Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andika Pratama

Kelas : XI.MIA 2

COVID-19 (CORONA)

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan sekilas memang mirip
dengan flu biasa. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut, sampai kematian.

Cara Penyebaran Melalui Sistem Pernapasan :

penyebarannya bisa melalui bersin, batuk, bernapas dan berbicara. Cairan


tersebut akan menginfeksi ketika kamu menyentuh mulut, mata dan hidung.
dimulai dari sistem pernapasan, kemudian masuk ke dalam tubuh dan mulai
menginfeksi sistem pernapasan, yang menyebabkan terjadinya infeksi
pernapasan ringan hingga berat, seperti pneumonia.

Tahapan :

1. Pertama, virus menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran


udara, dan paru-paru Anda, lalu mengubahnya menjadi "pabrik virus
corona" yang memuntahkan sejumlah besar virus baru dan terus
menginfeksi lebih banyak sel.
2. Pada tahap awal ini, Anda tidak akan sakit dan beberapa orang
mungkin tidak pernah mengalami gejala.
3. Masa inkubasi—waktu antara infeksi dan gejala pertama muncul—
sangat bervariasi. Tetapi rata-rata lima hari.
Fase-fase Virus Corona :

1. Target pertama dari virus corona adalah paru-paru.


Seperti yang Anda ketahui, virus corona adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Mereka menginfeksi sel-sel yang mungkin mempengaruhi kinerja sistem
pernapasan.
Penularan juga datang melalui batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi COVID-
19. Pada tahap awal ini penderita akan merasakan gejala seperti flu: demam dan batuk.

2. Dari sini virus akan mulai mereplikasi diri Anda.


Masih dalam keluarga yang sama dengan SARS, virus corona diyakini oleh Matthew
B. Frieman, profesor dari University of Maryland - School of Medicine, memiliki pola
infeksi yang serupa. Pola pertama adalah replikasi virus.
Virus akan menjadi banyak dan menyebar ke daerah lain di bagian tubuh kurang
lebih dalam waktu satu minggu setelah diserang. CT scan menunjukkan kerusakan pada
paru-paru tersebut, tetapi virus berkembang sangat lambat.

3. Setelah itu virus mulai merusak sistem kekebalan tubuh.


Pada fase ini kerusakan infeksi virus mulai menyerang sistem kekebalan tubuh,
menyebabkan tubuh menjadi semakin lemah sehingga penyakit juga muncul.
Meningkatnya demam, kesulitan mendapatkan asupan oksigen, dan munculnya sindrom
gangguan pernapasan adalah tanda-tanda tahap selanjutnya infeksi ini.

4. Virus corona dipercaya mengganggu produksi lendir dan fungsi bulu di


paru-paru pada fase ini.
Artikel National Geographic menjelaskan bahwa sel-sel paru memiliki dua kelas: satu
bagian menghasilkan lendir dan lainnya memiliki rambut yang disebut silia. Kedua kelas
ini membantu jaringan paru untuk dilindungi dari patogen.
Dalam kasus virus corona mirip dengan SARS, virus ini menyerang sel-sel ini,
menyebabkan silia berfungsi sehingga kotoran dan lendir masuk dan mengisi paru-paru.
Dari sini, fase infeksi terakhir dimulai.

5. Fase terakhir, virus telah merusak paru-paru.


Fase terakhir, fase kerusakan paru-paru. Dilansir dari e-book WHO yang menjelaskan
SARS, dalam proses ini, pasien mungkin tidak mengalami demam atau hanya demam
ringan, tetapi kondisi paru-paru semakin kritis. Itu disebabkan oleh kegagalan jaringan.
Fase serangan paru-paru
Secara medis, gejala COVID-19 terlihat dari timbulnya infeksi seperti demam,
batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Namun, ada pula yang
sebenarnya terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun.

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan COVID-19 biasanya menyerang


paru-paru dalam tiga fase:

1. replikasi virus
2. reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh
3. rusaknya paru-paru.

Namun, tidak semua pasien penyakit ini mengalami ketiga fase ini.

Pada kondisi awal infeksi, SARS-CoV-2 menyerang sel paru-paru manusia


secara cepat. Ada dua tipe sel yang diserang, yaitu sel yang menghasilkan
mukus (lendir) dan sel dengan silia (memiliki struktur seperti rambut).SARS-
CoV-2 menginfeksi dan membunuh sel silia, yang kemudian mengelupas dan
mengisi saluran udara pasien dengan puing-puing sisa sel atau jaringan dan
cairan sehingga membuat tidak optimalnya kerja organ.

Pada fase berikutnya, sel-sel sistem kekebalan tubuh mulai masuk. Tubuh
kita melawan penyakit dengan membanjiri paru-paru dengan sel-sel sistem
kekebalan tubuh untuk membersihkan kerusakan dan memperbaiki jaringan
paru-paru.Tapi kadang-kadang sistem kekebalan tubuh bermasalah dan sel-sel
itu membunuh apa pun, termasuk jaringan tubuh yang sehat. Bahkan lebih
banyak puing yang menyumbat paru-paru yang menyebabkan radang paru-
paru (pneumonia) semakin memburuk.

Akhirnya kerusakan paru-paru terus meningkat pada fase ketiga. Hal ini yang
dapat menyebabkan kegagalan bernapas yang dapat menyebabkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai