Anda di halaman 1dari 6

No.

Komponen Konsep Konsep Fakta


1. Bentuk-bentuk konflik Konflik pribadi, konflik rasial Konflik antar individu,
konflik antara kelas-kelas sosial, konlik antara individu
Soerjono Soekanto membagi konflik
konflik politik, koflik dan kelompok dan
sosial menjadi lima bentuk khusus,
internasional konflik antara kelompok
yaitu sebagai berikut:
dengan kelompok
1. Konflik atau pertentangan
pribadi, yaitu konflik yang terjadi
antara dua individu atau lebih
karena perbedaan pandangan dan
sebagainya.
2. Konflik atau pertentangan rasial,
yaitu konflik yang timbul akibat
perbedaan-perbedaan ras.
3. Konflik atau pertentangan antara
kelas-kelas sosial, yaitu konflik
yang disebabkan adanya
perbedaan kepentingan antar
kelas sosial.
4. Konflik atau pertentangan
politik, yaitu konflik yang terjadi
akibat adanya kepentingan atau
tujuan politis seseorang atau
kelompok.
5. Konflik atau pertentangan yang
bersifat internasional, yaitu
konflik yang terjadi karena
perbedaan kepentingan yang
kemudian berpengaruh pada
kedaulatan Negara.
Adapun bentuk-bentuk terjadinya
konflik sebagai berikut:
 Perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan
perasaan. Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian
dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan lainnya.
 Perbedaan pendirian dan perasaan
akan sesuatu hal atau lingkungan
yang nyata ini dapat menjadi
factor bentuk konflik sosial,
sebab dalam
 menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Misalnya,
ketika berlangsung pentas musik
di lingkungan pemukiman, tentu
perasaan setiap warganya akan
berbedabeda.
2. Bentuk-Bentuk Kekerasan Struktural, personal, institusional Korupsi, menghina
 Kekerasan struktural kekerasan
struktural adalah kekerasan yang
aktivitasnya tidak dapat diamati.
 kekerasan kultural Kekerasan
kultural tidak dapat diamati
melalui panca indera. Kekerasan
kultural adalah kekerasan yang
amat sangat subtil.
 Kekerasan personal yaitu
kekerasan yang bertitik berat
pada realisasi jasmani actual. Ada
tiga pendekatan untuk melihat
kekerasan personal yaitu cara
yang digunakan ( menggunakan
badan manusia atau senjata),
bentuk organisasi (individu,
masa, atau pasukan) dan sasaran
(manusia).
 Kekerasan institusional
Merupakan kekerasan yang
terlembaga atau dilakukan oleh
lembaga tertentu, aksi fisik dapat
muncul dalam bentuk kerusuhan
terorisme dan perang serta
perbudakan.
 kekerasan langsung merupakan
suatu jenis kekerasan yang
aktivitasnya bisa langsung kita
terima melalui panca indera. Kita
sering menyebut kekerasan
langsung sebagai kekerasan fisik,
seperti memukul, menjambak,
dan sebagainya. Kekerasan verbal
merupakan salah jenis kekerasan
langsung.
3. Dampak Konflik Membangun keyakinan, Terjadinya pertengkaran
meningkatkan tali keeratan, dan menimbulkan
Menurut Daniel Webster (2001: 1)
meningkatkan harga diri dan korban
ada empat aspek positif dalam sebagai proses permasalahan
konflik yaitu: terpadu

 Keyakinan yang Lebih Besar


Konflik dapat membangun
keyakinan. Orang yang dapat
berhubungan walaupun memiliki
perbedaan, demikian juga orang
yang dapat bekerja melalui
perbedaan itu, akan merasakan
bahwa hubungan mereka lebih
aman dari pada hubungan orang-
orang yang tidak mengalami hal
tersebut.
 Meningkatnya Tali Keeratan
Aspek penting dari konflik adalah
kemampuan untuk memberi dan
menerima umpan balik yang
jujur. Tenggang rasa yang ikhlas
dapat terjadi bila setiap pihak
dapat saling terbuka dan bekerja
melalui perbedaan mereka
daripada hanya memperbesar
peretentangan mereka.
 Meningkatnya Harga Diri. Warga
masyarakat yang dapat
mengendalikan konflik mereka
secara efektif dapat menegakan
harga diri mereka karena
sejumlah. Mereka mengetahui
bahwa hubungan mereka cukup
kuat untuk mempertahankan
konflik. Warga masyarakat akan
mendapatkan hal-hal yang
bernilai dalam pengendalian
konflik.
 Penyelesaian yang Kreatif Arah
konflik yang produktif dapat
dipandang sebagai proses
pemecahan masalah yang
terpadu. Pemecahan yang kreatif
yang memnuhi kebutuhan kedua
belah pihak, terkadang disebut
penyelesaian “menang-menang”,
dapat menjadi jalan keluar bagi
proses ini. Lawan dari
penyelesaian “menang-menang”
adalah penyelesaian “kalah-
kalah” dimana tak seorang pun
yang memperoleh manfaat.
Menurut Soerjono Soekanto, akibat
negatif yang timbul dari sebuah
konflik sosial sebagai berikut:
 Bertambahnya solidaritas
 Berubahnya kepribadian individu
 Munculnya harta benda dan
jatuhnya korban
 Terjadinya akomodasi dan
dominasi
4. Pengertian Kekerasan Terjadinya monopoli terhadap a. Kekerasan seksual
kelompok-kelompok tertentu berupa pencabulan
kekerasan dibahas oleh Johan dan tindakan tidak
Galtung yang menyatakan bahwa senonoh
kekerasan terjadi saat ada b. Tindakan
penyalahgunaan sumber-sumber menghakimi orang
daya, wawasan dan hasil kemajuan lain
untuk tujuan lain atau dimonopoli c. Memukul anak
oleh sekelompok orang tertentu karena masalah
sepele
5. Tahapan Konflik Menjadi Timbulnya kerusuhan, timbulnya
Kekerasan tekanan sosial, prasangka,
mobilisasi, control sosial
 Situasi sosial yang
memungkinkan timbulnya
kerusuhan atau kekerasan akibat
sosial tertentu, seperti tidak
adanya media untuk
mengungkapkan aspirasi-aspirasi,
dan komunikasi antarmereka.
 Kejengkelan atau tekanan sosial,
yaitu kondisi karena sejumlah
besar anggota masyarakamerasa
bahwa banyak nilai-nilai dan
norma yang sudah dilanggar.
 Berkembangnya prasangka
kebencian yang meluas terhadap
suatu sasaran tertentu. Mobilisasi
massa untuk beraksi, yaitu
adanya tindakan nyata dari massa
dan mengorganisasikan diri
mereka untuk bertindak.
 Kontrol sosial, yaitu kemampuan
aparat keamanan dan petugas
untuk mengendalikan situasi dan
menghambat kerusuhan.

Anda mungkin juga menyukai