Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KETERAMPILAN SOSIAL”

DOSEN PENGAMPU : Dr. Marrien. Pinontoan, M.Pd

NAMA : Anggreine Sambouw


NIM : 21105001
KELAS : 2D

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya naikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah “KETRAMPILAN SOSIAL” ini dapat tersusun sampai dengan selesa pada waktunyai.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
kita. Saya juga mengucapkan trimakasih kepada Bapak Dosen Pembimbing Mata Kuliah “ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL” yang telah mempercyakan saya untuk menyusun makalah ini.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas dari Dosen mengenai materi “KETRAMPILAN
SOSIAL”, Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................1

DAFTAR ISI ..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................3

C. Tujuan ....................................................................................................................3

D. Metode Penelitian ..................................................................................................3

E. Ruang Lingkup .......................................................................................................4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kebudayaan .........................................................................................5

B. Perwujudan Kebudayaan .......................................................................................5

C. Sifat-sifat Kebudayaan ...........................................................................................6

D. Sistem Kebudayaan .................................................................................................6

E. Substansi Utama Kebudayaan ................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia .................................................................9

B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia .................................................................10

C. Penyebab Kebudayaan Indonesia yang Diklaim oleh Pihak Lain ........................10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12

B. Saran .............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula
diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau
tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan budaya
Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun
kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan di mana
banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam kondisi yang
naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari
nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
Indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan
terhadap sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu
banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang
menjadi masyarakat modern.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia?
2. Bagaimana kondisi kebudayaan Indonesia?
3. Mengapa kebudayaan Indonesia banyak diambil oleh pihak lain?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Indonesia.
2. Mendeskripsikan kondisi kebudayaan Indonesia.
3. Mendeskripsikan penyebab kebudayaan Indonesia banyak diklaim oleh pihak lain.

D. Metode Penelitian
1. Mengamati kondisi di lapangan.
2. Membaca buku pendukung.
3. Browsing di Internet.
E. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai bagaimana
perkembangan budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia
kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia ini banyak diklaim
oleh pihak lain.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
sanskerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dalam
bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan
kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela. Berikut pengertian budaya atau
kebudayaan dari beberapa ahli:
1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik
diri manusia dengan belajar.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

B. Perwujudan Kebudayaan
Sebagaimana telah disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya kongkret ini dengan sistem
sosial dan fisik, yang terdiri dari:

1. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior)
masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang
mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama. Manusia mempunyai aturan main
tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur
hubungan antar manusia diperlukan design for living atau garis-garis petunjuk dalam hidup
sebagai bagian budaya, misalnya:
 Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan
(valuational element).
 Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element).
 Perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive element).

2. Bahasa
Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam
melambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa
berfungsi sebagai alat berpikir dan alat berkomunikasi. Tanpa berpikir dan berkomunikasi
kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa menunjukkan
bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk di
dalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,
dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang.

3. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat
transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya. Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga
yang besar adalah sebagai berikut:
 Items, unsur yang paling kecil dalam budaya.
 Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil.
 Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait.
 Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh
(cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut dapat melalui discovery, yaitu penemuan
yang terjadi secara sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan invention, yaitu
penemuan atau usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal baru.

C. Sifat-sifat Kebudayaan
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri dan
sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di
mana sifat-sifat budaya itu memiliki ciri-ciri yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi
setiap budaya di mana pun juga. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan,
yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang
diizinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau
sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus
memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di dalamnya.

D. Sistem Kebudayaan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-
elemen (bagian-bagian) yang bekerja sama secara teratur. Konsep sistem dapat ditujukan kepada:
organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim
masyarakat merupakan suatu sistem, yaitu sistem sosial budaya adalah unsur-unsur sosial budaya
yang saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi
bagi masyarakatnya. Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak
dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim
disebut sebagai adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem
budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia. Sistem
kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis
kebudayaan ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat
pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
2. Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan
dan sebagainya.

E. Substansi Utama Kebudayaan


Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat
itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami alam sekitar, alam flora di
daerah tempat tinggal, alam fauna di daerah tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-
benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, dan
ruang dan waktu.

2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai
apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis),
dan religius (nilai agama).

3. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk
menghambakan diri kepada Yang Maha Tinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan
lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai
akibat atau refleksi ketidak mampuan manusia dalam menghadapi tantangan hidup, dan hanya
yang Maha tinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari
permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” di luar diri
manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.

4. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.

5. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti watak
khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga
masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing. Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja
berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku
yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia


Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada di bayangan kita adalah sebuah budaya
yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar
di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu
golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol
yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai
peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai
suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-
anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena
lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalah
masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat
terjadi dengan dua cara:

1. Penetrasi damai (penetration pasifique)

Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya
seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk
melalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara
yang jauh sebelum Indonesia terbentuk.

2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya
kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud
budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun
lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem
pemerintahan.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok
besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli
kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai
dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat
dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa
ada yang dikesampingkan.
Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit,
lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Seorang pengamat memberikan argumennya
tentang kebudayaan Indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia modern
dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa
Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan
rasa dan karsa yang lebih sempurna.

B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia


Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam kondisi yang
naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari
nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
Indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan terhadap
sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya
Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan
ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan
asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.
Budaya Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki budaya yang sangat
banyak dan beragam. Dari keberagaman budaya di negara kita ini tetapi kurangnya masyarakat
untuk melindungi dan melestarikannya. Seperti contohnya kebudayaan kita diklaim oleh negara
tetangga, yang paling menjadi pusat perhatian belum lama ini “Batik” yang diklaim oleh
Malaysia, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, terlihat dari hebohnya mengenai fenomena ini
memberikan kesadaran diri bagi masyarakat untuk lebih melestarikan budaya kita bahkan
pemerintah sempat membuat kebijakan “kamis batik” bagi seluruh masyarakat Indonesia agar
mau memakai batik guna menjaga kelestarian budaya batik di Indonesia.
Selain peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk melestarikan budaya
Indonesia. Pendidikan juga tidak kalah penting, karena dunia pendidikan sebagai fasilitator guna
memperkenalkan budaya-budaya Indonesia kepada anak-anak (generasi) muda Indonesia, dan
jadikan pelajaran budaya itu sebuah kewajiban tidak hanya sebagai pelajaran tambahan hal ini
tidak menutup kemungkinan semua masyarakat akan mengenal budaya yang kita miliki.
Selanjutnya bagaimana kita menyadarkan diri kita sendiri dan orang lain tentang bagaimana
pentingnya melestarikan budaya Indonesia. Ada suatu pepatah bijak mengatakan “suatu negara
tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara
tersebut”.

C. Penyebab Kebudayaan Indonesia yang Diklaim oleh Pihak Lain


1. Faktor perkembangan masyarakat Indonesia yang notabene pembentuk ras melayu (Jawa,
Minang, Bugis, Mandailing) yang awalnya berasal dari Indonesia lalu berimigrasi ke
Malaysia yang sebelumnya membawa kebudayaan asli Indonesia lalu mengenalkannya
ke khalayak di seluruh kawasan negara Malaysia.
2. Kebudayaan tradisional yang notabene telah berabad-abad ada dan tidak adanya saksi
hidup pencipta kebudayaan tersebut (ex: lagu daerah memang tanpa pencipta).
3. Malaysia merupakan negeri yang sedang mencari jati diri budayanya.
4. Alasan serumpun dan seiman (muslim).
5. Indonesia baru bertindak setelah diklaim sehingga membuat Malaysia keenakan
mengklaim budaya Indonesia.
6. Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri, namun budayawan
Malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk kebudayaan negara Indonesia (khususnya
melayu).
7. Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya.
8. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menjadikan rasa ingin menjaga dan ingin
melestarikan kebudayaannya sebagai suatu kebutuhan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan
demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia
melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau
tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan budaya
Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun
kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan di mana
banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.

B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai
macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong
keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebinekaan sampai sekarang masih eksis dalam
terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu
menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA

Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj:
Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga.

Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai