Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andika Pratama

Kelas : XII MIA 2

Prinsip dan dampak bioteknologi


Prinsip Bioteknologi
Pendahuluan
Pernahkah Anda mendengar tentang produksi plastik biodegradabel? Plastik Biodegradabel
dibuat dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan serta mencegah penggunaan
plastik nonbiodegradable. Melalui bantuan bioteknologi, dimungkinkan untuk dibentuk
plastik yang dapat terdegradasi dengan biaya lebih relatif murah. Proses pembentukkan
plastik ini dilakukan dengan memasukkan gen yang penghasil polimer plastik dari bakteri ke
dalam tanaman.
PENGERTIAN

Bioteknologi adalah penggunaan sistem-sistem biologis dan organisme untuk membuat atau
mengembangkan bahan mentah menjadi produk yang bermanfaat. "menggunakan
organisme hidup atau produk mereka untuk tujuan komersial."
Sejarah Bioteknologi
Bioteknologi telah berkembang selama 10. 000 tahun Bioteknologi dikembangkan pada
waktu itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dipelopori dengan
memanfaatkan proses biologis mikroorganisme untuk pembuatan roti, minuman
beralkohol, dan keju serta mengawetkan produk susu.
Bioteknologi yang berkembang saat ini (1960an dan 70an) fokus pada teknologi molekuler
dan seluler Industri "biotek" muncul pada pertengahan tahun 1970, dipimpin oleh
Genentech, (perusahaan farmasi yang didirikan pada tahun 1976 oleh Robert A. Swanson
dan Herbert W. Boyer) untuk mengkomersialkan teknologi DNA rekombinan dengan
memproduksi bahan-bahan rekayasa genetika terutama untuk kepentingan medis dan
lingkungan.
Bioteknologi industri didominasi oleh teknologi DNA rekombinan , atau rekayasa genetika.
Teknik ini terdiri dari penyambungan gen untuk memproduksi protein yang berguna
(seringkali protein manusia). Sel-sel yang dimanfaatkan teknolgi DNA rekombinan seperti
ragi, bakteri , atau sel mamalia.
Pada tahun 1980, berdasarkan hasil penelitian Diamond v. Chakrabarty, "mikroorganisme
buatan manusia yang hidup dapat dipatenkan.“ → gelombang perusahaan bioteknologi baru
dan ledakan investasi pertama industri bayi Pada tahun 1982 insulin rekombinan menjadi
produk pertama yang dibuat melalui rekayasa genetika Saat ini obat-obatan hasil rekayasa
genetika dikomersialkan di seluruh dunia, termasuk hormon pertumbuhan rekombinan
,faktor pembekuan darah (zat anti hemofilia), protein untuk merangsang produksi sel darah
merah dan putih, interferon, dan agen pelarut gumpalan.
Ciri-ciri Bioteknologi
A. Konvensional

 Basis mikroorganisme
 Sel tidak dimanipulasi
 Produksi : antibiotika dengan teknik fermentasi
B. Modern

 Basis mikroorganisme dan kultur sel


 manipulasi sel
 Produksi: dengan teknik DNA dan kultur sel
 mengacu pada Biologi molekuler, genetika dan rekayasa genetika
Periode Perkembangan Bioteknolog
Ada tiga periode perkembangan bioteknologi

1. Biotek tradisional (periode 1): Menghasilkan produk fermentasi seperti cuka, roti dan
produk susu (keju, kefir, mentega yogurth)
2. Bioteknologi klasik (periode 2): menggunakan metode fermentasi dan kultur
mikroorganisme (bahan) seperti antibiotik, enzim dan bahan makanan (tape, tempe,
oncom)
3. Bioteknologi Modern (periode 3): menggunakan teknik transfer gen dari satu
mikroorganisme ke mikroorganisme lain. Memodifikasi sifat-sifat mikroorganisme
untuk menghasilkan senyawa baru dengan jumlah yang besar dan lebih efisiensi.
Simbol bidang Bioteknologi
Bioteknologi berkembang menjadi beberapa kekhususan yaitu pertanian, kedokteran, farmasi,
hewan, mikroba, forensik, makanan, dan industry.

 Simbol warna Hijau untuk Bioteknologi pertanian; Pemanfaatan tanaman rekayasa


genetika.
 Simbol warna merah untuk Bioteknologi Pemanfaatan sel germ untuk pengobatan,
Produksi obat-obatan dan bahan forensic.
 Simbol warna abu-abu: bioteknologi lingkungan; pencegahan dan pemecahan
masalah lingkungan.
 Simbol warna putih: bioteknologi industri; penggunaan organisme dalam masalah
industri seperti pembuatan bahan kimia air.
 Simbol warna biru untuk bioteknologi kelautan, efisiensi proses kelautan; organisme
air.
Prinsip-prinsip Bioteknologi
Bioteknologi konvensional

 Manipulasi kerja mikroorganisme.


 Mengambil manfaat dari aktivitas mikroorganisme atau material dari
mikroorganisme.
Bioteknologi Modern
Merupakan hasil dari perkembangan dua teknik utama yaitu

 Rekayasa Genetika
Memodifikasi organisme yang ada dengan mengubah materi genetik di dalamnya →
teknologi DNA rekombinan.
 Proses rekayasa kimia
Memodifikasi organisme melalui industri farmasi untuk menghasilkan produk
bioteknologi, dengan meningkatkan metode pembuatan, penyimpanan dan
pemeliharaan secara besar-besaran dan peningkatan kualitas. baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Contoh pembuatan antibiotik , enzim, vaksin, dll.
 Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika dikembangkan melalui teknik:
Teknologi DNA rekombinan
Merupakan teknik yang mengubah fenotip suatu organisme (inang) ketika vektor
yang diubah secara genetik dimasukkan dan diintegrasikan ke dalam genom
organisme. Memasukkan gen yang diinginkan ke dalam genom inang tidak semudah
kedengarannya. Ini melibatkan pemilihan gen yang diinginkan untuk induksi ke
dalam inang diikuti oleh pemilihan vektor yang dengannya gen harus diintegrasikan
sehingga terbentuk DNA rekombinan. DNA rekombinan ini kemudian dimasukkan ke
dalam inang, dipertahankan di sel inang dan untuk dapat diwariskan pada
keturunannya.

Teknologi DNA Rekombinan membutuhkan alat-alat tertentu seperti :


1. enzim restriksi.
2. Enzim ligase.
3. vektor untuk melaksanakan seluruh proses.
Proses teknologi DNA Rekombinan
Enzim restriksi tergoong enzim nuklease untuk memotong DNA. DNA ini kemudian
diikat ke dalam vektor dengan bantuan enzim ligase. Kombinasi DNA-vektor dikenal
sebagai DNA Rekombinan. Vektor-vektor ini secara independen mereplikasi dalam
sel-sel bakteri dan, berperan untuk transformasi DNA rekombinan dalam organisme
inang. Pada kondisi optimal DNA rekombinan menginduksi ekspresi protein target.
Protein ini dikenal sebagai protein rekombinan.
 Rekayasa Kimia (Rekayasa Bioproses)
Rekayasa kimia dilakukan dalam industri kimia berupa penggandaan sel yang
dilakukan dalam bioreaktor, yaitu mengkultur sel dalam jumlah besar untuk
mendapatkan protein tertentu dengan kualitas yang lebih baik dan dalam kondisi
optimal → teknik bioproses / teknik kimia.
Proses
 Produk yang diperoleh harus melalui serangkaian proses sebelum dipasarkan.
 Produk dimurnikan dengan proses yang disebut downstream dan diformulasikan
dengan menjalani uji klinis.
 Produk menjalani pemeriksaan kualitas yang ketat sebelum dikenakan uji coba
lebih lanjut.
Jenis-jenis Bioteknologi modern
- Kultur sel

Perbanyakan strains sel (pembuatan vaksin)

- Transformasi genetic

Manipulasi informasi genetik DNA rekombinan adalah Proses transfer segmen DNA dari satu
organisme ke DNA organisme lain. Contohnya, penyisipan gen manusia pada bakteri Bacillus
thuringiensis sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi insulin. Enzim restriksi digunakan untuk
memotong fragmen DNA menjadi fragmen-fragmen. Enzim DNA ligase menyambungkan antar
fragmen DNA Gen dapat diklon dalam plasmid rekombinan.

 Kultur sel → pembuatan bioinsektisida dari bacilus thuringensis.


 DNA Rekombinan
 Teknologi Plasmid → membuat tanaman transgenik dengan vektor Agrobacterium
tumefacien
 Teknologi Plasmid → membuat Hormon Insulin
 Teknologi Plasmid → Pembuatan antibiotika
 Teknologi Plasmid → Pembuatan hewan transgenic
 Teknologi Hibridoma → Pembuatan antibodi monoklonal
 Terapi gen → Pembuatan protein terapeutik

- Kloning

kloning membuat salinan gen yang identik secara genetis. Sel dan DNA mudah dikloning, tetapi
mengkloning seluruh organisme merupakan hal yang sulit. Kloning menggunakan sel dari donor
pertama dan DNA dari donor kedua yang ditanamkan ke dalam pertama.
Dampak Bioteknologi
Penerapan Bioteknologi memberikan manfaat sekaligus dampak negatif bagi manusia,
lingkungan dan sosial kemasyarakatan. Bioteknologi modern, bentuk manipulasi dan
modifikasi mikrorganisme untuk berbagai tujuan semakn meluas. Teknik-teknik baru
memungkinkan pengembangan dan komersialisasi produk-produk seperti generasi tanaman
dengan sifat-sifat yang diinginkan:

 Peningkatan produksi tanaman biji-bijian.


 Tanaman tahan hama.
 Penggunaan bakteri untuk produksi protein tertentu bagi kesehatan manusia.
 Penyebaran agen kontrol biologis untuk mengendalikan penyebaran serangga hama,
gulma, atau penyakit tanaman.
Konsekuensi dari kemajuan bioteknologi.
Perkembangan Bioteknologi memiliki resiko lebih besar karena mikroba kecil dan sulit
dideteksi dan berpotensi menimbulkan dampak besar dan meluas. Sel-sel yang direkayasa
dapat membelah dengan sendirinya dan menyebar dengan bebas dan mencemari
lingkungan. Perkembangan Bioteknologi memiliki konsekuensi yang lebih berbahaya apabila
dilakukan untuk tujuan kerusakan.
Konsekuensi Bioteknologi yang tidak di inginkan
Masalah berupa hama kumbang tebu yang menyebabkan gagal panen tebu di Australia.
Pemberantasan hama kumbang tebu dengan mendatangkan predator alaminya yaitu katak
tebu (pengendalian alami hama). Tindakan yang diambil petani benar atau salah? Katak
tebu berkembangbiak dengan pesat, menimbulkan gangguan besar, menyebar ke seluruh
benua dan memakan fauna lokal (kecuali,, kumbang tebu).Dampak Bioteknologi justru jauh
lebih besar dari sekedar wabah katak tebu.
Konsekuensi Bioteknologi yang tidak di inginkan
Nyamuk merupakan vektor pembawa penyakit seperti Zika, malaria, dan demam berdarah.
Pengendalian populasi nyamuk dilakukan dengan menggunakan pestisida → pestisida
mencemari lingkungan. Pengendalian populasi nyamuk secara genetis yaitu dengan
“penggerak gen” dengan cara memodifikasi gen nyamuk jantan sehingga menghasilkan
keturunan nyamuk steril Dampak dari pengendalian secara genetis ini:
1. Punahnya populasi nyamuk.
2. Gen drive yang di lepas ke alam bermutasi diluar kendali manusia dan memusnahkan
serangga lain.
Konsekuensi Bioteknologi yang tidak di inginkan
Hasil penelitian menyebutkan bahwa Orang yang kebal HIV adalah orang yang telah
mengalami mutasi dalam sel limpositnya. Mutasi ini menyebabkan virus HIV tidak dapat
menempel pada sel limfosit, karena protein tempat menempelnya virus telah berubah.
Peneliti berasumsi jika menghapus gen yang mengkode protein tempat menempelnya virus
HIV pada sel limfosit dapat menjadi obat permanen untuk HIV dan AIDS. Penemuan satu set
'gunting DNA' yang disebut CRISPR/Cas9, digunakan untuk ‘operasi gen sederhana’ pada
HIV, kanker, dan penyakit genetik lainnya. Tetapi uji coba ini justru menghasilkan mutasi
pada genom yang seharusnya tidak ditargetkan untuk perubahan DNA. Mutasi ini akan terus
berlanjut dari generasi ke generasi.
Konsekuensi Bioteknologi yang tidak di inginkan
Bioweapon
Bioweapon merupakan senjata biologi berupa racun atau penyakit dari miroorganisme hasil
modifikasi yang di lepas ke alam bebas. Pelepaan bioweapon akan sulit dideteksi dan
bahkan lebih sulit untuk dihentikan. Hampir semua negara saat ini telah membuat
bioweapon untuk persiapan perang dunia ke-3. Korea Utara dikabarkan telah
mengumpulkan arsenal yang mengandung "antraks, botulisme, demam berdarah, wabah,
cacar, tipus, dan demam kuning," yang siap di sebar ke sasaran. Saat ini sasaran Bioweapon
adalah pada etnis tertentu, kedepan targetnya satu individu seperti pemimpin dunia.
Konsekuensi Bioteknologi yang tidak di inginkan
Bioweapon
Pembuatan senjata biologi (bioweapon) dibandingkan senjata mekanik jauh lebih mahal,
namun dengan berkembangnya bioteknologi biaya yang digunakan untuk membuat untai
benang DNA jauh lebih murah. Saat ini para ahli sudah dapat mencetak protein atau sel
mematikan tanpa biaya, karena bahan dasarnya tersedia berlimpah di alam.
Pada tahun 2014 lembaga Pusat Pengendalian penyakit AS, melakukan kesalahan dimana
terjadi kebocoran pada reaktor pertumbuhan virus Ebola, bakteri antraks dan virus
Influenza. Kebocoran tersebut menewaskan para ilmuwan. Tahun 2011 Profesor di belanda
dikritik atas penelitiannya merekayasa virus influenza yang mematikan, karena sangat
berbahaya jika bahan mematikan tersebut di lepas atau salah penangan. Saat ini sedang
mewabah virus Corona di China, dan sudah menyebar luas dengan pesat ke seluruh dunia.
Dampak Positif Bioteknologi
1. Dalam bidang pangan → memproduksi makanan dengan bantuan mikroba
(tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) , vitamin, dan enzim.
2. Bidang kesehatan → pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi
gen, pembuatan antibiotik, dan zat antivirus yang disebut interferon.
3. Bidang lingkungan → mengurangi pencemaran dengan adanya teknik pengolahan
limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme.
4. Bidang pertanian → a. rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul,
produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. b. memanfaatkan
mikroorganisme dalam fiksasi nitrogen yang dapat membuat pupuknya sendiri. c.
menggunakan Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang
bersifat toksik bagi serangga (ulat), terutama seranggga dari ordo Lepidoptera.
5. Bidang peternakan → sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH,
bovine growth hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan produksi susu
(vaksin ini dapat meningkatkan produksi susu hingga 10%). BGH juga meningkatkan
perolehan bobot dalam daging ternak.
6. Bidang hukum → DNA fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses
pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir mencapai
100%
Dampak Negatif Bioteknologi

1. Bidang kesehatan → a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat
menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan. b. kelainan bentuk
generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA
rekayasa genetik. c. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan
herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan
binatang seperti pada tanaman.
2. Terhadap lingkungan → a. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah
menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan. b. Kontaminasi
transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman
rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer. c. Tanaman
rekayasa genetik merusak hidupan liar.
3. Bidang Etika dan moral → a. Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam seperti Pemindahan gen manusia
ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya mendapat reaksi keras dari berbagai
kalangan. b. produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi
kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada
manusia. c. meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam
rahim wanita.
4. Bidang Ekonomi → a. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi
produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya
pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil untuk
membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. b. Produk
Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus
penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut
hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut
menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi.
5. Pengaruh pada lingkungan (ekologis)
Penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap
berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah
terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan.
Kekhawatiran ini terlihat jelas pada perdebatan mengenai jagung Bt yang memiliki
racun Bt untuk membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan kupu-kupu
tertentu. Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapat beradaptasi dengan
tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih tahan atau resisten terhadap racun
Bt.
6. Pengaruh pada lingkungan (ekologis)
Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hama jagung, ikut terkena
dampak berupa peningkatan kematian akibat memakan daun tumbuhan perdu
(Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung Bt. Penelitian mengenai kupu-kupu
Monarch tersebut dibantah oleh studi lainnya yang menyatakan bahwa kupu-kupu
tersebut mati karena habitatnya dirusak dan hal ini tidak berhubungan sama sekali
dengan jagung Bt. Di sisi lain, penggunaan tanaman transgenik seperti jagung Bt
telah menurunkan penggunaan pestisida secara signifikan sehingga mengurangi
pencemaran kimia ke lingkungan. Selain itu, petani juga merasakan dampak
ekonomis dengan penghematan biaya pembelian pestisida.

Anda mungkin juga menyukai