Anda di halaman 1dari 6

PERMASALAHAN YANG BISA MENIMBULKAN KONFLIK

Oleh : Ismoyowati
FKIP UNISRI Surakarta

Abstract
Essentially, human being is as individual creature and as social creature therefore the life of human cannot quit of
conflict. Conflict is enabled to be happened in family, school, society, company, and everywhere which is caused by
human as individual creature who wants to keep up his or her own life. On the other hand human as social creature
needs the personality of others which automatically are related to more than one person that has different character
and personality. The thing enables the existence of the conflict which caused by emulation, different idea,
misunderstanding so that all the things can generate the problem which causes conflict or contradiction.

Keywords : Problems, Conflicts

Pendahuluan. negara-negara kapitalis (Zamroni, 1992:30).


Menurut kodratnya manusia adalah sebagai Teori konflik memiliki beberapa asumsi,
makhluk individu dan sosial, berarti manusia itu tidak diantaranya :
mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhan 1. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
hidupnya sehingga selalu bersama-sama dengan sejumlah kepentingan yang paling dasar yang
orang lain, baik itu individu dengan individu, individu mereka inginkan dan mereka berusaha untuk
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. mendapatkan kepentingan tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat kemungkinan 2. Kekuasaan mendapatkan penekanan sebagai
bisa terjadi hambatan-hambatan, diantaranya adalah pusat huhungan sosial Kekuasaan bukan hanya
konflik. Konflik ini bisa terjadi pada siapa saja, dimana merupakan sesuatu yang langka, dan tidak
saja, kapan saja dan disebabkan oleh masalah yang terbagi secara merata, sehingga merupakan
menyangkut kebutuhan hidup manusia. Misalnya sumber konflik, tetapi juga pada hakeketnya
dalam dunia kerja, karier, jabatan, kemasyarakatan, kekuatan itu bersifat pemaksaan.
agama, politik dan sebagainya. 3. Ideologi dan nilai-nilai dipandang sebagai suatu
Bila tidak ditangani konflik tersebut akan senjata yang digunakan oleh kelompok-
merugikan berbagai pihak. Akibat konflik hasil kerja kelompok yang berbeda, dan mungkin
kita diberbagai segi kehidupan tidak akan tercapai bertentangan untuk mengejar kepentingan
seperti yang diharapkan. Maka konflik harus mereka sendiri. Ideologi dan nilai sama sekali
diselesaikan dan dihindarkan semaksimal mungkin, bukan merupakan sarana untuk mencapai
sehingga dalam berhubungan satu sama lain integrasi dan mengembangkan identitas suatu
diharapkan ada kenyamanan, ketenangan batin, bangsa.
suasana sejuk dan nyaman. Dengan demikian
kesadaran akan adanya konflik, kecakapan Menurut Tuner (1986:129-151) teori konflik
menemukan sebab-sebabnya, mengolah dan berakar pada pemikiran Marx dan pemikiran Weber.
mengelolanya dengan baik merupakan hal yang Marx mengajukan beberapa proposisi:
diperlukan. Dalam menghadapi masalah konflik 1. Sernakin distribusi pendapatan tidak merata,
seperti yang dikemukakan diatas, maka dalam tulisan semakin .besar konflik kepentingan antara
ini akan dibahas tentang teori konflik, dan berbagai kelompok atas dan kelompok bawah.
segi tentang konflik di masyarakat. 2. Semakin sadar kelompok bawah akan
kepentingan mereka bersama semakin keras
Pembahasan mereka memperanyakan keabsahan sistem
Teori konflik memandang bahwa adanya pembagian pendapatan yang ada.
kemiskinan di dunia ketiga sebagai akibat proses 3. Semakin besar kesadaran akan interes
perkembangan kapitalis di dunia barat. Kemiskinan kelompok mereka dan semakin keras
disebagian besar umat manusia adalah merupakan pertanyaan mereka terhadap keabsahan sistem
tumbal kejayaan masyarakat kapitalis. Negara-negara pembagian pendapatan, semakin besar
sedang berkembang sekarang ini dijadikan sapi perah kecenderungan mereka untuk kerja sama
hagi negara-negara barat. Oleh karenanya seperti memunculkan konflik menghadapi kelompok
yang disuarakan oleh Randall Collins, Dahrendorf, dan yang menguasai sistem yang ada.
John Galtung bahwa kalau negara-negara sedang 4. Semakin kuat kesatuan ideologi anggota
berkembang ingin maju maka harus mampu kelompok bawah dan semakin kuat struktur
melepaskan dan memutuskan hubungan dengan kepemimpinan politik mereka, semakin besar

Ismoyowati Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 47


kecenderungan terjadinya polarisasi sistem yang konflik. (Agus. M. Hardjana, 1994:12)
ada.
5. Semakin meluas polarisasi semakin keras Ciri-ciri konflik
konflik yang terjadi. Menurut Wijono (1993:37) Ciri-ciri Konflik adalah :
6. Semakin keras konflik yang ada, semakin besar 1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara
perubahan struktural yang terjadi pada sistcm perseorangan maupun kelompok yang terlibat
dan semakin luas proses perataan sumber dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
sumber ekonomis. 2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua
Dengan demikian kepentingan, kekuasaan, pihak secara perseorangan maupun kelompok
ideologi dan nilai-nilai itu bisa menjadi sumber konflik. dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan
ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang
Pengertian Konflik dan Inti Konflik saling berlawanan.
Yang di maksud konflik adalah suatu bentuk 3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai
interaksi sosial dimana seorang individu atau dengan gejala-gejala perilaku yang
kelompok dapat mencapai tujuan maka individu/ direncanakan untuk saling meniadakan,
kelompok lain akan hancur. Pendapat lain bahwa mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain
konflik adalah suatu proses sosial dimana individu- agar dapat memperoleh keuntungan seperti:
individu atau kelompok individu berusaha memenuhi status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan
tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang-
ancaman dan kekerasaan (Slamet Santoso 1990:30) pangan, materi dan kesejahteraan atau
Konflik bisa diartikan perselisihian, percekcokan, tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah,
pertentangan. Dan konflik ini kemungkinan terjadi dan bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-
harus terjadi didunia manapun atau masyarakat psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri,
manapun. Konflik selalu menyangkut masalah konkrit. kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
yang menjadi inti perbedaan dan perselisihan masalah 4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-
konkrit itu merupakan hal atau perkara yang hadapan sebagai akibat pertentangan yang
diperdebatkan dan harus diputuskan dalam konflik. berlarut-larut.
Bila keputusan belum tercapai konflik belum selesai 5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha
dan akan terus berlangsung. Bila keputusan tercapai masing-masing pihak yang terkait dengan
dan disetujui bersama, konflik selesai dan berhenti. Inti kedudukan, status sosial, pangkat, golongan,
konflik itu secara garis besar dapat dikelompakkan kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan
kedalam 5 jenis: sebagainya.
1. Pengendalian atas sumber daya
Sumber daya itu dapat berupa manusia, uang, Bentuk pertentangan/ konflik
fasilitas, peralatan, dan bahan. Berbagai sumber Bentuk-bentuk pertentangan dapat diuraikan sebagai
daya itu dapat menjadi inti konflik. berikut :
2. Kesenangan 1. Pertentangan pribadi artinya pertentangan yang
Kesenangan itu dapat saling bertabrakan. berlangsung antara 2 orang.
Kesenangan yang saling bertabrakan itu perlu 2. Pertentangan rasial artinya pertentangan antar
diputuskan agar terjadi semacam perpaduan. suku bangsa yang ada.
3. Nilai 3. Pertentangan kelas sosial artinya pertentangan
Kita mengenal nilai material pada benda-benda, antara kelas yang ada dalam masyarakat.
nilai ekonomis pada obyek-obyek yang dapat 4. Pertentangan politik artinya petentangan yang
diperjual belikan, nilai estetis pada karya seni, menyangkut golongan di masyarakat.
nilai sosial pada hubungan antar manusia, nilai 5. Pertentangan Internasional artinya pertentangan
etis moral, nilai religius. Karena perbedaan antar Negara yang disebabkan oleh perbedaan
system, hirarchi dan prioritas nilai itulah, nilai kepentingan. (Slamet Santoso 1990:33)
dapat menjadi masalah inti dari konflik. Konflik dapat berintikan salah satu atau
4. Keyakinan gabungan dua atau lebih yang dapat menjadi masalah
Masing-masing orang mempunyai keyakinan konkrit konflik itu. Tergantung dari penyelesaiannya
sendiri yang berbeda satu sama yang lain. Maka atas masalah konkrit itulah keadaan konflik ditentukan
keyakinan dapat merupakan hal yang menjadi baik dalam hal lunak kerasnya, panjang pendeknya
inti konflik. maupun selesai berlanjutnya.
5. Hubungan antar manusia
Mau tidak mau orang harus berhubungan Ralf Dahrendorf (1986) yang merupakan
dcngan orang lain. Tapi arti hubungan yang baik seorang sosiolog Jerman mengatakan bahwa
itu tidak dimengerti secara sama. Maka masalah konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu
hubungan dengan demikian dapat menjadi inti

48 Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 Ismoyowati


sebagai berikut : Tubrukan antara kepentingan dan kebutuhan
1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan terjadi.
sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. 4. Perilaku yang tampak (manifest behavior)
Konflik peran adalah suatu keadaan di mana Pada waktu konflik sudah terjadi orang-orang
individu menghadapi harapanharapan yang menanggapi dan mengambil tindakan. Perilaku
berlawanan dari bermacam-macam peranan konflik ini merugikan dan rnerusak saling mengusir
yang dimilikinya. dan menyingkirkan.
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial. 5. Konflik ditekan atau dikelola (suppressed or
3. Konflik antara kelompok-kelompok yang managed)
terorganisir dan tidak terorganisir. Artinya konflik diadakan.
4. Konflik antara satuan nasional, seperti 6. Sesudah konflik diselesaikan (management after
antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi math)
internasional. Bila konflik itu dikelola dan diselesaikan
keduabelah pihak yang terlibat ikut menanggung
Sedangkan menurut Lewis A. Coser, bentuk segala akibatnya. (Agus. M. Hardjana, 1994:13-
konflik dibagi menjadi dua, yaitu: 19)
1. Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari
kekecewaan individu atau kelompok atas Berbeda dengan Wijono (1993:38-41),
tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan tahapan-tahapan perkembangan kearah terjadinya
keuntungan yang terjadi dalam hubungan- konflik antara lain:
hubungan sosial. Misalnya beberapa orang 1. Konflik masih tersembunyi (laten)
karyawan melakukan aksi mogok kerja karena Berbagai macam kondisi emosional yang
tidak sepakat dengan kebijakan yang telah dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak
dibuat oleh perusahaan. dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan dirinya.
berasal dari tujuan-tujuan saingan yang 2. Konflik yang mendahului (antecedent condition)
bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara
meredakan ketegangan, paling tidak dari salah tersembunyi yang belum mengganggu dirinya,
satu pihak. Misalnya penggunaan jasa ilmu gaib kelompok atau organisasi secara keseluruhan,
atau dukun dalam usaha untuk membalas seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda,
dendam atas perlakuan yang membuat perbedaan peran dan sebagainya.
seseorang turun pangkat pada suatu 3. Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts)
perusahaan. dan konflik yang dapat dirasakan (felt conflict)
Coser menyatakan bahwa, semakin dekat suatu Muncul sebagai akibat antecedent condition yang
hubungan semakin besar rasa kasih sayang yang tidak terselesaikan.
sudah tertanam, sehingga semakin besar juga 4. Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku
kecenderungan untuk menekan dibanding (manifest behavior)
mengungkapkan rasa permusuhan. Sedangkan pada Upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan
hubungan-hubungan sekunder, misalnya dengan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu,
rekan kerja/ teman sejawat, rasa permusuhan dapat kelompok atau organisasi cenderung melakukan
relatif bebas diungkapkan. berbagai mekanisme pertahanan diri melalui
perilaku.
Proses konflik 5. Penyelesaian atau tekanan konflik
Konflik bukan merupakan hal yang statis, tetapi Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu
dinamis dan mempunyai proses sendiri. Konflik tidak diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian
terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ada kondisi yang konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya
mendukungnya. Konflik mempunyai proses yang malah ditekan.
memakan waktu dan gerak naik turunnya membentuk 6. Akibat penyelesaian konflik
semacam lingkaran (cycle). Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan
Secara garis besar lingkaran konflik terdiri dari strategi yang tepat maka dapat memberikan
hal-hal berikut: kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak.
1. Kondisi yang mendahului (antecedent condition) Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak
Kondisi ini terdiri dari faktor-faktor yang pada negatif terhadap kedua belah pihak.
umumnya membawa pada konflik.
2. Kemungkinan konflik dapat dilihat (perceived Sebab terjadinya Konflik
potential) Menurut Agus. M. Harjana (1994:24-25), penyebab
3. Konflik yang dirasa (felt conflict) konflik antara lain:

Ismoyowati Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 49


1. Salah pengertian atau salah paham karena Dampak di dalam hubungan yang terlibat konflik pada
kegagalan komunikasi. umumnya, hubungannya menjadi renggang, saling
Apapun alasannya, komunikasi yang gagal tidak percaya, saling curiga. Akhirnya orang yang ada
membuat isi berita atas pesan tidak lengkap dan dalam konflik tidak mau bekerja sama. Selanjutnya
tidak jelas, sehingga menghasilkan dengan suasana yang demikian akan menghambat
kesalahpahaman dan menimbulkan konflik. segalanya.
2. Perbedaan tujuan, yang disebabkan perbedaan Menurut Drs. Slamet Santoso (1990:33) akibat-
nilai hidup yang dipegang. akibat konflik antara lain:
Perbedaan tujuan, tindakan dan langkah yang 1. Bertambahnya rasa solidaritas antar anggota.
diambil dapat menciptakan ketegangan. Jika suatu kelompok terlibat konflik dengan
3. Rebutan dan persaingan dalam hal yang kelompok lain, maka solidaritas antarwarga
terbatas seperti fasilitas, jabatan, dan kelompok tersebut akan meningkat dan
sebagainya. bertambah berat. Bahkan, setiap anggota
4. Masalah wewenang dan tanggung jawab. bersedia berkorban demi keutuhan kelompok
5. Penafsiran yang berbeda atas suatu hal, dalam menghadapi tantangan dari luar.
perkara, peristiwa yang sama. 2. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok.
Karena penafsiran berbeda orang lalu berdebat Visi dan misi dalam kelompok menjadi tidak
dan dari perdebatan yang sempit lahirlah dipandang lagi sebagai dasar penyatuan. Setiap
hubungan yang tidak baik, lalu timbul konflik. anggota berusaha menjatuhkan anggota lain
6. Kurangnya kerjasama. dalam kelompok yang sama, sehingga dapat
Bila kurang kerjasama, dapat menimbulkan rasa dipastikan kelompok tersebut tidak akan
saling kecewa dan rasa saling dirugikan. bertahan dalam waktu yang lama.
7. Tidak menaati tata tertib dan peraturan. 3. Adanya perubahan kepribadian seseorang
Karena tidak taat terhadap tata tertib dan individu.
peraturan, maka orang yang tertib akan merasa Dalam konflik sosial biasanya membentuk opini
dirugikan, diganggu, dan menghambat yang berbeda, misalnya orang yang setuju dan
kelancaran. mendukung konflik, ada pula yang menaruh
8. Ada usaha menguasai dan merugikan. simpati kepada kedua belah pihak, ada pribadi-
9. Pelecehan pribadi. pribadi yang tahan menghadapi situasi konflik,
10. Perubahan-perubahan. akan tetapi ada yang merasa tertekan, sehingga
menimbulkan penderitaan pada batinnya dan
Sedangkan sebab terjadinya konflik menurut Drs. merupakan suatu penyiksaan mental.
Slamet Santoso (1990:32) yaitu 4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban
1. Adanya perbedaan pendirian atau perasaan manusia.
antara individu sehingga terjadi konflik di antara Setiap konflik yang terjadi umumnya membawa
mereka. kehancuran dan kerusakan bagi lingkungan
2. Adanya perbedaan kepribadian di antara mereka sekitarnya. Hal ini dikarenakan masing-masing
yang disebabkan latar belakan kebudayaan. pihak yang berkonflik mengerahkan segala
3. Adanya perbedaan kepentingan individu/ kekuatan untuk memenangkan pertikaian.
kelompok di antara mereka. Peristiwa ini menyebabkan penderitaan yang
4. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat berat bagi pihakpihak yang bertikai. Hancurnya
dalam masyarakat karena adanya perubahan harta benda dan jatuhnya korban jiwa wujud
nilai atau sistem yang berlaku. nyata akibat konflik.

Akibat konflik Pandangan Orang tentang Konflik


Akibat konflik pada orang-orang yang terlibat Konflik selalu melibatkan orang, pihak atau
tentu di pengaruhi oleh bernagai faktor seperti kelompok orang, menyangkut masalah yang menjadi
kepribadian, pengalaman, kedudukan, perkara yang inti, mempunyai proses perkembangan, dan ada
menjadi inti, kondisi penyebab konflik, tempat dan kondisi yang melatarbelakangi. Secara garis besar,
waktu konflik terjadi, sikap orang terhadap konflik. pandangan orang terhadap konflik yaitu :
Karena konflik, orang mudah tersinggung, 1. Konflik itu buruk
gampang marah, tidak mau bekerja sama, terlalu Ada pendapat bahwa konflik itu hal yang
berpusat pada diri sendiri dan tidak perduli terhadap tidak normal, tak sehat, patologis. Maka orang-
orang lain, mudah bermusuhan dan menyerang orang orang penganut pendapat ini membiasakan
lain. Tetapi ada sebagaian orang yang memiliki hidup tanpa konflik. Mereka berusaha mencegah
kepribadian istimewa, dialah yang mampu tenang, dan diadakan pembinaan agar tidak terjadi
damai, tak kehilangan keseimbangan meski koilflik sehingga kerukunan, persatuan dan
mengalami suatu konflik bahkan yang berat sekalipun. kesatuan terpelihara. Kalau ada konflik segera

50 Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 Ismoyowati


diatasi. Bagi mereka tak ada tempat bagi konflik. 3. Merasa puas, meskipun secara obyektif hasil itu
Apabila konflik tidak bisa diatasi maka segera tidak maksimal, kurang bahkan pas-pasan.
ditindak/diberi sanksi. 4. Semakin memahami konflik dan cara
2. Konflik itu tidak baik - tidak buruk menghadapi serta mengelolanya.
Pandangan ini terhadap konflik terbuka. Sikap dalam Mengelola Konflik
Mereka mampu malihat segi positif dan 1. Dengan pandangan yang sehat.
negatifnya. Dengan terjadinya konflik, sikap Orang melihat konflik bukan sebagai malapetaka
orang-orang yang terlibat konflik terungkap dan tetapi sebagai tantangan. Dan konflik itu dapat
watak mereka pada umumnya kelihatan. Karena dipahami, diterima, serta dikelola demi kebaikan.
konflik ini ada segi positif dan negatif maka Konflik yang tak dapat dipahami, diterima dan
konflik tidak perlu disangkal atau ditiadakan dikelola, dapat ditanggung dan dimanfaatkan
malah dikelola. Konflik ini dapat dikelola karena untuk latihan mental agar tangguh dan tegar.
orang-orang dapat diajak bicara. Selain itu 2. Dengan perasaan yang positif.
masalah inti, kondisi, penyebab, serta peristiwa Orang menghadapi konflik bukan sebagai
pemicunya dapat digali dan ditemukan bersama. sesuatu yang jahat. Hal-hal negtif itu datang dari
3. Konflik itu perlu ditumbuhkembangkan cara orang memandang, menanggapi dan
Pandangan ini berpendirian bahwa konflik mengelolanya. Sehingga sebisa mungkin
tidak hanya harus dikelola untuk memperkecil menjauhkan dan mencegahnya.
dampak negatif dan memperbesar unsur 3. Dengan itikad baik.
positifnya, tetapi harus ditumbuhkembangkan. Saat mengalami konflik dengan orang lain, orang
Pendirian pandangan ini tidak tanpa alasan, bila cenderung ingin, bahkan mencari jalan untuk
dikelola dan dikembangkan dengan baik, konflik merugikan, merusak, menyingkirkan pihak,
membawa manfaat bagi yang bersangkutan. kelompok yang menjadi lawan konfliknya.
Lewat konflik dapat membantu mengenal diri. Sebaliknya, dengan itikad baik orangtetap
Pengalaman dalam hal konflik mempertinggi menjaga kebaikan dan kesejahteraan mereka,
daya tahan dan dengan menyadari kemungkinan dan bersedia bersama untuk mengelola konflik
ada atau terjadinya konflik, orang terdorong demi kebahagiaan dan kemajuan bersama.
untuk bekerja dan bergaul lebih baik dengan 4. Dengan perilaku konstruktif.
orang lain. Orang tidak mengambil tindakan untuk merusak
Cara Pengelolaan Konflik kepentingan dan hubungan baik dengan orang,
Salah satu hal yang mempengaruhi pengelolaan pihak, kelompok yang menjadi lawan konflik.
konflik adalah modus atau cara mengelolanya. Ada 5 Sebaliknya orang berbuat segala yang mungkin
cara yang dapat ditempuh: agar kepentingan masing-masing dijaga dan
1. Bersaing, bertanding (competiting), menguasai dipelihara, dan hubungan baik dipertahankan.
(dominating), tau memaksa (forcing).
2. Kerja sama (collaborating) atau menghadapi Menurut Wijono (1993:42-66), untuk mengatasi konflik
(confronting). dalam diri individu diperlukan paling tidak tujuh strategi
Mencari pemecahan konflik yang memuaskan yaitu:
kedua belah pihak. 1. Menciptakan kontak dan membina hubungan.
3. Kompromi (compromising) atau berunding 2. Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
(negotiating) 3. Menumbuhkan kemampuan/ kekuatan diri
Tidak ada yang kalah tidak ada yang menang. sendiri
4. Menghindari (avoiding) atau menarik diri. 4. Menentukan tujuan
Tidak memperjuangkan kepentingan masing- 5. Mencari beberapa alternatif
masing. Bahkan mereka tidak menaruh perhatian 6. Memilih alternatif
pada perkara yang dikonflikkan. 7. Merencanakan pelaksanaan jalan keluar.
5. Menyesuaikan (aecomodating), memperlunak
atau menurut (obliging). Kesimpulan
Menyesuaikan merupakan pendekatan kalah Dari uraian dan pembahasan dimuka disimpulkan
menang. Misalnya yang terlibat konflik salah bahwa konflik itu bisa bersifat positif bisa bersifat
satunya menyesuaikan keinginan pihak lain. negatif. Bersifat positif apabila terjadinya konflik
menghasilkan keuntungan dan kebaikan dalam
Tanda-tanda Hasil Pengelolaan itu Baik mengatasi permasalahan dan sebaliknya konflik
1. Orang, pihak atau kelompok orang yang terlibat bersifat negatif apabila konflik itu merugikan dan
dalam konflik dapat bekerjasama dengan baik. menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan
2. Hubungan diantara orang-orang menjadi baik, merugikan di berbagai pihak. Sekian dan semoga
akrab, saling menghargai, masing-masing pembahasan masalah bisa membantu penyelesaian
bertanggung jawab. konflik.

Ismoyowati Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 51


DAFTAR PUSTAKA

Bowman, 1980. Ilmu Masyarakat Umum Pengantar Sosiologi, Jakarta: PT Pembangunan.

Coser A Lewis, 1956. The Fungtions of Sosial Conflict, New York, USA: The Free Press.

Hardjana, Agus M, 2005. Konflik ditempat Kerja, Yogyakarta: Kanisius.

Dahrendorf, Ralf. 1986. Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri. Terjemahan Ali Mandan. Jakarta: Rajawali.

Slamet, Santoso, 1990. Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara.

Wijono, S, 1994. Konflik dalam Organisasi/ Industri dengan Strategi Pendekatan Psikologis, Semarang: Satya
Wacana.

Zamroni, 1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial, Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

52 Widya Wacana Vol. 9 Nomor 1 Januari 2014 Ismoyowati

Anda mungkin juga menyukai