Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PASAR

MONOPOLI PADA PT.PLN (PERSERO)

Eka Lestari
Muhammad Rizqi Alfareza Naryan
Nawaal Fadhlurahman
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email : ekalestarii039@gmail.com

Abstract
This research aims to analyze the impact of implementing a monopoly market on PT PLN
(Persero). The discourse regarding the electricity crisis has actually emerged since the
beginning of 2002 or the end of 2001. From that time until now, the idea emerged for the
involvement of the private sector in the management of electricity in Indonesia, which has
been monopolized by PLN. The research method used is descriptive research using a
qualitative approach. Descriptive research using a qualitative approach aims to obtain a
detailed picture of the impacts arising from the implementation of a monopoly market in the
electricity sector in Indonesia. Based on the results of research and discussion, there is an
impact on PLN where PLN, which so far is the only BUMN that manages the electricity
sector and has contributed to society at affordable prices and has also played a large role in
the national economy, based on Law no. 20 of 2002 is no longer an important branch of
production that controls the lives of many people.

Keywords: Impact of Implementing Monopoly Markets

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan pasar monopoli terhadap
PT.PLN (Persero). Wacana mengnai mengenai krisis listrik ini sebenarnya telah muncul sejak
awal tahun 2002 atau akhir tahun 2001.Pada waktu itu hingga sekarang muncul pemikiran
untuk keterlibatan pihak swasta terhadap pengelolaanketenagalistrikan di Indonesia yang
selama ini dimonopoli oleh PLN. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
deskriptif melauli pendekatan kualitatif. Penelitia deskriptif melalui pendekatan kualitatif
bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara rinci terhadap dampak yang timbul akibat
peneapan pasar monopoli pada sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, terdapat dampak yang ditimbulkan bagi PLN dimana PLN yang
selama ini merupakan satu-satunya BUMN yang mengelola sektor ketenagalistrikan dan telah
memberikan sumbangsih bagi masyarakat dengan harga terjangkau dan juga telah
memberikan peran yang besar bagi perekenomian nasional, berdasarkan UU No. 20 tahun
2002 tidak lagi merupakan cabang produksi yang penting yang menguasai hajat hidup orang
banyak.

Kata Kunci : Dampak Penerapan Pasar Monopoli

PENDAHULUAN kebutuhan listrik di Indonesia. Namun


Warga negara Indonesia faktanya, masih banyak kasus di mana
menganggap bahwa listrik merupakan mereka malah justru merugikan
kebutuhan vital bagi kehidupan sehari- masyarakat. Di satu sisi, kegiatan
hari. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh monopoli mereka dimaksudkan untuk
manusia tidak dapat terlepas dari listrik. kepentingan mayoritas masyarakat dan
Bahkan di desa terpencil sekalipun saat ini sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sudah dapat menikmati fasilitas listrik. sesuai UUD 1945 Pasal 33, namun di sisi
Namun kini, Indonesia sedang mengalami lain, tindakan PT. PLN ini justru belum
krisis listrik akibat dampak dari penerapan atau bahkan tidak menunjukkan kinerja
pasar monopoli. Listrik menjadi sesuatu yang baik dalam pemenuhan kebutuhan
yang mahal dan langka disebabkan listrik masyarakat.
ketersediaannya yang sangat terbatas. Wacana mengenai krisis listrik ini
Salah satu faktor yang menjadi pemicu sebenarnya telah muncul sejak awal tahun
kelangkaan listrik ini adalah pertumbuhan 2002 atau akhir tahun 2001. Pada waktu
akan kebutuhan tenaga listrik yang itu hingga sekarang muncul pemikiran
semakin meningkat sementara tidak untuk keterlibatan pihak swasta terhadap
diimbangi oleh usaha penyediaan tenaga pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia
listrik yang memadai. yang selama ini dimonopoli oleh PLN.
PT. Perusahaan Listrik Negara Keadaan krisis listrik yang parah
Persero (PT. PLN) merupakan Badan ditunjukkan oleh fenomena listrik padam
Usaha Milik Negara (BUMN) yang serentak se-Jawa Bali pada Rabu, 20
memiliki kewajiban untuk menyediakan Februari 2008. Hal ini terjadi karena
defisit pasokan listrik hingga 1.044 MW. Minimnya pasokan listrik sebagian
Saat itu, pemerintah bersiap untuk besar dipicu oleh stagnasi produksi PLN.
mengumumkan keadaan darurat jika defisit PLN sebagai pemasok 90% kebutuhan
mencapai 1.500 MW. listrik nasional sulit meningkatkan
Krisis listrik di Indonesia bisa produksi karena minimnya keuangan
dikatakan sudah berada dalam tahap yang perusahaan sehinggasulit diharapkan dapat
mengkhawatirkan. Di beberapa wilayah, melakukan ekspansi. Produksi PLN yang
tiada hari tanpa pemadaman listrik sudah ada juga tidak optimal dan
berlgilir. Sistem Jawa-Bali yang paling mahalkarena sebagian besar pembangkit
maju dan terinterkoneksi juga masih sering sudah tua, boros bahan bakar, kekurangan
mengalami masalah. Krisis listrik pasokan energi primer, dan sering
memuncak saat PT. Perusahaan Listrik mengalami kerusakan. PLN juga dikenal
Negara (PT. PLN) memberlakukan tidak efisien, seperti susut daya listrik yang
pemadaman listrik secara bergiliran di besar, mahalnya harga pembelian listrik
berbagai wilayah termasuk Jakarta dan swasta, tingginya kasus pencurian listrik
sekitarnya, selama periode 11-25 Juli hingga korupsi. Stagnasi ini juga dipicu
2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan oleh pembangunan listrik yang tidak
jam operasional kerja industri ke hari bervisi ke depan akibat subsidi BBM
Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua regresif membuatsebagian besar
industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan pembangkit PLN adalah pembangkit
sanksi bakal dikenakan bagi industri yang termal yang kini kian mahal. Selain mahal,
membandel. Dengan alasan klasik, PLN konversi energi bahan bakar fosil menjadi
berdalih pemadaman dilakukan akibat listrik juga sangat tidak efisien (hanya
defisit daya listrik yangsemakin parah sekitar 30%) dan tidak ramah lingkungan.
karena adanya gangguan pasokan batubara Hingga kini, sebagian besar
pembangkit utama di sistem kelistrikan produksi listrik nasional masih
Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung mengandalkan bahan bakar fosil. Kodisi
Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. PLN yang demikian ini akan menjadi
Namun, di saat yang bersamaan terjadi semakin terpuruk apabila tidak dibenahi,
juga permasalahan serupa untuk karena permintaan listrik akanterus
pembangkit berbahan bakar minyak meningkat seiring dengan pertambahan
(BBM) PLTGUMuara Tawar dan PLTGU penduduk. Pertumbuhan konsumsi listrik
Muara Karang. diperkirakan 8-10% per tahun hingga
2013. Dengan demikian krisis yang
disebabkan kesenjangan antara permintaan listrik tersebut sementara keterlibatan
dan pawaran sudah terprediksi sejak lama. swasta dalam bisnis listrik secara langsung
Beberapa dekade ini, fungsi PT. (menjadi kompetitor PLN) sulit dilakukan
PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan karena terdapat putusan Mahkamah
transmisi listrik mulai dipecah.Swasta Konstitusi (MK) No. 001-021-022/PUU-
diizinkan berpartisipasi dalam upaya I/2003 yang menyatakan bahwa UU No.
pembangkitan tenaga listrik. Sementara 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
untuk distribusi dantransmisi tetap tidak memiliki kekuatan mengikat. UU
ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 No. 20 Tahun 2002 tentang
Independent Power Producer di Indonesia. Ketenagalistrikan memiliki perbedaan
Mereka termasuk Siemens, General signifikan dengan UU No. 15 Tahun 1985
Electric, Enron, Mitsubishi, Californian tentang Ketenagalistrikan yang lama.
Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Dalam UU No.20 Tahun 2002
Co, Black & Veath Internasional, Duke dijelaskan bahwa semua pelaku usaha
Energy, Hoppwell Holding, dan masih diberikan kesempatan yang lebih luas
banyak lagi. Tetapi dalam menentukan untuk dapat masuk dalam usaha
harga listrik yang harus dibayar penyediaan tenaga listrik. Selain itu hal
masyarakat tetap ditentukan oleh PT. yang cukup berbeda ialah bahwa undang-
PLNsendiri. Artinya bahwa pihak swasta undang ini telah mengatur hal-hal yang
sangat dibutuhkan untuk ikut serta dalam terkait dalam penerapan kompetisi di
usaha penyediaan tenaga listrik di samping wilayah-wilayah tertentu. Sesungguhnya
PLN sebagai salah satu pelaksana kegiatan melalui UU No. 20 Tahun 2002 tersebut
usaha penyediaan tenaga listrik akan dimungkinkan keterlibatan swasta
diIndonesia. Hal ini dilakukan dalam menjadi pelaku usaha yang menyediakan
koridor kepentingan masyarakat luas listrik di Indonesia. Telaah terhadap
terutama dalam hal menetapkan tarif yang putusan MK tersebut menjadi menarik
dapat dijangkau masyarakat sesuai dengan dikarenakan secara tidak langsung
kemampuan ekonomi dan tingkat mendukung PLN dalam memonopoli
pendapatanmasyarakat. ketenagalistrikan di Indonesia padahal
Keberadaan PLN saat ini sangat secara prediktif pada tahun 2003 telah
mendominasi dan memonopoli tergambar akan adanya krisis listrik
ketenagalistrikan di Indonesia. Tetapi disebabkan kemampuan PLN yang tidak
keberadaannya tersebut malah tidak cukup untuk menjamin pasokan listrik se-
mampu melayani masyarakat pengguna Indonesia.
terdapat perbedaan tarif untuk golongan-
METODE PENELITIAN golongan industri. Untuk golongan industri
Metode penelitian yang digunakan kecil atau rumah tangga yang dikenakan
adalah jenis penelitian deskriptif melauli capping
pendekatan kualitatif. Penelitia deskriptif diganjar Rp803 per KWh. Sementara yang
melalui pendekatan kualitatif bertujuan tidak kena capping dikenakan Rp916 per
untuk mendapatkan gambaran secara rinci KWh. Sehingga ada disparitas harga
terhadap dampak yang timbul akibat sekitar Rp113 per KWh. Sementara untuk
peneapan pasar monopoli pada sektor golongan menengah berkapasitas tegangan
ketenagalistrikan di Indonesia. Sumber menengah sebesar Rp667 per KWh apabila
data yang digunakan dalam penelitian ini dikenakan capping dan Rp731 KWh untuk
adalah data primer dan data sekunder. yang tidak.
Perbandingan bagi industri yang
HASIL DAN PEMBAHASAN memakai capping dengan yang tidak,
Komisi Pengawas Persaingan untuk tegangan menengah sebesar 23%.
Usaha (KPPU) mengakui adanya dugaan Untuk golongan tarif untuk keperluan
pelanggaran UU No.5/1999 tentang industri besar, mereka yang dikenakan
Larangan Praktek Monopoli dan capping harus membayar sebesar Rp594
Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh PT per KWh sementara yang tidak menjadi
PLN (Persero) apabila BUMN sektor Rp605 per KWh (disparitas harga Rp11
listrik itu meneruskan kebijakan capping per KWh). Berdasarkan indikasi-indikasi
untuk TDL sektor industri. KPPU akan tersebut, KPPU akan segera melakukan
mengkaji sesuai dengan prosedur lewat pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
pemeriksaan selanjutnya. Kemungkinan berdasarkan surat yang masuk ke pihaknya
pasal yang akan dikaji KPPU ialah pasal pada 11 Januari silam.
19d di dalam Undang-Undang Nomor KPPU juga akan panggil pihak
5/1999 yang mengatur masalah yang selama ini diuntungkan dengan tarif
diskriminasi terkait penerapan tarif lebih rendah atau yang iri terhadap
terhadap para pelaku industri. Untuk itu, perbedaan harga karena mereka dikenakan
KPPU akan segera menelisik data-data beban yang lebih tinggi dibanding yang
PLN untuk melihat siapa saja pelanggan lain. Selain itu, mereka juga akan
industri yang menikmati capping dengan memanggil Pemerintah dan Kementerian
yang tidak menikmati capping. Sementara Keuangan dan Dirjen Listrik Kementerian
itu, KPPU mengakui pada 2010 memang ESDM untuk meminta pandangan dari
mereka dan akan membuktikan di akan mengurangi tingkat kesejahteraan dan
lapangan misal cek kuitansisupaya ada kemakmuran rakyat Indonesia.
fakta dan data hukum tidak hanya data
statistik. SARAN
Untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi
KESIMPULAN masyarakat secara adil dan merata,
Akibat adanya pertentangan antara sebaiknya pemerintah juga membuka
UU No.20 Tahun 2002 dengan UUD Pasal kesempatan yang luas bagi penyedia listrik
33, menimbulkan dampak yang merugikan lain baik investor swasta maupun
kepentingan bangsa, Negara dan internasional dalam persaingan usaha
masyarakat (publik) Indonesia, PLN juga ketenagalistrikan. Akan tetapi, Pemerintah
terkena dampaknya. PLN yang selama ini harus tetap mengontrol dan memberikan
merupakan satu-satunya BUMN yang batasan bagi investor tersebut, sehingga
mengelola sektor ketenagalistrikan dan tidak terjadi penyimpangan yang
telah memberikan sumbangsih bagi merugikan masyarakat. Selain itu,
bangsa, Negara, dan masyarakat yang telah Pemerintah hendaknya dapat memperbaiki
menjalankan fungsi untuk menyediakan kinerja PLN saat ini, sehingga
tenaga listrik bagi seluruh masyarakat menjadilebih baik demi tercapainya
Indonesia dengan harga terjangkau dan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat
juga telah memberikan peran yang besar banyak sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33.
bagi perekenomian nasional tidak lagi
merupakan cabang produksi yang penting DAFTAR PUSTAKA
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Maulidah, A. (n.d.). Kasus monopoli yang
Sehingga tidak ada jaminan dan kepastian dilakukan oleh perusahaan listrik
bagi seluruh masyarakat untuk negara. Scribd. https://id.scribd
memperoleh tenaga listrik dengan harga .com/document/360632791/Kasus-
terjangkau dan justru akan merugikan Monopoli-Yang-Dilakukan-Oleh-
perekonomian Negara yang pada akhirnya Perusahaan-Listrik-Negara

Anda mungkin juga menyukai