OLEH :
INDAH (1209.20.09073)
NOFI FITRIANI (1209.20.09076)
SULISNA (1209.20.09083)
Listrik adalah salah satu sumber energi terbesar dan salah satu dari antara sumber
energi alami. Percobaan listrik yang dilakukan oleh Franklin adalah salah satu
usaha ilmiah yang pertama untuk mengetahui sifat dan penggunaan listrik dan
menemukan sifat – sifat alaminya. Mereka menyediakan panggung untuk lebih
banyak lagi kegiatan ilmiah dan pengembangan tekhnis di abad ke 19 dan untuk
pengembangan ledakan elektris- batere, mesin – mesin, generator, cahaya, dsb.
Franklin melakukan percobaan dengan menggunakan toples Leyden- toples gelas
yang besar, sebagian diisi dengan air dan dilapisi dengan kertas timah di dalam
dan di luar.
Sifat alami dari industri listrik yaitu konduktor semikonduktor Tahun
1906 ,pickard merancang suatu diode detector dari Kristal slikon yang disebut
dengan nama Cat’s wishker, dimana alat yang di buatnya ini terdiri atas suatu
kawat yang disambungkan dengan Kristal silikon. Alat inilah yang dikenal
sebagai dioada semikonduktor yang pertama.dalam bidang industri penemuan
komponen semikonduktor mengakibatkan banyak perubahan dalam kehidupan
manusia; terutama dilihat manfaatnya dalam membantu kelancaran proses
industri.
SUBSIDI LISTRIK
Peningkatan akses listrik bagi masyarakat tidak mampu
merupakan amanat Undang-Undang No. 30 Tahun 2007
tentang Energi mengingat bahwa banyak masyarakat tidak
mampu belum dapat mengakses listrik sebagaimana
masyarakat mampu. Pasal 3 dari UU No. 30/2007
menyebutkan bahwa peningkatan akses energi bagi
masyarakat tidak mampu dilakukan dengan menyediakan
bantuan dalam ketersediaan energi sehingga mengurangi
kesenjangan akses energi antara masyarakat tidak mampu
dengan masyarakat mampu.
Selanjutnya, Pasal 7 menetapkan bahwa pemberian dana
subsidi listrik sebagai strategi menyediakan bantuan
ketersediaan energi bagi masyarakat. Ketentuan ini
menunjukkan bahwa pemerintah wajib memberikan subsidi
terhadap konsumsi listrik oleh masyarakat tidak mampu.
Kewajiban tersebut dapat diwujudkan dengan menyusun
kebijakan pemberian bantuan energi yang dapat
menerjemahkan amanat Undang-Undang maupun
implementasi terpadu yang sejalan dengan kebijakan
SUMBER INEFFICIENCI PLN
Inffeniciensi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pemborosan atau
pemubaziran. Penyebab utama ineffisiensi dalam pemanfaatan energi adalah kebijakan harga
energi murah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini memberikan dampak negatif,
antaralain sebagai berikut :
1. Ketergantungan pada sumber energi minyak mentah. Sinyal harga yang rendah menjadi
disinsentif bagi usaha diversifikasi maupun konservasi (penghematan) energi.
2. Subsidi BBM di APBN mengancam keberlangsungan fiskal pemerintah.
3. Tidak optimalnya pemanfaatan sumber energi lain, seperti gas alam dan batubara yang
cadangannya jauh lebih besar dari minyak mentah maupun energi baru dan terbarukan.
4. Maraknya penyelundupan BBM ke luar negeri sehingga tingkat permintaan lebih tinggi
dibandingkan dengan kebutuhan nyata.
5. Maraknya kegiatan pengoplosan BBM yang merugikan negara dan konsumen umum.
Indikator lainnya yang menunjukkan terjadinya pemborosan dalam pemanfaatan energi di
Indonesia adalah intensitas energi. Intensitas energi adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi
akhir dengan PDB per kapita. Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil.
Selama ini, subsidi energi yang telah diterapkan pemerintah justru mengakibatkan pemborosan energi,
karena penggunaannya kurang optimal.
Kesadaran masyarakat untuk berhemat energi listrik masih rendah. Penggunaan listrik yang
berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan sering terjadi dikalangan masyarakat Faktor penyebab lain,
masyarakat menganggap perilaku hemat energi listrik akan mengurangi kenyamanan dan kesenangan,
dan mereka juga beranggapan isu kelangkaan energi hanyalah isu yang dipolitisasi dan kelangkaan
energi lebih disebabkan kegagalan pemerintah dalam mengelola energi.
Penggunaan listrik yang berlebihan atau boros sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
seperti lampu yang tidak dimatikan meskipun sudah pagi, lampu yang dibiarkan menyala saat sedang
tidur dan dalam entitas pendidikan sering dijumpai lupa mematikan pendingin ruangan setelah selesai
digunakan serta LCD proyektor yang dibiarkan tetap menyala meski kegiatan perkuliahan telah selesai.
Usaha Menekan Konsumsi
Pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang naik dengan
semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan
persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.
Propaganda budaya hemat energi secara konsisten Dengan hemat listrik, biaya
pembangkitan listrik akan turun hingga besarnya subsidi pun turun. PLN perlu lebih
gencar dalam melakukan propaganda budaya hemat listrik di media massa seperti cara.
pengaturan pemakaian alat listrik dan sosialisasi alat listrik hemat energi dengan harga
terjangkau. Sebenarnya langkah ini telah dilakukan PLN, tapi karena kurang konsisten
dalam pengiklanan, masyarakat kembali lupa untuk berhemat listrik. Setelah pemadaman
bergilir tentu ada penyelaan pembangkit (start up) kembali yang dalam operasinya banyak
menyedot BBM. Bila kerugian ekonomi yang diderita sangat besar tentu besar subsidi
yang dikeluarkan pun akan bertambah besar.
Penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan suatu saat, minyak
bumi dan gas alam akan habis. Dengan demikian, sebagai rencana jangka panjang, PLN
harus mengembangkan sumber energi alternatif menggunakan bahan bakar terbarukan,
khususnya panas bumi yang lebih ramah lingkungan. Melalui penggunaan energi
terbarukan ini diharapkan pula tarif listrik dapat diturunkan, sehingga subsidi untuk
listrik akan dikurangi. Mengubah kebijakan energi menjadi value added oriented
Kebijakan energi saat ini lebih cenderung pada export oriented dimana sumber energi
yang berlimpah di tanah air ini lebih diarahkan untuk ekspor sementara kebutuhan
domestik kurang tercukupi. Paradigma kebijakan energi yang dilakukan pemerintah
harus diubah dari export oriented menjadi value added oriented dimana penggunaan
sember energi harus diutamakan penggunaannya untuk mencukupi kebutuhan domestik
terutama untuk bahan bakar pembangkit listrik sehingga kebutuhan masyarakat akan
energi tercukupi.
Pengadaan sistem desentralisasi listrik UU. No. 15 Tahun 1985 menyatakan pemegang
utama bisnis dan pembangunan Ketenagalistrikan dilakukan oleh PLN. Hal ini dapat
menimbulkan inefisiensi pada pola kerja PLN. UU no. 30 Tahun 2009 menyatakan pihak
swasta dapat ikut andil dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik. Pemerintah dapat
memberi arahan pada PLN dan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit listrik
skala kecil sehingga pembangkit listrik yang akan ada menjadi banyak dan tersebar
namun tetap terinterkoneksi pada sistem jaringan listrik nasional. Restrukturisasi Tarif
Pemerintah perlu melakukan restrukturisasi tarif berdasarkan tingkat ekonomi konsumen.
Dengan demikian prinsip keadilan dapat terlaksanakan. . Selain itu, pendapatan PLN dari
tarif non subsidi kepada pelanggan golongan atas akan meningkat. Bila hal ini
terlaksanakan maka besar subsidi yang diberikan dapat diturunkan. Akhirnya, bila subsidi
listrik dapat diturunkan, maka alokasi anggaran bidang lain seperti pendidikan dan
program pemberdayaan ekonomi masyarakat akan meningkat.
Hemat Energi
=
Hemat Biaya
Thanks