Anda di halaman 1dari 4

Nama : Atsiila Sausan Atmaja

Kelas : XII MIA 2

Pola-pola Hereditas dan Hereditas Pada Manusia

Hukum Pewarisan Sifat

Theori Particulate Inheritance oleh Mendel

 Menerangkan adanya fenomena faktor keturunan (gen) yang secara kekal diwariskan
dari induk kepada keturunannya melalui hukum pewarisan.
 Mendel menggunakan kacang kapri karena tanaman tersebut memiliki banyak varietas.
misalnya :

1. bunga ungu dan bunga putih kedua sifat ini merupakan karakter warna bunga.
2. Biji bulat dan biji keriput merupakan karakter bentuk biji.
Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)

• Menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan
alel-alel secara bebas dari diploid menjadi haploid
• Contoh pada persilangan monohibrid (persilangan dengan satu beda sifat), misalnya
sifat warna bunga
Hukum Mendel II / hukum penggabungan secara bebas (the mendelian law of independent
assortment)

• Tentang penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya gamet pada


perkawinan dihibrid.
• Persilangan dihibrid adalah perkawinan dua karakter yang berlainan.
misalnya :

1. persilangan antara tanaman kacang kapri, biji bulat berwarna kuning dengan biji keriput
berwarna hijau.
Pewarisan golongan darah pada manusia

• Berdasarkan penggolongan darah sistem ABO, darah manusia digolongkan menjadi


empat, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
• Penggolongan darah ini didasarkan atas macam antigen dalam eritrosit.
• Antigen-antigen itu diwariskan oleh seri alel ganda dengan simbol I.
• Huruf I ini berasal dari kata isoaglutinin, yaitu antigen yang mengakibatkan empat
golongan darah tersebut.
Gen Komplementer

• Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi.


• Kehadiran gen-gen tersebut secara bersama-sama akan memunculkan karakter (fenotip)
tertentu.
• Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan karakter (fenotip) tersebut
akan terhalang atau tidak sempurna.

1. Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung
gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada
kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Gen-gen yang berada dalam satu
kromosom homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai
pautan gen (gene linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan
gen yang tidak mengalami pautan.

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai
saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan
menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak
berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip
dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen.

2. Pindah Silang (Crossing Over)

Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over)
adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister
chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat
pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu
buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada
organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini
disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk
jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga
menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya.

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom


yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang
menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan
berpisah dan menuju ke kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di
mana kromosom mengalami gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik
ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan
atau pengurangan jumlah kromosom.

Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa
gagal berpisah, yaitu:

 Aneuploidi

Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada
pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa
penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi
dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di
antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2).
Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau
sindrom Patau.

 Euploidi

Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada


seluruh pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan
kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah
kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen yang
menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

 Gen letal dominan

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu
dapat bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal
dominan adalah gen yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen
warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan
pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.

 Gen letal resesif

Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat
bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus
gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.

Anda mungkin juga menyukai