konflik sosial
Anggota kelompok:
• Andika Pratama
• Cessilia Anggraita
• Fadlurrahman rafi Widianto
• Intan Gloria
• Rani Azizah Euriko
• Vicky Nasik Waseso
• M. raihan
Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tahap I
Konflik terpendam. Konflik ini merupakan bibit konflik yang bisa terjadi dalam
interaksi individu ataupun kelompok dalam organisasi, oleh karena manajemen
organisasi dan perbedaan konsepsi, namun masih di bawah permukaan. Konflik
ini berpotensi untuk sewaktu-waktu muncul ke permukaan.
Tahap II
Konflik yang terpersepsi. Fase ini dimulai ketika para aktor yg terlibat mulai
mengkonsepsi situasi-situasi konflik termasuk cara mereka memandang,
menentukan pentingnya isu-isu, membuat asumsi-asumsi terhadap motif-motif
dan posisi kelompok lawan.
Tahap III
Konflik yang terasa. Fase ini dimulai ketika para individu atau kelompok yang
terlibat menyadari konflik dan merasakan penglamanpengalaman yang bersifat
emosi, seperti kemarahan, frustasi, ketakutan, dan kegelisahan yang melukai
perasaan.
Tahap IV
Konflik yang termanifestasi. Pada fase ini salah satu pihak memutuskan bereaksi
menghadapi kelompok dan sama-sama mencoba saling menyakiti dan
menggagalkan tujuan lawan. Misalnya agresi terbuka, demonstrasi, sabotase,
pemecatan, pemogokan dan sebagainya.
Tahap V
Konflik sesudah penyelesaian. Fase ini adalah fase sesudah konflik diolah. Bila
konflik dapat diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik pada organisasi
(fungsional) atau sebaliknya (disfungsional).
Dampak konflik
Dampak positif :
1. Mendorong untuk kembali mengkoreksi diri. Dengan adanya konflik yang
terjadi, akan membuat kesempatan bagi salah satu ataupun kedua belah
pihak untuk berpikir ulang tentang kenapa bisa terjadi perselisihan ataupun
konflik diantara mereka.
2. Meningkatkan Prestasi. Dengan adanya konflik, bisa saja membuat orang yang
termajinalkan oleh konflik menjadi merasa mempunyai kekuatan ekstra
sendiri untuk membuktikan bahwa ia mampu dan sukses.
3. Mengembangkan alternative yang baik. Bisa saja dengan adanya konflik yang
terjadi dapat membuat seseorang berpikir dia harus mulai mencari
alternatif yang lebih baik dengan misalnya bekerja sama dengan orang lain.
Dampak negatif :