seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan
kenyataan dan mempertahankan citra-diri (Sigmund Freud, 2008). Hal tersebut dapat
kurangmengancam.
individu.
maladaptif sehingga kesehatan fisik atau mental orang itu turut terpengaruhi.
Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran diri ego
dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat menghindar dari situasi
menyadari bahwa orang lain bias memiliki sudut pandang yang berbeda. dari
antara usia 15 dan 16 (Louw, 1998 dalam anonymous, 2012). Namun, orang dewasa
juga rentan menjadi egosentris atau memiliki reaksi atau perilaku yang dapat
anonymous, 2012).
Frankenberger (2000) diuji remaja (14-18 tahun) dan dewasa (20-89) pada
egosentrisme adalah:
Dalam suatu studi, penggabungan diri lain dan perasaan bahwa orang
lain adalah seseorang dalam suatu diri dan dapat melihat apa yang seseorang
penilaian yang terlalu tinggi terhadap karakteristik diri mereka sendiri (Vorauer
Contoh : anak yang merasa tak pandai di sekolahnya menjadi bersikap seolah-
menyangkal realita yang dapat menimbulkan rasa sakit, malu, atau cemas.
Contoh : Seorang ibu yang tidak terima bahwa anaknya terlahir dengan cacat
menendang kucingnya.
7. Disosiasi, yaitu cara memutuskan atau mengubah beban emosi dalam dirinya.
kepuasan yang bersifat khayal atau tidak nyata. Contoh : Seseorang yang
pasangan bahkan mungkin mau menikahi pasangan yang tidak real tersebut.
mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (biasanya seorang idola atau
bicaranya.
11. Negativisme, yaitu proses perlawanan pasif maupun aktif terhadap keharusan
sering membolos.
12. Proyeksi, yaitu seseorang yang melindungi dirinya dari tabiat-tabiat, sikap,
dapat diterima oleh norma maupun orang lain terhadap tindakannya atau
dengan beralasan bahwa ia sedang sakit atau besok mau ujian, padahal karena
takut kalah.
egonya sendiri agar tidak menuruti keinginannya yang jelek dan diambil
15. Regresi, adalah keadaan seseorang yang kembali ke tingkat awal menjadi
kurang matang dan kurang adaptif. Contoh : Seorang anak yang lebih tua
tindakan asadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan atau masyarakat
disalurkan menjadi aktifitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Contoh :
18. Simpatisme, yaitu berusaha untuk mendapatkan simpati dari orang lain
empat, yaitu:
1. Sublimasi
dorongan yang sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas
menghasilkan karya seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk
2. Kompensasi
3. Supresi
4. Humor
khayalan.
2. Penyangkalan: Melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tak
melarikan diri seperti menjadi sakit atau kesibukan dengan hal-hal lain.
dan dapat dibenarkan sehingga dapat di setujui oleh diri sendiri dan
masyarakat.
sehingga individu tidak tergantung pada belas kasihan, hal-hal itu yang
alam sadar.
respon yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya
16. Simpatisme: berusaha memperoleh simpati dari orang lain dan demikian
Pengertian ego menurut Iman Setiadi Arif (2006: 18), adalah struktur
dorongan yang dihasilkan Id, agar tidak bertentangan dengan realitas atau
Imam Al-Ghazali akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran (lebih dulu). Menurut Prof. K.H. Farid Ma’ruf akhlak
(Zahruddin, 2004: 6)
sendiri, kurang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasa dirinya paling
benar. Menurut pandangan islam hal tersebut merupakan dorongan hawa nafsu
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa akhlak pada dasarnya
adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan
dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut
akal dan agama yang dilandaskan pada nilai-nilai iman, islam dan ikhsan, maka
tindakan itu disebut akhlak yang baik atu akhlakul karimah. Sebaliknya apabila
buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Baik dan buruka
khlak didasarkan pada sumber nilai, yaitu Al-Quran dan sunnah rasul.
(Das Es), Ego (Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich) (Koeswara,
1991:32; Poduska, 2000:78). Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain
saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang
Freud.
1. id
hanya timbul oleh kesenangan tanpa disadari oleh nilai, etika, dan akhlak.
semua energi psikis, yakni libido, dan pada dasarnya bersifat seksual. ada
pun menurut Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem original dalam
kepribadian dan dari aspek ini kedua aspek lain tumbuh. Id hanya
memburu hawa nafsunya saja tanpa menilai hal tersebut baik atau buruk. Ia
2. Ego
Ego juga mengontrol apa yang masuk kesadaran dan apa yang akan
3. Superego
alam bawah sadar. Superego, bersama dengan id, berada di alam bawah
sadar.
DAFTAR PUSTAKA