau yang lebih rendah
kedudukannya akan tetapi sebagai manusia yang setaraf. Peneliti tidak menganggap dirinya
lebih tinggi atau lebih tahu. Ia datang untuk belajar, untuk menambah pengetahuan dan
pemahamannya. Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti membedakan pemilihan
informan dibedakan atas informan kunci dan informan biasa. Informan untuk penelitian ini
adalah masyarakat dari Nagari Sungai Asam yang ikut serta dalam pelaksanaan tradisi ikan
uduhan.

4. Teknik Pengumpulan Data


A) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya
seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata
serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dengan demikian yang dimaksud metode
observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2008:115). Bentuk metode
observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi
partisipasi. Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap
subjek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam
aktivitas kehidupan objek pengamatan. Di sini peneliti akan mencari data mengenai
prosesi pelaksanaan dan penangkapan ikan uduhan.

B) Wawancara
Wawancara ini diupayakan untuk memperoleh data sebanyak mungkin dari
stakeholder sehingga data-data yang nanti muncul adalah pernyataan-pernyataan yang
dikemukakan informan sesuai dengan topik penelitian (Afrizal, 2005:69). Sifat
wawancara ini, yaitu bebas dan mendalam yang mengunakan petunjuk atau pedoman
wawancara yang berfungsi untuk pedoman yang membuat garis-garis permasalahan.
Dalam wawancara ini, informan diberi kebebasan untuk menjawab atau menjelaskan
sehubungan dengan permasalahan penelitian. Melalui wawancara ini peneliti dapat
mengetahui bagaimana seluruh elemen masyarakat berpartisipasi dalam
melaksanakan prosesi-prosesi yang terdapat dalam tradisi ikan uduhan.
C) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah data tertulis yang digunakan sebelum melakukan penelitian
dan saat penelitian yang berupa buku-buku keterangan laporan hasil penelitian,
artikel-artikel di majalah atau koran yang mempunyai relevansi dengan permasalahan.
Studi pustaka yang digunakan lebih banyak berkaitan kepada tradisitradisi yang
terdapat di Minangkabau terutama dalam pemanfaatan ikan sebagai ikan uduhan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tujuan Dari Balimau Menyambut Bulan Suci Ramadhan Di Nagari Sungai Tunu
Utara
Tradisi balimau sebelum memasuki bulan puasa mungkin terdengar biasa karena banyak
daerah di Minangkabau melakukan tradisi ini, tetapi tradisi balimau di Pesisir Selatan ini sangat
berbeda dengan tradisi balimau pada umumnya,tradisi balimau ini dinamakan tradisi “Balimau
Paga”. Tradisi balimau paga terdapat di beberapa nagari atau desa di kabupaten Pesisir Selatan,
proses pelaksanaan tradisi balimau paga ini berbeda beda disetiap nagari. Balimau paga di nagari
sungai tunu utara , kecamatan Ranah Pesisir ini sangat unik dan berbeda dengan tradisi balimau
daerah lain. Jika di daerah lain tradisi balimau dilaksanakan disekitar sungai, tradisi balimau
paga di Nagari Sungai Tunu Utara ini dilaksanakan di lapangan terbuka.Tradisi Balimau paga
disini uniknya seperti acara besar yang diadakan setiap tahun karena pada acara ini dihadiri oleh
pemerintah nagari,tokoh tokoh adat seperti niniak mamak,alim ulama,cadiak pandai,bundo
kanduang dan hampir seluruh masyarakat di Nagari Sungai Tunu Utara . Jika di daerah lain ada
yang melaksanaknnya dengan cara mandi balimau dan makan bajamba, beda hal nya dengan
tradisi di Nagari Sunagi Tunu Utara, setiap suku yang ada akan membawa limau yang berisi
rempah rempah dan air wangi wangian.limau yang dibawa dihias dengan kertas warna dan bunga
karena akan diperlombakan dengan suku suku yang lain.Pada acara balimau di nagari ini juga
menampilkan kesenian kesenian minangkabau, seperti randai,tari pasambahan,tari piring,pencak
silat dan kesenian lainnya.
untuk dilihat.

Kemudian masuk ke acara selanjutnya yaitu penilaian limau yang di bawa oleh masing
masing suku,penilaian ini dilakukan oleh pemerintah desa atau bapak Camat langsung jika beliau
hadir.Penilaian limau ini ditentukan oleh hiasan limau yang indah dan menarik serta bagaimana
kelengkapan limau yang dibawa.Setelah berunding hasil penilaian akan diumumkan,limau yang
menang dengan membawa nama suku mereka masing masing akan mendapatkan hadiah dari
pemeritah desa.

Penutupan acara yaitu masyarakat secara bergiliran memakai limau yang telah dibawa
oleh masing masing suku yang dimulai oleh pemerintah nagari,tokoh adat kemudian dilanjutkan
dengan masyarakat yang hadir sembari meninggalkan lapangan acara. Ada sebagian masyarakat
yang bersalam salaman untuk saling bermaafan sebagai tanda memasuki bulan suci Ramadhan
ada juga masyarakat yang langsung pulang menuju rumah masing masing.Sampainya dirumah
masyarakat mandi bersih dan berbondong bondong pergi kemesjid untuk melaksanakan sholat
taraweh bersama sama.
BAB III

PENUTUP

Balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan
Ramadhan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan
ibadah puasa. Tradisi yang turun-temurun ini sangat disukai dan digemari masyarakat
Minangkabau khususnya remaja dan anak-anak.

Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki
bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna
mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut
limau.

DAFTAR PUSTAKA

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatra Barat.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-
Nilai Budaya Sumatra Barat. 1942
Safira, Nanda. "LOCAL AWARENESS IN THE TRADITION OF BALIMAU PAGA TO WELCOME THE
HOLY MONTH OF RAMADHAN IN KAMBANG IN PESISIR SELATAN DISTRICT." SEMESTA: Journal of
Science Education and Teaching 4.1 (2021): 17-21.

Handayani, Yelsi, Bakhtarudin Nasution, and Zulfadhli Zulfadhli. "Pantun Masyarakat di Nagari Painan Timur
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan." Jurnal Bahasa dan Sastra 5.1 (2017): 126-137.

Anda mungkin juga menyukai